Ryn masih di pelukan Lars saat ini, dia masih tidak bisa berkata apa apa karena Lars memeluknya sangat erat.
" L- Lars.." Gumam Ryn.
Lars langsung tersadar dan melepas pelukan nya dari tubuh Ryn.
" Maaf, aku terlalu khawatir tadi." Ujar Lars.
Entah mengapa, mendengar itu jantung Ryn berdetak tidak beraturan. Apalagi saat tadi Lars memeluknya sangat erat seakan Lars takut kehilangan dirinya.
" Kamu tahu aku di sini? Aku baru saja akan mengabarimu tadi." Ujar Ryn mencoba menetralkan debaran jantung nya.
" Roco memberi tahuku, bisakah kamu memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi?" Ujar Lars.
Ryn menjadi bingung sendiri, sejujur ya dia juga bingung siapa pria yang sudah menyusup ke kediaman nya semalam.
" Ryn..." Panggil Lars.
" Aku juga tidak tahu siapa dia, tiba tiba dia datang dan membunuh semua anak buah kakakku, dia mencariku." Ujar Ryn.
" Apakah Sam Eldrigo?" Tanya Lars, dan Ryn langsung menatap Lars dengan tatapan terkejut.
" Kamu mengenal Sam?" Tanya Ryn.
" Aku menyelidikinya. Ryn Gladys, bukankah kamu bilang kita berteman? Seorang teman akan melakukan apapun untuk teman nya, aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu, apakah kamu tahu itu?" Ujar Lars.
" Ceritakanlah padaku, kamu bisa percaya padaku, aku tidak akan pernah menyakitimu." Ujar Lars.
' Bisakah aku percaya padamu, aku bahkan tidak percaya pada diriku sendiri.' Batin Ryn.
" Aku jujur tidak tahu apa motif mereka mengincarku. Pria yang semalam menyusup ke rumahku bukan Sam, tapi orang lain." Ujar Ryn.
" Akan aku selidiki nanti, apakah kamu sudah sarapan?" Tanya Lars.
" Belum, aku menunggu kak Lodra. Dia sedang membelikan aku makanan, makanan rumah sakit tidak enak." Ujar Ryn, dan Lars tersenyum.
" Oh- ya, Lars. Aku sudah tidak akan tinggal di kediaman papa lagi, aku akan tinggal di apartemen kakak ku, di sana sudah tidak aman lagi." Ujar Ryn.
" Itu bagus, keamanan gedung apartemen lebih bagus lagi. Aku akan menempatkan beberapa pengawalku untuk menjagamu, nanti." Ujar Lars.
" Tidak perlu, Lars.." Ujar Ryn.
" Di larang menolak." Ujar Lars.
Tiba tiba pintu terbuka dan terlihat Lodra yang datang membawa makanan dan pakaian ganti untuk Ryn.
" Tuan muda Lars, anda di sini? " Ujar Lodra.
" Ya, aku mengunjungi Ryn." Ujar Lodra.
Lodra tersenyum mendengarnya, dia mungkin bisa meminta bantuan Lars untuk malindungi Ryn. Hanya Lars orang yang bisa melindungi Ryn dan memastikan kelanjutan hidup Ryn.
" Kalau begitu sekalian saja kita sarapan bersama. Aku membelikan dumpling kesukaan Ryn dan ada beberapa makanan lain nya." Ujar Lodra.
" Terimakasih.." Ujar Lars tidak menolak.
" Adik, ini baju gantimu." Ujar Lodra.
" Terimakasih kak, aku akan membersihkan diri lebih dulu." Ujar Ryn pada Lars dan Lodra.
Lodra dan Lars mengangguk, Lodra kemudian menyiapkan makanan yang dia beli dan menatanya di meja.
" Tuan muda Lars, apakah aku boleh meminta tolong satu hal kepadamu?" Ujar Lodra.
Lars mengernyit bingung, tetapi kemudian ia menganggul.
" Hal apa?" Tanya Lars.
" Ryn.." Ujar Lodra.
" Tolong lindungi dia, aku tahu aku tidak pantas mengatakan ini, tapi tidak ada orang yang lebih baik dan lebih.."
" Aku akan melakukannya, tanpa kau minta." Ujar Lars memotong ucapan Lodra.
Lodra menatap Lars, kemudian mengangguk dan tersenyum.
" Terimakasih, aku tahu anda orang yang baik. Begitu banyak orang yang mengincarnya, aku takut bahkan nyawaku tidak bisa bertahan lebih lama untuk selalu berada di sisinya." Ujar Lodra.
" Dia sebatang kara.. kami bukan sedarah, tapi aku sangat menyayanginya dan dia adalah satu satunya keluargaku yang tersisia setelah papa meninggal." Ujar Lodra lagi.
" Jadi, bisakah kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?? Ryn akan selalu dalam bahaya jika kita tidak mengambil tindakan." Ujar Lars.
Lodra terdiam, ia ingin menceritakan tapi ia takut Ryn mendengarnya.
" Kalian sedang membicarakan apa? Serius sekali " Ujar Ryn yang tiba tiba keluar dari toilet.
" Kamu sudah selesai? Kemari, duduk dan makan sarapanmu." Ujar Lars.
" Tuan Lodra, kita akan membicarakan kerja sama perusahaan kita lagi nanti." Ujar Lars, dan Lodra mengangguk.
Mereka pun akhirnya menyelesaikan sarapan mereka bersama sama, Lodra tidak pernah menyangka akan ada hari dimana dirinya bisa duduk dan sarapan bersama orang besar seperti Lars. Lars sungguh tidak sedingin yang di bicarakan orang di luar sana.
Atau mungkinkah Lars hanya menunjukan sisi baiknya pada orang orang tertentu saja? Tidak ada yang tahu jawaban nya.
'' Adik, kakak harus ke perusahaan, paman Travis menghubungi kakak untuk datang ke sana.'' Ujar Lodra dengan wajah bingung.
'' Kalu begitu pergilah, kak.. Aku tidak apa apa menunggu di sini.'' Ujar Ryn.
'' Bagaimana jika ada orang yang tidak di kenal datang?'' Ujar Lodra.
'' Ada aku, aku akan menemani Ryn.'' Ujar Lars.
'' Jangan, kamu juga harus bekerja bukan? Kalian berdua pergilah, aku sungguh tidak apa apa. Lagi pula ini siang hari, tidak kaan ada apa apa.'' Ujar Ryn.
''Tapi..''
'' Tuan muda, kita harus segera ke perusahaan, ada sesuatu terjadi di sana.'' Ujar Roco yang tiba tiba masuk.
'' Nah, kau juga sibuk.. sudah tidak apa apa, aku akan menunggu kakak di sini.'' Ujar Ryn.
'' Janji tidak pergi kemanapun? '' Tanya Lodra.
'' Hm.. cepat kakak pergi, paman Travis pasti sudah menunggu kakak. '' Ujar Ryn pada Lodra.
'' Dan kamu, Lars.. kamu juga pergilah, aku tidak apa apa. '' Ujar Ryn.
Dua pria itu ragu ragu untuk pergi karena mereka khawatir akan terjadi sesuatu pada Ryn, tapi mendengar Ryn berjanji untuk tidak pergi kemanapun, mereka akhirnya mengangguk.
'' Baiklah.. kami pergi dulu.'' Ujar Lars, dan Ryn mengangguk sambil tersenyum.
Lars dan Lodra pun keluar dari pintu kamar rawat Ryn bersamaan, Ryn melambaikan tangan nya kearah mereka berdua sambil tersenyum. Namun setelah Lars dan Lodra sudah menghilang di balik pintu, raut wajah Ryn berubah menjadi dingin.
' Aku harus kembali ke rumah dan mengambil buku diary papa.' Batin Ryn.
Ryn bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar, Ryn berniat mencari jawaban atas hal hal aneh yang dirinya alami selama ini, ia ingin memastikan juga, apakah dirinya sungguh anak kandung Paul atau bukan.
Ryn berjala di lorong koridor dan menuju ke lift, tapi saat ia hampir sampai, Ryn melihat Sam berada di sana, Ryn langsung bersembunyi di balik dinding.
' Sam, dia datang kemari.. apakah dia tahu aku di sini?' Batin Ryn.
Sam berjalan dengan dua anak buahnya yang mengiringi dirinya dari sisi kanan dan kiri, ia berjalan menuju ke tempat di mana Ryn di rawat sebelumnya. Ryn menghela nafas lega, untungnya dirinya sudah keluar dari ruangan itu.
Ryn melihat Sam yang keluar lagi dari kamar rawatnya dengan wajah kesal dan marah, dia bahkan tak segan segan memukul dua anak buahnya itu.
'' Bodoh!! Cepat cari dia, apapun yang terjadi aku mau dirinya. Jika dia keluar, dia pasti belum begitu jauh dari rumah sakit ini. '' Ujar Sam pada dua anak buahnya.
'' Baik tuan.'' Ujar kedua anak buah Sam.
Mereka semua akhirnya pergi dari sana, Ryn bernafas lega melihatnya. Baru saja dia bernafas lega, tiba tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang.
'' Umph!! '' Ryn bersuara.
'' Stt.. Ini aku, Lars.'' Ujar suara Lars. Ryn mengangguk dan Lars pun melepaskan bekapan tangan nya dari mulut Ryn.
" Kenapa kamu masih di sini?" Tanya Ryn.
" Karena aku melihat Sam datang." Ujar Lars.
Ya, Lars melihat gelagat yang mencurigakan di luar rumah sakit. Dimana ada seperti beberapa orang yang sedang mengamati sekitar sambil menatap dirinya.
Lars akhirnya memyuruh Roco saja yang pergi dari sana untuk menangani perusahaan, sementara dirinya menyelinap dari puntu belakang dan kembali ke kamar rawat Ryn.
Lars berlari dengan panik, ia khawatir akan terjadi sesuatu dengan Ryn. Tapi dia bernafas lega ketika melihat punggung gadis yang dia khawatirkan itu berada di luar kamar.
" Ayo ikut aku." Ujar Lars.
Lars menghubungi anak buahnya untuk menjemput dirinya bersama Ryn, namun menggunakan helikopter. Lars melepas jas nya dan memakaikan nya di tubuh Ryn, Ryn yang tubuhnya lebih kecil pun tenggelam dalam jas milik Lars.
" Terimakasih." Ujar Ryn ketika sudah berada di dalam lift.
" Jangan sungkan begitu padaku, jika butuh aku maka katakan saja." Ujar Lars.
Ryn menjadi tersenyum, dia menemukan lagi orang baik selain Paul dan Lodra.
" Apakah kamubtadi berniat untuk pergi dari rumah sakit?" Tanya Lars, seketika Ryn langsung tersenyum kaku.
' Peka sekali dia.' Batin Ryn.
" Kamu tidak menjawab, apakah tebakanku benar?" Ujar Lars.
" Itu.. aku terpikirkan dengan harimau dan bayi singaku, mereka pasti kelaparan tidak ada siapapun di rumah." Ujar Ryn.
" Hm.. Kalau kamu mengijinkan, aku bisa menampung mereka di halaman belakang rumahku. " Ujar Lars.
" Sungguh?? Aku pikir aku harus merelakan mereka untuk di bawa organisasi perlindungan satwa." Ujar Ryn.
" Aku bisa menampung mereka, jadi kamu masih bisa menemui mereka dengan bebas." Ujar Lars.
" Baik, terimakasih.. Sampai aku membangun rumah baru nanti, aku akan mengambilnya lagi darimu." Ujar Ryn.
Akhirnya mereka sampai di atap rumah sakit, Lars menggandeng tangan Ryn dan membantu Ryn naik helikopternya.
Helikopter itu sangat mewah, di dalamnya bahkan terdapat dapur kecil, satu kamar tidur, sofa untuk bersantai dan meja makan kecil.
Akhirnya mereka pun terbang. Itu bukan pertama kalinya Ryn menaiki helikopter, saat dulu keluar rumah dengan Paul pun, Paul sering menggunakan helikopter untuk keamanan Ryn.
" Kita mau ke mana?" Tanya Ryn.
" Aku tidak punya pilihan lain untuk mengamankanmu, jadi aku akan membawamu ke kantorku." Ujar Lars.
" Maaf sudah sering merepotkanmu." Ujar Ryn.
" Apa yang kamu bicarakan, aku suka kamu merepotkanku. Aku justru akan merasa tidak tenang jika meninggalkanmu sendirian." Ujar Lars.
Ryn menatap pria bermanik hijau di hadapannya itu, dia bahkan belum begitu lama mengenal Lars, tapi Lars selalu ada untuknya.
" Kenapa kamu baik padaku, Lars?" Tanya Ryn.
Lars menatap Ryn dengan tatapan yang dalam dan penuh kasih sayang, lalu berkata..
" Karena aku mencintaimu." Ujar Lars tanpa sedikitpun keraguan.
DEG! DEG! DEG!
Jantung dua orang itu saat ini saling berpacu dengan cepat.
" Aku mencintaimu Ryn, sejak pertama kali kita bertemu di rumah sakit." Ujar Lars.
" Rumah sakit? Aku bahkan baru bertemu denganmu saat kamu menyusup ke kediamanku." Ujar Ryn.
" Aku lebih dulu melihatmu, dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu. " Ujar Lars.
Ryn tidak bisa berkata apa apa, dia hanya diam dan memandang Lars dengan tatapan bingung.
" Kamu mungkin berpikir aku ini adalah pria yang mudah mengatakan cinta, bukan? Tapi percayalah.. Aku, selama dua puluh delapan tahun hidup di dunia, baru pertama kali ini aku mengatakan aku jatuh cinta pada seorang gadis." Ujar Lars dengan sungguh sungguh.
Lara menyentuh pipi Ryn, dan mengusapnya dengan lembut, lalu berkata..
" Maukah kamu menjadi masa depanku?" Ujar Lars.
Lars tidak meminta Ryn menjadi kekasihnya, tetapi masa depannya. Yang berarti Lars meminta Ryn menjadi pendamping hidupnya.
" Ak- aku.. "
" Jangan terburu buru, kamu berhak memilih dan memberi keputusan." Ujar Lars dan langsung memeluk Lars.
Lars tidak ingin mendengar penolakan dari Ryn, dia hanya harus berjuang lebih lagi agar bisa membuka hati Ryn untuknya. Lars akan pastikan untuk selalu membahagiakan dan berada di sekitar Ryn, agar Ryn terbiasa bersamanya.
' Tuhan, bagaimana ini? Kenapa jantungku bergemuruh begini.' Batin Ryn.
Sejujurnya dia nyaman berada di sekitar Lars, Ryn sama sekali tidak merasa risih atau terancam. Seakan dia sudsh mengenal Lars sejak lama, padahal Ryn bahkan baru kali ini memiliki teman.
Lars melepaskan pekukan nya dari Ryn, dan tersenyum.
" Akua kan membuat kamu juga mencintaiku." Ujar Lars.
Hingga akhirnya mereka sampai, helikopter itu mendarat di atas gedung perusahaan Hunter Group yang menjulang tinggi.
Semua petugas yang menyambut Lars terkejut, karena Lars turun dari helikopternya dengan menggandeng tangan seorang gadis yang sangat cantik, gadis itu bahkan mengenakan jas milik Lars, padahal Lars tidak pernah suka barang nya di sentuh orang lain.
Lars menggandeng Ryn dengan erat, seakan takut terlepas. Keduanya pun masuk ke lift dan turun menuju ruangan Lars. Tetapi... satu mata melihat, maka akan menjadi gosip di satu kantor.
Apalagi yang mereka lihat itu adalah atasan mereka, CEO mereka yang terkenal dingin dan anti perempuan saat ini sudah memiliki kekasih.
" Astaga... berita panas! berita panas!." Teriak seorang karyawan yang sebelumnya melihat Lars menggandeng tangan Ryn.
" CEO kita.. dia sudah memiliki kekasih, astaga! Aku melihatnya tadi di landasan, dia cantik sekali." Ujar pria yang sedikit kemayu.
" Apa!! " Seketika semuanya gempar.
Tentu saja gempar, para karyawan perempuan di sana selalu berdandan dan bersikap manis di dalam kantor untuk menarik perhatian Lars, tetapi ternyata banyak dari mereka justru di keluarkan secara tidak hormat.
Bahkan pernah tersebar isu bahwa Lars memiliki kelainan se*sual atau pencinta sesama jenis. Hingga tak banyak dari karyawan laki laki yang kadang bertingkah seperti perempuan agar di sukai Lars.
" Sungguh, aku melihatnya sendiri. Ternyata selama ini CEO kita normal. Aku sungguh ikut bahagia melihatnya " Ujar pria tadi.
Meski banyak yang senang dengan kabar itu, banyak juga yang patah hati tanpa sempat berjuang.
" Hari ini adalah hari patah hati sedunia, fiks!!" ujar seorang karyawan pria lain.
Sementara di seluruh perusahaan itu sedang ramaidan heboh dengan kedatangan Ryn, Ryn sendiri kini sedang di ratukan oleh Lars.
Lars membawa Ryn ke ruangan pribadinya di kantor itu, ruangan itu adalah ruangan khusus untuk Lars beristirahat atau ketika dia harus tidur di perusahaan ketika lembur.
" Istirahatlah di sini, aku akan mengabari kakak mu bahwa kamu di sini. " Ujar Lars sambil menyelimuti tubuh Ryn.
" Aku tidak sakit, kenapa kamu menyuruhku beristirahat?" Ujar Ryn
" Jadi kamu tidak mau beristirahat?" Tanya Lars, dan ryn menggeleng.
" Atau kamu mau menemaniku bekerja? Alan membosankan menungguku bekerja." Ujar Lars.
" Tidak masalah, aku akan melakukan hal lain, atau mungkin aku bisa membantumu melakukan sesuatu." Ujar Ryn.
Lars terkekeh manis mendengarnya, saat ini dirinya sungguh sedang menahan semua gejolak di dalam dirinya untuk tidak menerkam makhluk menggemaskan di hadapan nya saat ini.
" Baiklah, lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan.. Jika kamu ingin sesuatu, katakan padaku atau Roco." Ujar Lars, dan Ryn mengangguk. Lars mengusap pipi Ryn dan tersenyum.
" Kalau begitu aku kerja dulu." Ujar Lars dan berlalu dari sana. Lars tidak bisa berjanji akan bisa menahan dirinya lebih lama untuk tidak memeluk Ryn.
' Astaga, kuatkan dirimu Lars.' Batin Lars dengan wajah merah padam tanpa Ryn tahu.
TO BE CONTINUED..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Diana diana
kuatkan iman.dan Imin mu Lars . .
2024-02-19
1