EPS. 19. PERKELAHIAN.

Ryn mencari cari barang kali Paul menyimpan senjata atau sejenis nya, yang bisa dia gunakan untuk membuat orang orang kurang ajar itu merasakan akibatnya.

Ryn menemukan sederetan pedang yang di gunakan untuk bela diri Anggar yang terjejer rapi di dinding bagai koleksi. Kalian tau Anggar? Anggar adalah salah satu seni ilmu bela diri yang menggunakan senjata pedang.

Meski pedang itu di desain tidak terlalu tajam, tapi itu bisa menyakiti lawan jika lawan tidak menggunakan alat pelindung, yaitu jaket khusus untuk bermain Anggar.

Deretan pedang itu adalah pedang yang pernah Ryn gunakan selama dirinya berlatih Anggar sejak usia Ryn 8 tahun, hingga usia 19 tahun.

Ryn mengambil satu pedang yang sering di gunakan oleh Paul. Lalu ia berjalan menuju pintu keluar. Di luar sudah tidak terlihat lagi orang orang itu, jadi Ryn keluar dari sana.

Ryn berjalan dengan berani, dengan tatapan tegas dan dingin nya, dengan segenap amarah yang membuncah dari dalam dirinya.

" Bos itu dia!" Ujar pria yang merupakan anak buah.

Dengan gerakan gesit nya, Ryn mengayunkan pedang Anggar nya dan memukul pria itu. Gerakan Ryn sungguh tidak bisa di baca, hingga pria itu hanya bisa menerima pukulan dan kesakitan karena kerasnya Ryn menyabetkan pedang itu.

" Siapa kau bernai datang se enak hati dan menghancurkan rumah orang, huh!!" Teriak Ryn sambil memukul semua pria itu dengan membabi buta.

Ryn memuku semua orang itu tanpa ampun, hingga akhirnya semua pria itu terkapar dengan banyak luka yang mengalir darah.

" K- kau akan segera mati, cepat atau lambat." Ujar salah seorang pria yang amsuh sadar.

" Oh, tapi sebelum itu, kau akan lebih dulu menghadap Tuhan." Ujar Ryn dan mengayunkan pedang nya.

Ryn menyabetkan pedang itu ke arah leher pria tadi, sehingga darah segar pun bermuncratan keluar.

" PROK! PROK! PRIK! " Suara tepuk tangan yang begitu menggema terdengar di ruangan itu.

Ryn melirik kearah suara tepukan tangan, dan ia melihat Sam uang berdiri dengan senyum mengembang nya.

" Memang tidak di ragukan lagi, kau memang putri Wira." Ujar Sam.

Ryn mengelap noda darah milik musuh tang mengotori wajahnya, rasa asin darah bahkan terasa di bibirnya.

" Apa yang kau ucapkan, aku adalah putri Paulo Reiner, bukan Wira yang kau sebut." Ujar Ryn.

" Kau salah, nak. Ayah kandungmu adalah Wira, Wira Cornelius Reiner yang sudah mati, bukan Paulo Reiner." Ujar Sam.

" DEG.. DEG.. DEG.. " Jantung Ryn bergemuruh mendengar apa yang di ucapkan Sam.

Seandainya Ryn belum sempat membaca buku diary milik Paul, mungkin dia tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang di katakan oleh Sam.

' Jadi benar, aku bukan anak kandung papa.. ' Batin Ryn.

" Dari raut wajahmu, sepertinya kau sudah mengetahui kenyataan bahwa kau bukan putri kandung Paul." Ujar Sam dengan senyum smirk nya.

Sam menatap Ryn dari atas sampai bawah dengan tatapan tidak sopan. Tatapan Sam seolah sedang menelan*angi Ryn secara langsung.

" Lalu? Memengnya kenapa jika aku bukan putri kandung papaku? Baik aku putri kandungnya atau bukan, bagiku dia adalah papaku, satu satunya dan tidak ada yang lain." Ujar Ryn.

" Aku hanya mengakui satu papa, Paulo Reiner." Ujar Ryn.

" Hahahahaha" Tawa Sam pecah mendengar apa yang Ryn katakan.

" Memang putri Wira." Ujar Sam.

Ryn mendangar langkah seseorang dari arah belakangnya, Ryn langsung berbalik badan dan mengarahkan pedang nya pada orang itu dan..

" Ughh!!" Pria yang hendak menyerang Ryn, tertebas begitu saja.

Ryn kembali membabi buta dengan menyerang setiap anak buah Sam yang lain. Dan tanpa takut, dia menyerang mereka semua.

' Jika pun aku bukan putri kandung papa, lalu kenapa? Aku di besarkan olehnya, dia menyayangiku dengan sepenuh hatinya, papa bahkan rela mati untuk melindungiku.' Batin Ryn.

' Dia memelukku sampai di detik terakhir nafasnya, papa tidak akan tergantikan oleh siapapun. Meskipun aku bukan putri kandungnya, aku hanya mengakui papa sebagai ayahku.' Batin Ryn lagi.

Sam terlihat pias, karena semua anak buahnya kalah di tangan Ryn seorang. Ryn dengan tatapan dingin nya dan nafas memburu penuh emosi, menatap Sam saat ini.

" Sekarang giliranmu." Ujar Ryn, sambil melangkah mendekati Sam dengan langkah cepat.

Sam mengeluarkan senjata api, lalu mengarahkan nya ke arah Ryn. Dan hal itu berhasil membuat langkah Ryn terhenti.

" Coba saja, selangkah lagi kakimu melangkah aku akan menembakmu." Ujar Sam.

" Pengecut." Ujar Ryn dengan senyum remeh.

" Kau hanya selalu berdiri di belakang anak buahmu, tidak pernah berani mendekat secara langsung. Kenapa? Kau takut aku berhasil membunuhmu, kah?" Ujar Ryn.

" Baik, mari kita lihat.. Antara senjata apiku dengan pedang Anggar mu, siapa yang lebih dulu menyakiti AKH!!!" Sam kesakitan dan melemparkan senjata apinya.

Tangan nya mengeluarkan darah saat ini, gerakan Ryn sangat cepat sampai Sam tidak menyadari sama sekali Ryn mengayunkan pedangnya.

" Kau mau bicara apa lagi?" Ujar Ryn dengan pandangan bengis.

Sam tidak menyangka Ryn sudah berkembang begitu hebat. Informasi yang dia terima dari anak buahnya berbeda dengan apa yang dia hadapi saat ini.

Sam dengan susah payah bangun dan mengeluarkan belati.

" Rupanya kamu sungguh jauh berbeda dengan kabar yang aku dapat. Aku pikir kamu lemah lembut seperti ibumu, tapi kau sangat kasar seperti ayahmu." Ujar Sam.

Mendengar kata ibu, Ryn menjadi diam. Sesungguhnya dia selalu penasaran dengan ibunya, ia ingin sekali mengenal seperti apa ibunya yang telah melahirkan dirinya itu.

" Kalau begitu aku tidak memiliki cara lain untuk menangkapmu, aku terpaksa menyakitimu." Ujar Sam.

Sam mengeluarkan jurus bela dirinya. Meskipun dia sudah berumur, tapi dia masihlah seorang pemimpin mafia DEATH yang dulunya di pimpin oleh Wira ( ayah kandung Ryn. )

Sam mencopot jas nya kemudian dia mulai memasang kuda kuda. Ryn menatap penuh jijik kepada Sam, dia tua tapi tidak tahu diri.

" Tidakkah kau berpikir kau sudah bau tanah? Apa kau tidak malu dengan anak cucumu?" Ujar Ryn, dan itu membuat Sam terkekeh.

" Aku tidak memiliki istri, bagaimana bisa aku memiliki anak? Apalagi cucu. Aku hanya mencintai satu wanita saja di dunia ini, yaitu ibumu.. Tapi ibumu bodoh, dia memilih Wira." Ujar Sam.

" Aku mengajak nya baik baik untuk pergi denganku, tapi dia malah menolak mentah mentah dan mengakhiri hidupnya sendiri. " Ujar Sam.

" Jadi apakah kau yang sudah membunuh ayah kandungku?" Ujar Ryn.

" Terserah kau mau bagaimana menafsirkan nya. Yang jelas aku menginginkanmu, untuk menjadi pengganti ibumu." Ujar Sam dengan tidak tahu malu.

" Menggelikan." Ucap Ryn dan tertawa mengejek.

" Lihat dirimu baik - baik, kau tak lebih seperti kambing tua." Ujar Ryn lagi.

" Anak nakal." Ujar Sam.

Sam mendekat dan Ryn dengan gesit mengayunkan pedang Anggar nya, Perkelahian  manusia beda usia dan beda kelamin itu pun berlangsung..

TO BE CONTINUED...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***