14. Cincin Perak Bermata Merah Muda

“Oke deh kalau gitu. Kalian lanjutin berdua, ya. Aku pulangnya bareng Anggi, karena Bang Harris sekarang juga udah kuliah di sini kami jadi jarang jalan bareng. Bye, bye, lovebirds! See you when I see you.” Mina melangkah enteng ke arah pacarnya yang aku lihat sudah menunggu di pintu keluar.

Sedangkan aku? Aku hanya bisa tersenyum kaku seraya berbalik menghadap Harris yang masih saja tersenyum simpul. Oh! Oh! Berbahaya! Senyumnya itu mulai meracuni kepalaku.

Dengan sudut mata, aku bisa melihat tatapan penuh pertanyaan dari Mimi, Anggre, Wide, dan Lulu. Aduh! Apa yang harus aku katakan? Aku sendiri saja tidak tahu bahwa hal seperti ini akan terjadi.

"Ya, udah. Kalau gitu kita juga cabut, ya, Kay. Mau ada kelas lagi, nih." Mimi berkata.

Diam-diam aku mengembuskan napas, lega karena mereka, yang diwakilkan oleh Mimi, mau melepaskan masalah ini untuk sekarang. Mungkin karena mereka juga bisa melihat ketidaktahuanku terhadap apa yang terjadi. Aku menoleh ke arah dan menyetop gerakan Mimi yang ingin memelukku. "Eits, aku lagi keringatan. Acara peluk-pelukannya ditunda dulu, oke?" gurauku.

Wide memutar bola matanya dan mengangkat telapak tangan untuk aku tepuk. "Whatever. Kita juga gak mau ketempelan keringat lo kali, Kay."

"Sialan." Jadilah kami kemudian ber-high five ria.

"Okay then. Kita jalan dulu. Bye, Kay. Permisi, Bang Harris."

Sapaan dari Lulu menyadarkan aku bahwa masih ada Harris di sana. Dan aku sedang terlalu "basah" oleh keringat. Oh, no. No, no, no, no!

Namun, dang it. Tidak ada yang bisa kulakukan soal keringat dan bau badan di saat ini. Aku benar-benar berdoa kepada Tuhan agar bauku tidak seburuk yang aku bayangkan. Please, Tuhan, please. Aku tidak mau berdoa yang jelek-jelek kepada Engkau, apalagi mendoakan kejelekan bagi orang lain—aku tidak mungkin meminta agar Harris kehilangan fungsi penciumannya, bukan?. Kalau boleh aku meminta, tolong hilangkan bau badanku. Atau hilangkan saja aku sekalian dari sini sekarang.

Meskipun demikian, aku harus menghadapi kenyataan terlebih dahulu. Kenyataan dalam bentuk cowok yang gantengnya paripurna yang kini berdiri di depan. “Hai.” Aku menyapa Harris dengan kaku. Kenapa dia memilih untuk bertemu dengan aku sekarang, sih? Kan aku sedang dalam kondisi terburuk yang bisa dialami oleh wanita; berkeringat, rambut acak-acakan, muka merah, dan aku yakin tidak kece.

But, wait, wait, wait. Sejak kapan aku peduli bagaimana penampilanku di depan Harris, atau lelakiyang lain for that matter?

“Hai." Dia balas menyapa. "Kamu tadi mainnya bagus banget. Aku enggak tahu kalau kamu jago main bola basket.” Harris kembali tersenyum kepadaku.

Ah senyum itu lagi. Aku benar-benar berada dalam bahaya. “Ih, mana ada. Biasa aja aku tuh. Si Poppy yang jago, dia kan benaran atlet basket provinsi.” Aku menjawab seenaknya. “Eh, tunggu, ya. Aku beres-beres dulu. Biar kita bisa out dari sini secepatnya."

....

Namun, ketika dipikir-pikir lebih dalam lagi, sesuatu pasti terjadi karena sebuah alasan. Alasan yang membuat Harris akhirnya memutuskan untuk bertemu denganku. Alasan yang akhirnya membuat kami bertukar nomor ponsel. Alasan yang pada akhirnya membuat kami sering bertukar kabar dan menjalin komunikasi yang lebih intens. Alasan yang kemudian membuat Harris memutuskan untuk menyatakan perasaan sukanya padaku. Alasan yang membuat aku menerima perasaannya.

Alasan-alasan kecil yang mungkin saja sangat klise di awal, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih kompleks tentunya.

****

Di dalam bukunya itu, Ibnu Hazm El Andalusy juga berbagi pendapat soal kesetiaan dan pengkhianatan. Katanya, orang-orang yang mencintai cenderung lebih setia, sedangkan orang-orang yang dicintailah yang lebih banyak melakukan pengkhianatan. Sungguh, apabila orang yang dicintai tidak mencintai orang yang mencintainya dalam waktu yang bersamaan, sering sekali sebuah pengkhianatan terjadi dan tidak dapat dielakkan.

Mungkin itulah jawabannya; Harris dan aku sekarang sudah tidak saling membutuhkan lagi. Karena memang, kemudian kuketahui, bahwa Harris mulai membutuhkan sosok lain di dalam hidupnya. Aku saja tidak cukup. Harris sudah tidak hanya membutuhkan aku lagi.

Atau, mungkin, aku terlalu banyak menyalahkan Harris padahal sebenarnya akulah yang salah. Salahku terlalu mengharapkannya, menaruh hwrap pada seorang anak manusia. Salahku mencintainya dengan begitu bulat sehingga Harris menggenggam sebagian besar dari jiwaku. Salahku yang terlalu percaya bahwa mata akan dibalas mata, perhatian penuh untuk Harris akan berbalas perhatian pula dari Harris yang takkan berpaling dariku.

Aku yang terlalu mencintai, akan tetapi tidak bisa membuat dia mencintaiku.

Ah. Mungkin memang benar, semua ini salahku.

Harris, maafkan aku.

....

“Kamu lagi apa?”

Suara itu mengejutkanku. Harris baru saja kembali dari toilet. Kami sedang berada di sebuah gerai siap saji untuk menikmati makan malam. Kuliah selalu menguras tenaga dan pikiran. “Gak ada. Lagi bengong aja," jawabku asal sambil tersenyum dan membalas tatapannya.

“Jangan sering bengong sendiri, ah. Entar kamu dikira masih jomlo lagi masa orang-orang yang ngelihatin.” Harris terkekeh dan mulai menyeruput jeruk peras dingin miliknya yang masih tersisa.

“Ha-ha-ha. Lucu sekali Bapak ini,” ejekku, mengembalikan leluconnya dengan pura-pura tidak antusias.

Harris mengambil tissu dan membersihkan tangannya. Dia kemudian meraih tas yang tergeletak di atas meja di sampingnya. “Selamat satu tahun, ya, Sayang. Makasih, ya, kamu udah temanin aku dengan ikhlas selama satu tahun terakhir ini. Aku pasti nyusahin banget, kan?” Dia menggeser sebuah kotak kecil ke arahku.

Oh, my dear life. Aku yang baru saja memasukkan potongan terakhir chicken burger ke dalam mulutku mulai tersedak. Cepat-cepat kuraih gelas berisi diet coke untuk membantu potongan makanan itu meluncur dengan mulus di kerongkongan. “A-ap-apa ini, Ris?” Aku menatapnya dengan mata yang terbuka lebar.

Lelakiku itu kembali memberikan senyumannya yang memabukkan. “Hadiah buat kamu sebagai tanda ungkapan rasa syukur aku atas keberadaan kamu. Aku cuma pengen kamu tahu apa arti kamu buat aku. Buka aja.”

Aku menatap Harris tepat di titik matanya. Aku mencari sesuatu di sana, entah sesuatu yang seperti apa, akan tetapi yang kutemukan hanyalah kesungguhan. Melihat keyakinan yang ada di sana, aku jadi melambung, seperti gelembung. Ringan. Melayang ke udara.

Kurasakan tubuhku mulai gemetar, akan tetapi jelas bukan getaran yang tidak enak. Sebaliknya, apa yang aku rasa sungguh menyenangkan e. Berkali-kali tatapanku beralih dari Harris dan kotak itu. Apa yang harus kulakukan? Ini bukan kali pertama Harris memberikanku sebuah hadiah, dia adalah laki-laki yang suka memberikan barang-barang sebagai tanda cintanya, akan tetapi entah kenapa dia selalu berhasil membuatku seperti anak kecil yang merasa girang setengah mati wetelah dibelikan permen lolipop oleh siapa pun.

Melihatku, Harris lagi-lagi tersenyum sambil meraih kotak itu.

Ah, senyum itu.

Ah, kotak itu.

"Aku bantu buka, ya."

Belum lagi aku sempat mengangguk, tutup daei kotak kecil itu kini sudah menganga. Terlihatlah sebuah benda kecil dari perak berbentuk lingkaran berpermata merah muda. Aku tetap bergeming.

Oh, my goodness.

To be continued ....

Episodes
1 1. Perkenalkan Namaku Kayra
2 2. Perangkap Senioritas
3 3. Budi is Che
4 4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5 5. Ah, Sudahlah
6 6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7 7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8 8. The Nerve of This Man
9 9. Gossip, Gossip Around the Street
10 10. Meledak Sudah
11 11. Tidak Sepenuhnya
12 12. Sama Dengan
13 13. Awal Jumpa Harris
14 14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15 15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16 16. Tak Ada Tempat Lagi
17 17. Never Again
18 18. Episode Baru
19 19. I'm Loving It
20 20. Project Pertama di Rumah Kita
21 21. Winding Down in Solitude
22 22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23 23. Pelupuk Mata yang Berat
24 24. Ringan
25 25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26 26. A Walk Down Memory Lane
27 27. Hanya Sebatas Teman
28 28. Tak Disangka Tak Dinyana
29 29. Tidak Menentu
30 30. The Death of Me
31 31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32 32. They Didn't
33 33. LOL
34 34. Alex ... Alex
35 35. Rumah Pak Ramli
36 36. Ada Apa Dengan Mereka
37 37. Saved by the Airport Announcement
38 38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39 39. Aku .... Aku ....
40 40. Yes or No
41 41. Dress
42 42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43 43. Deal
44 44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45 45. I Don't Know
46 46. Oh, No. Oh, Yes.
47 47. Jatuh
48 48. Jangan Diganggu
49 49. Alex dan Segala Misterinya
50 50. Arti Tatapannya
51 51. I Think I Love You
52 52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1. Perkenalkan Namaku Kayra
2
2. Perangkap Senioritas
3
3. Budi is Che
4
4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5
5. Ah, Sudahlah
6
6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7
7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8
8. The Nerve of This Man
9
9. Gossip, Gossip Around the Street
10
10. Meledak Sudah
11
11. Tidak Sepenuhnya
12
12. Sama Dengan
13
13. Awal Jumpa Harris
14
14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15
15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16
16. Tak Ada Tempat Lagi
17
17. Never Again
18
18. Episode Baru
19
19. I'm Loving It
20
20. Project Pertama di Rumah Kita
21
21. Winding Down in Solitude
22
22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23
23. Pelupuk Mata yang Berat
24
24. Ringan
25
25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26
26. A Walk Down Memory Lane
27
27. Hanya Sebatas Teman
28
28. Tak Disangka Tak Dinyana
29
29. Tidak Menentu
30
30. The Death of Me
31
31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32
32. They Didn't
33
33. LOL
34
34. Alex ... Alex
35
35. Rumah Pak Ramli
36
36. Ada Apa Dengan Mereka
37
37. Saved by the Airport Announcement
38
38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39
39. Aku .... Aku ....
40
40. Yes or No
41
41. Dress
42
42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43
43. Deal
44
44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45
45. I Don't Know
46
46. Oh, No. Oh, Yes.
47
47. Jatuh
48
48. Jangan Diganggu
49
49. Alex dan Segala Misterinya
50
50. Arti Tatapannya
51
51. I Think I Love You
52
52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!