9. Gossip, Gossip Around the Street

Setelah bersiap, kami berangkat menuju ke kampus yang jaraknya hanya beberapa ratus meter. Entah kenapa aku mengabulkan permintaan Mimi untuk tidak membawa mobil karena menurutnya mencari tempat parkir akan menjadi mimpi buruk tersendiri di saat ada keramaian seperti saat sekarang ini. Aku mulai menyesali keputusanku itu.

Ditemani oleh teriknya cahaya mentari siang hari, aku dan Mimi—yang sudah berjanji dari jauh-jauh hari akan menemaniku mengambil toga karena stia tidak ada jadwal kelas sekarang—berjuang sekuat tenaga untuk menembus udara lengket dan pengap kota ini. Tak ada yang berani melawan panas dengan mencoba untuk memulai percakapan, kami terlalu sibuk berjuang bertahan hingga mencapai gedung Rektorat dengan selamat. Yah, meskipun saat sampai di sana sisa-sisa mandi tadi sudah tidak ada lagi.

Setelah menunggu lumayan lama, aku akhirnya mendapatkan seragam kelulusan itu juga. Ktami segera berlari ke salah satu tempat makan langganan kami di lingkungan kampus. Seorang wanita di belakang counter kasir tersenyum saat melihat aku dan Mimi masuk sembari celingak-celinguk mencari tempat duduk yang telah diisi oleh teman-teman kami yang lain.

Tentu saja mereka duduk di spot yang biasa kami pakai untuk makan siang di sini.

“Pesanannya yang biasa, kak?” sapa wanita yang bernama Uni Meri itu. Mimi menjadi perwakilan dari kami berdua dan mengacungkan jempol pertanda setuju. Kami pun segera bergabung dengan ketiga teman kami yang lain.

Tak lama, lima gelas es teh manis dan lima porsi pecel ayam terhidang di atas meja. Pelayan yang bernama Bang Wan yang membawanya ke meja kami. “Ini Uni Meri suruh kasih gratis satu porsi banana split untuk cewek yang mau wisuda. Selamat, yo, Kayra,” ucapnya sembari meletakkan satu mangkuk yang berisi es krim dan potongan pisang dengan berbagai macam topping itu di depanku.

"Yeay! Makasih banyak, Bang!" Aku berseru kegirangan. Di kalakian aku menengok ke arah kasir dan melambai kepada Uni Meri yang juga melihat ke arah kami.

Secepat apa makanan itu datang, secepat itu pulalah piring dan gelas itu menjadi kosong. Wide, yang sedari tadi hanya membahas hal-hal trivial soal tontonan Koreanya kini seketika terdengar lebih serius. “Eh, Kay, kamu gak merasa punya sesuatu yang mau dikasih tahu ama kita-kita gitu?"

Aku serta-merta menaikkan sebelah alisku setelah mendengar pertanyaannya. "Like what?" sahutku. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang dia maksud. Kalaupun ada yang ingin kuberi tahu, aku akan langsung memberi tahu mereka tanpa harus diberikan "kode keras" seperti ini. Kuedarkan pandangan ke arah teman-temanku yang lain. Di wajah mereka terpampang raut yang kurang lebih sama denganku; they have no idea.

Wide mengedikkan bahu. Gerakan itu disertai dengan tarikan kedua sudut bibirnya ke bawah. "Hm. Contohnya kayak apakah kamu benaran lagi deket sama bang Che. Atau bahkan soal rumor yang beredar kalau kalian sebenarnya udah jadian itu."

"Eh, serius?” Anggre menimbrung, membuat Mimi dan Lulu mulai memperhatikanku dengan lebih saksama.

Aku bisa merasakan tatapan mereka menembus kulit mukaku di kedua sisi. “Enggak, ah, Wi. Kenapa emangnya? Aku gak ngerti, deh, kenapa rumor kayak gitu bisa beredar di kampus. Padahal kan aku gak ngapa-ngapain.” Aku menjawab setelah mengembuskan napas berat. Memang benar bahwa hampir sebulanan ini kami sibuk dengan mention-mention di media sosial dan chat di WA, akan tetapi tidak ada yang terjadi lebih dari itu. Wajar saja aku heran akan the said rumor yang mengambang di segala penjuru kampus.

“Enggak apa-apa sih, Kay, kita cuma khawatir aja. Soalnya banyak cerita kalau kamu udah jadian. Kan ngeselin banget misalnya kita teman kamu paling dekat aja enggak tahu soal ini.” Kali ini Anggre yang menimpali. "Bisa rugi pajak jadian, dong!"

Aku tergelak. "Dasar kamu, Gre! Maunya ditraktir mulu," candaku. Di kemudian aku menambahkan. "Udah, gak usah dipikirin, ya. Aku sama Bang Che gak jadian. Lagian, kalau ada apa-apa pasti kalian tetap jadi orang-orang yang pertama tahu soal itu. Biasanya juga gitu, kan?” Aku berharap ucapanku ini bisa memberikan mereka sedikit ketenangan karena aku tahu, meski Wide dan Anggre membungkusnya dengan gurauan, mereka menaruh perhatian yang lebih soal "rumor" ini. Seperti tipikal sahabat, mereka hanya mengerjakan tugas dan mencemaskan keadaanku.

Ah, gosip. Itu hanya gosip yang akan pergi seperti angin lalu. Tidak ada yang perlu dicemaskan.

****

Entah siapa yang menyebarkan gosip itu dan apa motif yang mereka punya, yang jelas apa yang mereka katakan sungguh tidak beralasan. Apa yang ada dalam pikiran mereka kala aku tengah sibuk menata perasaan tak menentu ini? Apa yang mereka pedulikan? Kenapa mereka tiba-tiba begitu peduli tentang kehidupanku? Tentang apa yang aku alami?

Inilah yang selalu terjadi, bukan? Orang-orang mulai beranggapan bahwa mereka tahu benar soal apa yang terjadi di dalam hidupmu dan sedikit demi sedikit memolesnya dengan opini-opini mereka sehingga hal tersebut yang kemudian menjadi sebuah kebenaran di mata khalayak ramai. Padahal apa yang sebetulnya terjadi belum tentu seperti itu.

Awalnya aku hanya menganggapnya angin lalu, mencoba menepis sesuatu yang aneh yang kurasa di dalam dada. Namun, ketika hampir semua orang, baik yang mengenalku maupun yang benar-benar merupakan orang asing, mulai melirik-lirik ke arahku dengan senyum sumbang di bibir mereka, memandangku dengan sudut mata dan mengira bahwa aku tak akan melihatnya—Ya Tuhan! Siapa yang tidak akan sadar sedang diperhatikan oleh banyak sudut mata seperti ini?, langsung berbisik-bisik ketika aku baru saja lewat di depan mereka, kegusaranku tak terelakkan lagi. Siapa yang telah melakukan hal bodoh seperti ini? Siapa yang sudah menyebabkan semua ini? Apa kesalahan yang sudah kulakukan padanya?

Sepanjang jalan menuju kantor jurusan aku bolak-balik memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Sesuatu yang aneh di dalam dadaku lagi-lagi mencuat, terlebih setelah nama Raya seketika saja melintas di dalam benak. Apa Kak Raya setega itu padaku? Apa dia mungkin melakukan semua ini? Dari awal kan memang dia yang menginginkan kedekatan aku dan Bang Che terjadi?

Kalau iya, leluconnya kali ini benar-benar sudah kelewatan! Aku sungguh tidak suka. Jadi apa arti dari semua hal yang sudah kukatakan padanya sebelum ini? Apakah dia tidak mendengarkan? Apakah dia tidak mau mengerti?

Sedang terbenam dalam pikiran sendiri, aku dikejutkan oleh sebuah tepukan—oh, tidak, hal yang baru saja terjadi lebih tepat dikatakan sebagai pukulan—di pundakku. Saat menoleh, aku mendapatkan apa yang aku inginkan.

Siapa lagi kalau bukan Kak Raya.

Tepat sekali. Aku bukanlah orang yang menyukai konfrontasi, akan tetapi kali ini aku sungguh ingin bertanya kepadanya.

“We need to talk.” Tak pernah aku seserius ini, bahkan tidak saat membahas masalah organisasi paling genting pun bersamanya.

Melihat ekspresiku, Kak Raya terlihat agak sedikit tersentak. Heran.

“Kenapa, Neng?" tanyanya. Belum sampai sedetik kemudian, dia sudah mengibaskan tangan di depan mukaku. "Udah, ah. Bahasnya nanti aja. Yuk, kamu temenin aku makan dulu.”

What the heck? Namun, demi jawaban yang kuinginkan, aku mengikutinya tanpa melawan.

To be continued ....

Episodes
1 1. Perkenalkan Namaku Kayra
2 2. Perangkap Senioritas
3 3. Budi is Che
4 4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5 5. Ah, Sudahlah
6 6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7 7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8 8. The Nerve of This Man
9 9. Gossip, Gossip Around the Street
10 10. Meledak Sudah
11 11. Tidak Sepenuhnya
12 12. Sama Dengan
13 13. Awal Jumpa Harris
14 14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15 15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16 16. Tak Ada Tempat Lagi
17 17. Never Again
18 18. Episode Baru
19 19. I'm Loving It
20 20. Project Pertama di Rumah Kita
21 21. Winding Down in Solitude
22 22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23 23. Pelupuk Mata yang Berat
24 24. Ringan
25 25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26 26. A Walk Down Memory Lane
27 27. Hanya Sebatas Teman
28 28. Tak Disangka Tak Dinyana
29 29. Tidak Menentu
30 30. The Death of Me
31 31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32 32. They Didn't
33 33. LOL
34 34. Alex ... Alex
35 35. Rumah Pak Ramli
36 36. Ada Apa Dengan Mereka
37 37. Saved by the Airport Announcement
38 38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39 39. Aku .... Aku ....
40 40. Yes or No
41 41. Dress
42 42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43 43. Deal
44 44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45 45. I Don't Know
46 46. Oh, No. Oh, Yes.
47 47. Jatuh
48 48. Jangan Diganggu
49 49. Alex dan Segala Misterinya
50 50. Arti Tatapannya
51 51. I Think I Love You
52 52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1. Perkenalkan Namaku Kayra
2
2. Perangkap Senioritas
3
3. Budi is Che
4
4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5
5. Ah, Sudahlah
6
6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7
7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8
8. The Nerve of This Man
9
9. Gossip, Gossip Around the Street
10
10. Meledak Sudah
11
11. Tidak Sepenuhnya
12
12. Sama Dengan
13
13. Awal Jumpa Harris
14
14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15
15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16
16. Tak Ada Tempat Lagi
17
17. Never Again
18
18. Episode Baru
19
19. I'm Loving It
20
20. Project Pertama di Rumah Kita
21
21. Winding Down in Solitude
22
22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23
23. Pelupuk Mata yang Berat
24
24. Ringan
25
25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26
26. A Walk Down Memory Lane
27
27. Hanya Sebatas Teman
28
28. Tak Disangka Tak Dinyana
29
29. Tidak Menentu
30
30. The Death of Me
31
31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32
32. They Didn't
33
33. LOL
34
34. Alex ... Alex
35
35. Rumah Pak Ramli
36
36. Ada Apa Dengan Mereka
37
37. Saved by the Airport Announcement
38
38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39
39. Aku .... Aku ....
40
40. Yes or No
41
41. Dress
42
42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43
43. Deal
44
44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45
45. I Don't Know
46
46. Oh, No. Oh, Yes.
47
47. Jatuh
48
48. Jangan Diganggu
49
49. Alex dan Segala Misterinya
50
50. Arti Tatapannya
51
51. I Think I Love You
52
52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!