Perasaan Indri terdahulu

"Dalam hidup saya, baru kali ini saya merasa dikhianati oleh seorang wanita." Pungkas Barra yang menyilangkan tangannya di belakang kepala. Ia jadikan kedua tangannya itu sebagai bantalan kepalanya.

"Sebelumnya mungkin Bapak yang mengkhianati dia, makanya sekarang Bapak menuai karmanya. Dibalas kontan sama dia Pak." Cetus Arumi asal yang membuat Barra tersenyum sinis.

"Kamu pikir, saya ini seperti pria diluar sana, suka main wanita, dan menghambur-hamburkan uang untuk tidur dengan banyak wanita? Saya tidak pernah mengkhianati dia asal kamu tahu ya Arumi." Sangkal Barra yang masih terlihat santai.

"Gak berpikir sejauh itu saya tuh Pak, kenapa Bapak bertanya seperti itu? Apa dengan pertanyaan Bapak itu, Bapak ingin memberitahukan pada saya, jika Bapak itu memang seperti itu tingkah lakunya, ya kan?"

Tuing! [Mata Barra membola mendengar tuduhan Arumi].

Barra bangun dari posisi tidurnya, ia tatap Arumi yang malah menuduhnya seperti itu.

"Kenapa kamu jadi nuduh saya seperti itu? Saya kan cuma nanya sama kamu." Ucap Barra dengan tatapan kesalnya pada Arumi.

"Sama Pak, saya juga gak nuduh kok, cuma nanya saja." Balas Arumi cuek.

Barra semakin kesal dengan sikap Arumi yang pandai membalikkan kata-katanya. Saking kesalnya dengan apa yang ia rasakan kini, Barra pun memukul pasir yang ada di dekatnya. Melihat Barra bertingkah uring-uringan seperti anak kecil yang tidak diberikan mainan oleh ibunya, Arumi malah tertawa, bukannya minta maaf.

"Senang ya kamu lihat saya begini?"

"Kalau ia bagaimana Pak?"

"Apa? Kamu memang benar-benar menyebalkan Arumi. Sepertinya kamu harus dihukum ya." Ucap Barra yang membuat Arumi segera berlari menghindari Barra.

Aksi kejar-kejaran seperti film India pun terjadi.

"Ampun Pak! Maaf ya! Tolong jangan hukum saya!" Ucap Arumi yang sudah lelah berlari. Ia menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya sembari berjalan mundur.

"Tidak ada ampun dan maaf bagi mu. Kamu harus di hukum." Balas Barra yang makin mengikis jarak dengan Arumi. Langkah Arumi terhenti, karena saat ia berjalan mundur langkahnya terhalang pohon kelapa yang ada di belakangnya.

"Aishhh sial. Pasti ketangkap nih." Gumam Arumi di dalam hatinya.

"Pak sudah Pak ampun, Pak. Jangan hukum saya ihh..." Mohon Arumi yang tak dianggap oleh Barra.

Barra tersenyum saat Arumi sudah terpojok.

"Kamu tidak bisa kemana-mana lagi. Mulut dan pikir kamu itu harus di hukum, karena sudah menuduh saya macam-macam." Ucap Barra dengen senyum menyeringai.

"Jangan Pak ihh...! Jangan dekat-dekat! Saya takut." Ucap Arumi yang malah memejamkan matanya.

Jujur ia takut Barra kembali ingin menciumnya. Ya. Barra memang saat ini ingin memcium kembali Arumi. Bagi Barra mencium Arumi adalah obat bagi ketenangan jiwanya. Namun saat Barra ingin mengecup Arumi, Kevin datang menghampiri mereka berdua.

"Tuan Muda, Tuan Besar menghubungi Anda." Kevin datang dengan nafas yang terengah-engah, karena untuk menghampiri Arumi dan Barra ia harus berlarian.

Hoss....hosss.... [Nafas terengah-engah].

Barra menerima panggilan Tuan Brandon melalui ponsel Kevin. Dalam obrolan dengan sang Daddy. Barra lebih banyak diam mendengarkan dengan mata yang terus menatap Arumi secara intens. Ia hanya mengatakan, "Aku akan segera ke sana Dad," ucap Barra yang kemudian menutup panggilan teleponnya.

"Kevin antarkan saya ke Mansion!" Perintah Barra pada Kevin.

"Baik Tuan." Jawab Kevin dengan membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Kamu pulanglah, besok tak perlu menjemput saya di rumah. Saya akan berangkat bersama Daddy ke perusahaan." Perintah Barra dengan wajah yang berbeda, tidak seramah tadi.

Tatapan Barra begitu dingin, nada bicaranya begitu datar. Barra meninggalkan Arumi begitu saja dengan meninggalkan sejuta tanya dibenak Arumi, mengapa pria itu cepat sekali berubah.

"Arumi tolong antar istriku pulang ya," ucap Kevin dengan kedipan matanya yang membuat Arumi berpikir sejenak.

"Istri? Pak Kevin sudah punya istri? Siapa istrinya? Kayanya tadi dia nggak bawa istri deh." Gumam Arumi yang berjalan menuju mobil Barra yang akan dia bawa.

Sesampainya di depan mobil Barra ia melihat Indri yang selalu tersenyum manis padanya.

"Hai, Arumi. Aku ikut kamu pulang ya?"

"Iya, tapi aku harus mengantarkan istri Pak Kevin dulu." Jawab Arumi yang malah membuat Indri terkekeh geli.

"Istri Pak Kevin ya aku Arumi." Pungkas Indri yang membuat Arumi terperangah.

"Apa ini serius Kak Indri, aku gak salah dengar?" Tanya Arumi tak percaya.

"Iya serius. Kamu gak salah dengar Arumi. Ayo hari sudah semakin gelap, angin di sini tak bagus untuk kehamilan ku." Jawab Indri yang mengajak Arumi segera pergi.

Di perjalanan yang cukup macet, mereka mengobrol banyak mengenai pengalaman bekerja bahkan masa-masa kuliah. Tiba-tiba saja di tengah obrolan Indri membahas mengenai Barra.

"Arumi, Tuan Muda Barra yang selama ini kita panggil Pak Barra. Dia adalah pria yang sangat digandrungi para wanita. Tentunya kau tahu itu bukan?"

"Iya kak, aku tahu."

"Berusahalah bekerja bersamanya tanpa melibatkan hati mu, jika sampai kamu melibatkan perasaan mu, pastinya kamu akan kecewa dan sakit hati." Ucap Indri seakan menasehati dan mengingatkan Arumi.

Arumi menatap wajah Indri yang tersenyum getir padanya. Kebetulan Indri bicara seperti itu saat mereka berada di lampu merah. Jadi Arumi bisa melihat ekspresi wajah Indri saat membicaraka hal ini padanya.

"Maksudnya Kak Indri apa?" Tanya Arumi tak mengerti.

"Dulu, aku mencintainya, sangat mencintainya. Melakukan semua yang dipintanya dengan sepenuh hati. Namun apa yang aku dapatkan. Hanya kenyataan pahit yang aku dapatkan Arumi. Kenyataan jika dihatinya hanya ada Pinkan seorang." Jawab Indri yang menitikan air mata dengan senyum getir yang tak lepas dari wajahnya.

"Jangan sampai kamu seperti aku! Aku hampir saja mati bunuh diri karena kecewa, andai saja tidak ada Kevin mungkin aku sudah tak ada di dunia ini." Ucap Indri lagi yang bisa membuat Arumi pahami.

"Aku tidak memiliki perasaan apapun padanya Kak, sungguh. Dipikiran ku hanya bekerja dan bekerja." Balas Arumi.

"Tidak sekarang, mungkin nanti. Aku tidak melarang mu mencintainya, tapi berhati-hatilah, jangan sampai kamu seperti aku." Sahut Indri yang mengusap air mata yang membasahi pipinya.

"Apa sampai saat Kak Indri masih mencintainya?" Tanya Arumi yang kembali membuat Indri tersenyum padanya.

"Aku tak akan melakukan hal bodoh untuk terus mencintai pria yang sama sekali tidak tertarik dengan ku." Pungkas Indri.

Tak terasa mobil yang dikendarai Arumi telah sampai di kediaman Indri. Rumah yang cukup mewah menurut Arumi. Karena letaknya berada di perumahan real estate.

"Kamu mau mampir dulu Arumi?" Ucap Indri yang mungkin hanya sekedar basa-basi.

"Tidak, terima kasih Kak, sudah terlalu malam untukku mampir, mungkin lain waktu." Tolak Arumi dengan halus.

"Kalau begitu hati-hati dijalan. Terima kasih sudah mengantarkan ku pulang." Balas Indri yang kemudian melambaikan tangannya dan masuk ke dalam rumahnya.

Terpopuler

Comments

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

ooohh ternyata Indri pernah mencintai sebelum akhirnya terpotek potek 😭

2023-06-27

1

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

sayang nya Arumi gk mau tau pak. gimana dong?

2023-06-27

0

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

tidak merasa pernh menyakiti seseorang ...eh ternyata yg disakiti orang trdekat 😀😊😁

2023-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Naik Jabatan
2 Membuatnya tertidur
3 Bapak-bapak kepo
4 Perkara bantal dan selimut
5 Ketahuan dibohongi
6 Sebuah kecupan
7 Patah Hati Barra
8 Perasaan Indri terdahulu
9 Pertemuan yang tak disengaja
10 Omelan pertama Arumi
11 Barter yang tak sesuai
12 Terusir dengan halus
13 Ajakan tinggal bersama
14 Sarapan bubur
15 Ciuman ke dua
16 Serangan Bu Tati
17 Kepergok
18 Bukan pilihan tapi paksaan
19 Tak percaya
20 Akhirnya Sah
21 Aku bukanlah tujuan hidupmu
22 Menolak perjanjian tertulis
23 Tak bisa marah
24 Penyatuan pertama
25 Tertidur dan pingsan
26 Kondisi buruk Arumi
27 Akhirnya sadar dan ketahuan
28 Kedatangan Alex
29 Tak diakui sebagai suami
30 Takut ketahuan
31 Tak tahan ingin membawa mu pulang
32 Akhirnya membawa mu pulang
33 Penyatuan kedua
34 Kembali bekerja
35 Aku dimata mu
36 Bertemu Alex kembali
37 Rencana untuk pergi
38 Hamil
39 Melihat mahakarya-nya sendiri
40 Berbohong
41 Tidak jadi mengundurkan diri
42 Minta cerai
43 Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44 Ngidam Sate
45 Perkelahian
46 Tuan Brandon si pengganggu
47 Dibawa pergi
48 Tak diizinkan masuk
49 Kembalikan istriku
50 Berani membalas
51 Arumi telah berubah
52 Beli ponsel baru
53 Pinkan datang mematahkan segalanya
54 Makan siang bersama
55 Malam terakhir
56 Mood yang rusak
57 Mengetahui Arumi hamil
58 Tentang Anaya
59 Membuntuti Anaya
60 Bertemu Anaya
61 Anaya pergi
62 Ajakan menikah
63 Sudah tiba
64 Makci Sari Cenayang
65 Surat Arumi
66 Menjadi pengembala Ikan
67 Mendengar suara Arumi
68 Barra vs Adnan
69 Kesepakatan Barra dan Adnan
70 Kebaikan Barra
71 Memperkenalkan Adnan
72 Bicara dengan Arumi
73 Arumi akan kembali
74 Mengetahui keberadaan Arumi
75 Mengajak Arabella
76 Insiden di Bandara
77 Kemarahan Arabella
78 Kembali bersatu
79 Season 2 Keributan di pagi hari
80 Season 2 Mengakui Arumi
81 Malam panjang yang tertunda
82 Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83 Season 2 Sarapan bersama
84 Season 2 Buka puasa
85 season 2 Penyambutan
86 Season 2 Karena menu Catring
87 Season 2 Barra Ronda
88 Season 2 Kedatangan Alex
89 Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90 Season 2 Menjaga jarak
91 Season 2 Obat perangsang
92 Season 2 Pengaruh obat perangsang
93 Season2 Arabella mencari Adnan
94 Season2 Lempar-lemparan masalah
95 Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96 Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97 Bersiap
98 Tertunda
99 Akhirnya Sah
100 Formasi lengkap
101 Menghindar
102 Selalu salah
103 Rasa Iri
104 Sebuah Rasa
105 Curahan hati
106 Siaran langsung
107 Tak bisa menemui
108 Penolakan
109 Tak sengaja bertemu
110 Bermain di kantor
111 Tamu penting
112 Bicara empat mata
113 Akan Kembali Bekerja
114 Drama pagi hari
115 Penyambutan
116 Indri uring-uringan
117 Makan siang
118 Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119 Tespek
120 Hamil
121 Ingin punya anak lagi
122 Pindah
123 Septi dan Alex
124 Septi Alex 2
125 Memecahkan tabir kebenaran
126 Ketegasan Adnan
127 Barra bergosip
128 Pertemuan yang tak di sengaja
129 Minta pindah
130 Meminta Izin
131 Anaya pergi
132 Alex minta maaf
133 Melamar
134 Kosong
135 kepergok
136 Antoni berubah
137 Keributan
138 Tuduhan Septi
139 Meragu
140 Mabuk ikan bakar
141 kegalauan Barra
142 meeting bersama mantan
143 Memperebutkan Barra
144 Mau dilayani
145 Bertemu Septi
146 Memanfaatkan waktu
147 Serangan mendadak
148 Kembalinya Pinkan
149 Pindah lagi
150 Gara-gara jengkol
151 Rencana Jahat Tati
152 Ternyata sudah tahu
153 Respon tak terduga
154 Seninya tinggal bersama
155 Pinkan datang
156 Terusir
157 Sama-sama Gagal
158 Aksi Arabella membantu Adnan
159 Usaha jahat Tati
160 Mencari Arabella dan Abimanyu
161 Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162 Ditangkap
163 Akhir dari segalanya
164 Pengumuman
165 Bukan Wanita Pilihan
166 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Naik Jabatan
2
Membuatnya tertidur
3
Bapak-bapak kepo
4
Perkara bantal dan selimut
5
Ketahuan dibohongi
6
Sebuah kecupan
7
Patah Hati Barra
8
Perasaan Indri terdahulu
9
Pertemuan yang tak disengaja
10
Omelan pertama Arumi
11
Barter yang tak sesuai
12
Terusir dengan halus
13
Ajakan tinggal bersama
14
Sarapan bubur
15
Ciuman ke dua
16
Serangan Bu Tati
17
Kepergok
18
Bukan pilihan tapi paksaan
19
Tak percaya
20
Akhirnya Sah
21
Aku bukanlah tujuan hidupmu
22
Menolak perjanjian tertulis
23
Tak bisa marah
24
Penyatuan pertama
25
Tertidur dan pingsan
26
Kondisi buruk Arumi
27
Akhirnya sadar dan ketahuan
28
Kedatangan Alex
29
Tak diakui sebagai suami
30
Takut ketahuan
31
Tak tahan ingin membawa mu pulang
32
Akhirnya membawa mu pulang
33
Penyatuan kedua
34
Kembali bekerja
35
Aku dimata mu
36
Bertemu Alex kembali
37
Rencana untuk pergi
38
Hamil
39
Melihat mahakarya-nya sendiri
40
Berbohong
41
Tidak jadi mengundurkan diri
42
Minta cerai
43
Menandatangani surat perjanjian pernikahan
44
Ngidam Sate
45
Perkelahian
46
Tuan Brandon si pengganggu
47
Dibawa pergi
48
Tak diizinkan masuk
49
Kembalikan istriku
50
Berani membalas
51
Arumi telah berubah
52
Beli ponsel baru
53
Pinkan datang mematahkan segalanya
54
Makan siang bersama
55
Malam terakhir
56
Mood yang rusak
57
Mengetahui Arumi hamil
58
Tentang Anaya
59
Membuntuti Anaya
60
Bertemu Anaya
61
Anaya pergi
62
Ajakan menikah
63
Sudah tiba
64
Makci Sari Cenayang
65
Surat Arumi
66
Menjadi pengembala Ikan
67
Mendengar suara Arumi
68
Barra vs Adnan
69
Kesepakatan Barra dan Adnan
70
Kebaikan Barra
71
Memperkenalkan Adnan
72
Bicara dengan Arumi
73
Arumi akan kembali
74
Mengetahui keberadaan Arumi
75
Mengajak Arabella
76
Insiden di Bandara
77
Kemarahan Arabella
78
Kembali bersatu
79
Season 2 Keributan di pagi hari
80
Season 2 Mengakui Arumi
81
Malam panjang yang tertunda
82
Season 2 Perdebatan Kakak dan Adik
83
Season 2 Sarapan bersama
84
Season 2 Buka puasa
85
season 2 Penyambutan
86
Season 2 Karena menu Catring
87
Season 2 Barra Ronda
88
Season 2 Kedatangan Alex
89
Season 2 Ditolak untuk kedua kalinya
90
Season 2 Menjaga jarak
91
Season 2 Obat perangsang
92
Season 2 Pengaruh obat perangsang
93
Season2 Arabella mencari Adnan
94
Season2 Lempar-lemparan masalah
95
Season 2 Meminta bantuan Tuan Brandon
96
Perbincangan Tuan Brandon dan Tuan Antoni
97
Bersiap
98
Tertunda
99
Akhirnya Sah
100
Formasi lengkap
101
Menghindar
102
Selalu salah
103
Rasa Iri
104
Sebuah Rasa
105
Curahan hati
106
Siaran langsung
107
Tak bisa menemui
108
Penolakan
109
Tak sengaja bertemu
110
Bermain di kantor
111
Tamu penting
112
Bicara empat mata
113
Akan Kembali Bekerja
114
Drama pagi hari
115
Penyambutan
116
Indri uring-uringan
117
Makan siang
118
Karin mengetahui status Adnan dan Zeline
119
Tespek
120
Hamil
121
Ingin punya anak lagi
122
Pindah
123
Septi dan Alex
124
Septi Alex 2
125
Memecahkan tabir kebenaran
126
Ketegasan Adnan
127
Barra bergosip
128
Pertemuan yang tak di sengaja
129
Minta pindah
130
Meminta Izin
131
Anaya pergi
132
Alex minta maaf
133
Melamar
134
Kosong
135
kepergok
136
Antoni berubah
137
Keributan
138
Tuduhan Septi
139
Meragu
140
Mabuk ikan bakar
141
kegalauan Barra
142
meeting bersama mantan
143
Memperebutkan Barra
144
Mau dilayani
145
Bertemu Septi
146
Memanfaatkan waktu
147
Serangan mendadak
148
Kembalinya Pinkan
149
Pindah lagi
150
Gara-gara jengkol
151
Rencana Jahat Tati
152
Ternyata sudah tahu
153
Respon tak terduga
154
Seninya tinggal bersama
155
Pinkan datang
156
Terusir
157
Sama-sama Gagal
158
Aksi Arabella membantu Adnan
159
Usaha jahat Tati
160
Mencari Arabella dan Abimanyu
161
Membalas perlakuan baik seseorang yang baik
162
Ditangkap
163
Akhir dari segalanya
164
Pengumuman
165
Bukan Wanita Pilihan
166
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!