Barter yang tak sesuai

Dengan tersisa tenaga yang ada, Arumi keluar dari mobil untuk membeli lotion anti nyamuk, ia tak mau kulit putih mulus berkat obat perontok daki, dijamah oleh nyamuk-nyamuk tak bertanggung jawab seperti Barra.

Di dalam minimarket, Arumi tak hanya membeli lotion anti nyamuk, ia juga membeli air mineral karena dia cukup haus. Ia mencuci wajahnya , sikat gigi dan buang air kecil sebelum tidur. Dengan menumpang di toilet minimarket yang terlihat bersih dan wangi itu.

Selesai dengan kegiatannya, Arumi kembali ke mobil, ia dapati Barra masih tertidur dengan pulas, karena Ac mobil dan mesin mobil masih dalam keadaan menyala.

Sebelum mematikan mesin mobil dan membuka sedikit kaca jendela mobil Barra, Arumi mengoleskan tubuh Barra yang terlihat dengan lotion anti nyamuk. Hanya tangan dan wajah tampannya yang putih mulus tanpa terdapat bulu-bulu yang ia olesi lotion anti nyamuk.

Saat Arumi mengolesi tangan Barra dengan lotion, Barra sama sekali tak bergerak namun saat wajahnya di sentuh, tiba-tiba mata Barra terbuka sejenak, mata merahnya menatap Arumi lekat-lekat, namun Arumi tetap mengolesi lotion anti nyamuk itu di wajah tampan Barra dengan lembut, hingga ia tertidur kembali.

Setelah mengolesi tubuh Barra, tinggalah kini Arumi mengolesi dirinya sendiri. Setelah seluruh tubuhnya yang terbuka di olesi lotion anti nyamuk. Arumi pun beranjak tidur, ia membuka sedikit kaca jendela mobil dan mematikan mesin mobil Barra. Ia membaringkan tubuhnya yang lelah di kursi mobil yang sempit itu. Tak berapa lama ia pun pergi ke alam mimpinya.

Saat sang Fajar datang menyingsing, pancaran sinarnya membangunkan Arumi dari tidurnya. Ia melihat Barra yang masih tertidur pulas tanpa selimutnya lagi, mungkin ia merasa gerah kepanasan karena Ac mobilnya tidak menyala lagi.

Arumi melihat jam sudah pukul 07.00 pagi. Untuk pertama kalinya ia bangun sesiang ini. Mungkin karena lelah dan tidur terlalu larut malam, ia jadi keenakan tidur walaupun di tempat yang kurang nyaman sekalipun.

Arumi keluar dari mobil dan mengunci mobilnya. Ia keluar membawa sikat gigi, dan facial wash yang ia beli di minimarket itu tadi malam. Ia akan membersihkan dirinya kembali setelah tidur dengan waktu yang relatif singkat menurutnya.

Selesai membersihkan diri. Ia membeli dua cangkir kopi hangat yang dijual diminimarket tersebut, dan roti tawar beserta selai coklatnya. Tak lupa ia beli spatula yang langsung ia cuci sebelum ia gunakan. Ia kembali lagi ke mobil, masih ia dapati Barra yang tertidur.

"Pulas banget sih," gumam Arumi yang masih melihat Barra tertidur setelah meletakkan dua cangkir copi di cup holder mobil.

Diperhatikannya tangan Barra yang baru terlihat oleh matanya, jika ada darah yang mengering di buku-buku tangannya. Ia ambil tissue basah yang ada di tas kerjanya. Ia bersihkan dengan hati-hati. Namun sentuhan tangan Arumi yang membersihkan tangan Barra dari darah pria yang ia aniaya semalam, berhasil membuat Barra terbangun.

Barra sejenak memperhatikan Arumi, yang tak menyadari jika Barra sudah terbangun dengan membuka matanya. Kemudian Barra memperhatikan lingkungan sekitarnya dari jendela mobilnya.

"Heh. Sudah pagi?" Cicit Barra yang langsung terperanjat. Ia seketika bangun dan membuat Arumi terkejut.

"Arghh! Ngagetin aja. Bangun tuh biasa aja jangan kaya gitu." Teriak Arumi yang terkejut, ia memasang wajah masamnya lagi pada Barra.

Hilang sudah perhatiannya pada Pria tampan itu.Barra tersenyum melihat keterkejutan Arumi dan juga perubahan wajah Arumi yang jadi masam.

"Kita dimana Arumi?" Tanya Barra yang belum mengetahui jika mereka ada di stasiun pengisian bahan bakar.

"Di neraka." Jawab Arumi asal yang membuat mata kubil Barra yang kenyang dengan tidurnya membola sempurna.

Saat Barra ingin marah dan mengomel pada Arumi. Baru ia ingin membuka mulut. Arumi menjejal mulut Barra dengan roti tawar yang ia beri selai coklat.

"Makan! Dari tadi perut Bapak disco terus, pasti belum makan dari kemarin siang!" Ucap Arumi yang menebak jika Barra sama seperti dirinya melewati jam makan malam.

Hanya saja ia yang menyadari semalam belum makan, langsung melahap dua piring sate padang di pinggir jalan. Ia bicara dengan Barra tanpa menatap wajah Barra. Ia sibuk mengoles roti tawar dengan selai coklat, kali ini ia membuatnya untuk dirinya sendiri.

Barra yang memang belum makan sejak siang kemarin, langsung melahap roti selai coklat buatan Arumi tanpa mencuci mulutnya terlebih dahulu.

"Saya mau lagi," ucap Barra yang meminta roti selai coklat kembali pada Arumi dengan menjulurkan tangannya yang menengadah pada Arumi.

"Mau lagi? Sana beli sendiri," sahut Arumi yang sedang membuat roti selai coklat kembali.

"Tidak mau, saya mau punya kamu." Balas Barra yang terus meminta roti selai coklat itu dengan menggerakkan terus tanggannya di depan Arumi.

"Di dunia ini tidak ada yang gratis, Bapak tahu tidak?

"Tahu."

"Ya sudah. Kalau tahu saya berikan lagi, tapi harus bayar."

"Iya, saya bayar. Mobil ini jadi bayarannya." Jawab Barra yang membuat Arumi membulatkan matanya.

Tatapannya yang fokus pada roti tawar dan selai coklat di pangkuannya berpindah, kini ia menatap muka bantal Barra yang terus meminta roti selai coklat di tangannya itu.

"Jangan asal ngomong itu mulut Pak! Gak ada harga roti selai coklat semahal itu." Ucap Arumi yang masih tak percaya.

"Ada saja, tak mungkin tak ada jika itu ada di tangan seorang Barra Yudha Pratama." Sahut Barra dengan sombongnya dan merebut roti selai coklat di tangan Arumi.

"Dasar sombong!" Umpat Arumi secara terang-terangan.

"Biar. Besok Kevin akan mengurus surat-suratnya atas nama mu." Sahut Barra sembari mengunyah roti selai coklat itu ke dalam mulutnya.

"Tidak mau. Pajak mobil ini pertahunnya sama dengan penghasilan saya selama setahun bekerja di perusahaan Anda, Pak Barra." Tolak Arumi yang berhasil membuat Barra tertawa geli.

Hahahahahaha... [Tawa Barra pecah]. Ia terlihat begitu senang mendengar ucapan Arumi yang menurutnya menggelikan baginya.

"Saya akan membayar pajaknya, selama kamu jadi sekertaris saya. Saya tidak suka pemberian saya di tolak." Ucap Barra ketika tawanya telah luntur karena di tatap tajam oleh Arumi yang tidak suka ditertawakan oleh Barra.

"Terserahlah. Jika sampai rumah saya didatangi staff pajak, saya akan memberikan langsung mobil ini pada mereka, tanpa mau membayar pajaknya." Balas Arumi.

"Itu tak akan pernah terjadi Arumi." Sahut Barra yang sudah menghabiskan roti selainya yang kesekian dengan cepatnya, hingga roti tawar di tangan Arumi telah habis.

"Bisa saja, kenapa tidak? Hati seseorang itu bisa berubah-ubah. Hari ini bicara A, besok akan bicara B-Z." Balas Arumi seraya memberikan Barra secangkir kopi hangat yang ia belikan di minimarket tadi.

Barra menerimanya, ia teguk kopi yang masih terasa hangat itu hingga habis sembari menatap wajah Arumi.

"Mulutnya pedas, tapi dia cukup perhatian pada ku. Andai Pinkan seperhatian ini pada ku. Mungkin hati ku akan sangat bahagia." Batin Barra yang masih saja memikirkan tentang Pinkan, yang jelas-jelas sudah mengkhianati dirinya di depan matanya sendiri.

Terpopuler

Comments

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Arumi juga membeli minum karena haus saat di minimarket

2023-06-28

0

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

cewe gatel msih ja dii inget sama Barra

2023-06-09

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Arumi perhatian banget ke Barra sampai mengolesi lotion anti nyamuk

2023-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 Naik Jabatan
2 Membuatnya tertidur
3 Bapak-bapak kepo
4 Perkara bantal dan selimut
5 Ketahuan dibohongi
6 Sebuah kecupan
7 Patah Hati Barra
8 Perasaan Indri terdahulu
9 Pertemuan yang tak disengaja
10 Omelan pertama Arumi
11 Barter yang tak sesuai
12 Terusir dengan halus
13 Ajakan tinggal bersama
14 Sarapan bubur
15 Ciuman ke dua
16 Serangan Bu Tati
17 Kepergok
18 Bukan pilihan tapi paksaan
19 Tak percaya
20 Akhirnya Sah
21 Aku bukanlah tujuan hidupmu
22 Menolak perjanjian tertulis
23 Tak bisa marah
24 Penyatuan pertama
25 Tertidur dan pingsan
26 Kondisi buruk Arumi
27 Akhirnya sadar dan ketahuan
28 Kedatangan Alex
29 Tak diakui sebagai suami
30 Takut ketahuan
31 Tak tahan ingin membawa mu pulang
32 Akhirnya membawa mu pulang
33 Penyatuan kedua
34 Kembali bekerja
35 Aku dimata mu
36 Bertemu Alex kembali
37 Rencana untuk pergi
38 Hamil
39 Melihat mahakarya-nya sendiri
40 Berbohong
41 Tidak jadi mengundurkan diri
42 Minta cerai
43 Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44 Ngidam Sate
45 Perkelahian
46 Tuan Brandon si pengganggu
47 Dibawa pergi
48 Tak diizinkan masuk
49 Kembalikan istriku
50 Berani membalas
51 Arumi telah berubah
52 Beli ponsel baru
53 Pinkan datang mematahkan segalanya
54 Makan siang bersama
55 Malam terakhir
56 Mood yang rusak
57 Mengetahui Arumi hamil
58 Tentang Anaya
59 Membuntuti Anaya
60 Bertemu Anaya
61 Anaya pergi
62 Ajakan menikah
63 Sudah tiba
64 Makci Sari Cenayang
65 Surat Arumi
66 Menjadi pengembala Ikan
67 Mendengar suara Arumi
68 Barra vs Adnan
69 Kesepakatan Barra dan Adnan
70 Kebaikan Barra
71 Memperkenalkan Adnan
72 Bicara dengan Arumi
73 Arumi akan kembali
74 Mengetahui keberadaan Arumi
75 Mengajak Arabella
76 Insiden di Bandara
77 Kemarahan Arabella
78 Kembali bersatu
79 Season 2 Keributan di pagi hari
80 Season 2 Mengakui Arumi
81 Malam panjang yang tertunda
82 Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83 Season 2 Sarapan bersama
84 Season 2 Buka puasa
85 season 2 Penyambutan
86 Season 2 Karena menu Catring
87 Season 2 Barra Ronda
88 Season 2 Kedatangan Alex
89 Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90 Season 2 Menjaga jarak
91 Season 2 Obat perangsang
92 Season 2 Pengaruh obat perangsang
93 Season2 Arabella mencari Adnan
94 Season2 Lempar-lemparan masalah
95 Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96 Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97 Bersiap
98 Tertunda
99 Akhirnya Sah
100 Formasi lengkap
101 Menghindar
102 Selalu salah
103 Rasa Iri
104 Sebuah Rasa
105 Curahan hati
106 Siaran langsung
107 Tak bisa menemui
108 Penolakan
109 Tak sengaja bertemu
110 Bermain di kantor
111 Tamu penting
112 Bicara empat mata
113 Akan Kembali Bekerja
114 Drama pagi hari
115 Penyambutan
116 Indri uring-uringan
117 Makan siang
118 Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119 Tespek
120 Hamil
121 Ingin punya anak lagi
122 Pindah
123 Septi dan Alex
124 Septi Alex 2
125 Memecahkan tabir kebenaran
126 Ketegasan Adnan
127 Barra bergosip
128 Pertemuan yang tak di sengaja
129 Minta pindah
130 Meminta Izin
131 Anaya pergi
132 Alex minta maaf
133 Melamar
134 Kosong
135 kepergok
136 Antoni berubah
137 Keributan
138 Tuduhan Septi
139 Meragu
140 Mabuk ikan bakar
141 kegalauan Barra
142 meeting bersama mantan
143 Memperebutkan Barra
144 Mau dilayani
145 Bertemu Septi
146 Memanfaatkan waktu
147 Serangan mendadak
148 Kembalinya Pinkan
149 Pindah lagi
150 Gara-gara jengkol
151 Rencana Jahat Tati
152 Ternyata sudah tahu
153 Respon tak terduga
154 Seninya tinggal bersama
155 Pinkan datang
156 Terusir
157 Sama-sama Gagal
158 Aksi Arabella membantu Adnan
159 Usaha jahat Tati
160 Mencari Arabella dan Abimanyu
161 Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162 Ditangkap
163 Akhir dari segalanya
164 Pengumuman
165 Bukan Wanita Pilihan
166 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Naik Jabatan
2
Membuatnya tertidur
3
Bapak-bapak kepo
4
Perkara bantal dan selimut
5
Ketahuan dibohongi
6
Sebuah kecupan
7
Patah Hati Barra
8
Perasaan Indri terdahulu
9
Pertemuan yang tak disengaja
10
Omelan pertama Arumi
11
Barter yang tak sesuai
12
Terusir dengan halus
13
Ajakan tinggal bersama
14
Sarapan bubur
15
Ciuman ke dua
16
Serangan Bu Tati
17
Kepergok
18
Bukan pilihan tapi paksaan
19
Tak percaya
20
Akhirnya Sah
21
Aku bukanlah tujuan hidupmu
22
Menolak perjanjian tertulis
23
Tak bisa marah
24
Penyatuan pertama
25
Tertidur dan pingsan
26
Kondisi buruk Arumi
27
Akhirnya sadar dan ketahuan
28
Kedatangan Alex
29
Tak diakui sebagai suami
30
Takut ketahuan
31
Tak tahan ingin membawa mu pulang
32
Akhirnya membawa mu pulang
33
Penyatuan kedua
34
Kembali bekerja
35
Aku dimata mu
36
Bertemu Alex kembali
37
Rencana untuk pergi
38
Hamil
39
Melihat mahakarya-nya sendiri
40
Berbohong
41
Tidak jadi mengundurkan diri
42
Minta cerai
43
Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44
Ngidam Sate
45
Perkelahian
46
Tuan Brandon si pengganggu
47
Dibawa pergi
48
Tak diizinkan masuk
49
Kembalikan istriku
50
Berani membalas
51
Arumi telah berubah
52
Beli ponsel baru
53
Pinkan datang mematahkan segalanya
54
Makan siang bersama
55
Malam terakhir
56
Mood yang rusak
57
Mengetahui Arumi hamil
58
Tentang Anaya
59
Membuntuti Anaya
60
Bertemu Anaya
61
Anaya pergi
62
Ajakan menikah
63
Sudah tiba
64
Makci Sari Cenayang
65
Surat Arumi
66
Menjadi pengembala Ikan
67
Mendengar suara Arumi
68
Barra vs Adnan
69
Kesepakatan Barra dan Adnan
70
Kebaikan Barra
71
Memperkenalkan Adnan
72
Bicara dengan Arumi
73
Arumi akan kembali
74
Mengetahui keberadaan Arumi
75
Mengajak Arabella
76
Insiden di Bandara
77
Kemarahan Arabella
78
Kembali bersatu
79
Season 2 Keributan di pagi hari
80
Season 2 Mengakui Arumi
81
Malam panjang yang tertunda
82
Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83
Season 2 Sarapan bersama
84
Season 2 Buka puasa
85
season 2 Penyambutan
86
Season 2 Karena menu Catring
87
Season 2 Barra Ronda
88
Season 2 Kedatangan Alex
89
Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90
Season 2 Menjaga jarak
91
Season 2 Obat perangsang
92
Season 2 Pengaruh obat perangsang
93
Season2 Arabella mencari Adnan
94
Season2 Lempar-lemparan masalah
95
Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96
Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97
Bersiap
98
Tertunda
99
Akhirnya Sah
100
Formasi lengkap
101
Menghindar
102
Selalu salah
103
Rasa Iri
104
Sebuah Rasa
105
Curahan hati
106
Siaran langsung
107
Tak bisa menemui
108
Penolakan
109
Tak sengaja bertemu
110
Bermain di kantor
111
Tamu penting
112
Bicara empat mata
113
Akan Kembali Bekerja
114
Drama pagi hari
115
Penyambutan
116
Indri uring-uringan
117
Makan siang
118
Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119
Tespek
120
Hamil
121
Ingin punya anak lagi
122
Pindah
123
Septi dan Alex
124
Septi Alex 2
125
Memecahkan tabir kebenaran
126
Ketegasan Adnan
127
Barra bergosip
128
Pertemuan yang tak di sengaja
129
Minta pindah
130
Meminta Izin
131
Anaya pergi
132
Alex minta maaf
133
Melamar
134
Kosong
135
kepergok
136
Antoni berubah
137
Keributan
138
Tuduhan Septi
139
Meragu
140
Mabuk ikan bakar
141
kegalauan Barra
142
meeting bersama mantan
143
Memperebutkan Barra
144
Mau dilayani
145
Bertemu Septi
146
Memanfaatkan waktu
147
Serangan mendadak
148
Kembalinya Pinkan
149
Pindah lagi
150
Gara-gara jengkol
151
Rencana Jahat Tati
152
Ternyata sudah tahu
153
Respon tak terduga
154
Seninya tinggal bersama
155
Pinkan datang
156
Terusir
157
Sama-sama Gagal
158
Aksi Arabella membantu Adnan
159
Usaha jahat Tati
160
Mencari Arabella dan Abimanyu
161
Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162
Ditangkap
163
Akhir dari segalanya
164
Pengumuman
165
Bukan Wanita Pilihan
166
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!