Langit menjadi mendung pagi itu, cuaca kota Bogor yang dingin itu semakin kian menjadi dingin. Hujan pun mengguyur dengan deras, Paul yang masih berada di perjalanan itu berulang kali melihat ke arah jam tangan nya, karena dia hampir telat.
" Apakah kita sudah hampir sampai?" Tanya Paul.
" Di depan adalah hotel nya, tuan." Ujar supir.
Dan ya, mereka sampai di sebuah hotel. Paul dan Travis turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam. Mereka naik ke atas, lantai 11 dimana di sana ada sebuah restaurant hotel.
" Selamat siang tuan Paul." Ujar seorang pria.
" Siang, maaf saya terlambat. " Ujar Paul.
Meskipun dia adalah orang paling kaya nomor 2 di Jakarta, tapi dia selalu merendah hati pada orang lain. Itulah sebabnya Paul banyak di sukai orang orang.
Selain di sukai, dia pun banyak yang membenci, karena Paul tidak mau menikah sampai dia tua, dan dia sudah memiliki anak yang entah siapa ibunya.
Di saat Paul sednag melakukan pertemuan itu, Ryn dan Lodra sampai di loby hotel yang sama dengan Paul. Sayangnya baik Ryn maupun Lodra tidak bisa sembarangan masuk ke sana, alhasil Ryn menunggu di loby dengan Lodra.
" Kita tunggu di mobil saja, ya? Kamu akan dalam bahaya jika berada di luar." Ujar Lodra.
" Tidak, kak.. Aku akan menunggu papa." Ujar Ryn.
Tim Lodra sudah sampai, ada sekitar 12 orang yang berada di tiga mobil. Mereka semua langsung turun dan memencar untuk melindungi Ryn dan Lodra, termasyk Paul.
Sekitar satu setengah jam mereka menunggu di Loby, dan akhirnya Paul terlihat keluar dari lift.
" Papa." Ujar Ryn.
Paul langsung menengok ketika mendengar suara Ryn, Paul tersenyum melihat akhirnya justru Ryn menyusul dirinya.
" Kamu datang kemari, sayang?" Ujar Paul. Ryn mengangguk dan langaung menghampiri Paul.
Entah ada yang sadar atau tidak, tatapan rekan kerja Paul pada Ryn terlihat seperti orang yang terkejut karena melihat hantu.
" Tuan Paul, siapa dia? " Tanya pria itu.
" Putri saya, tuan." Ujar Paul.
" Oh, rupanya putri anda. Putri anda sangat mirip dengan seseorang yang pernah saya kenal, saya sampai terkejut karena mengira dia adalah kenalan saya." Ujar pria itu sambil terkekeh kecil.
" Kalau begitu saya pamit pergi, permisi." Ujar Paul.
Pria tadi mengangguk, tapi tatapan nya terus ke arah Ryn. Ryn tentu tahu hal itu, hanya saja.. di hadapannya saat ini ada ayahnya, dia harus mempertahankan sifat lugu nya selama ada Paul.
Paul dan Ryn dan Lodra masuk ke dalam mobil, dan pergi dari hotel itu. Tim Lodra pun mengikuti sinyal GPS kemana Lodra pergi.
Karena curah hujan belum berhenti, jarak pandang pun terbatas. Tim Lodra kesulitan melihat mobil yang di naiki Lodra karena kabut tebal, dan tiba tiba sinyal mereka terputus.
" Ketua, bisa beri tahu kami posisimu? kami kehilangan jejakmu, sinyal terputus." Ujar tim Lodra menghubungi Lodra.
" Akan aku kirimkan." Ujar Lodra.
Mobil hanya bisa bergerak lambat, dan karena sisi kanan dan kiri mereka itu jurang, akhirnya Paul meminta untuk berhenti sejenak di sebuah restoran kecil tempat para wisatawan makan.
"Katakan pada papa, kenapa kamu sampai menyusul papa, sayang? Apa ada sesuatu yang membuatmu takut di Vila? " Ujar Paul sambil memotongkan makanan untuk Ryn.
" Tidak ada, Ryn hanya ingin menyusul papa, hehe.." Ujar Ryn di barengi cengiran nya.
" Anak nakal, hujan hujan begini menyusul papa. Saat di rumah papa ajak tidak mau." Ujar Paul.
Ryn hanya bisa mengengir saja, dia juga tidak bisa jujur pada Paul bahwa Paul dalam bahaya.
" Makanlah, hujan akan sangat lama berhenti." Ujar Paul, dan ryn mengangguk.
Benar saja, hingga sore menjelang.. Hujan itu tidak sedikitpun menunjukan tanda tanda akan reda, kini justru semakin lebat dan deras di sertai kilatan petir yang menyambar.
" Kita jalan saja, hujan nya tidak menunjukan tanda tanda berhenti." Ujar Paul.
Semua orang mengangguk, lalu kembali masuk ke dalam mobil. Setelah sudah kembali melaju ke jalanan, tiba tiba Ryn melihat tangan sang supir mencengkeram erat kemudi mobil.
" Kenapa kita lewat jalur ini?" Tanya Paul, Ryn semakin yakin ada yang tidak beres dengan supir itu.
" Maaf tuan, di depan ada kecelakaan." Ujar supir yang mengemudikan mobil itu.
" Tidak ada kecelakaan di depan, aku sudah memantau jalan." Ujar Lodra.
Tapi supir itu langsung melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi. Mobil itu sampai pleng ke kanan dan ke kiri karena kondisi jalan yang licin.
" Hei! Ini hujan, jangan mengebut!" Ujar Lodra.
" Siapa kau??" Tanya Ryn.
" Orang yang akan mengantar kalian ke neraka." Ujar orang itu.
" Berhenti atau aku tembak lepalamu." Ujar Lodra.
" Maka kita tetap akan mati bersama." Ujar pria itu.
'Dia nekat, siapa dia.. siapa yang mengirimnya.' Batin Ryn.
" Papa.." Gumam Ryn.
Ryn mencoba mengancam supir itu sengan menggunakan belati yang dia keluarkan dari sakunya.
" Aku minta kau berhenti atau kepalamu akan terpisah dari badanmu." Ujar Ryn.
Paul terkejut melihatnya, Lea berubah menjadi dingin dalam sekejap.
" Coba saja, aku memang di tugaskan untuk mati bersama kalian." Ujar supir itu.
" Kau tidak sayang nyawamu? Aku yakin kau memiliki keluarga, bukan? Kau tidak berpikir keluargamu akan menangis kehilanganmu jika kau mati sia sia begini?" Ujar Ryn mencoba membujuk supir itu.
Pria itu terlihat meremas setirnya, Ryn yakin dia mendengar itu dan memikirkan nya.
" Kau hanya di peralat, jika kau mau menghentikan mobil ini.. Kami akan melepasmu, atau kami bisa saja memvantumu lepas dari tuanmu." Ujar Ryn. Dan pria itu meneteskan air matanya.
" Berhentilah.. " Ujar Ryn dengan nada membujuk.
" Kalian tidak akan bisa menyelamatkan aku, jadi lebih baik kita mati bersama saja. Nona.. Anda sangat baik, semoga anda tetap selamat." Ujar pria itu.
Pria itu semakin menancap gas dan mobil menjadi kian semakin cepat.
" Hei!! berhenti!!" Teriak Lodra.
Mobil itu semakin kehilangan kendali dan semakin melaju ke arah asal. Jalanan licin itu semakin membuat mobil tergelincir.
" Di mana pengawal yang mengiring kita? Halo!! Halo!! " Teriak Lodra melalui ear piece nya.
" Percuma, mereka sudah di alihkan." Ujar pria itu.
" Apa yang kau inginkan?? Uang, atau kedudukan?" Ujar Paul.
" Kematianmu, itu yang aku inginkan." ujar pria itu.
CKKIIT!!! CKITT!! BRAK!!
' Ryn.. Maafkan papa tidak bisa menemanimu lebih lama.' Batin Paul, sambil memeluk erat Ryn, seakan melindungi tubuh Ryn.
Mobil itu menabrak pembatas jalan dan terjun bebas ke jurang. Supir itu tewas mengenaskan karena tubuhnya terhimpit antara badan mobil dan pohon.
Paul juga terlihat tidak bergerak sama sekali, dari kepalanya keluar darah segar hingga mengalir dan menetes dari dagunya ke wajah Ryn yang juga kehilangan kesadaran.
" Ugh!" terdengar Lodra yang tampak bangun.
Wajah Lodra juga di penuhi darah di tambah kakinya terhimpit, dia mengerang kesakitan.
" Tuan.. Tuan.. bangun. Ryn, adik.. Bangun." ujar Lodra sambil mencoba mengguncang tubuh Paul dan Ryn.
" Ryn, Tuan.. " Ujar Lodra lagi dengan panik.
Dengan sekuat tenaga, Lodra menarik kakinya yang terjepit dengan paksa. Dia yang duduk di depan itu ikut terhimpit pohon, hanya saja dia masih selamat dan hanya kakinya yang terjepit.
" ARRGH!!" Teriaknya.
Setelah kakinya terlepas, dia melihat sekelilingnya dan hanya kegelapan yang tampak.
" Tuan, Ryn.. Aku mohon, jangan terjadi sesuatu pada kalian." Ujar Lodra.
Dengan sekuat tenaga Lodra meraih tombol kunci dari sisi supir yang sudah tewas itu, dan terbuka. Lodra keluar dan dengan terpincang pincang, dia memutari mobil untuk mengeluarkan Paul dan Ryn dari sana.
" Ya Tuhan, ini jurang." Gumam Lodra ketika melihat posisinya saat ini di ujung tebing.
Dengan sekuat tenaga, Lodra mengeluarkan Paul dan Ryn yang masih tidak sadarkan diri. Dan setelah Paul keluar, mobil itu terjun bebas ke dasar jurang.
" Huft! Huft! Huft! Arrgghh!! " Lodra menahan sakit di kakinya itu.
" Ryn.. Ryn.. tolong sadarlah." Ujar Lodra.
Kemudian dia mengecek detak jantung Paul dan terkejut, Paul tidak bernafas.
" Tidak, aku mohon.. Jangan begini. Tuan.. Tuan.." Ujar Lodra.
Lodra melakukan pertolongan pertama dengan memompa dada Paul berharap Paul akan kembali bernafas, tapi beberapa menit berlalu Paul tidak menunnukan tanda tanda akan bernafas.
" Aku mohon, jangan begini.. Aku belum memanggilmu papa, aku mohon.." Ujar Lodra. Lodra menangis sambil menekan nekan dada Paul.
" Papa aku mohon.." Ujar Lodra, yang akhirnya memanggil Paul dengan sebutan papa.
Lodra, di selamatkan oleh Paul sekitar 5 tahun yang lalu, saat di tengah tengah kejadian berdarah. Dimana saat itu tim yang Lodra ikuti mengorbankan dirinya untuk menjadi umpan, dan pada saat itu.. Paul menyelamatkan Lodra.
Paul mengangkat Lodra sebagai anak angkatnya, karena Paul melihat potensi besar yang di miliki oleh Lodra. Tapi meski sudah di angkat menjadi anak oleh Paul, Lodra tetap memanggil Paul tuan.
Lodra tidak akan melupakan kebaikan Paul, bagi Lodra Paul adalah panutan nya dan tuan yang harus dia ikuti. Dan meski Paul meminta untuk memanggilnya papa, Lodratetap memanggilnya dengan sebutan tuan.
Lodra menangis, tapi kemudian dia melihat Ryn yang juga saat ini masih belum sadar.
" Ryn.. " Gumam Lodra, Lodra menyentuh nadi tangan Ryn, dan tersenyum karena Ryn masih hidup.
" Sukurlah.. Kamu masih hidup."Ujar Lodra.
Lodra mencari cari ponselnya di saku, namun ponselnya mati. Hujan terlihat sudah berangsur reda, dan saat itu sudah menjelang malam. Lodra mau tidak mau merangkak ke atas untuk meminta bantuan.
Lodra merangkak mencoba naik keatas untuk mencari bantuan orang yang lewat, dengan terpincang pincang dan susah payah, dia akhirnya berhasil sampai di atas.
' Tuhan, tolonglah aku.. Tolong datangkan seseorang yang lewat kemari.' Batin Lodra.
Kondisi dirinya sebenarnya parah, darah segar mengalir dari kening nya, kakinya patah dan ada robekan di bagian betisnya karena dia menarik paksa kakinya dari jepitan badan mobil.
" Tolong.. Tolong.." Teriak Lodra.
Sayangnya belum terlihat satupun mobil yang lewat ke sana. Sekitar hampir satu jam Lodra berada di pinggir jalan, dirinya sendiri sudah menggigil kedinginan dan kesakitan.
" Apa aku juga akan berakhir begini.. Tapi Ryn masih hidup, Ryn sendirian.. Tuhan, aku mohon.. Datangkan bantuan untuk kami.. Ryn masih hidup." Gumam Lodra.
Tak lama muncul sinar lampu mobil, Lodra tersenyum senang dan langsung berusaha berdiri dan berjalan ke tengah jalan untuk menghadang.
" TIN! TIN! TIN! " Klakson mobil terdengar.
" Apa orang ini mau mati.." Gumam pengemudi mobil.
" Astaga sepertinya dia kecelakaan." Ujar nya lagi dan berhenti.
Pengemudi mobil itu turun dan Lodra langsung meminta bantuan.
" Tuan, tolong panggilkan ambulance, di bawah sana ada ayah dan adik saya." Ujar Lodra sambil menunjuk ke arah jurang.
" Astaga, sebentar nak.." Ujar pria pengemudi mobil.
Pria itu menghubungi Ambulance.Tak lama Ambulance datang dan. Langsung menolong Lodra, sebagian lagi menggunakan pemadam kebakaran karena kondisinya berada di jurang.
Lodra melihat tubuh Paul yang di angkat ke atas, dan kemudian tubuh Ryn. Paul langsung di tutup kain karena dia meninggal, tapi Ryn langsung mendapatkan tindakan pertolongan.
Mereka semua akhirnya di bawa ke rumah sakit terdekat di kota Bogor, Lodra melihat tubuh Paul yang di masukan kedalam kantong jenazah kemudian ia menangis.
' Maaf, papa..' Batin Lodra kepada Paul.
Kabar kecelakaan Paul dan putrinya langsung tersebar luas ke seluruh kota, kecelakaan itu di nyatakan sebagai kecelakaan tunggal karena jalanan yang licin akibat hujan yang sngat lebat. Lodra tentu saja tidak keberatan dengan hal itu, dia tidak mau memperpanjang penyelidikan polisi tentang kecelakaan itu.
'' Pemirsa, beberapa jam yang lalu telah terjadi kecelakaan yang menewaskan seorang pengusaha kaya, Paul Reiner. Paul mengalami kecelakaan tunggal ketika melewati jalanan di daerah yang lumayang terpencil, kecelakaan itu dinyatakan sebagai kecelakaan tunggal yang menewaskan Paul dengan sang supir, sementara putrinya dinyatakan selamat dari kecelakaan itu.'' Ucap suara prempuen pembawa berita di tv.
Satu stasiun tv menyiarkan, semua stasiun lain pun menyiarkan berita yang sama.
'' Akibat curah hujan lebat dan jalanan licin, semalam telah terjadi kecelakaan tunggal yang menewaskan pengusaha sukses, Paul Reiner. Paul bersama supirnya tewas, sementara dua orang lain nya selamat, yakni putri Paul dan putra angkatnya. '' Ucap suara pria pembawa berita.
Lodra hanya memberikan keterangan yang bisa di cerna oleh naluri saja, dia tidak memberitahukan kebenaran tentang penyebab kecelakaan itu.
Alasan nya hanya satu, yakni keamanan Ryn. Lodra tahu bahwa mereka berhadapan dengan sebuah kelompok yang tidak akan bisa di sentuh oleh jalur hukum sekalipun, mereka tentu sangat lihai menyembunyikan diri mereka dengan banyak alibi.
Sementara Ryn sendiri masih belum sadar, Tidak ada luka yang fatal yang Ryn alami, karena Paul memeluknya sangat erat untuk melindungi tubuh Ryn. Ryn hanya mengalami luka goresan goresan kecil dan luka kecil di sudut bibirnya.
Di tempat lain..
Lars melihat berita itu dari tv yang saat ini dia tonton bersama sang kakek, Berita kecelakaan Paul sungguh menyita banyak perhatian media berita. Karena Paul nerupakan orang yang cukup berpengaruh dan juga banyak yang mengenal namanya sebagai pengusaha dan orang kaya nomor dua di Jakarta setelah keluarga Hunter.
'' Ryn.. apakah dia baik baik saja? '' Gumam Lars.
Lars menghubungi orang orangnya untuk mencari tahu dimana keberadaan Ryn saat ini, Lars yakin saat ini Ryn pasti sangat terpukul dan kehilangan. Meski hanya dua kali bertemu, tapi Lars seakan tidak ingin melihat gadis yang ia sukai itu menangis.
' Tolong tetaplah baik baik saja..' Batin Lars.
TO BE CONTINUED..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nur Bahagia
ini horor banget kalo bacanya ga ati2 😁
2024-09-09
1
Diana diana
hiks hiks hiks . .
2024-02-19
1
Shinta Dewiana
yaaa...sebatang kara dong ryn nya...
2024-01-15
1