CHAPTER 12

...***...

Pada saat itu mereka dikejutkan oleh suara teriakan yang sangat keras. Mereka sangat kenal dengan suara itu, sehingga secara spontan mereka berdiri?.

"Tidak salah lagi. Mari kita cari sumber suara itu!."

Sangat disayangkan Sekali, Ketika mereka hendak melangkah?. Mereka melihat ada sosok tubuh yang melayang?. Terhempas, dan berguling ke tanah.

Deg!.

"Eakh!."

Itu adalah sosok Raden Kanigara Lakeswara yang sedang terluka Parah. Belum sembuh rasa terkejut yang ada pada perasa mereka?. Saat itu mereka melihat ada seseorang dengan raut wajah yang sangat menyeramkan, bersimbah darah?.

"Kau ini sangat lemah sekali lakeswara!. Bukankah kau ingin membunuh pendekar kegelapan?. Aku sendiri yang datang padamu!." Suaranya terdengar menggelegar di hutan yang remang karena cahaya api unggun di sekitar?. Namun mereka sangat jelas menangkap bagaimana raut wajah iblis itu berteriak ke arah Raden Kanigara Lakeswara yang sudah tidak berdaya. Arya Susena mendekati Raden Kanigara Lakeswara. Pemandangan yang sangat mengerikan Selanjutnya adalah?. Arya Susena membuat Raden Kanigara Lakeswara semakin terluka parah.

Deg!.

Jantung mereka seakan-akan hendak lepas ketika melihat itu.

"Orang ini pendekar kegelapan?. Sangat gila sekali." Dalam hati mereka berpikiran seperti itu.

"Apa yang harus kita lakukan?."

"Sial!. Tubuhku sama sekali tidak bisa digerakkan."

Dalam hati mereka sangat mengutuk, ketakutan yang mereka rasakan saat itu. Langkah mereka sangat terpaku ke bumi, seakan-akan ada yang menahan gerakan mereka agar tidak membantu Raden Kanigara Lakeswara yang tidak berdaya di tangan orang sadis itu.

"Bawa tuan kalian kembali, atau kalian yang akan aku bunuh!. Jika kalian berani membuang raden kanigara lakeswara seperti ini." Itulah ancaman yang la katakan pada mereka. "Aku adalah ketua pendekar kegelapan. Aku juga akan membunuh kalian, jika kalian berani mengabaikan raden kanigara lakeswara." Setelah itu segera meninggalkan tempat itu. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? ia Bagaimana dengan nasib Raden Kanigara Lakeswara? Simak terus ceritanya.

...***...

Di istana.

Ratu Arundaya Dewani merasakan Perasaan yang sangat cemas luar biasa mengenai anaknya. Perasaannya yang sangat gelisah memikirkan, Keselamatan anaknya.

"Oh!. Dewata yang agung. Semoga saja putra hamba dalam keadaan baik-baik saja." Dalam hatinya saat itu memanjatkan doa yang sangat tulus untuk anak semata wayangnya. "Ibunda hanya berharap kau selalu dilindungi oleh dewata yang agung." Perasaan gelisah yang berlebihan membuatnya memikirkan hal buruk menimpa anaknya.

Namun saat prabu Maharaja Kanigara Rajendra saat hendak menemui istrinya yang lain, ia tidak sengaja melihat Ratu Arundaya yang sedang bersedih.

"Kau masih saja menangisi anakmu?."

"Jika bukan saya yang akan menangisi anak saya?. Tidak akan ada yang mau melakukan itu. Apakah kanda prabu akan menangisinya?. Itu sangat mustahil.

"Kau ini terlalu berlebihan sekali dinda arundaya dewani."

"Jika kanda hanya untuk mengatakan saya seperti itu. Sebaiknya dinda pergi dahulu." Ratu Arundaya Dewani hanya mencemaskan keadaan anaknya. Ia tidak memiliki waktu untuk berdebat dengan Prabu Maharaja Kanigara Rajendra, yang sangat jelas-jelas tidak ingin Kalah dari siapapun.

"Kau memang sangat kurang ajar sekali arundaya dewani!." Dalam hatinya sangat mengutuk. "Suatu saat nanti, kau akan datang padaku!. Sambil mengemis!. Minta pertolongan padaku!." Hatinya sangat sakit, karena Ratu Arundaya Dewani tidak pernah menaruh hati padanya.

Lalu bagaimana mereka selama ini?. Jika Ratu Arundaya Dewani tidak pernah mencintainya?. Apakah karena alasan itu?. Prabu Maharaja Kanigara Rajendra membenci Raden Kanigara Lakeswara?. Hingga mengadu damba Raden Kanigara Lakeswara dengan saudara-saudaranya yang lainnya?. Simak terus ceritanya.

Di tempat Persembunyian kelompok Pendekar kegelapan. Bajra dengan hati-hati membuka Pintu bilik Arya Susena. Karena sudah hampir tengah hari?. Pemuda sadis itu belum juga keluar dari biliknya?.

"Hei!. Arya?. Kau masih hidup?."

"Hm!."

Arya Susena masih terbaring di atas dipan kecil yang beralaskan tikar pandan saja. Akan tetapi pemuda itu tampak nyaman saja saat berbaring di sana tanpa merasa terganggu, bahkan ketika Bajra mencoba untuk mengajaknya berbicara.

"Bisakah kau keluar sebentar?. kau harus menjelaskan pada kami, apa yang sebenarnya kau rencanakan?." Bajra tampak berusaha untuk membangunkan Arya Susena, Namun kesannya saat itu ia sedang membangunkan siluman harimau yang sedang tidur siang.

"Memangnya cerita seperti apq yang ingin kalian dengar dari aku?." Dengan keadaan Setengah mengantuk ia berkata seperti itu.

"Keluar saja dahulu. Bagaimana bisa kami bertanya?. Jika kau dalam keadaan setengah hidup seperti ini!." Ada perasaan Jengkel yang ia rasakan.

"Kalau begitu tunggulah barang sejenak. Aku masih mengantuk." Ia tidak mengubah posisinya sama sekali. Bahkan ia hanya memejamkan matanya sambil membalas ucapan Bajra.

"Kau ini memang sangat menyebalkan sekali." Bajra ingin membuat Arya menjadi gepeng. "Baiklah!. Tapi Jangan sampai membuat kami menunggu terlalu lama." Bajra hanya pasrah Saja. Karena tidak ada gunanya membantah, ataupun berlawanan dengan Arya Susena.

...***...

Sementara itu Raden Kanigara Lakeswara yang dibawa oleh prajurit untuk menuju istana. Sebenarnya keadaan Raden Kanigara Lakeswara masih sehat. Namun sayang sekali, bagi mereka semua melihat kondisinya saat ini seperti orang yang sangat memperihatinkan. "Sebenarnya apa tujuannya mengatakan itu padaku?. Melakukan ini untuk melihat hal yang sama sekali tidak aku ketahui." Dalam hatinya saat itu sangat heran.

Kembali ke masa itu.

Arya Susena mengatakan hal yang sangat mengejutkan?. Apakah itu adalah sebuah kenyataan yang selama ini disembunyikan?.

"Kenapa kau melindungi aku?. Apakah karena kau merasa kasihan padaku?."

"Saya hanya merasa kasihan pada raden. Karena raden telah tinggal bersama serigala berbulu domba."

"Apa maksudmu?."

"Kami hanya ingin melindungi calon raja yang sesungguhnya."

"Calon raja yang sesungguhnya?. Kenapa kau berkata seperti itu padaku?." Raden Kanigara Lakeswara merasa heran.

"Karena sesungguhnya yang merupakan menjadi raja yang seharusnya itu adalah gusti prabu maharaja kanigara maheswara, raja agung yang dibunuh oleh adik kandungnya yang bernama kanigara rajendra!."

Deg!.

Raden Kanigara Lakeswara sangat terkejut dengan apa yang ia dengar saat itu. "Beliau adalah ayahanda kandung raden yang sebenarnya." Arya Susena telah mengatakan suatu kebenaran yang sangat luar biasa. Raden Kanigara saat itu terpukul mendengarkan ucapan pemuda itu.

"Katakan padaku?. Katakan padaku jika ucapanmu itu sangat dusta?!."

"Sama sekali tidak raden. Itu adalah kenyataan yang sangat benar terjadi. Raden adalah putra kandung gusti prabu maharaja kanigara maheswara." Ucapnya dengan berat hati. "Kenyataan yang selama ini disembunyikan pada dari dunia, tentang apa yang terjadi sebenarnya."

"Kau pasti dusta!." Raden Kanigara Lakeswara sangat tidak terima.

"Jika raden ingin mengetahui kebenarannya, maka raden harus melakukan ini." Arya Susena mengatakan jika ia akan melakukan suatu siasat?. Hatinya sangat sakit mendengarkan ucapan itu.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!