Kepergok

Jika biasanya hari Sabtu dan Minggu adalah hari dimana Arumi selalu bermalas-malasan di rumah kedua orang tuanya, setelah membantu pekerjaan rumah sang ibu tentunya. Nyatanya setelah keluar dari kediaman orang tuanya sekarang, semua kemalasan yang biasa ia rasakan dan lakukan itu harus di buang jauh-jauh.

Kemarin adalah hari Sabtu terburuk yang pernah ia lalui selama ini, dan sekarang ia berharap hari Minggu ini tak seperti hari Sabtu kemarin.

Setelah bangun dari tidurnya, Arumi pergi ke dapur membuatkan sarapan untuk dirinya dan Barra yang masih tertidur di dalam kamarnya. Ya. Semalam, mereka tidur dalam satu ranjang bersama dan Barra memeluk erat tubuh Arumi hingga membuat Arumi tenang dan tertidur.

Setelah selesai memasak, Arumi melakukan bersih-bersih di unit apartemen mereka, ia juga mulai mengambili pakaian kotor Barra yang ada di kamar pribadi Barra untuk dicuci oleh dirinya. Arumi sengaja mencuci pakaian Barra terlebih dahulu dibandingkan pakaian miliknya.

Saat ia menjemur pakaian milik Barra, dirinya sedikit bisa tertawa dan melupakan kesedihannya atas kejadian kemarin. Ia tertawa karena melihat pakai dalam Barra yang hendak ia jemur.

"Waw... Kayanya dia punya burung perkutut ukurannya big size ya hahahaha..." Tawa Arumi renyah yang ternyata tengah diperhatikan oleh Barra yang baru bangun tidur.

"Apa dia bilang? Junior ku dia sebut burung perkutut? Hemmm... Nama yang sama sekali tidak bagus untuk alat tempur terbaikku ini." Ucap Barra di dalam hatinya.

Meskipun beberapa pakaian dalam Barra sudah selesai Arumi jemur, tawa renyah Arumi belum saja hilang, karena pikiran kotor telah merasuki dirinya. Ia terus menggelengkan kepalanya untuk mengusir khayalan yang tidak-tidak tentang burung perkutut milik Barra dan juga terus tertawa karena pikiran kotornya itu.

"Apa jadinya jika milik ku, diterkam oleh dia? Bisa-bisa aku mati kesakitan." Ucap Arumi saat ingin berjalan mengambil pakaianyanyang masih ada di dalam mesin cuci.

"Kamu tak akan mati kesakitan jika junior sakti milik saya masuk ke dalam lubang surgawi milikmu, yang ada kamu akan merasa nikmat dan ketagihan." Ucap Barra yang sedang berdiri diambang pintu sembari menyilangkan tangannya di depan dadanya.

Terkejut. Ya Arumi terkejut dengan kehadiran Barra di dekatnya terlebih kalimat frontal dan fulgar yang ia ucapkan padanya berhasil membuat Arumi malu. Wajahnya bersemu merah, ketahuan berpikir kotor oleh Barra.

"Bapak ngomong apa sih? Gak jelas." Omel Arumi yang menutupi kegugupannya karena ketahuan.

"Ngomong apa? Ya saya ngomong apa yang harus saya tanggapi dari omongan kamu." Jawab Barra.

Tubuh Barra didorong kasar oleh Arumi yang mau lewat mengambil pakaiannya yang masih ada di dalam mesin cuci. Barra tersenyum melihat wajah malu-malu Arumi. Barra memperhatikan dari atas hingga ke bawah tubuh Arumi yang terlihat begitu sangat indah di pandang mata.

"Dia cantik, tubuhnya juga bagus, benar-benar sempurna." Gumam Barra yang memuji kecantikan paripurna Arumi di dalam hatinya.

"Saya lapar, apa kamu sudah masak?" Tanya Barra yang malah memeluk tubuh Arumi dari belakang.

"Pak lepas jangan seperti ini!" Arumi memukuli tangan Barra yang melingkar di perunya. Seolah tak perduli ia tetap memeluk dan mencium Aroma tubuh Arumi, dengan menenggelamkan wajahnya di curug leher Arumi.

"Lepas ih!!" Ucap Arumi yang membalik tubuhnya dan berusaha mendorong dada bidang Barra.

"Apa semalam kamu bisa tidur dengan nyenyak?" Tanya Barra yang nenatap dalam mata Arumi yang masih terlihat bengkak.

"Sedikit," jawab Arumi yang menundukkan kepalanya, ia menghindari bersisi tatap dengan Barra.

"Kamu tahu di dunia ini tidak ada yang gratis bukan?" Tanya Barra yang mengikuti perkataan Arumi pada waktu lalu.

"Hemmm...iya." Jawab Arumi singkat.

"Suatu saat saya akan meminta bayaran atas semua kebaikan yang telah saya berikan pada mu. Arumi." Ucap Barra, yang mengangkat dagu Arumi dengan jemarinya.

Ia ingin Arumi menatap dirinya yang sedang bicara padanya. Alih-alih menatap wajah Barra, Arumi malah memejamkan matanya. Arumi tak ingin terbius oleh pesona ketampanan seorang Barra.

"Tatap saya Arumi, apa kamu bersedia membayar semua kebaikan saya pada mu ini, nanti?" Tanya Barra yang mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Arumi.

Hembusan nafas Barra membuat anak rambut Arumi terhempas, Arumi tetap tak kuasa untuk menatap wajah Barra yang hampir tak berjarak dengannya.

"I-iya. Saya bersedia membayarnya." Jawab Arumi gugup tanpa mau membuka matanya.

"Bagus, kalau begitu bayarlah DP-nya terlebih dahulu sekarang." Ucap Barra, yang malah mendaratkan bibirnya ke bibir ranum Arumi yang tak pernah tersentuh oleh pria manapun.

Cup!

Mata Arumi membola ketika bibirnya mendapatkan serangan mendadak dari Barra. Serangan brutal yang begitu memabukkan dan menghanyutkan dirinya. Tubuh Arumi terkunci oleh kedua kaki Bara yang berada diantar tubuhnya. Ia hanya diam mematung. Tak mengerti harus berbuat apa. Karena ini merupakan pengalaman pertamanya.

"Mmmmphhh..."

Bibir Arumi tetap mengatup, meski Barra terus menyesapnya tiada henti. Barra menggigit kecil bibir Arumi, agar ia dapat masuk ke dalam rongga mulutnya.

"Ahh..."

Arumi melenguh dan membuka mulutnya. Barra mengabsen deretan gigi putih Arumi yang terjajar rapih dengan lidahnya yang tengah berselancar dengan lihainya di dalam rongga mulut Arumi.

"Bagus jadi begini cara mu menghilang setelah menganiaya anak orang,Barra!" Pekik Tuan Brandon yang sudah berdiri tak jauh dari mereka berdua.

Barra menghentikan pangutannya dan menatap malas kearah sang Daddy yang ternyata datang tak seorang diri. Dia datang bersama dengan Mommynya.

"Kenapa berhenti? Lanjutkan saja! Kami bersedia menjadi penonton adegan mesum kalian berdua." Ucap Tuan Brandon lagi yang terlihat marah pada putranya.

"Untuk apa Daddy dan Mommy ke sini, dan darimana kalian tahu aku tinggal di sini?" Tanya Barra yang masih tak melepaskan Arumi dari kungkungannya.

Arumi hanya bisa menunduk malu dan bersembunyi di dada bidang Barra.

"Rupanya anak mu ini lupa, siapa Daddy-nya ini Mom." Ucap Tua Brondon yang menyombongkan dirinya.

"Arghhh... Katakan saja kalian mau apa? Aku sedang tidak ingin diganggu." Ucap Barra yang malah terlihat kesal pada kedua orang tuanya, padahal ia sudah ketahuan berbuat salah.

"Kemarilah! Duduklah dulu, tidak enak bicara di ruang cuci seperti ini." Ajak Tuan Brandon.

Bukannya ikut masuk, Barra malah ingin melanjutkan lagi mencium bibir Arumi yang sudah menjadi candu baginya mulai hari ini.

"Sudah hentikan! Cukup!" Tolak Arumi yang membuang wajahnya.

"BARRA!!" Pekik Brandon yang kembali lagi ke ruang cuci itu karena sang putra tak kunjung mengikutinya.

"Arghhh iya." Sahut Barra yang terlihat kesal.

Kini keduanya duduk di ruang televisi. Barra dan Arumi duduk berdampingan begitu pula dengan Tuan Brondon dan istrinya.

"Kamu sekertaris Barra yang baru bukan?" Tanya Tuan Brandon pada Arumi.

"Betul Tuan." Jawab Arumi yang tetap menundukkan pandangannya. Ia tak berani menatap Tuan Brandon. Ia saat menyadari akan kesalahannya.

Terpopuler

Comments

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

@💞Lophe💝💗💓🤵👰

Saat Arumi masih di rumah orang tuanya hari sabtu minggu Arumi bermalas malasan

2023-06-28

0

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulpuyosibocah

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulpuyosibocah

nah loh, main sosor kepergok jdny

2023-06-09

0

𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜

𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜

baru jemur daleman aja udah traveling otakmu arumi apalagi melihatnya 🤭🙈😜🤣🤣🤣

2023-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 Naik Jabatan
2 Membuatnya tertidur
3 Bapak-bapak kepo
4 Perkara bantal dan selimut
5 Ketahuan dibohongi
6 Sebuah kecupan
7 Patah Hati Barra
8 Perasaan Indri terdahulu
9 Pertemuan yang tak disengaja
10 Omelan pertama Arumi
11 Barter yang tak sesuai
12 Terusir dengan halus
13 Ajakan tinggal bersama
14 Sarapan bubur
15 Ciuman ke dua
16 Serangan Bu Tati
17 Kepergok
18 Bukan pilihan tapi paksaan
19 Tak percaya
20 Akhirnya Sah
21 Aku bukanlah tujuan hidupmu
22 Menolak perjanjian tertulis
23 Tak bisa marah
24 Penyatuan pertama
25 Tertidur dan pingsan
26 Kondisi buruk Arumi
27 Akhirnya sadar dan ketahuan
28 Kedatangan Alex
29 Tak diakui sebagai suami
30 Takut ketahuan
31 Tak tahan ingin membawa mu pulang
32 Akhirnya membawa mu pulang
33 Penyatuan kedua
34 Kembali bekerja
35 Aku dimata mu
36 Bertemu Alex kembali
37 Rencana untuk pergi
38 Hamil
39 Melihat mahakarya-nya sendiri
40 Berbohong
41 Tidak jadi mengundurkan diri
42 Minta cerai
43 Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44 Ngidam Sate
45 Perkelahian
46 Tuan Brandon si pengganggu
47 Dibawa pergi
48 Tak diizinkan masuk
49 Kembalikan istriku
50 Berani membalas
51 Arumi telah berubah
52 Beli ponsel baru
53 Pinkan datang mematahkan segalanya
54 Makan siang bersama
55 Malam terakhir
56 Mood yang rusak
57 Mengetahui Arumi hamil
58 Tentang Anaya
59 Membuntuti Anaya
60 Bertemu Anaya
61 Anaya pergi
62 Ajakan menikah
63 Sudah tiba
64 Makci Sari Cenayang
65 Surat Arumi
66 Menjadi pengembala Ikan
67 Mendengar suara Arumi
68 Barra vs Adnan
69 Kesepakatan Barra dan Adnan
70 Kebaikan Barra
71 Memperkenalkan Adnan
72 Bicara dengan Arumi
73 Arumi akan kembali
74 Mengetahui keberadaan Arumi
75 Mengajak Arabella
76 Insiden di Bandara
77 Kemarahan Arabella
78 Kembali bersatu
79 Season 2 Keributan di pagi hari
80 Season 2 Mengakui Arumi
81 Malam panjang yang tertunda
82 Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83 Season 2 Sarapan bersama
84 Season 2 Buka puasa
85 season 2 Penyambutan
86 Season 2 Karena menu Catring
87 Season 2 Barra Ronda
88 Season 2 Kedatangan Alex
89 Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90 Season 2 Menjaga jarak
91 Season 2 Obat perangsang
92 Season 2 Pengaruh obat perangsang
93 Season2 Arabella mencari Adnan
94 Season2 Lempar-lemparan masalah
95 Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96 Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97 Bersiap
98 Tertunda
99 Akhirnya Sah
100 Formasi lengkap
101 Menghindar
102 Selalu salah
103 Rasa Iri
104 Sebuah Rasa
105 Curahan hati
106 Siaran langsung
107 Tak bisa menemui
108 Penolakan
109 Tak sengaja bertemu
110 Bermain di kantor
111 Tamu penting
112 Bicara empat mata
113 Akan Kembali Bekerja
114 Drama pagi hari
115 Penyambutan
116 Indri uring-uringan
117 Makan siang
118 Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119 Tespek
120 Hamil
121 Ingin punya anak lagi
122 Pindah
123 Septi dan Alex
124 Septi Alex 2
125 Memecahkan tabir kebenaran
126 Ketegasan Adnan
127 Barra bergosip
128 Pertemuan yang tak di sengaja
129 Minta pindah
130 Meminta Izin
131 Anaya pergi
132 Alex minta maaf
133 Melamar
134 Kosong
135 kepergok
136 Antoni berubah
137 Keributan
138 Tuduhan Septi
139 Meragu
140 Mabuk ikan bakar
141 kegalauan Barra
142 meeting bersama mantan
143 Memperebutkan Barra
144 Mau dilayani
145 Bertemu Septi
146 Memanfaatkan waktu
147 Serangan mendadak
148 Kembalinya Pinkan
149 Pindah lagi
150 Gara-gara jengkol
151 Rencana Jahat Tati
152 Ternyata sudah tahu
153 Respon tak terduga
154 Seninya tinggal bersama
155 Pinkan datang
156 Terusir
157 Sama-sama Gagal
158 Aksi Arabella membantu Adnan
159 Usaha jahat Tati
160 Mencari Arabella dan Abimanyu
161 Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162 Ditangkap
163 Akhir dari segalanya
164 Pengumuman
165 Bukan Wanita Pilihan
166 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Naik Jabatan
2
Membuatnya tertidur
3
Bapak-bapak kepo
4
Perkara bantal dan selimut
5
Ketahuan dibohongi
6
Sebuah kecupan
7
Patah Hati Barra
8
Perasaan Indri terdahulu
9
Pertemuan yang tak disengaja
10
Omelan pertama Arumi
11
Barter yang tak sesuai
12
Terusir dengan halus
13
Ajakan tinggal bersama
14
Sarapan bubur
15
Ciuman ke dua
16
Serangan Bu Tati
17
Kepergok
18
Bukan pilihan tapi paksaan
19
Tak percaya
20
Akhirnya Sah
21
Aku bukanlah tujuan hidupmu
22
Menolak perjanjian tertulis
23
Tak bisa marah
24
Penyatuan pertama
25
Tertidur dan pingsan
26
Kondisi buruk Arumi
27
Akhirnya sadar dan ketahuan
28
Kedatangan Alex
29
Tak diakui sebagai suami
30
Takut ketahuan
31
Tak tahan ingin membawa mu pulang
32
Akhirnya membawa mu pulang
33
Penyatuan kedua
34
Kembali bekerja
35
Aku dimata mu
36
Bertemu Alex kembali
37
Rencana untuk pergi
38
Hamil
39
Melihat mahakarya-nya sendiri
40
Berbohong
41
Tidak jadi mengundurkan diri
42
Minta cerai
43
Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44
Ngidam Sate
45
Perkelahian
46
Tuan Brandon si pengganggu
47
Dibawa pergi
48
Tak diizinkan masuk
49
Kembalikan istriku
50
Berani membalas
51
Arumi telah berubah
52
Beli ponsel baru
53
Pinkan datang mematahkan segalanya
54
Makan siang bersama
55
Malam terakhir
56
Mood yang rusak
57
Mengetahui Arumi hamil
58
Tentang Anaya
59
Membuntuti Anaya
60
Bertemu Anaya
61
Anaya pergi
62
Ajakan menikah
63
Sudah tiba
64
Makci Sari Cenayang
65
Surat Arumi
66
Menjadi pengembala Ikan
67
Mendengar suara Arumi
68
Barra vs Adnan
69
Kesepakatan Barra dan Adnan
70
Kebaikan Barra
71
Memperkenalkan Adnan
72
Bicara dengan Arumi
73
Arumi akan kembali
74
Mengetahui keberadaan Arumi
75
Mengajak Arabella
76
Insiden di Bandara
77
Kemarahan Arabella
78
Kembali bersatu
79
Season 2 Keributan di pagi hari
80
Season 2 Mengakui Arumi
81
Malam panjang yang tertunda
82
Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83
Season 2 Sarapan bersama
84
Season 2 Buka puasa
85
season 2 Penyambutan
86
Season 2 Karena menu Catring
87
Season 2 Barra Ronda
88
Season 2 Kedatangan Alex
89
Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90
Season 2 Menjaga jarak
91
Season 2 Obat perangsang
92
Season 2 Pengaruh obat perangsang
93
Season2 Arabella mencari Adnan
94
Season2 Lempar-lemparan masalah
95
Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96
Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97
Bersiap
98
Tertunda
99
Akhirnya Sah
100
Formasi lengkap
101
Menghindar
102
Selalu salah
103
Rasa Iri
104
Sebuah Rasa
105
Curahan hati
106
Siaran langsung
107
Tak bisa menemui
108
Penolakan
109
Tak sengaja bertemu
110
Bermain di kantor
111
Tamu penting
112
Bicara empat mata
113
Akan Kembali Bekerja
114
Drama pagi hari
115
Penyambutan
116
Indri uring-uringan
117
Makan siang
118
Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119
Tespek
120
Hamil
121
Ingin punya anak lagi
122
Pindah
123
Septi dan Alex
124
Septi Alex 2
125
Memecahkan tabir kebenaran
126
Ketegasan Adnan
127
Barra bergosip
128
Pertemuan yang tak di sengaja
129
Minta pindah
130
Meminta Izin
131
Anaya pergi
132
Alex minta maaf
133
Melamar
134
Kosong
135
kepergok
136
Antoni berubah
137
Keributan
138
Tuduhan Septi
139
Meragu
140
Mabuk ikan bakar
141
kegalauan Barra
142
meeting bersama mantan
143
Memperebutkan Barra
144
Mau dilayani
145
Bertemu Septi
146
Memanfaatkan waktu
147
Serangan mendadak
148
Kembalinya Pinkan
149
Pindah lagi
150
Gara-gara jengkol
151
Rencana Jahat Tati
152
Ternyata sudah tahu
153
Respon tak terduga
154
Seninya tinggal bersama
155
Pinkan datang
156
Terusir
157
Sama-sama Gagal
158
Aksi Arabella membantu Adnan
159
Usaha jahat Tati
160
Mencari Arabella dan Abimanyu
161
Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162
Ditangkap
163
Akhir dari segalanya
164
Pengumuman
165
Bukan Wanita Pilihan
166
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!