Terusir dengan halus

Setelah menghabiskan sarapan sederhana mereka. Arumi segera ingin memgantarkan Barra kembali ke kediamannya. Namun saat ia sudah ingin menginjak pedal gas mobilnya. Ponselnya berdering. Ia segera menerimanya dan mengurungkan niatnya untuk melajukan mobilnya.

Ia ambil ponselnya itu yang ia letakkan di dashboard mobil. Ia angkat panggilan yang ternyata dari sang ibu.

"Hallo Bu." Sapa Arumi di sambungan telepon pada ibunya. Ia menempelkan jari telunjuknya di bibir Barra agar mulut bawel Barra yang sejak tadi bicara diam.

"Kamu dimana Nak?" Tanya Ara pada putrinya. Tampak jelas dari suaranya jika ia tengah mengkhawatirkan putrinya.

"Masih di jalan Bu, semalam Arumi mengantuk dan tertidur di stasiun pengisian bahan bakar." Jawab Arumi jujur.

Barra terkesima dengan kejujuran Arumi pada kedua orang tuanya, hati dan pikirannya mulai membanding-bandingkan Pinkan dengan sosok Arumi yang jauh berbeda seperti langit dan buminya. Arumi langitnya sedangkan Pinkan buminya.

"Nak, ketahuilah kita ini tinggal di perkampungan. Jika pekerjaan mu seperti ini sekarang, apa tidak sebaiknya kamu indekost saja. Supaya kamu jauh dari fitnah ibu-ibu tukang gosip di sini. Ibu tidak mau Kak Adnan mu bertambah marah dan tidak mau menginjakkan kakinya lagi dirumah ini karena kesalahan mu." Ucap Ara yang begitu menusuk relung hati Arumi.

Ucapan Ara memang ada benarnya, tapi secara tidak langsung Ara mengusir Arumi secara halus dari rumah kedua orang tuanya itu. Tanpa sadar mendengar perkataan Ara sang ibu, membuat kelopak mata Arumi berkaca-kaca.

"Baik bu, Ara akan pikirkan saran ibu." Jawab Arumi yang menguatkan dirinya untuk tetap bicara dengan tenang, walau terasa sesak di dalam dadanya.

"Ya, Nak. Ini untuk kebaikan mu juga. Dan Ibu mohon maaf dan minta tolong pada mu, untuk tidak kembali dulu ke rumah hari ini. Karena Kak Adnan mu akan datang mengunjui kami dengan putranya hari ini." Ucap Ara lagi dengan berat hati.

Bukannya ia tak mengerti perasaan putrinya, tapi betapa kerasnya hati Adnan pada adiknya ini, tak bisa membuatnya berdaya untuk membuat Adnan tidak bersikap lagi seperti ini pada adiknya. Adnan terlalu menjaga nama baik kedua mertuanya, sehingga mengabaikan perasaan adiknya sendiri.

Arumi tak bisa menahan kesedihannya, tidak diizinkan pulang dan merasa terusir secara halus. Membuatnya tak bia menahan tangisnya. Ia tutup mulutnya, agar Ara tak mendengar tangisannya. Barra yang melihat kesedihan Arumi hanya tertegun melihatnya. Suara hening di dalam mobil dan pendengarannya yang tajam membuatnya dapat mendengar perkataan ibu Arumi pada Arumi.

"Baik bu, Arumi tidak akan pulang hari ini. Kabari saja jika Kak Adnan sudah pulang. Arumi akan kembali kerumah setelah Kak Adnan pergi." Jawab Arumi yang lagi-lagi berusaha bicara dengan tenang pada Ibunya.

Pembicaraan yang menyakitkan itu pun akhirnya berakhir. Arumi menangis sejadi-jadinya setelah menutup panggilan dari sang ibu. Ia menangis dan membenturkan kepalanya ke stir mobil. Tak perduli dengan adanya Barra di sampingnya. Ia terus menangis meluapkan kesedihannya karena perkataan ibu dan sikap kakaknya.

Melihat Arumi terus membenturkan kepalanya ke stir mobil. Barra pun tak tinggal diam, hatinya yang terenyuh dengan tangis Arumi pun akhirnya melindungi kepala Arumi yang dibenturkannya dengan telapak tangannya.

"Arghhh... aku ini cuma korban dari keegoisa. Mereka, kenapa keluargaku tak mau mengerti perasaan ku hah? Apa salahnya jika aku ini orang miskin? Apa orang miskin tak boleh mencintai orang kaya hah? Seharusnya kamu tak datang dalam hidupku Kak Bowo, jika akhirnya, hidupku seperti ini." Pekik Arumi di dalam tangisnya.

Barra membiarkan Arumi puas menangis dan berteriak. Ketika Arumi telah tenang, Barra mengajak Arumi pergi. Ia meminta Arumi untuk turun dan membiarkan dirinya yang membawa kendaraannya.

"Kita mau kemana?" Tanya Arumi yang merasa jalan yang di tempuh Barra bukanlah jalan menuju kediamannya, melainkan arah balik ke perusahaan.

"Apa dia akan mengajakku bekerja dihari libur seperti ini?" Gumam Arumi di dalam hatinya, saat ia tak mendapati jawaban dari Barra.

"Diam saja, nanti kamu akan tahu, saya akan membawa mu kemana?" Jawab Barra pada akhirnya.

"Pak, tolong jangan buang waktu saya lagi. Hari ini saya harus mencari kost untuk saya tinggali ke depannya nanti. Jika bapak mau pergi. Tolong tepikan mobil ini! Saya mau turun." Pinta Arumi yang malah membuat Barra mempercepat laju kendaraan yang ia kemudikan. Respon Barra sungguh tak bersahabat.

Melihat Barra seperti ini, Arumi memilih duduk dan diam, ia tak lagi banyak bicara. Mobil yang dikemudikan Barra berhenti tepat di sebuah parkiran apartemen, yang jaraknya tak cukup jauh dari kediaman Barra dan juga perusahaan.

"Turun!" Perintah Barra pada Arumi. Arumi pun turun dan mengekori langkah kaki Barra.

Mereka masuk ke lobby apartemen, Barra berjalan ke resepsionis apartemen.

"Selamat pagi Tuan, ada yang bisa saya bantu." Sapa staff resepsionis dengan ramahnya.

"Saya ingin beli satu unit apartemen beserta isinya, apa bisa dibantu?" Jawab Barra dengan suara tegas dan wajah datarnya.

"Baik. Silahkan di tunggu sebentar Tuan, saya akan panggilkan staff developer kami."

Salah seorang dari staff resepsionis pun keluar dari meja tersebut dan mempersilahkan Barra dan Arumi duduk di sebuah sofa yang letaknya tak jauh dari meja resepsionis.

Tak lama mereka menunggu salah seorang staff developer datang menghampiri mereka dan mengajak keruangannya. Transaksi jual beli pun berlangsung singkat. Barra menolak melihat dulu unit yang ia beli. Ia hanya memilih apartemen dengan view yang menampilkan dua sisi jalan yang berbeda.

Setelah menyelesaikan transaksi, Barra menerima dua kunci apartemen tersebut. Ia memberikan satu untuk Arumi dan satu untuk dirinya. Arumi terkesiap menerimanya. Ia menatap penuh tanya dengan apa yang dilakukan Barra. Ia ingin bertanya namun tatapan Barra menyuruhnya untuk tetap diam.

Dengan diantar staff developer, Arumi dan Barra ke unit apartemen yang baru saja dibeli oleh Barra. Setelah menunjukkan semuanya staff tersebut pun meninggalkan mereka berdua.

"Apa maksudnya Bapak dengan semua ini?" Tanya Arumi dengan menunjuk kunci apartemen ini pada Barra.

"Tinggallah di sini, selama kamu bekerja dengan saya. Mulai hari ini kamu adalah tanggung jawab saya." Jawab Barra yang malah duduk bersandar pada sebuah sofa yang terlihat begitu empuk.

"Apa?" Tanya Arumi seolah tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Barra.

"Ya tinggallah di sini. Kamu hanya boleh menggunakan satu kamar di apartemen ini, meskipun apartemen ini memiliki tiga kamar. Dan ingat! Tak boleh ada orang lain yang datang ke apartemen ini tanpa seizin saya, kecuali anggota keluarga mu. Katakan pada mereka jika kamu tidak tinggal di kost-kostan, tapi melainkan mendapat inventaris sebuah apartemen untuk kamu tinggali, selama kamu bekerja dengan saya." Jawab Barra yang kemudian kembali memejamkan matanya.

Terpopuler

Comments

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Barra terkesima dengan kejujuran dari wanita yang bernama Arumi

2023-06-28

0

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

orngtuany ga dwsa itu 🤔

2023-06-09

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Barra membandingkan Pinkan dan Arumi yang beda jauh

2023-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Naik Jabatan
2 Membuatnya tertidur
3 Bapak-bapak kepo
4 Perkara bantal dan selimut
5 Ketahuan dibohongi
6 Sebuah kecupan
7 Patah Hati Barra
8 Perasaan Indri terdahulu
9 Pertemuan yang tak disengaja
10 Omelan pertama Arumi
11 Barter yang tak sesuai
12 Terusir dengan halus
13 Ajakan tinggal bersama
14 Sarapan bubur
15 Ciuman ke dua
16 Serangan Bu Tati
17 Kepergok
18 Bukan pilihan tapi paksaan
19 Tak percaya
20 Akhirnya Sah
21 Aku bukanlah tujuan hidupmu
22 Menolak perjanjian tertulis
23 Tak bisa marah
24 Penyatuan pertama
25 Tertidur dan pingsan
26 Kondisi buruk Arumi
27 Akhirnya sadar dan ketahuan
28 Kedatangan Alex
29 Tak diakui sebagai suami
30 Takut ketahuan
31 Tak tahan ingin membawa mu pulang
32 Akhirnya membawa mu pulang
33 Penyatuan kedua
34 Kembali bekerja
35 Aku dimata mu
36 Bertemu Alex kembali
37 Rencana untuk pergi
38 Hamil
39 Melihat mahakarya-nya sendiri
40 Berbohong
41 Tidak jadi mengundurkan diri
42 Minta cerai
43 Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44 Ngidam Sate
45 Perkelahian
46 Tuan Brandon si pengganggu
47 Dibawa pergi
48 Tak diizinkan masuk
49 Kembalikan istriku
50 Berani membalas
51 Arumi telah berubah
52 Beli ponsel baru
53 Pinkan datang mematahkan segalanya
54 Makan siang bersama
55 Malam terakhir
56 Mood yang rusak
57 Mengetahui Arumi hamil
58 Tentang Anaya
59 Membuntuti Anaya
60 Bertemu Anaya
61 Anaya pergi
62 Ajakan menikah
63 Sudah tiba
64 Makci Sari Cenayang
65 Surat Arumi
66 Menjadi pengembala Ikan
67 Mendengar suara Arumi
68 Barra vs Adnan
69 Kesepakatan Barra dan Adnan
70 Kebaikan Barra
71 Memperkenalkan Adnan
72 Bicara dengan Arumi
73 Arumi akan kembali
74 Mengetahui keberadaan Arumi
75 Mengajak Arabella
76 Insiden di Bandara
77 Kemarahan Arabella
78 Kembali bersatu
79 Season 2 Keributan di pagi hari
80 Season 2 Mengakui Arumi
81 Malam panjang yang tertunda
82 Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83 Season 2 Sarapan bersama
84 Season 2 Buka puasa
85 season 2 Penyambutan
86 Season 2 Karena menu Catring
87 Season 2 Barra Ronda
88 Season 2 Kedatangan Alex
89 Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90 Season 2 Menjaga jarak
91 Season 2 Obat perangsang
92 Season 2 Pengaruh obat perangsang
93 Season2 Arabella mencari Adnan
94 Season2 Lempar-lemparan masalah
95 Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96 Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97 Bersiap
98 Tertunda
99 Akhirnya Sah
100 Formasi lengkap
101 Menghindar
102 Selalu salah
103 Rasa Iri
104 Sebuah Rasa
105 Curahan hati
106 Siaran langsung
107 Tak bisa menemui
108 Penolakan
109 Tak sengaja bertemu
110 Bermain di kantor
111 Tamu penting
112 Bicara empat mata
113 Akan Kembali Bekerja
114 Drama pagi hari
115 Penyambutan
116 Indri uring-uringan
117 Makan siang
118 Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119 Tespek
120 Hamil
121 Ingin punya anak lagi
122 Pindah
123 Septi dan Alex
124 Septi Alex 2
125 Memecahkan tabir kebenaran
126 Ketegasan Adnan
127 Barra bergosip
128 Pertemuan yang tak di sengaja
129 Minta pindah
130 Meminta Izin
131 Anaya pergi
132 Alex minta maaf
133 Melamar
134 Kosong
135 kepergok
136 Antoni berubah
137 Keributan
138 Tuduhan Septi
139 Meragu
140 Mabuk ikan bakar
141 kegalauan Barra
142 meeting bersama mantan
143 Memperebutkan Barra
144 Mau dilayani
145 Bertemu Septi
146 Memanfaatkan waktu
147 Serangan mendadak
148 Kembalinya Pinkan
149 Pindah lagi
150 Gara-gara jengkol
151 Rencana Jahat Tati
152 Ternyata sudah tahu
153 Respon tak terduga
154 Seninya tinggal bersama
155 Pinkan datang
156 Terusir
157 Sama-sama Gagal
158 Aksi Arabella membantu Adnan
159 Usaha jahat Tati
160 Mencari Arabella dan Abimanyu
161 Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162 Ditangkap
163 Akhir dari segalanya
164 Pengumuman
165 Bukan Wanita Pilihan
166 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Naik Jabatan
2
Membuatnya tertidur
3
Bapak-bapak kepo
4
Perkara bantal dan selimut
5
Ketahuan dibohongi
6
Sebuah kecupan
7
Patah Hati Barra
8
Perasaan Indri terdahulu
9
Pertemuan yang tak disengaja
10
Omelan pertama Arumi
11
Barter yang tak sesuai
12
Terusir dengan halus
13
Ajakan tinggal bersama
14
Sarapan bubur
15
Ciuman ke dua
16
Serangan Bu Tati
17
Kepergok
18
Bukan pilihan tapi paksaan
19
Tak percaya
20
Akhirnya Sah
21
Aku bukanlah tujuan hidupmu
22
Menolak perjanjian tertulis
23
Tak bisa marah
24
Penyatuan pertama
25
Tertidur dan pingsan
26
Kondisi buruk Arumi
27
Akhirnya sadar dan ketahuan
28
Kedatangan Alex
29
Tak diakui sebagai suami
30
Takut ketahuan
31
Tak tahan ingin membawa mu pulang
32
Akhirnya membawa mu pulang
33
Penyatuan kedua
34
Kembali bekerja
35
Aku dimata mu
36
Bertemu Alex kembali
37
Rencana untuk pergi
38
Hamil
39
Melihat mahakarya-nya sendiri
40
Berbohong
41
Tidak jadi mengundurkan diri
42
Minta cerai
43
Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44
Ngidam Sate
45
Perkelahian
46
Tuan Brandon si pengganggu
47
Dibawa pergi
48
Tak diizinkan masuk
49
Kembalikan istriku
50
Berani membalas
51
Arumi telah berubah
52
Beli ponsel baru
53
Pinkan datang mematahkan segalanya
54
Makan siang bersama
55
Malam terakhir
56
Mood yang rusak
57
Mengetahui Arumi hamil
58
Tentang Anaya
59
Membuntuti Anaya
60
Bertemu Anaya
61
Anaya pergi
62
Ajakan menikah
63
Sudah tiba
64
Makci Sari Cenayang
65
Surat Arumi
66
Menjadi pengembala Ikan
67
Mendengar suara Arumi
68
Barra vs Adnan
69
Kesepakatan Barra dan Adnan
70
Kebaikan Barra
71
Memperkenalkan Adnan
72
Bicara dengan Arumi
73
Arumi akan kembali
74
Mengetahui keberadaan Arumi
75
Mengajak Arabella
76
Insiden di Bandara
77
Kemarahan Arabella
78
Kembali bersatu
79
Season 2 Keributan di pagi hari
80
Season 2 Mengakui Arumi
81
Malam panjang yang tertunda
82
Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83
Season 2 Sarapan bersama
84
Season 2 Buka puasa
85
season 2 Penyambutan
86
Season 2 Karena menu Catring
87
Season 2 Barra Ronda
88
Season 2 Kedatangan Alex
89
Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90
Season 2 Menjaga jarak
91
Season 2 Obat perangsang
92
Season 2 Pengaruh obat perangsang
93
Season2 Arabella mencari Adnan
94
Season2 Lempar-lemparan masalah
95
Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96
Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97
Bersiap
98
Tertunda
99
Akhirnya Sah
100
Formasi lengkap
101
Menghindar
102
Selalu salah
103
Rasa Iri
104
Sebuah Rasa
105
Curahan hati
106
Siaran langsung
107
Tak bisa menemui
108
Penolakan
109
Tak sengaja bertemu
110
Bermain di kantor
111
Tamu penting
112
Bicara empat mata
113
Akan Kembali Bekerja
114
Drama pagi hari
115
Penyambutan
116
Indri uring-uringan
117
Makan siang
118
Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119
Tespek
120
Hamil
121
Ingin punya anak lagi
122
Pindah
123
Septi dan Alex
124
Septi Alex 2
125
Memecahkan tabir kebenaran
126
Ketegasan Adnan
127
Barra bergosip
128
Pertemuan yang tak di sengaja
129
Minta pindah
130
Meminta Izin
131
Anaya pergi
132
Alex minta maaf
133
Melamar
134
Kosong
135
kepergok
136
Antoni berubah
137
Keributan
138
Tuduhan Septi
139
Meragu
140
Mabuk ikan bakar
141
kegalauan Barra
142
meeting bersama mantan
143
Memperebutkan Barra
144
Mau dilayani
145
Bertemu Septi
146
Memanfaatkan waktu
147
Serangan mendadak
148
Kembalinya Pinkan
149
Pindah lagi
150
Gara-gara jengkol
151
Rencana Jahat Tati
152
Ternyata sudah tahu
153
Respon tak terduga
154
Seninya tinggal bersama
155
Pinkan datang
156
Terusir
157
Sama-sama Gagal
158
Aksi Arabella membantu Adnan
159
Usaha jahat Tati
160
Mencari Arabella dan Abimanyu
161
Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162
Ditangkap
163
Akhir dari segalanya
164
Pengumuman
165
Bukan Wanita Pilihan
166
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!