15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka

Kini giliran Harris yang terlihat canggung. “Yang, aku gak salah, kan? Aku pengin kamu gak merasa terbebani oleh hadiah aku ini. Ini bukan cincin tunangan, aku belum mau tunangan juga sama kamu. Eh, maksud aku, engg ... bukan berarti aku enggak serius sama kamu dan enggak mau hubungan kita ini jadi lebih serius kedepannya, ya. But, minggu lalu pas kelas aku ada kegiatan observasi ke Agam, kamu ingat kan aku pernah pamit waktu itu, aku lihat cincin ini di salah satu pengrajin. Cantik, dan benda itu bikin aku ingat sama kamu. Makanya aku beli. Makanya aku kasih sekarang ke kamu. Momennya pas banget juga sama tanggal anniversary kita.”

My, oh, my. Fly me to the moon, Harris. Bukan hanya karena dia memberikanku sebuah cincin cantik itu, akan tetapi juga karena dia mengingat tanggal jadian kami. He cannot be anymore perfect than this, right?

Aku mengangkat tangan kiriku dan mengarahkannya ke Harris. Seketika kegugupan yang dia rasakan hilang dari muka dan suaranya. Di kalakian dia memasangkan cincin cantik itu di jari manisku. Kupandangi lagi benda yang kini melingkar di jariku itu. Aku merasa jatuh cinta sekali lagi pada lelaki yang duduk di seberang meja. “Ris, ini memang bukan cincin tunangan. Don’t worry, aku juga belum mikir sejauh itu kok. Aku juga bukan bermaksud enggak serius sama kamu, asal kamu tahu aku gak pernah merasa seserius ini sama siapa pun, tapi what we’re doing is enough for me. Aku ada buat kamu dan kamu ada buat aku. Kita yang apa adanya, tanpa tekanan, enggak ada tuntutan yang terlalu berlebihan. Harris, this is perfect. You're perfect. Thank you for this year, ya, it means so much to me. I love you.”

Aku tahu aku bukanlah seseorang yang pintar mengungkapkan perasaan secara langsung. Pun aku bukan seseorang yang begitu memuja kata-kata. Apa gunanya kalimat itu tanpa ada aksi yang nyata, bukan? Lebih sering adanya tatapan mata, perhatian belaka, sentuhan-sentuhan kecil bahkan hanya sebuah senyum tulus yang berasal dari dalam jiwa lebih kusuka dan aku anggap sebagai penyentara perasaan cinta. Seperti yang sering orang-orang katakan; apa yang berasal dari hati akan sampai ke hati. Apa yang dirasakan hatiku, aku harap hati Harris juga merasakannya.

“I love you too, Sayang.”

Setahun telah membuat kami lebih mengerti bahasa satu sama lain.

....

Geko memang sangat berarti untukku. Kenangan-kenangannya mengisi hampir setiap kekosongan pikiranku. Bahkan sampai sekarang, setelah tujuh bulan delapan belas hari berlalu. And I’m still counting, his memories is still haunting me. I’m still into him.

****

Aku menyukai hal-hal kecil sederhana, akan tetapi bisa mengukir bekas yang sangat dalam dalam ingatan. Tawa yang kami bagi ketika kami terpaksa berteduh di sebuah warung yang tutup karena tiba-tiba saja turun hujan lebat. Sebuah cokelat yang sering dengan sengaja diletakkan Harris di dalam tasnya kemudian dia akan berpura-pura meminta pertolonganku untuk mengambilkan sesuatu di dalam sana. Aku tersenyum, dia pun tersenyum. Atau, sesederhana makan siang yang diantarkan saat aku terlalu sibuk untuk makan ketika mengurus keperluan kegiatan organisasi.

Meskipun semua itu adalah perhatian kecil, akan tetapi ... lihat saja bekasnya. Bahkan setelah dia mencampakkanku tujuh bulan delapan belas hari yang lalu, tak sedikit pun ingatan-ingatan itu tergerus oleh waktu.

Sudah tujuh bulan dan delapan belas hari. Namun, aku tidak sampai di mana pun. Aku jalan di tempat, tak selangkah pun aku beranjak dari tempat terakhir Harris berdiri sebelum dia berlari menjauh. Meninggalkan aku yang masih menggenggam kenangannya tanpa ampun. Meninggalkan aku bersama bayang-bayang yang akan selalu muncul bersama fajar layaknya embun.

Beep. Suara ponsel lagi dan lagi menyelamatkan aku yang hampir tenggelam dalam kegalauan. Lagi.

Kak Raya : kamu di mana?

Kak Raya : kita ketemu di tempat biasa

Kak Raya : sekarang!

Keseriusan berembus di udara. Ini masih terlalu pagi untuk sekadar nongkrong-nongkrong di kedai kopi. Atau menanggapi nafsu belanja Kak Raya yang tak bertepi. Ada apa? Apa yang sudah terjadi? Tidak ada cara lain untuk menemukan jawaban daei pertanyaanku itu selain memenuhi panggilannya.

Aku mengetik balasan sebelum beranjak ke kamar mandi.

Me : Ok. Give me 15.

Me : Kasih kabar kalau Kakak usah sampai duluan

****

Mimi dan aku memang berbagi tempat tinggal. Rumah itu kepunyaan tetangga satu komplek dengan Mama dan Papa. Ada tiga kamar; satu untukku, satu untuk Mimi, dan satu lagi untuk anak pemilik rumah. Hari ini kebetulan Mimi sedang pulang kampung karena ada acara keluarga.

Sebenarnya aku juga bisa pulang ke rumah, akan tetapi aku memilih untuk stay di sini saja. Kalian bertanya kenapa? Karena ... entahlah. Urusan skripsiku juga tinggal sedikit lagi. Beberapa revisi dan satu kali bimbingan dengan dosen lagi, aku rasa akan menuntaskan semuanya. Namun, kalau aku pulang ke rumah, aku tidak bisa menyembunyikan apa-apa dari Papa, Mama bahkan para Abang. Aku hanya belum siap untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang kualami kepada mereka.

Kak Raya sudah duduk di salah satu meja untuk empat orang. Di atas meja di depannya sudah tersedia dua cup minuman yang bisa aku tebak. Frappuccino untuknya dan another kind of frappe untukku. Di antara gelas-gelas tinggi itu terdapat beberapa potong donat dengan berbagai topping. Lagi dan lagi kami memilih gerai donat ini sebagai tempat untuk bertemu. Melihat apa yang sudah ada di atas meja, perutku mulai bereaksi. Aku jadi ingat kalau aku melewatkan sarapan untuk sampai ke sini lebih cepat. Namun, sekonyong-konyongnya gemuruh nafsu makanku kabur saat melihat guratan-guratan tidak senang di wajah Kak Raya. Aku melakukan kesalahan apa lagi kali ini?

Kak Raya membiarkan aku duduk dan mereguk iced hazelnut frappe di atas meja. Matanya mengawasi gerak gerikku dengan saksama. Setelah beberapa teguk, akhirnya aku merasa jengah. Di kalakian aku menengadah dan menantang tatapan matanya. “Ada apa, sih, Kak?”

Kak Raya tidak menanggapi.

Aku menaikkan sebelah bahu dengan tak acuh. Baiklah kalau itu maunya. Perutku terlalu lapar. Jadi aku memutuskan untuk menunggu dengan tak menyia-nyiakan apa yang sudah ada di hadapan. Kurasakan matanya tetap mengawasi aku yang mulai bergerak untuk mengambil garpu dan mulai memotong donat dengan topping coklat kacang. Kumasukkan potongan itu ke dalam mulutku.

Hm. Apa yang mereka jual di sini memang terasa begitu lezat.

“Kamu masih bisa makan saat semua orang di kampus sedang ngomongin kamu?” Kak Raya akhirnya, akhirnya, membuka suara.

Aku hanya kembali mengangkat bahu. Kenapa mereka membahas aku lagi? Belum cukup mengenyangkankah cerita yang disebar Bang Che sebelum ini? Enggak bosankah mereka membicarakan aku saja sehari-harinya?

“Cerita sama aku apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian berdua.”

Ah, benar. Hal ini menyangkut dengan Bang Che lagi ternyata. Aku benar-benar tak habis pikir. Kenapa bahan maslaah dengan cowok itu seperti tak pernah habis?

Setelah donat itu habis, aku menghirup napas dalambdan meletakkan garpu. Baiklah, hadapi saja ini. Toh, hidup adalah tentang masalah itu sendiri, bukan? “Oke. Aku akan cerita, tapi Kakak harus cerita dulu apa yang orang-orang di luar sana bilang. Then I’ll have my turn.” Bersiap, awas, dor!

To be continued ....

Episodes
1 1. Perkenalkan Namaku Kayra
2 2. Perangkap Senioritas
3 3. Budi is Che
4 4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5 5. Ah, Sudahlah
6 6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7 7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8 8. The Nerve of This Man
9 9. Gossip, Gossip Around the Street
10 10. Meledak Sudah
11 11. Tidak Sepenuhnya
12 12. Sama Dengan
13 13. Awal Jumpa Harris
14 14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15 15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16 16. Tak Ada Tempat Lagi
17 17. Never Again
18 18. Episode Baru
19 19. I'm Loving It
20 20. Project Pertama di Rumah Kita
21 21. Winding Down in Solitude
22 22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23 23. Pelupuk Mata yang Berat
24 24. Ringan
25 25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26 26. A Walk Down Memory Lane
27 27. Hanya Sebatas Teman
28 28. Tak Disangka Tak Dinyana
29 29. Tidak Menentu
30 30. The Death of Me
31 31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32 32. They Didn't
33 33. LOL
34 34. Alex ... Alex
35 35. Rumah Pak Ramli
36 36. Ada Apa Dengan Mereka
37 37. Saved by the Airport Announcement
38 38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39 39. Aku .... Aku ....
40 40. Yes or No
41 41. Dress
42 42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43 43. Deal
44 44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45 45. I Don't Know
46 46. Oh, No. Oh, Yes.
47 47. Jatuh
48 48. Jangan Diganggu
49 49. Alex dan Segala Misterinya
50 50. Arti Tatapannya
51 51. I Think I Love You
52 52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1. Perkenalkan Namaku Kayra
2
2. Perangkap Senioritas
3
3. Budi is Che
4
4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5
5. Ah, Sudahlah
6
6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7
7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8
8. The Nerve of This Man
9
9. Gossip, Gossip Around the Street
10
10. Meledak Sudah
11
11. Tidak Sepenuhnya
12
12. Sama Dengan
13
13. Awal Jumpa Harris
14
14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15
15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16
16. Tak Ada Tempat Lagi
17
17. Never Again
18
18. Episode Baru
19
19. I'm Loving It
20
20. Project Pertama di Rumah Kita
21
21. Winding Down in Solitude
22
22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23
23. Pelupuk Mata yang Berat
24
24. Ringan
25
25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26
26. A Walk Down Memory Lane
27
27. Hanya Sebatas Teman
28
28. Tak Disangka Tak Dinyana
29
29. Tidak Menentu
30
30. The Death of Me
31
31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32
32. They Didn't
33
33. LOL
34
34. Alex ... Alex
35
35. Rumah Pak Ramli
36
36. Ada Apa Dengan Mereka
37
37. Saved by the Airport Announcement
38
38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39
39. Aku .... Aku ....
40
40. Yes or No
41
41. Dress
42
42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43
43. Deal
44
44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45
45. I Don't Know
46
46. Oh, No. Oh, Yes.
47
47. Jatuh
48
48. Jangan Diganggu
49
49. Alex dan Segala Misterinya
50
50. Arti Tatapannya
51
51. I Think I Love You
52
52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!