Untuk Pria Yang Telah Mematahkan Hatiku
Baby, thank you.
Thank you for falling for me, cause you’re fixing me unnoticely
Thank you for making me falling for you, cause it makes me feel brand new
With the love you gave, I can finally see what I already have
Just like crossing the broken bridge with a rope, you give me hope
Just like giving the short time life an extra length, you give me strength
I should’ve kiss you now, to tell you how much you make me go wow
I should kiss you 'til we’re old, instead of trying to say what can not be told
I think I should kiss you forever, for making me better
****
And, finally. You let me go. After all my effort on you, YOU are the one who is letting me go. You freed me ... from you. From us.
I think ... it is gonna be okay. Yes, I’m gonna be okay.
But, are you really okay, heart?
****
Aku masih tak percaya akhirnya aku memilih untuk menyerah. Menyerahkan kamu pada duniamu, menyerahkan asa yang sudah aku bangun selama ini pada liang sampah. Akan kucoba kubur, meski aku harus ikut terkubur bersamanya.
Gamang, memang, awalnya. Hingga terkadang kegamanganku membuat nyata dan fatamorgana tak bertepi, menghadirkan kau di sini padahal tak ada yang terjadi. Gila-kah aku? Untuk saat ini silakan saja. Namun, tak 'kan kubiarkan kegilaan ini menggila. Kau pikir ... siapa dirimu?
****
Menjadi seorang pejuang skripsi tidaklah mudah. Sama sekali tidak mudah. Sama halnya dengan menjadi seseorang yang dilanda patah hati. Kau bahkan akan membutuhkan kerja keras ekstra dan dedikasi tinggi unuk mengerjakan salah satunya, akan tetapi, kalau keduanya terjadi dalam waktu bersamaan?
Ah, sudahlah. Jangan ditanya beratnya seperti apa. Karena jikalau saja aku tahu, aku tentu akan menghadapinya dengan sangat mudah.
Yeah, that's me. Gadis yang tengah menjadi pejuang skripsi yang juga sedang mengalami sedang patah hati. What a great luck, huh?
And, please, I don’t want to talk about it. Not now, not ever.
Lupakan!
Akhirnya aku memilih untuk menyalakan musik melalui bluetooth di car audio system dan memutar playlist dengan acak. Suara petikan gitar familier dan vokal yang mengiringi seketika memenuhi kabin mobil. Oh, come on, Destiny. Like ... really?
Kenapa Danny O'Donoghue bertanya padaku bagaimana cara bertahan jika orang yang pergi meninggalkan kita merupakan bagian terbaik yang ada dalam hidup ini? Apa yang seharusnya dikatakan di saat tenggorokan kita sedang tersekat oleh bulir-bulir perasaan sementara orang yang pergi itu bersikap biasa saja? Apa yang harus dilakukan ketika tidak hanya hati yang patah, akan tetapi rasanya tubuh ini juga ikut-ikutan rebah?
Entahlah, Mr. O'Donoghue, I don't know the answers to those gazillion dollars questions either.
Hm. Sudah saatnya mengalihkan pembicaraan sebab aku merasa mataku mulai memanas. Aku tidak boleh membiarkan air mata itu menitik. Lagi.
Baiklah. Sebaiknya aku memperkenalkan diri saja. Halo, Semua. Perkenalkan, namaku Kayra Salim, saat ini tengah berusia dua puluh tahun. Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang juga masih menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan di sebuah Universitas yang ada di ibu kota provinsi Sumatera Barat. Terdengar tidak biasa, kan? I know, I know. Karena memang begitulah kenyataannya. Aku berhasil menyelesaikan mata kuliah dengan cepat sehingga aku bisa mulai mengerjakan skripsi di awal tahun keempat, di akhir masa jabatanku sebagai ketua organisasi.
It is what it is.
Aku terlahir sebagai satu-satunya putri dalam sebuah keluarga bahagia, dengan ayah seorang pejabat pemerintahan, ibu yang akan selalu ada untuk memanjakan keluarga di rumah dengan kasih sayang dan perhatiannya serta dua orang kakak laki-laki kembar yang selalu ada untuk menjadi penjagaku di luar rumah.
Sungguh terdengar sempurna, bukan?
Namun, tidak ada di dunia ini yang benar-benar sempurna. Meskipun aku patut bersyukur karena berada di tengah-tengah keluarga yang bahagian dan saling mencintai, aku tidak bisa untuk tidak menangisi hubungan yang sudah aku lalui.
Oh, damn. Enough is enough. Aku tidak mau membahas tentang that said relationship anymore.
****
Kak Raya : Dek
Me : Iya, kakaak
Kak Raya : Kamu di mana?
Kak Raya : Kita jalan yuk
Kak Raya : Aku lagi suntuk nih
Kak Raya : Kita ketemu di Plaza satu jam lagi, OK?
Raya Rosita, Kak Raya. Senior satu jurusanku di kampus. Aku yakin semua orang setuju bahwa segala urusan yang menyangkut senior dan kampus memang terdengar agak mistis, menakutkan. Semua yang padahal hanya permintaan biasa terdengar seperti command, tak terelakkan. Bukan karena Kak Raya adalah seorang senior yang galak, akan tetapi mungkin karena aku mengenalnya sebagai senior terlebih dahulu sebelum menjadi teman seperti sekarang. Maka dari itu lebih besarlah rasa segan.
Kak Raya, begitu panggilannya, merupakan mantan ketua himpunan mahasiswa jurusan kami yang kemudian kebetulan aku gantikan—maklum, jurusan kami didominasi oleh kaum hawa. Jadi, awalnya pertemuan kami hanyalah sebatas untuk membahas masalah-masalah organisasi, hubungan profesional seorang anggota dewan istimewa dan ketua himpunan yang sedang menjabat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, intensitas pertemuan kami semakin meningkat. Bahasan yang tadinya hanya itu-itu saja merembes ke bahasan sehari-hari, belanjaan, dan perasaan. Ah, benar-benar memang. Perempuan.
“Jadi, kamu sama Harris sekarang gimana?”
Kak Raya, kenapa Kakak nanya hal itu sama aku ... sekarang? Aku hanya bisa bertanya di dalam hati. Aku sudah tidak bisa mengungkapkannya secara langsung karena ingatan ini kembali terpeleset ke kejadian di beberapa waktu yang lalu. Waktu yang sudah jauh pergi akan tetapi sesuatu itu masih terasa seperti kemarin ini terjadi.
....
“Siapa cewek ini, Ris?”
Pria itu hanya diam, bergeming. Saking terkejutnya dia, tindakannya hampir menyerupai patung. Bahkan helaan dan embusan napas yang dilakukan saja tidak jelas gerakannya. Dia pasti benar-benar tidak menyangka bahwa aku sekarang berada di depan dia, mereka.
Aku pun ikut terdiam. Tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tak menyangka bahwa aku akan pernah berada di dalam posisi seperti ini; berada di antara pria yang aku cintai dan seorang gadis yanb lain. Siapa dia? Apa yang dilakukannya di sini? Apa yang sebenarnya MEREKA lakukan di sini, BERSAMA?
“Harris, jadi sebenarnya siapa cewek ini?”
Pria yang sudah menjadi cintanya selama hampir dua tahun ini tetap tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Bahkan, rasanya, dunia di sekeliling kami turut tak mengeluarkan suara.
Tuhan, sebenarnya ada apa?
“Maaf, Kakak siapa?”
To be continued ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments