Bukan pilihan tapi paksaan

"Saya punya pilihan untuk mu, Arumi. Menikah sekarang atau besok dengan putra saya?" Ucap Tuan Brandon yang berhasil membuat keduanya terperangah.

Ekspresi Barra benar-benar terkejut dengan ucapan sang Daddy yang memberikan pilihan yang tak main-main. Pilihan yang sangat berkaitan dengan hidupnya.

"Mom, apa Daddy dalam keadaan sehat?" Tanya Barra pada sang Mommy yang malah tersenyum mendengar pertanyaan putranya.

"Pertanyaan macam apa yang kau lontarkan pada Mommy mu,Barra. Jika Daddy sakit tentunya Daddy tak akan ada di sini, tapi ada di rumah sakit." Sahut Tuan Brandon.

"Oh, ayolah Daddy. Kenapa Daddy memberikan pilihan pada Arumi yang membuat ku harus menikahinya secepat ini? Aku sungguh tidak mencintainya." Tolak Barra yang membuat Arumi menundukkan kepalanya.

Arumi meremat kencang baju yang ia kenakan. Bertanda jika ia sedang menahan rasa kesedihannya. Kenapa dan kenapa kehadirannya selalu saja tidak diterima oleh orang lain? Kenapa dan kenapa tidak mudah orang lain untuk menerima kehadiran dirinya? Apakah sehina dan seburuk itukah dirinya, hingga selalu mendapatkan penolakan dari orang-orang terdekatnya.

"Barra! Jika kamu tidak mencintainya, kenapa kamu sentuh dia?" Pekik Miranda yang tak suka dengan penolakan Barra yang mengatas namakan cinta.

"E-eee..i-itu---" Barra kikuk tak bisa menjawab.

"Itu apa, hah? Kalau kamu melecehkan wanita, sama saja kamu sedang melecehkan Mommy, ibu yang melahirkan mu." Omel Miranda yang membuat Barra menghembuskan nafas beratnya.

"Iya-iya. Baiklah aku akan menikahinya. Lagi pula aku tak bisa tidur jika dia tak ada disamping ku." Jawab Barra yang akhirnya menyetujui keinginan kedua orang tuanya.

Mendengar jawaban putranya, Tuan Brandon kembali menanyakan kesediaan Arumi untuk dinikahi putranya.

"Bagaimana Arumi, kamu mau dinikahkan sekarang atau besok?"

"Sa-saya, bagaimana Tuan Brandon dan Pak Barra saja." Jawab Arumi yang tak bisa menolak penawaran Tuan Brandon untuk menjadikan dirinya menantu di keluarganya.

Bukan tanpa sebab, Arumi dalam keadaan terdesak, dimana Tuan Brandon mengatakan jika dirinya tak mau dinikahkan oleh Barra. Maka dia akan di pidanakan karena telah menabrak Tuan Marco. Pria yang dianiaya Barra pada malam itu.

"Good. Jawaban yang sangat bagus." Tuan Brandon tersenyum mendengar jawaban Arumi.

"STEVE!!" pekik Tuan Brandon yang memanggil asistennya.

"Ya Tuan." Jawab Steve yang menunduk patuh.

"Jemput keluarga Abimanyu kesini, bawakan juga penghulu dan penata rias. Sekarang juga Stave!" Perintah Tuan Brandon pada Steve.

"Baik Tuan, segera." Jawab Steve yang langsung pergi menjalankan perintah Tuan Brandon.

Di dalam hati Arumi bertanya, kenapa Tuan Brandon mengenal nama sang Ayah. Apakah mereka saling mengenal sebelumnya, atau kampus tempat bekerja sang Ayah adalah milik mereka? Pertanyaan yang terlintas di benak Arumi pun di jawab oleh Tuan Brandon, yang sangat mengerti dan paham dengan raut wajah bertanya-tanya dari sang calon menantu.

"Arumi. Calon mertua mu ini, sangat mengenal siapa Ayah mu. Selain dia adalah teman baik ku, dia adalah penanggung jawab kampus milik keluarga ku di kota Bogor. Ayah mu adalah sosok orang yang sangat jujur dan bersahaja. Senang rasanya bisa menjadi bagian dari keluarga kalian, meski sekarang sedang terpecah belah, bukan begitu?" Tutur Tuan Brandon yang hanya dibalas anggukan kepala dari Arumi.

"Kamu tenang saja, kelak Kakak mu Adnan akan kembali seperti dahulu. Jika kamu senantiasa bersabar seperti ini." Tukas Tuan Brandon yang berdiri dan duduk di samping Arumi.

Ia ingin memeluk tubuh calon menantunya yang sedang bersedih, namun Barra tak memberikan kesempatan pada sang Daddy untuk memeluk Arumi. Di tariknya tubuh Arumi dengan cepat sehingga Tuan Brandon terjatuh di atas sofa.

"Jangan sentuh dia!" Ucap Barra yang terlalu posesif.

"Anak kurang asam." Tuan Brandon bicara dengan mengeratkan semua gigi-giginya, sehingga terdengar suara menggerutuk.

Malu. Ya Tuan Brandon saat ini merasa malu. Ia hilang muka, hilang sudah kewibawaannya karena ulah sang putra.

"Daddy! Sudah cukup!" Pekik Miranda ketika suaminya ingin memberi pelajaran dengan menjitak kepala sang putra.

Tangan Tuan Brandon yang masih melayang di udara pun akhirnya ia hempas dengan kasar, memukul udara lebih baik daripada emosinya tak terlampiaskan.

"Daddy." Panggil Barra saat sang Daddy berjalan kembali ke sofa dimana istrinya berada.

"Ya, ada apa kau memanggil ku, bocah tengik!" Sahut Tuan Brandon yang masih merasa kesal.

"Cih, kau selalu memanggil ku bocah tengik. Aku ini bukan bocah lagi Dad, aku sudah bisa membuat bocah adal Daddy tahu itu." Balas Brandon dengan kesombongannya.

"Cih, buktikan saja, apa kau akan cepat memberikan kami seorang cucu." Tantang Tuan Brandon yang dijawab senyuman remeh dari Barra.

"Lihat saja nanti, aku akan memberikan mu cucu, jika aku bisa mencintai Arumi. Aku tak akan menghadirkan seorang anak di dalam rumah tangga ku tanpa sebuah cinta di dalamnya." Jawab Barra yang menyanggupi tantangan sang Daddy dengan sebuah syarat.

"Jangan bilang kau tak bisa mencintai Arumi, karena kau masih mencintai perempuan itu, Barra! Belum cukupkah semua yang kau lihat dan kau rasakan jika wanita itu tidak serius mencintaimu." Sahut Tuan Brandon yang merasa kesal pada Barra.

"Aku perlu waktu melupakannya lima tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi ku menjalani hubungan dengannya, Dad. Aku harap Daddy bisa memahami ku." Ucap Barra yang dapat di pahami Arumi namun tidak dapat di pahami oleh kedua orang tuanya yang mengetahui siapa Pinkan dengan latar belakang kehidupannya.

"Daddy harap kamu tidak akan mengecewakan Daddy dengan sikap mu nanti pada Arumi, Barra. Dia wanita yang terbaik untuk mu."

"Yes. I know. But.... bukankah cinta itu tak dapat dipaksakan Daddy?"

"Cih, lagi-lagi kau bicara tentang perasaan cinta bulshit mu bocah tengik. Mom, rasanya suami mu ini, ingin muntah mendengar putra mu ini bicara tentang cinta." Ucap Tuan Brandon yang terlihat malas menanggapi perkataan sang putra.

"Barra, katakanlah! Apa yang ingin kamu katakan Nak, jangan bicara ke sana kemari! Mommy lebih suka kamu bicara to the point dan tak berdebat dengan Daddy mu ini." Ucap Miranda yang akhirnya angkat suara.

"Oh, Mommy. Mommy memang ibu yang terbaik, selalu mengerti jika aku ingin menyampaikan sesuatu pada kalian." Sahut Barra dengan senyuman manisnya.

"Ya sayang katakanlah! Apa yang ingin kamu sampaikan pada kami? Mommy akan selalu siap mendengarkan mu." Pinta Miranda lagi yang menatap sang putra dengan penuh cinta dan kasih sayang, tidak seperti suaminya yang selalu seperti Tom and Jerry dengan putranya sendiri.

"Mommy, Daddy. Aku mau menerima permintaan kalian untuk menikahi Arumi dengan ikhlas seikhlasnya. Tapi aku ingin mengajukan sebuah syarat pada kalian. Sebelum pernikahan ini terlaksana." Ucap Barra yang sengaja menghentikan ucapannya.

Barra terdiam sejenak menunggu respon dari kedua orang tuanya.

"Katakan saja cepat! Syarat apa yang kau ajukan pada kami bocah tengik!" ucap Tuan Brondon yang terlihat tak sabar mendengar syarat yang ingin diajukan putra semata wayangnya, yang selalu merepotkan hidupnya dimasa tuanya ini.

Terpopuler

Comments

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Betul kata Miranda Barra kamu lahir dari wanita jadi jangan melecehkan wanita

2023-06-28

0

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulpuyosibocah

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulpuyosibocah

itu lah ke br3ngs3k4n lki², mau icip sna sni, tp klu trjdi ssuatu lri dr tnggung jwb😂

2023-06-09

0

𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜

𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜

mau enak aja kamu barra masak mau nikahin arumi yg sering kamu peluk cium mesti pakai syarat sich 😮‍💨🤦

2023-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 Naik Jabatan
2 Membuatnya tertidur
3 Bapak-bapak kepo
4 Perkara bantal dan selimut
5 Ketahuan dibohongi
6 Sebuah kecupan
7 Patah Hati Barra
8 Perasaan Indri terdahulu
9 Pertemuan yang tak disengaja
10 Omelan pertama Arumi
11 Barter yang tak sesuai
12 Terusir dengan halus
13 Ajakan tinggal bersama
14 Sarapan bubur
15 Ciuman ke dua
16 Serangan Bu Tati
17 Kepergok
18 Bukan pilihan tapi paksaan
19 Tak percaya
20 Akhirnya Sah
21 Aku bukanlah tujuan hidupmu
22 Menolak perjanjian tertulis
23 Tak bisa marah
24 Penyatuan pertama
25 Tertidur dan pingsan
26 Kondisi buruk Arumi
27 Akhirnya sadar dan ketahuan
28 Kedatangan Alex
29 Tak diakui sebagai suami
30 Takut ketahuan
31 Tak tahan ingin membawa mu pulang
32 Akhirnya membawa mu pulang
33 Penyatuan kedua
34 Kembali bekerja
35 Aku dimata mu
36 Bertemu Alex kembali
37 Rencana untuk pergi
38 Hamil
39 Melihat mahakarya-nya sendiri
40 Berbohong
41 Tidak jadi mengundurkan diri
42 Minta cerai
43 Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44 Ngidam Sate
45 Perkelahian
46 Tuan Brandon si pengganggu
47 Dibawa pergi
48 Tak diizinkan masuk
49 Kembalikan istriku
50 Berani membalas
51 Arumi telah berubah
52 Beli ponsel baru
53 Pinkan datang mematahkan segalanya
54 Makan siang bersama
55 Malam terakhir
56 Mood yang rusak
57 Mengetahui Arumi hamil
58 Tentang Anaya
59 Membuntuti Anaya
60 Bertemu Anaya
61 Anaya pergi
62 Ajakan menikah
63 Sudah tiba
64 Makci Sari Cenayang
65 Surat Arumi
66 Menjadi pengembala Ikan
67 Mendengar suara Arumi
68 Barra vs Adnan
69 Kesepakatan Barra dan Adnan
70 Kebaikan Barra
71 Memperkenalkan Adnan
72 Bicara dengan Arumi
73 Arumi akan kembali
74 Mengetahui keberadaan Arumi
75 Mengajak Arabella
76 Insiden di Bandara
77 Kemarahan Arabella
78 Kembali bersatu
79 Season 2 Keributan di pagi hari
80 Season 2 Mengakui Arumi
81 Malam panjang yang tertunda
82 Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83 Season 2 Sarapan bersama
84 Season 2 Buka puasa
85 season 2 Penyambutan
86 Season 2 Karena menu Catring
87 Season 2 Barra Ronda
88 Season 2 Kedatangan Alex
89 Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90 Season 2 Menjaga jarak
91 Season 2 Obat perangsang
92 Season 2 Pengaruh obat perangsang
93 Season2 Arabella mencari Adnan
94 Season2 Lempar-lemparan masalah
95 Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96 Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97 Bersiap
98 Tertunda
99 Akhirnya Sah
100 Formasi lengkap
101 Menghindar
102 Selalu salah
103 Rasa Iri
104 Sebuah Rasa
105 Curahan hati
106 Siaran langsung
107 Tak bisa menemui
108 Penolakan
109 Tak sengaja bertemu
110 Bermain di kantor
111 Tamu penting
112 Bicara empat mata
113 Akan Kembali Bekerja
114 Drama pagi hari
115 Penyambutan
116 Indri uring-uringan
117 Makan siang
118 Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119 Tespek
120 Hamil
121 Ingin punya anak lagi
122 Pindah
123 Septi dan Alex
124 Septi Alex 2
125 Memecahkan tabir kebenaran
126 Ketegasan Adnan
127 Barra bergosip
128 Pertemuan yang tak di sengaja
129 Minta pindah
130 Meminta Izin
131 Anaya pergi
132 Alex minta maaf
133 Melamar
134 Kosong
135 kepergok
136 Antoni berubah
137 Keributan
138 Tuduhan Septi
139 Meragu
140 Mabuk ikan bakar
141 kegalauan Barra
142 meeting bersama mantan
143 Memperebutkan Barra
144 Mau dilayani
145 Bertemu Septi
146 Memanfaatkan waktu
147 Serangan mendadak
148 Kembalinya Pinkan
149 Pindah lagi
150 Gara-gara jengkol
151 Rencana Jahat Tati
152 Ternyata sudah tahu
153 Respon tak terduga
154 Seninya tinggal bersama
155 Pinkan datang
156 Terusir
157 Sama-sama Gagal
158 Aksi Arabella membantu Adnan
159 Usaha jahat Tati
160 Mencari Arabella dan Abimanyu
161 Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162 Ditangkap
163 Akhir dari segalanya
164 Pengumuman
165 Bukan Wanita Pilihan
166 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Naik Jabatan
2
Membuatnya tertidur
3
Bapak-bapak kepo
4
Perkara bantal dan selimut
5
Ketahuan dibohongi
6
Sebuah kecupan
7
Patah Hati Barra
8
Perasaan Indri terdahulu
9
Pertemuan yang tak disengaja
10
Omelan pertama Arumi
11
Barter yang tak sesuai
12
Terusir dengan halus
13
Ajakan tinggal bersama
14
Sarapan bubur
15
Ciuman ke dua
16
Serangan Bu Tati
17
Kepergok
18
Bukan pilihan tapi paksaan
19
Tak percaya
20
Akhirnya Sah
21
Aku bukanlah tujuan hidupmu
22
Menolak perjanjian tertulis
23
Tak bisa marah
24
Penyatuan pertama
25
Tertidur dan pingsan
26
Kondisi buruk Arumi
27
Akhirnya sadar dan ketahuan
28
Kedatangan Alex
29
Tak diakui sebagai suami
30
Takut ketahuan
31
Tak tahan ingin membawa mu pulang
32
Akhirnya membawa mu pulang
33
Penyatuan kedua
34
Kembali bekerja
35
Aku dimata mu
36
Bertemu Alex kembali
37
Rencana untuk pergi
38
Hamil
39
Melihat mahakarya-nya sendiri
40
Berbohong
41
Tidak jadi mengundurkan diri
42
Minta cerai
43
Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44
Ngidam Sate
45
Perkelahian
46
Tuan Brandon si pengganggu
47
Dibawa pergi
48
Tak diizinkan masuk
49
Kembalikan istriku
50
Berani membalas
51
Arumi telah berubah
52
Beli ponsel baru
53
Pinkan datang mematahkan segalanya
54
Makan siang bersama
55
Malam terakhir
56
Mood yang rusak
57
Mengetahui Arumi hamil
58
Tentang Anaya
59
Membuntuti Anaya
60
Bertemu Anaya
61
Anaya pergi
62
Ajakan menikah
63
Sudah tiba
64
Makci Sari Cenayang
65
Surat Arumi
66
Menjadi pengembala Ikan
67
Mendengar suara Arumi
68
Barra vs Adnan
69
Kesepakatan Barra dan Adnan
70
Kebaikan Barra
71
Memperkenalkan Adnan
72
Bicara dengan Arumi
73
Arumi akan kembali
74
Mengetahui keberadaan Arumi
75
Mengajak Arabella
76
Insiden di Bandara
77
Kemarahan Arabella
78
Kembali bersatu
79
Season 2 Keributan di pagi hari
80
Season 2 Mengakui Arumi
81
Malam panjang yang tertunda
82
Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83
Season 2 Sarapan bersama
84
Season 2 Buka puasa
85
season 2 Penyambutan
86
Season 2 Karena menu Catring
87
Season 2 Barra Ronda
88
Season 2 Kedatangan Alex
89
Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90
Season 2 Menjaga jarak
91
Season 2 Obat perangsang
92
Season 2 Pengaruh obat perangsang
93
Season2 Arabella mencari Adnan
94
Season2 Lempar-lemparan masalah
95
Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96
Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97
Bersiap
98
Tertunda
99
Akhirnya Sah
100
Formasi lengkap
101
Menghindar
102
Selalu salah
103
Rasa Iri
104
Sebuah Rasa
105
Curahan hati
106
Siaran langsung
107
Tak bisa menemui
108
Penolakan
109
Tak sengaja bertemu
110
Bermain di kantor
111
Tamu penting
112
Bicara empat mata
113
Akan Kembali Bekerja
114
Drama pagi hari
115
Penyambutan
116
Indri uring-uringan
117
Makan siang
118
Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119
Tespek
120
Hamil
121
Ingin punya anak lagi
122
Pindah
123
Septi dan Alex
124
Septi Alex 2
125
Memecahkan tabir kebenaran
126
Ketegasan Adnan
127
Barra bergosip
128
Pertemuan yang tak di sengaja
129
Minta pindah
130
Meminta Izin
131
Anaya pergi
132
Alex minta maaf
133
Melamar
134
Kosong
135
kepergok
136
Antoni berubah
137
Keributan
138
Tuduhan Septi
139
Meragu
140
Mabuk ikan bakar
141
kegalauan Barra
142
meeting bersama mantan
143
Memperebutkan Barra
144
Mau dilayani
145
Bertemu Septi
146
Memanfaatkan waktu
147
Serangan mendadak
148
Kembalinya Pinkan
149
Pindah lagi
150
Gara-gara jengkol
151
Rencana Jahat Tati
152
Ternyata sudah tahu
153
Respon tak terduga
154
Seninya tinggal bersama
155
Pinkan datang
156
Terusir
157
Sama-sama Gagal
158
Aksi Arabella membantu Adnan
159
Usaha jahat Tati
160
Mencari Arabella dan Abimanyu
161
Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162
Ditangkap
163
Akhir dari segalanya
164
Pengumuman
165
Bukan Wanita Pilihan
166
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!