Bapak-bapak kepo

Setelah mengantarkan Barra ke rumah mewahnya. Arumi kembali ke kantor, ia mengambil tas dan meminta tolong orang kantor untuk membawa motornya pulang mengikuti mobil yang ia kendarai.

Arumi yang pulang dengan mobil mewah, mencuri perhatian bapak-bapak yang sedang ronda malam. Pasalnya Arumi tinggal bukan di sebuah perumahan sederhana apalagi mewah. Ia hanya tinggal di sebuah perkampungan yang jauh dari kata mewah ataupun elit.

Sesampainya di rumah sederhana yang memiliki halaman luas tanpa pagar itu. Arumi turun dari mobil milik bosnya itu. Begitu juga dengan seorang security yang mengendarai motornya, Asep.

"Terima kasih sudah mau mengantarkan motor saya Pak Asep dan Pak Wahyu." Ucap Arumi yang menundukkan sedikit tubuhnya pada dua security yang sudah berbaik hati mau mengantarkan kendaraan kesayangannya itu.

"Sama-sama Mba Arumi." Jawab keduanya yang kemudian pamit dengan menaiki motor Wahyu.

Layaknya emak-emak yang suka kepo dengan urusan orang lain, bapak-bapak yang tengah ronda pun mengintip untuk mengetahui hal yang ingin mereka ketahui.

"Kerja dimana putri Pak Abimanyun itu, sampai bisa bawa pulang mobil sedan mewah seperti itu?" Tanya Karma pada bapak-bapak yang ikut mengintip bersamanya.

"Dengar-dengar dari ibu-ibu gosip sih dia kerja di Perusahaan Napoleon." Jawab Udin yang istrinya adalah salah satu ratu gosip di kampung ini.

"Wah, pantas saja. Cepat kaya tuh si Abimanyun nanti. Udah punya menantu orang kaya, bandar minimarket. Sekarang anaknya kerja di perusahaan bonafit. Kapan ya anak-anak kita sesukses anak si Abimanyun." Sahut Karto.

"Ya, berdoa saja. Anak-anak kita bisa sehebat Anak-anaknya Pak Abimanyu." Timpal Ahmad yang menyebut nama Ayah Arumi dengan benar. Abimanyu bukan Abimanyun.

Jam 04.00 pagi. Arumi sudah bangun dari tidurnya seperti biasanya. Meskipun ia baru tidur pukul 12.00 malam. Arumi segera membersihkan kamarnya dan kemudian pergi mandi. Tepat pukul 05.30, Arumi keluar dari kamarnya.

Ia lihat sang ayah tengah duduk di meja makan. Jika di rumah-rumah lainnya jam sarapan mereka adalah pukul 07.00 pagi, berbeda dengan keluarga Arumi yang jadwal sarapan mereka adalah pukul 05.30 pagi. Sang Ayah yang bekerja di kota hujan Bogor, membuatnya harus berangkat lebih pagi, karena harus mengejar jadwal keberangkatan kereta listrik.

"Pulang jam berapa semalam kamu Rumi?" Tanya ayah Arumi di balik meja makannya.

"Pulang sangat larut Yah, jadi sekertaris seorang Presdir tidak mudah ternyata." Jawab Arumi jujur dengan suara yang lemas.

"Tidak ada pekerjaan yang mudah di dunia ini Nak. Asal kamu menjalaninya dengan ikhlas pasti akan terasa mudah dan tidak terbebani." Ucap Abimanyu yang menasehati putrinya.

"Iya, Ayah. Arumi akan berusaha untuk ikhlas menjalani pekerjaan Arumi." Balas Arumi yang kemudian menyantap sarapan pagi berupa sayur kangkung dengan ikan cue tongkol buatan sang ibu, Arabella.

Selesai sarapan bersama ketiganya berpamitan pada Ara, sang ibu. Ketiga anggota keluarga Arumi terkejut melihat mobil mewah yang terparkir di pekarangan rumah mereka.

"Mobil siapa itu Bu?" Tanya Abi pada sang istri.

"Tidak tahu Yah," jawab Ara sembari mengangkat ke dua bahunya.

"Naya, apa kamu tahu ini mobil siapa?" Tanya Abi kali ini pada putri paling kecilnya yang juga sedang menggunakan sepatu sekolahnya, sembari menunggu sang kakak yang akan mengantarnya ke sekolah. Adik Arumi ini saat ini tengah duduk di kelas dua SMA favorit berkat beasiswa yang ia dapatkan.

"Tidak Ayah, mungkin Kak Rumi tahu." Jawab Anaya.

"Ayo Naya, kita jalan!" Ajak Arumi yang baru keluar dari rumah. Ia mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan langsung berlari ke arah mobil milik Barra yang ia bawa pulang.

Kedua orang tua dan adiknya terperangah melihat Arumi membuka pintu mobil yang menjadi pertanyaan mereka.

"Arumi, mobil siapa ini Nak?" Tanya Abi yang berjalan cepat menghampiri putrinya.

"Ayah, Arumi tidak banyak waktu untuk menjelaskannya, yang pasti ini bukan punya Arumi." Jawab Arumi yang segera masuk ke dalam mobil sedang Anaya tersenyum senang kali ini diantar sang kakak menggunakan mobil yang mewah dan keren ini.

Disepanjang jalan Anaya terus tersenyum memandangi interior mobil yang di kendarai kakaknya.

"Kak ini mobil siapa?" Tanya Anaya yang masih tak bisa melepas senyumnya.

"Atasan kakak," jawab Arumi singkat. Ia fokus mengendarai mobil bosnya itu.

"Kok bisa dibawa sama kakak?" Tanya Anaya lagi pada Arumi seperti seorang wartawati saja.

"Dia minta kakak mengantar jemput dirinya menggunakan mobil ini," jawab Arumi masih tetap fokus menyetir kendaraan milik bosnya ini.

"Kak, bos kakak cewek atau cowok?" Tanya Anaya yang masih mengorek informasi penting yang akan ia sampaikan pada sang ibu ketika pulang sekolah nanti.

"Cowok, Nay. Kenapa? Kamu mau daftarin atasan Kakak buat jadi gebetan kamu hum?" Jawab Arumi yang menebak jalan pikiran sang adik.

"Hahahaha Kakak tahu aja." Sahut Anaya yang menepuk lengan Arumi.

"Jangan mimpi ketinggian Naya, dia bukan level kita!" Timpal Arumi yang mengingatkan sang adik untuk tahu diri dan tidak terlalu banyak bermimpi.

Tak terasa mobil yang dikemudikan Arumi sampai di depan pintu gerbang sekolah Anaya. Anaya adalah anak murid teladan yang selalu datang pertama di sekolahnya. Terang saja pertama. Karena ia di antar sang kakak yang berangkat pagi-pagi buta. Jika harus naik kendaraan umum, itu akan mengurangi uang jajannya dan pastinya akan telat karena semakin lama ia berangkat semakin ia terkena macet.

"Makasih sudah anterin aku, Kak, semangat bekerja ya." Ucap Anaya ketika turun dari mobil.

"Iya, kamu juga belajar yang rajin, jangan koleksi cowok terus ya." Sahut Arumi dengan senyum manisnya pagi ini.

Security sekolah yang bernama Dani yang terpincut kecantikan Arumi memandangi senyum manis Arumi dengan penuh damba. Ya dia mendambakan Arumi menjadi istrinya kelak.

"Eh, Pak Dani jangan pandangin Kak Arumi kaya gitu!" Anaya memukul bahu Pak Dani yang tak lepas memandangi kepergian Arumi dengan mobil Barra.

Arumi memacu kendaraan menuju kediaman mewah Barra yang letaknya tak jauh dari sekolah Arumi. Ketika mobilnya telah sampai di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi. Seorang Security membukakan pintu gerbang untuknya masuk.

"Terima kasih Pak," ucap Arumi yang membuka kaca jendela mobilnya sembari tersenyum ramah pada Security itu.

"Iya Non, sama-sama." Sahut Pak Maman yang kemudian menutup pagar kediaman Barra itu.

Arumi turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah mewah Barra. Terlihat Barra baru turun dari anak tangga sembari mengancingkan jas yang ia kenakan.

"Kamu bisa masak?" Tanya Barra yang kini berdiri di depan Arumi yang tengah mengagumi ketampanan Barra.

"Bisa," jawab Arumi yang masih menatap wajah segar Barra yang baru selesai mandi.

"Masakkan aku omlet pakaikan kornet dan daun bawang di dalamnya." Perintah Barra yang berjalan menuju meja makan dan Arumi mengikuti langkahnya.

"Pembantuku mendadak pulang kampung tadi malam, jadi tolong masakan sarapan untukku setiap pagi saat kamu menjemput ku." Ucap Barra lagi.

Terpopuler

Comments

Dee~37🌸

Dee~37🌸

lahh makin nambah ajaa ini kerjaan Arumi..ga sekalian jadi istri aja Pak😁

2024-12-08

1

Sry Handayani

Sry Handayani

siap pak bos

2024-10-30

0

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

ini judulnya teh sekretaris merangkap segalanya dan serba bisa yaa 🤭

2023-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Naik Jabatan
2 Membuatnya tertidur
3 Bapak-bapak kepo
4 Perkara bantal dan selimut
5 Ketahuan dibohongi
6 Sebuah kecupan
7 Patah Hati Barra
8 Perasaan Indri terdahulu
9 Pertemuan yang tak disengaja
10 Omelan pertama Arumi
11 Barter yang tak sesuai
12 Terusir dengan halus
13 Ajakan tinggal bersama
14 Sarapan bubur
15 Ciuman ke dua
16 Serangan Bu Tati
17 Kepergok
18 Bukan pilihan tapi paksaan
19 Tak percaya
20 Akhirnya Sah
21 Aku bukanlah tujuan hidupmu
22 Menolak perjanjian tertulis
23 Tak bisa marah
24 Penyatuan pertama
25 Tertidur dan pingsan
26 Kondisi buruk Arumi
27 Akhirnya sadar dan ketahuan
28 Kedatangan Alex
29 Tak diakui sebagai suami
30 Takut ketahuan
31 Tak tahan ingin membawa mu pulang
32 Akhirnya membawa mu pulang
33 Penyatuan kedua
34 Kembali bekerja
35 Aku dimata mu
36 Bertemu Alex kembali
37 Rencana untuk pergi
38 Hamil
39 Melihat mahakarya-nya sendiri
40 Berbohong
41 Tidak jadi mengundurkan diri
42 Minta cerai
43 Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44 Ngidam Sate
45 Perkelahian
46 Tuan Brandon si pengganggu
47 Dibawa pergi
48 Tak diizinkan masuk
49 Kembalikan istriku
50 Berani membalas
51 Arumi telah berubah
52 Beli ponsel baru
53 Pinkan datang mematahkan segalanya
54 Makan siang bersama
55 Malam terakhir
56 Mood yang rusak
57 Mengetahui Arumi hamil
58 Tentang Anaya
59 Membuntuti Anaya
60 Bertemu Anaya
61 Anaya pergi
62 Ajakan menikah
63 Sudah tiba
64 Makci Sari Cenayang
65 Surat Arumi
66 Menjadi pengembala Ikan
67 Mendengar suara Arumi
68 Barra vs Adnan
69 Kesepakatan Barra dan Adnan
70 Kebaikan Barra
71 Memperkenalkan Adnan
72 Bicara dengan Arumi
73 Arumi akan kembali
74 Mengetahui keberadaan Arumi
75 Mengajak Arabella
76 Insiden di Bandara
77 Kemarahan Arabella
78 Kembali bersatu
79 Season 2 Keributan di pagi hari
80 Season 2 Mengakui Arumi
81 Malam panjang yang tertunda
82 Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83 Season 2 Sarapan bersama
84 Season 2 Buka puasa
85 season 2 Penyambutan
86 Season 2 Karena menu Catring
87 Season 2 Barra Ronda
88 Season 2 Kedatangan Alex
89 Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90 Season 2 Menjaga jarak
91 Season 2 Obat perangsang
92 Season 2 Pengaruh obat perangsang
93 Season2 Arabella mencari Adnan
94 Season2 Lempar-lemparan masalah
95 Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96 Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97 Bersiap
98 Tertunda
99 Akhirnya Sah
100 Formasi lengkap
101 Menghindar
102 Selalu salah
103 Rasa Iri
104 Sebuah Rasa
105 Curahan hati
106 Siaran langsung
107 Tak bisa menemui
108 Penolakan
109 Tak sengaja bertemu
110 Bermain di kantor
111 Tamu penting
112 Bicara empat mata
113 Akan Kembali Bekerja
114 Drama pagi hari
115 Penyambutan
116 Indri uring-uringan
117 Makan siang
118 Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119 Tespek
120 Hamil
121 Ingin punya anak lagi
122 Pindah
123 Septi dan Alex
124 Septi Alex 2
125 Memecahkan tabir kebenaran
126 Ketegasan Adnan
127 Barra bergosip
128 Pertemuan yang tak di sengaja
129 Minta pindah
130 Meminta Izin
131 Anaya pergi
132 Alex minta maaf
133 Melamar
134 Kosong
135 kepergok
136 Antoni berubah
137 Keributan
138 Tuduhan Septi
139 Meragu
140 Mabuk ikan bakar
141 kegalauan Barra
142 meeting bersama mantan
143 Memperebutkan Barra
144 Mau dilayani
145 Bertemu Septi
146 Memanfaatkan waktu
147 Serangan mendadak
148 Kembalinya Pinkan
149 Pindah lagi
150 Gara-gara jengkol
151 Rencana Jahat Tati
152 Ternyata sudah tahu
153 Respon tak terduga
154 Seninya tinggal bersama
155 Pinkan datang
156 Terusir
157 Sama-sama Gagal
158 Aksi Arabella membantu Adnan
159 Usaha jahat Tati
160 Mencari Arabella dan Abimanyu
161 Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162 Ditangkap
163 Akhir dari segalanya
164 Pengumuman
165 Bukan Wanita Pilihan
166 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Naik Jabatan
2
Membuatnya tertidur
3
Bapak-bapak kepo
4
Perkara bantal dan selimut
5
Ketahuan dibohongi
6
Sebuah kecupan
7
Patah Hati Barra
8
Perasaan Indri terdahulu
9
Pertemuan yang tak disengaja
10
Omelan pertama Arumi
11
Barter yang tak sesuai
12
Terusir dengan halus
13
Ajakan tinggal bersama
14
Sarapan bubur
15
Ciuman ke dua
16
Serangan Bu Tati
17
Kepergok
18
Bukan pilihan tapi paksaan
19
Tak percaya
20
Akhirnya Sah
21
Aku bukanlah tujuan hidupmu
22
Menolak perjanjian tertulis
23
Tak bisa marah
24
Penyatuan pertama
25
Tertidur dan pingsan
26
Kondisi buruk Arumi
27
Akhirnya sadar dan ketahuan
28
Kedatangan Alex
29
Tak diakui sebagai suami
30
Takut ketahuan
31
Tak tahan ingin membawa mu pulang
32
Akhirnya membawa mu pulang
33
Penyatuan kedua
34
Kembali bekerja
35
Aku dimata mu
36
Bertemu Alex kembali
37
Rencana untuk pergi
38
Hamil
39
Melihat mahakarya-nya sendiri
40
Berbohong
41
Tidak jadi mengundurkan diri
42
Minta cerai
43
Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44
Ngidam Sate
45
Perkelahian
46
Tuan Brandon si pengganggu
47
Dibawa pergi
48
Tak diizinkan masuk
49
Kembalikan istriku
50
Berani membalas
51
Arumi telah berubah
52
Beli ponsel baru
53
Pinkan datang mematahkan segalanya
54
Makan siang bersama
55
Malam terakhir
56
Mood yang rusak
57
Mengetahui Arumi hamil
58
Tentang Anaya
59
Membuntuti Anaya
60
Bertemu Anaya
61
Anaya pergi
62
Ajakan menikah
63
Sudah tiba
64
Makci Sari Cenayang
65
Surat Arumi
66
Menjadi pengembala Ikan
67
Mendengar suara Arumi
68
Barra vs Adnan
69
Kesepakatan Barra dan Adnan
70
Kebaikan Barra
71
Memperkenalkan Adnan
72
Bicara dengan Arumi
73
Arumi akan kembali
74
Mengetahui keberadaan Arumi
75
Mengajak Arabella
76
Insiden di Bandara
77
Kemarahan Arabella
78
Kembali bersatu
79
Season 2 Keributan di pagi hari
80
Season 2 Mengakui Arumi
81
Malam panjang yang tertunda
82
Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83
Season 2 Sarapan bersama
84
Season 2 Buka puasa
85
season 2 Penyambutan
86
Season 2 Karena menu Catring
87
Season 2 Barra Ronda
88
Season 2 Kedatangan Alex
89
Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90
Season 2 Menjaga jarak
91
Season 2 Obat perangsang
92
Season 2 Pengaruh obat perangsang
93
Season2 Arabella mencari Adnan
94
Season2 Lempar-lemparan masalah
95
Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96
Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97
Bersiap
98
Tertunda
99
Akhirnya Sah
100
Formasi lengkap
101
Menghindar
102
Selalu salah
103
Rasa Iri
104
Sebuah Rasa
105
Curahan hati
106
Siaran langsung
107
Tak bisa menemui
108
Penolakan
109
Tak sengaja bertemu
110
Bermain di kantor
111
Tamu penting
112
Bicara empat mata
113
Akan Kembali Bekerja
114
Drama pagi hari
115
Penyambutan
116
Indri uring-uringan
117
Makan siang
118
Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119
Tespek
120
Hamil
121
Ingin punya anak lagi
122
Pindah
123
Septi dan Alex
124
Septi Alex 2
125
Memecahkan tabir kebenaran
126
Ketegasan Adnan
127
Barra bergosip
128
Pertemuan yang tak di sengaja
129
Minta pindah
130
Meminta Izin
131
Anaya pergi
132
Alex minta maaf
133
Melamar
134
Kosong
135
kepergok
136
Antoni berubah
137
Keributan
138
Tuduhan Septi
139
Meragu
140
Mabuk ikan bakar
141
kegalauan Barra
142
meeting bersama mantan
143
Memperebutkan Barra
144
Mau dilayani
145
Bertemu Septi
146
Memanfaatkan waktu
147
Serangan mendadak
148
Kembalinya Pinkan
149
Pindah lagi
150
Gara-gara jengkol
151
Rencana Jahat Tati
152
Ternyata sudah tahu
153
Respon tak terduga
154
Seninya tinggal bersama
155
Pinkan datang
156
Terusir
157
Sama-sama Gagal
158
Aksi Arabella membantu Adnan
159
Usaha jahat Tati
160
Mencari Arabella dan Abimanyu
161
Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162
Ditangkap
163
Akhir dari segalanya
164
Pengumuman
165
Bukan Wanita Pilihan
166
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!