2. Perangkap Senioritas

Aku mengalihkan pandangan dari pria di hadapanku kepada gadis yang berdiri di sampingnya dengan hampa. Bukan pertanyaan yang aku harapkan, akan tetapi pernyataan, jawaban. Dan jelas sekali bukan dari gadis belia itu. Namun, entah kenapa aku masih bisa berpikir seperti ini. Biarlah menjawab dahulu, mungkin bisa memancing jawaban dari pertanyaanku sendiri di kemudian. Di kalakian kuulurkan tangan. “Aku Kayra Salim, Kayra. Aku pacarnya Harris.”

Bukannya menyambut uluran tanganku, gadis yang terlihat baru mengecap rasa menjadi seorang mahasiswa itu lantas menjawab dengan ... pongah. “Pacar? Bang Harris bilang dia gak punya pacar.”

Ada petir-kah di malam cerah berbintang ini? Atau aku tengah tersentrum aliran listrik bertegangan tinggi? Sedang terjun bebaskah aku dari sebuah gedung pencakar langit?

Aku betul-betul berharap demikian, akan tetapi tidak begitu kenyataannya. Kenyataan yang, jujur saja, tidak ingin aku hadapi.

Kupulangkan tatapanku pada Harris yang kini juga menantang pandanganku seraya mengerutkan dahi. Bukan karena bingung, akan tetapi lebih kepada merasa ... kesal. Lalu aku melihat ke arah gadis yang sama saja dongkolnya.

Ah ....

Sesaat kemudian aku sadar, sepertinya kehadiranku di sana memang tidak diharapkan oleh siapa pun, bahkan oleh orang yang sangat aku harapkan.

Pedih mulai menyelinap lebih dalam lagi. Kini tak hanya hati, tulang-belulang pun terasa ikut ngilu.

Kukumpulkan kesadaran yang beberapa detik lalu menjadi debu. Kuhimpun perasaan yang berdarah-darah. Kugabungkan lagi kekuatan yang sejenak tadi berada dalam titik terendah. Lalu, aku mendongak. “Oh? Kalau begitu, baiklah. Aku rasa semuanya sudah jelas. Harris, terima kasih banyak, ya.” Tak lupa kupasang senyum terbaikku, sebelum berbalik dan berlalu.

....

“Kakak, kenapa nanyain itu lagi, sih? Aku gak mau bahas, ah. Malas.”

Akhirnya aku dapat mengungkapkan apa yang ingin aku ungkapkan karena aku tidak ingin mengulang adegan yang mengikuti kenangan itu. Aku tidak ingin mengingat bagaimana hancurnya aku setelahnya, sampai-sampai aku harus berhenti menyetir dan menepikan mobil di pinggir jalan sebab sedu dan sedan yang menguasai tubuh sehingga mengguncangnya dengan hebat. Aku tidak mau mengenang lagi betapa sepinya diriku saat itu. Meraung sendiri di dalam mobil dengan mulut yang kubekap erat agar dunia tidak bisa mengetahui ratapan hati ini. Aku tidak ingin ....

Banyak yang tidak ingin aku ingat, akan tetapi aku tidak pernah berhasil untuk melupakan semua itu.

Sudah menjadi kebiasaanku pada akhir-akhir ini memang, menghindari pertanyaan-pertanyaan yang akan memporak-porandakan perasaan sendiri. Dan sudah menjadi kebiasaan Kak Raya juga memang, bertanya soal hal-hal yang menyangkut perasaan. Kadang aku merasa apa yang dilakukannya serupa pemaksaan untuk curhat.

“Eits, kamu jangan salah sangka dulu. Aku bukannya mau bikin kamu galau lagi, lho. Aku mau ngajak move on malah. Masih banyak cowok, kan? Temannya Riko kan banyak tuh? Pilih aja salah satu. Gimana? Oke, ya?” Kemudian, kalimat-kalimatnya itu ditutup dengan gelak tawa yang terdengar tak berperasaan.

Bagiku.

Namun, aku juga sedang tidak terlalu ingin untuk mengkonfrontasi Kak Raya soal itu. Aku tidak ingin melakukan apa pun sekarang sebenarnya. “Iyaaaaaa,” ucapku tanpa perhatian sambil mengalihkan pandangan ke jendela yang ada di samping tempat duduk kami.

Apa susahnya cuma bilang iya, bukan?

****

Aku berlari-lari kecil menuju kumpulan beberapa wanita dewasa muda itu. Terlalu bersemangat untuk segera mendekap setelah sekian hari tak bertemu. Mereka-lah sahabat-sahabatku. Sosok yang sudah menemaniku hampir selama tiga tahun ini. Lulu, Anggre, Mimi, dan Wide. Lulu dan Anggre merupakan penduduk asli kota Padang. Hanya aku dan Mimi yang berasal dari luar kota dan menjadi anak kos di rumah yang sama. Meskipun memiliki jurusan yang berbeda-beda, secara ajaib kami bisa menjaga persahabatan yang terjalin sejak pertama kali kami bertemu di kegiatan orientasi mahasiswa yang diadakan oleh universitas.

Sebelumnya kami sudah membuat janji untuk bertemu di depan gerbang kampus. Hari ini akan kami habiskan dengan jalan-jalan seharian. Karena kesibukan yang menggunung untuk kelas masing-masing dan skripsiku—ya, mereka masih menyelesaikan mata kuliah mereka, kami jadi jarang sekali bertemu. Maka dari itu, wajar saja rasanya kalau aku lebih memilih jalan-jalan bersama mereka daripada mengurusi organisasi atau hal semacamnya. Dan, seperti sebelum-sebelumnya, kami menjadikan Bukittinggi sebagai kota pelarian. Orang-orang yang sudah jenuh dengan suasana Kota Padang yang panas dan sibuk mungkin akan setuju betul dengan kami.

****

....

Retak bumi kini kutempuh. Tatkala kekecewaan itu datang, semakin terasalah retakan itu merekah, sedikit lagi menenggelamkan asa. Apa yang harus aku lakukan?

“Aku menyayanginya, Sayang, maafkan aku.”

Aku hanya bisa diam saja, menatap mata pria di hadapanku, yang kucintai sepenuh isi dada.

“Sayang, aku mohon. Kamu ngomong, jangan diam aja. Aku jadi bingung kalau kamu diam terus kayak gini. Asal kamu tahu, aku juga masih sayang banget sama kamu. Aku tetap sayang kamu, Kay.”

Bumi yang retak itu kemudian bergetar dengan hebat. Menghancurkan asa dan rasa yang selama ini bersemayam di jiwa. Batinku seketika merintih, tak tahan akan perih.

Tanpa sepatah kata pun, aku berlalu (lagi).

....

****

“Kamu temenin aku belanja dulu, habis itu baru kita nongkrong. Oke?”

“Siap, laksanakan, Senior!”

Lagi. Hari ini terjadi seperti beberapa kesempatan sebelumnya, aku terjebak di dalam perangkap Kak Raya yang awalnya mengajak bertemu dengan alasan bosan, akan tetapi pada akhirnya dia mengaku, “Temenin aku belanja persiapan wisuda, ya?” Kalimatnya pun tidak lupa diakhiri oleh kekehan khas miliknya.

Jebakan macam apa ini?

Paling menyebalkan memang, menemani seorang wanita untuk berbelanja di saat kita tidak punya mentahan untuk dibelanjakan. Mentah yang kumaksudkan di sini adalah niat, ya, niat untuk ke luar dari kamar, niat untuk ke luar dari rumah. Dan itu yang sedang terjadi padaku. Kak Raya, yang notabene-nya juga wanita pasti mengetahui fakta ini, dan mungkin itulah sebabnya dia mengatur strategi untuk menjebakku seperti yang sudah dilakukan.

Duh. Sungguh menyebalkan. Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Puas berlama-lama di satu toko, kami kemudian bergerak ke toko yang lain, dan yang lyang lain, lalu yang lain lagi hingga ... setelah tiga jam penjelajahan itu akhirnya selesai juga. Oh, terima kasih banyak, Tuhan.

“Terima kasih banget, ya, Dedek, kamu udah mau temenin Kakak seharian ini. Sepatu sama bajunya banyak yang lucu-lucu, kan, ya?" Dia kemudian terkekeh lagi. "Duh, haus. Capeknya juga baru kerasa. Kamu mau pesen apa? Aku yang traktir.”

Tiga kata terakhir, aku yang traktir. “Emang seharusnya Kakak yang traktir, kan?” Aku menyahut dengan setengah bercanda, akan tetapi lebih banyak seriusnya, sih. Dia yang seharusnya mentraktir karena dia sudah dengan sadar menjebakku ke dalam perangkap senioritas ini.

Huft.

To be continued ....

Episodes
1 1. Perkenalkan Namaku Kayra
2 2. Perangkap Senioritas
3 3. Budi is Che
4 4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5 5. Ah, Sudahlah
6 6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7 7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8 8. The Nerve of This Man
9 9. Gossip, Gossip Around the Street
10 10. Meledak Sudah
11 11. Tidak Sepenuhnya
12 12. Sama Dengan
13 13. Awal Jumpa Harris
14 14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15 15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16 16. Tak Ada Tempat Lagi
17 17. Never Again
18 18. Episode Baru
19 19. I'm Loving It
20 20. Project Pertama di Rumah Kita
21 21. Winding Down in Solitude
22 22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23 23. Pelupuk Mata yang Berat
24 24. Ringan
25 25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26 26. A Walk Down Memory Lane
27 27. Hanya Sebatas Teman
28 28. Tak Disangka Tak Dinyana
29 29. Tidak Menentu
30 30. The Death of Me
31 31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32 32. They Didn't
33 33. LOL
34 34. Alex ... Alex
35 35. Rumah Pak Ramli
36 36. Ada Apa Dengan Mereka
37 37. Saved by the Airport Announcement
38 38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39 39. Aku .... Aku ....
40 40. Yes or No
41 41. Dress
42 42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43 43. Deal
44 44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45 45. I Don't Know
46 46. Oh, No. Oh, Yes.
47 47. Jatuh
48 48. Jangan Diganggu
49 49. Alex dan Segala Misterinya
50 50. Arti Tatapannya
51 51. I Think I Love You
52 52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1. Perkenalkan Namaku Kayra
2
2. Perangkap Senioritas
3
3. Budi is Che
4
4. Way to Get Over Someone is to Get On with Another
5
5. Ah, Sudahlah
6
6. Aku Turuti Keinginan Kamu
7
7. Hilang Rasa Tinggallah Hampa
8
8. The Nerve of This Man
9
9. Gossip, Gossip Around the Street
10
10. Meledak Sudah
11
11. Tidak Sepenuhnya
12
12. Sama Dengan
13
13. Awal Jumpa Harris
14
14. Cincin Perak Bermata Merah Muda
15
15. Bekas Tindakan Sederhana yang Membawa Petaka
16
16. Tak Ada Tempat Lagi
17
17. Never Again
18
18. Episode Baru
19
19. I'm Loving It
20
20. Project Pertama di Rumah Kita
21
21. Winding Down in Solitude
22
22. Pentingnya Menjalin Persahabatan Sejak Awal
23
23. Pelupuk Mata yang Berat
24
24. Ringan
25
25. Meet Up, Meet Up, Meet Up
26
26. A Walk Down Memory Lane
27
27. Hanya Sebatas Teman
28
28. Tak Disangka Tak Dinyana
29
29. Tidak Menentu
30
30. The Death of Me
31
31. Unexpected and Unbelievable Encounter
32
32. They Didn't
33
33. LOL
34
34. Alex ... Alex
35
35. Rumah Pak Ramli
36
36. Ada Apa Dengan Mereka
37
37. Saved by the Airport Announcement
38
38. Take-Off Scare and Trauma Masa Lalu
39
39. Aku .... Aku ....
40
40. Yes or No
41
41. Dress
42
42. Emas dan Makanan di Restoran Mewah
43
43. Deal
44
44. A Jealous Not Ex-Boyfriend
45
45. I Don't Know
46
46. Oh, No. Oh, Yes.
47
47. Jatuh
48
48. Jangan Diganggu
49
49. Alex dan Segala Misterinya
50
50. Arti Tatapannya
51
51. I Think I Love You
52
52. Untuk Pria yang Telah Mematahkan Hatiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!