Beberapa hari berlalu, akhirnya Lodra mengetahui siapa pemilik nomor ponsel yang Ryn berikan padanya. Di saat yang bersamaan juga, Lodra mendapatkan identitas pria yang dia lihat di pertemuan saat itu.
Dan lucunya, mereka berdua adalah orang yang sama. Lodra pun menyeleksi ulang para pengawal yang bekerja di Jakarta, semua anggota. Itu dilakukan untuk melihat apakah mereka juga ada yang berkhianat atau tidak.
Lodra memberitahu Paul tentang hasil pencarian nya. Saat ini, dia sedang berada di perusahaan Paul.
" Sam Eldrigo.. " Gumam Paul.
" Sepertinya dia adalah salah satu anggota tuan Wira dulunya, tuan. Kita semakin lebih dekat dengan mereka. Jika kita bisa mengetahui satu, kita akan tahu yang lain nya juga." Ujar Lodra.
" Jika saja semua bukti bukti atau catatan mengenai merwka tidak terbakar habis, pasri kita sudah menangkapnya. 15 tahun bukan waktu yang cepat, Ryn bahkan dudah tumbuh dewasa dan aku belum bisa memberikan keadilan untuk orang tua kandungnya." Ujar Paul.
' Betapa mereka saling menyayangi..' Batin Lodra.
" Kita akan memberikan keadilan untuk mereka, dan untuk Ryn. " Ujar Lodra.
" Tok.. Tok.. Tok.. "
Suara pintu di ketuk, dan masuklah Travis, sekertaris Paul.
" Tuan, kita memiliki janji temu dengan salah satu calon klien baru kita sekitar lima belas menit lagi." Ujar Travis.
" Hm, kau siapkan semuanya." Ujar Paul, Travis mengangguk lalu kembali pergi.
" Kalau begitu aku pamit pulang, tuan." Ujar Lodra, dan Paul mengangguk.
" Hati hati di jalan. " Ujar Paul.
Lodra berjalan keluar, tapi dia menatap ada keanehan di sana. Ada orang berpakaian seperti ofice boy, namun gerak geriknya mencurigakan.
Lodra mengikuti kemana pria itu pergi, dia berjalan seakan akan waspada dengan sekitar. Lodra pun semakin mempercepat langkahnya, namun saat ia hampir saja menarik bahu pria itu, seseorang menabrak dirinya.
" Maaf, tuan... " Ujar pria itu.
Lodra melihat kartu pengenal karyawan yang menggantung di leher pria itu, dan rupanya dia karyawan di kantor Paul.
" Lain kali hati hati saat berjalan." Ujar Lodra, dan langsung pergi kembali mencari ofice boy tadi.
Lodra berlari hingga ke ujung lorong untuk mengejar ofice boy tadi, tapi tidak menemukan siapapun di sana.
" Kemana perginya." Gumam Lodra, sambil berkacak pinggang.
Lodra menekan Ear piece nya dan menghubungi keamanan yang menjaga Paul.
" Dengar, ada orang mencurigakan di kantor tuan. Harap perketat penjagaan." Ujar Lodra.
Lodra melihat kesana kemari dan tetap tidak menemukan siapapun, akhirnya dia pergi dari sana.
Di sisi lain, Ryn semakin akrab dengan Lio si anak singa. Lio bahkan tidur dengan Ryn di kamar, dan tidak mau kembali ke kandang. Alhasil Ryn menyiapkan kasur pribadi untuk Lio di sisi ranjangnya.
Tiba tiba Ryn merasa jantungnya berdetak tidak karuan, perasaan nya gidak enak.
" Kenapa aku menjadi tidak tenang begini." Gumam Ryn.
Ryn mengambil ponselnya dan menghubungi Paul.
" Halo, papa dimana?" Tanya Ryn.
" Papa di kantor, nak. Ada apa, sayang?" Tanya Paul.
" Tidak ada, Ryn hanya bertanya." Ujar Ryn dan Paul terkekeh mendengarnya.
" Papa mungkin akan pulang malam, karena ada pertemuam dengan klien perusahaan." Ujar Paul.
"Oke, hati hati di jalan pa." Ujar Ryn.
" Ya, sayang.." Ujar Paul.
Ryn mengakhiri panggilan nya, tapi perasaan nya masih saja tidak enak, seperti akan terjadi sesuatu yang besar.
" Semoga hanya perasaanku saja." Gumam Ryn.
'' Lio.. ayo kita jalan jalan ke hutan, kau pasti suka disana.'' Ujar Ryn pada anak singa nya.
Di belakang kediaman Paul terdapat hutan buatan yang luas, hutan itu dulunya adalah tempat Ryn bermain dengan Mio, anjing kesayangan nya. Ryn masuk kesana tanpa penjaga yang mengikutinya, karena Lio akan menjadi galak jika ada orang lain di sekitarnya selain Ryn.
Karena hari sudah mulai sore, pemandangan di sana sangat indah. Cahaya ke emasan senja sore menembus rindangnya daun daunan pepohonan di sana.
'' Lio, ayo.. '' Teriak Ryn sambil berlari kecil.
Sesuai dugaan, Lio sangat senang berada di sana, dia berlarian kesana kemari dan melompat kesana kemari. Mereka bermain dengan riang hingga tiba tiba Lio menjadi agresif dan menyalak ke satu titik.
'' Lio, ada apa? '' Tanya Ryn.
Ryn menghampiri Lio yang saat ini sedang mengaum dengan suara kecil khas anak singanya ke suatu titik. Ryn melihat sebuah tangan pria dewasa di sana, tangan itu tampak tidak bergerak sama sekali.
Ryn memutari semak itu dan melihat seorang pria dengan wajah penuh darah tergeletak tak adarkan diri. Ryn melihat ke sekitar dengan bingung, karena hutan itu adalah hutan pribadi milik Paul, lalu dari mana pria itu masuk?
'' Dari mana pria ini masuk.'' Gumam Ryn.
Ryn mengecek denyut nadi pria itu dan rupanya masih hidup, Ryn pun langsung menyelamatkan pria itu. Dengan susah payah Ryn menyeret pria itu dan membawanya ke rumah kecil yang berada di tengah hutan itu.
'' Ugh, beratnya.. Tubuhnya terlihat kecil tapi dia berat sekali.'' Gumam Ryn.
Ryn merebahkan tubuh pria itu di atas sofa dan mengecek kondisinya. Di bagian dada pria itu ada sayatan benda tajam yang merobek kemeja pria itu, Ryn pun membuka kemeja pria itu dan melihat sayatan luka yang cukup besar.
'' Astaga, lukanya parah.'' Ujar Ryn.
Ryn langsung bergegas mencari kotak obat yang berada di rumah kecil itu, dia juga mengambil handuk dan menaruh air hangat di wadah. Untungnya rumah rumahan kecil itu lengkap dengan alat alat sederhana, memang di siapkan untuk Ryn apabila Ryn terluka saat bermain di hutan saat Ryn kecil..
Ryn membuka kemeja pria itu dan melepasnya, barulah nampak otot otot tubuh pria itu yang rupanya memiliki delapan roti sobek. Tidak heran Ryn kesulitan saat menariknya menuju rumah kecil itu. Dengan gerakan pelan, Ryn mengelap noda darah di sekitaran dada pria itu dengan handuk yang sudah di basahi dengan air hangat.
Dengan telaten Ryn melaukan nya, itu.. adalah pertama kalinya Ryn berinteraksi dengan orang asing secara langsung, karena selama ini Paul benar benar membatasi Ryn dengan hanya selal berada di rumah.
'' Ugh!!'' Lenguh pria itu.
'' Maaf, kamu terluka, jadi aku mengobatimu. Tolong tahan sebentar, ya.. ini akan sedikit perih.'' Ujar Ryn.
Pria itu hanya melenguh tapi belum membuka matanya, Ryn pun melanjutkan mengobati luka pria itu, dia berlari mondar mandir untuk mengganti air yang berwarna merah karena darah itu hingga akhirnya selesai.
'' Tinggal luka di keningnya.'' Gumam Ryn.
Ryn mengelap wajah pria itu yang berlumuran darah hingga nyaris kering dengan pelan, barulah terlihat wajah tampan pria yang Ryn selamatkan itu. Garis wajah yang tegas, hidung besar mancung, dengan alis tebal.
Setelah Ryn memperban luka di kepala pria itu, dia memberi pria itu obat penurun panas, karena tubuh pria itu saat ini sangat panas.
" Lio.." panggil Ryn.
Ryn sampai melupakan si bayi singa karena dia mengurus pria asing itu. Ryn keluar dan terlihat Lio yang sedang menggigiti daun daunan.
" Lio.. Kemari." Ujar Ryn.
Lio langsung berlari lucu menghampiri Ryn, dan Ryn pun langsung menggendong Lio.
' Bagaimana dengan dia, jika aku beri tahu papa.. Tidak, aku tidak tahu siapa pria itu, bagaimana jika nanti dia membahayakan. Biarkan saja dia di sini lebih dulu.' Batin Ryn.
Ryn kembali masuk untuk mengecek apakah pria itu sudah bangun atau tidak, Ryn berbalik dan berjalan keluar dari sana. Dan saat Ryn berjalan pergi, pria yang di selamatkan Ryn itu membuka matanya, dan yang pertama di lihat olehnya adalah siluet Ryn yang pergi menjauh.
'Siapa dia, apakah dia yang menolongku.' Batin pria itu.
' Ugh, si*l! Kepalaku berat sekali. Roco sialan, berani beraninya membuangku kemari.' Batin nya.
Dia adalah Lars, yang sedang di serang dadakan oleh musuhnya. Mereka berdua Lars dan Roco di jebak oleh sekutunya sendiri, dan hampir kehilangan nyawa.
Saat dalam pengejaran, Roco mengemudikan mobilnya hingga masuk kedalam wilayah Paul. Dan ketika musuh hampir menangkap nya, Roco mendorong Lars turun dari mobil untuk mengamankan Lars.
Lars berlari asal, karena ia melihat pagar dinding yang tinggi, dia memanjat pohon di sana, untuk melompat ke balik dinding itu. Setelah dirasa aman, dia pun merebahkan dirinya di balik semak semak.
Tapi karena luka sayatan di dadanya begitu besar, Lars akhirnya justru pingsan karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
Ryn sendiri kini kembali masuk ke rumah utamanya, dia belum melihat keberadaan Paul karena Paul mengatakan akan pulang malam.
" Nona, makan malam sudah siap." Ujar pelayan.
" Baik, terimakasih." Ujar Ryn.
Ryn duduk di meja makan besar itu sendirian. Sudah biasa bagi Ryn makan malam sendirian, karena hari harinya memang selalu sendirian.
" Umm.. Bisakah kalian siapkan satu porsi makanan dan taruh di sebuah baki? " Ujar Ryn.
" Apakah nona ingin makan di kamar?" Tanya pelayan.
" Tidak, aku ingin makan di rumah kecil." Ujar Ryn.
" Baik nona, akan saya siapkan." Ujar pelayan.
" Terimakasih." Ujar Ryn dengan senyum nya.
Satu baki penuh dengan makanan datang, berisi satu porsi steak, buah dan minuman nya.
" Mari nona, saya bawakan." Ujar pelayan.
" Tidak perlu, saya ke sana sendiri." Ujar Ryn.
" Tapi nona.."
" Tidak apa apa, kalian kerjakan yang lain saja. " Ujar Ryn, dan langsung pergi dari sana.
" Lio.. come." Teriak Ryn, dan Lio langsung mengejar Ryn pergi.
Para pelayan tersenyum melihat betapa lucunya anak singa itu berlari, Menggemaskan.
Ryn kembali masuk kedalam hutan pribadinya itu, kemudian sampai di rumah kecil. Saat Ryn membuka pintu, Lars sudah tidak ada di sofa.
" Ck! Dia pergi begitu saja." Gumam Ryn.
Ryn menaruh makanan yang ia bawa di meja kemudian dia memakan satu potong buah yang berada di baki itu.
Tiba tiba Lars muncul dari toilet, dan itu berhasil membuat Ryn tersedak karena terkejut.
" Uhuk! Uhuk! Uhuk! " Ryn terbatuk.
Lars pun ikut terkejut, bukan karena suara batuk Ryn, tapi karena itu adalah Ryn.. Gadis yang sangat ingin dia temui lagi, dan saat ini ada di hadapan nya.
" Kamu tidak apa apa?" Ucap Lars dengan nada khawatir.
Sungguh, itu adalah pertama kalinya Lars khawatir dengan orang lain selain kakeknya. Bahkan banyak wanita yang mencoba mendekat padanya pun, dia tidak pernah memberi respon.
Lars menepuk punggung Ryn, tapi Ryn masih saja terbatuk. Akhirnya Lars membelakangi Ryn seakan memeluk Ryn dari belakang. Lars menghentakan perut Ryn dengan mengangkat tubuh Ryn, dan potongan buah itu pun keluar.
" Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Ryn terbatuk.
Lars langsung memberikan segelas air yang berada di baki itu, dan Ryn langsung meminumnya. Sungguh, tersedak adalah hal yang sangat fatal bagi korban nya, jika tidak bisa tertolong kemungkinan terburuknya bisa meninggal.
" Kamu sudah baik baik saja?" Tanya Lars, dan Ryn mengangguk.
" Terimakasih." Ujar Ryn.
Lars sungguh terpesona dengan makhluk Tuhan yang saat ini berada di hadapan nya itu. Sempurna.. adalah satu kata yang pas untuk Ryn.
" Kenapa kamu muncul dari sana? Aku pikir kau sudah pergi." Ujar Ryn.
" Um, itu.. aku baru dari kamar mandi." Ujar Lars.
Ryn menatap Lars, dan dia baru melihat bahwa manik mata Lars sangat indah, yakni Hijau zamrud.
" Kau menggunakan soflens?" Ujar Ryn.
Lars terkekeh mendengarnya, bukan satu dua orang yang mengatakan demikian, tapi hampir semua orang.
" Ini warna asli mataku." Ujar Lars.
Memang aneh jika orang berparas Asia tapi memiliki warna mata selain hitam dan cokelat. Karena kebanyakan mata orang Asia adalah hitam dan cokelat.
" Terimakasih sudah menyelamatkan aku." Ujar Lars.
" Siapa kau? Apakah kau adalah mata mata?" Tanya Ryn.
Lars terkekeh lagi mendengarnya, lucu sekali gadis di hadapan nya itu.
" Jika aku adalah mata - mata, maka kamu baru saja menyelamatkan seorang mata mata?" Ujar Lars.
" Jawab saja yang jujur, jika benar kau mata - mata pun kau tidak akan keluar dengan hidup hidup." Ujar Ryn.
' Benar benar gadis idamanku, cantik, tegas, berani, dan menggemaskan.' Batin Lars.
" Aku bukan mata mata, aku hanya seorang yang kebetulan masuk ke pekarangan rumahmu untuk berlindung." Ujar Lars.
" Berlindung? Apakah kau buronan?" Tanya Ryn dengan nada menyelidik.
" Apakah kamu tidak mengenalku?" Tanya Lars.
Ryn tentu mengernyit bingung, pertanyaan nya di jawab pertanyaan. Lagi pula siapa pria di hadapan nya itu, dia tidak kenal.
" Kenapa aku harus mengenalmu? " Ujar Ryn.
' Dia benar benar tidak mengenalku, dia memang lain dari yang lain.' Batin Lars.
" Tidak apa apa, hanya bercanda. Aku di rampok, mobilku di ambil orang dan aku lari kemari untuk menyelamatkan nyawaku." Ujar Lars.
" Astaga! Kau di begal?" Ujar Ryn.
Dan itu hampir membuat Lars terbahak, tidak ada sejarahnya seorang Lars Hunter di begal.
" Um, ya.." Ujar Lars.
Lars tidak mau membuka identitasnya lebih dulu pada Ryn, ia ingin tahu lebih banyak tentang gadis idamsn nya itu.
" Ya ampun, untung Lio melihatmu, jika tidak.. "
" Lio??" Tanya Lars.
" Hm, itu dia." Ujar Ryn sembari menunjuk anak singa yang saat ini sedang mencakar caksr karpet di ruangan itu.
' Dia bahkan bermain dengan anak singa, Astaga.. ' Batin Lars tak habis pikir.
" Makanlah, itu untukmu." Ujar Ryn.
" Untukku??" Tanya Lars.
" Hm, kau demam sebelumnya, dan ini sudah malam, makanlah.." Ujar Ryn dengan senyum manis nya.
' Dia benar - benar berhati malaikat, benar - benar gadis yang aku cari.' Batin Lars terkagum kagum.
Lars mengangguk, kemudian memakan Steak yang Ryn bawakan untuknya sambil tersenyum. Baru kali ini dieinya di beri makan orang lain, dan dia bahagia.
" Ryn, sayang.." Panggil suara Paul dari luar.
" Astaga! Papa." Ujar Ryn langsung panik.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Diana diana
nah loh , ad papa Paul .
tapi aku merasa Paul akan senang dengan hadirY Lars
2024-02-19
1
syh 03
seruuuuu
2023-06-19
1