Ryn masih belum juga kalah dari Sam, begitu juga dengan Sam yang masih tidak mau mengalah dengan Ryn.
Ryn terus menyerang Sam tanpa ampun, meskipun saat ini dirinya sudah sangat kelelahan.
" Kamu rupanya sangat ahli dalam Amggar, aku memang tidak boleh meremehkan lawan." Ujar Sam.
" Jika sudah tahu, maka bagus. Lebih baik kau menjauh dari hidupku.." Ujar Ryn.
" Kau tidak mau membalaskan dendam orang tuamu yang mati di tanganku, kah??" Ujar Sam.
" Ibumu sangat mencintaimu, begitu juga ayahmu. Karena dia sangat mencintaomu dan ibumu, dia menjadi pria bodoh yang mau mundur dari posisi nya begitu saja. " Ujar Sam.
" Padahal dia adalah ketua kami saat itu. Ayahmu adalah ketua mafia DEATH yang terkenal bengis dulunya. Tapi dia menjadi begitu lemah ketika mencintai ibumu dan memilikimu sebagai putrinya." Ujar Sam lagi.
Ryn menjadi sakit kepala, karena dia mencoba mengingat seperti apa rupa kedua orang tuanya. Dan Sam memanfaatkan kesempatan itu untuk diam diam berjalan ke arah di mana pistolnya berada.
" Hahahaha.. papa tangkap Ryn.." Terlintas bayangan anak kecil yang sedang bermain.
" Ryn sayang, jika besar nanti.. bercita cita menjadi apa? " Ujar sebuah suara.
" Seperti papa, orang besar dan hebat, yang bisa melindungi mama. " Sahut anak kecil itu.
Itu adalah residual memory yang pernah di alami Ryn, atau bisa di katakan sepenggal kenangan yang tiba tiba muncul di pikiran Ryn.
Air mata Ryn berurai, ia yakin itu adalah dirinya di masa kecil. Ia akhirnya bisa mengingat sedikit kenangan yang tertinggal, dan bahkan dia bisa mengingat suara ayah kandung nya.
' Papa..' Batin Ryn.
Sementara Sam, dia berhasil mengambil senjata apinya dan tersenyum smirk.
" Apakah akhirnya kau mengingat nya? Ck.. Ck.. Ck.. sayang nya dia sudah mati." Ujar Sam.
Ryn menjadi menatap penuh kebencian kepada Sam saat ini. Sebelum nya pun sama, tapi kali ini dia seakan akan ingin memakan Sam hidup hidup. Tangan nya yang memegang pedang Anggar itu sampai gemetar hebat.
Sam menjadi sedikit ngeri melihat bagaimana tatapan Ryn saat ini.
" Ya, aku berterimakasih padamu, karena kau sudah membuatku mengingat sedikit tentang kedua orang tuaku. Dan aku menjadi memiliki alasan untuk memusnahkan dirimu juga." Ujar Ryn.
Ryn berjalan menghampiri Sam, dan Sam langsung mengarahkan senjatanya pada Ryn.
" Tembaklah, kau tidak berani?" Ujar Ryn.
" Jangan kira karena wajahmu sama dengan ibumu, aku tidak berani menembak dirimu. Kau sama mengesalkan nya seperti ayahmu." Ujar Sam.
Sam hendak menarik pelatuk, tetapi kemudian dari arah luar terdengar deru suara mesin mobil. Sam langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan lagi Ryn di hadapan nya.
Dan ketika Sam sudah berlari pergi. Ryn luruh ke lantai. Di kepalanya saat ini berputar hebat bayangan bayangan residual memory yang membuat dirinya sakit kepala.
" Ryn sayang, kita akan pindah ke tempat yang lebih bagus lagi nanti. Ryn akan sekolah di tempat yang bagus, memiliki banyak teman baru, Ryn tidak apa apa kan? " Ujar seorang wanita.
" Tidak apa apa mama. " Suara Ryn kecil.
" Ryn anak baik, mama dan papa sangat menyayangi Ryn. " Ujar wanita itu.
" Mama.." Gumam Ryn menangis.
Residual memory yang muncul di kepala Ryn tidak sepenuhnya jelas, wajah wanita itu tidak begitu terlihat jelas. Ryn memegangi kepalanya sambil menangis dalam diam.
Dan dari luar, Lars masuk bersama asisten nya, Roco. Lars menghampiri Ryn dengan langkah lebar nya srmbari membuka jas yang melekat pada tubuhnya.
" Ryn.." Ujar Lars.
Lars langsung menyelimuti tubuh Ryn yang penuh darah dengan jas nya, lalu memeluk dalam dekapan nya dengan erat.
" Tidak apa apa.. Tidak apa apa.." Gumam Lars, sembari mencium kepala Ryn.
Lars menggendong tubuh Ryn dan melangkah pergi dari sana.
" Bereskan semua ini, dan cari dalang nya." Ujar Lars
" Baik tuan muda." Ujar Roco.
' Tuan muda sangat marah.' Batin Roco.
" Ke rumah sakit." Ujar Lars pada supir nya.
" Baik tuan." ujar sang supir.
Lars masuk ke mobil, dan langsung pergi dari kediaman Ryn. Sepanjang perjalanan itu, Lars tidak sedikit pun melepaskan pelukan nya dari tubuh Ryn yang masih kesakitan dan menangis.
Hingga sampailah mereka di rumah sakit yang sama dimana Peet juga di rawat di sana. Rumah sakit langsung heboh, para dokter langsung menyambut Lars di pintu depan.
" Periksa kondisinya, sejak tadi dia kesakitan." Ujar Lars pada dokter dengan tatapan hanya tertuju pada Ryn.
Lars sangat khaatir, hingga dia meminta semua dokter dari berbagai bidang, ada disana untuk memeriksa Ryn. Lars pun menunggu di luar ruang pemeriksaan.
Sementara itu, para dokter terlihat panik, karena di pakaian dan tubuh Ryn terdapat banyak noda darah. Mereka pikir Ryn terluka parah, tetapi mereka terkejut, tidak ada sedikitpun luka di tubuh Ryn.
" Nona ini tidak terluka, tapi kenapa banyak sekali noda darah di tubuhnya?" Ujar seorang dokter.
" Sudahlah, tugas kita hanya memastikan nona ini baik baik saja. Jangan sampai kita di blacklist dan kehilangan lisensi kita." Ujar dokter yang lain.
" Tapi kenapa nona ini terus kesakitan, apa yang membuatnya kesalitan?" Ujar dokter yang sebelumnya.
" Lebih baik kita lakukan Rontgen, mungkin nona ini mengalami luka dalam." Ujar Dokter lain memberi saran.
Akhirnya, mau tidak mau Ryn di beri obat penenang. Karena jika tidak, Ryn hanya akan terus menangis kesakitan tanpa semua Dokter tahu apa penyebab nya.
" Mama.. Papa.." Gumam Ryn, sebelum hilang kesadaran.
" Apakah mungkin nona ini baru mengalami kecelakaan bersama kedua orang tuanya? Kasihan sekali, mungkin darah ini milik orang tuanya." Ujar Dokter.
Tidak akan ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena Lars begitu mudah menutup jejak.
Sementara itu di luar ruangan itu, Lars tampak sangat khawatir. Dia berjalan mondar mandir dengan wajah cemas nya.
" Kamu akan baik baik saja, Ryn.." Gumam nya.
Kenapa Lars tiba tiba ada di sana? Sebenarnya karena Lars mendapat panggilan dari Lodra, bahwa Ryn tidak ada di manapun di sudut penthose nya. Sementara Lodra sendiri sudah berada di luar kota, dan tidak mungkin untuk kembali dengan waktu cepat.
Akhirnya Lodra menghubungi Lars dan meminta Lars datang ke kediaman Paul. Lodra yakin Ryn berada di sana, karena Ryn sudah menunjukan kecurigaan nya dengan identitas nya sendiri.
Lars yang sedang berada di tengah rapat bersama beberapa karyawan nya langsung menghentikan rapat dan meninggalkan perusahaan nya begitu saja ketika mendapat panggilan dari Lodra.
Lars langsung datang ke kediaman Paul, dan benar saja.. Dia melihat banyak nya darah, dan jasad pria yang tergeletak.
Lars tercengang, dan khawatir dengan keadaan Ryn, setelah dia melihat tubuh Ryn yang ambruk di lantai, dia langsung melepaskan jas nya dan memeluk Ryn dengan segenap rasa khawatir di hatinya.
Waktu berlalu, Ryn sudah selesai di tangani dan saat ini sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Lars duduk sambil menggenggam tangan Ryn, dan tiba tiba seorang dokter masuk.
" Tuan, ini hasil Rontgen nona Ryn." Ujar Dokter.
" Bacakan." Ujar Lars tanpa melihat ke arah dokter itu.
" Tidak terdapat sedikitpun cidera di bagian tubuh nona Ryn semuanya baik baik saja, tuan." Ujar Dokter.
" Jika baik baik saja lalu bagaimana dia bisa kesakitan?" Ujar Lars dengan tatapan dingin nya menatap dokter itu.
Doktet itu langsung menciut ketakutan. Tapi apa mau di kata, nyatanya memang tidak ada sedikitpun luka dan cidera di tubuh Ryn, Ryn baik baik saja.
" Ma-maaf tuan, tapi memang tidak ada sedikitpun cidera pada nona Ryn." Ujar Dokter itu lagi.
" Keluar, kau tidak membantu sama sekali." Ujar Lars dan langsung membuang mukanya dari dokter itu.
Doktet itu langsung buru buru keluar, dia takut lisensi dokter nya di cabut seperti dokter yang menjaga Peet.
" Sebenarnya apa yang terjadi denganmu.." Gumam Lars.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Diana diana
knpa dokter tidak bisa mendeteksi sakitY Ryn . klo hilg ingatan kn biasaY hasil x Ray nya kliatan ad kejanggalan d otak . .
2024-02-19
1
Shinta Dewiana
si tua sam lolos lagi..menyebalkan
2024-01-16
1