PERTARUNGAN

...***...

Saat itu mereka sama sekali tidak melihat siapa yang tanpa diundang malah berani berkata-kata pada mereka.

"Siapa di sana?! Tunjukkan wujudmu!."

"Hei! Apakah kau seorang pengecut?! Sehingga kau hanya bisa berbicara dari jarak jauh saja?!."

Namun tidak ada tanggapan dari orang asing itu. Saat itu ada seekor kucing yang datang?. Apakah saat itu mereka tidak salah dalam melihat?.

"Kucing?!."

Keduanya sedikit terkejut dengan kedatangan kucing itu. Tapi setelah itu keduanya mengabaikan kucing itu.

"Kalian ini bicara apa? Siapa yang kalian sebut pengecut?!."

Deg!.

Kembali suara itu berkata-kata pada mereka, namun mereka sama sekali tidak melihat sosok yang berbicara itu.

"Kalau begitu tunjukkan wajahmu! Jangan berbicara dengan tidak sopan seperti itu!."

"Hei! Keluar kau!."

"Aku telah keluar! Apakah kalian tidak melihat aku berdiri di hadapan kalian?!."

Senopati Uperangga dan Beguna sangat terkejut dengan apa yang mereka dengar saat itu. Tentunya keduanya melihat seekor kucing?. Apakah mereka sedang berbicara dengan kucing?.

"Hei! Manusia keparat! Berani sekali kau mempermainkan aku?! Kau pikir kau sedang berhadapan dengan siapa?!."

"Tentu saja aku mengetahui kau itu siapa, kau adalah Senopati tak tahu diri! Senopati yang tidak memiliki hati nurani sebagai seorang manusia."

Deg!.

Keduanya sangat terkejut ketika melihat kucing itu telah berubah menjadi manusia?. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?. Kucing berubah menjadi manusia, apakah itu adalah kucing siluman?. Namun saat itu Senopati Uperangga sangat marah, karena ia memang merasa telah dipermainkan oleh seseorang.

"Bajingan busuk! Berani sekali kau datang untuk mengantar nyawa padaku! Apakah kau sudah bosan hidup? Hah?!."

"Sombong sekali lagak mu itu."

"Kau!."

"Tenang saja Gusti, biarkan hamba yang memberi pelajaran pada orang tak tahu diri ini, hamba pastikan ia tidak bisa tidur dengan wanita lagi malam ini."

"Hahaha! Percaya diri sekali kau! Hanya jangkrik kecil? Berani berkata seperti itu padaku?."

"Kurang ajar! Ternyata kau memang ingin mencoba ilmu kanuraganku ini?! Mari kita bermain-main sebentar anak muda."

Beguna sangat tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Arya Susena. Hatinya sangat panas, hingga saat itu ia maju beberapa langkah.

"Aku tidak tahu tujuanmu datang ke sini? Tapi bagiku sekarang sama saja kau mengantar nyawamu anak muda."

"Heh! Jangan merasa paling tua, sehingga kau menyebut aku anak muda."

"Kau ini memang ingin cepat mati sepertinya."

"Sangat disayangkan sekali, aku lah yang akan membunuhmu."

"Beguna! Bunuh saja kucing kampung itu!. Aku sangat muak dengannya!."

"Baiklah Gusti."

Beguna mendengarkan apa yang dikatakan Senopati Uperangga. Saat itu ia melompat ke arah Arya Susena, hingga terjadi pertarungan antara keduanya. Beguna beberapa kali melayangkan pukulan yang sangat keras ke arah Arya Susena, akan tetapi pemuda itu berhasil menangkisnya dengan sangat santai. Dalam hati Senopati Uperangga sangat terkesan dengan balasan dari Arya Susena.

"Siapa anak muda itu? Pergerakannya sangat lincah sekali, hanya menangkis pukulan saja? Tapi gerakan itu sangat kuat sekali." Itulah yang ada di dalam pikirannya.

Beguna sedikit kewalahan, entah kenapa pada saat itu ia merasakan Kelelahan yang sangat berbeda. Saat itu ia menyadari ada yang berbeda dari pemuda itu bukan hanya pukulan saja ataupun bukan hanya sekedar tangkisan biasa ceritakan pemuda itu terlihat ada sebuah kekuatan yang dapat menyedot semua tenaga dalamnya.

"Kurang ajar! Berani sekali menggunakan jurus serat jiwa padaku."

"Apa?! Jurus serat jiwa?."

"Kau terlalu lama menyadarinya orang tua, S Sangat disayangkan sekali, tentunya kalian mengetahuinya, kan?."

"Bedebah busuk!."

Senopati Uperangga dan Beguna sangat marah, terbawa emosi yang sangat berlebihan, saat mendengar itu. Tentunya sebagai seorang pendekar mereka sangat memahami bahaya jurus itu, jika telah menyentuh musuhnya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak terus ceritanya.

...***...

Istana.

Prabu Maharaja Kanigara Rajendra sedang mengamati laporan yang masuk mengenai Pergerakan kelompok pendekar kegelapan. Hati sang Prabu tidak tenang sama sekali memikirkan masalah itu.

"Siapa mereka? Apakah mereka ini adalah sisa-sisa dari orang kepercayaan raka? Tapi bukankah mereka masih anak muda, rasanya mustahil." Itulah yang membuat sang Prabu kebingungan. "Atau jangan-jangan para anak muda labil ini adalah keturunan dari para petinggi istana yang telah aku bantai dahulu?." Pikiran Prabu Maharaja Kanigara Rajendra terarah ke sana. "Ya, bisa jadi seperti itu, aku sangat yakin itu."

Untuk saat ini pikiran Sang Prabu hanya mengarah ke sana. "Karena tidak mungkin rasanya tiba-tiba saja ada kelompok anak muda membenci diriku, dan bahkan mereka sangat berani membuat masalah denganku."

Tentu saja Prabu Maharaja Kanigara Rajendra merasakan itu dengan sangat baik. Firasatnya yang mengatakan seperti itu, bahwa tujuan adanya kelompok pendekar kegelapan adalah untuk membuatnya mengalami kerepotan atas aksi mereka.

"Baiklah, kalau begitu akan aku perlihatkan kepada mereka bagaimana jika aku telah marah." Dalam hati Prabu Maharaja Kanigara Rajendra sedang memikirkan cara agar kelompok pendekar kegelapan tidak mengganggu semua rencana yang telah ia ciptakan.

"Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisi mereka, karena telah berani menghasut rakyat agar membangkang padaku!."

Prabu Maharaja Kanigara Rajendra tersenyum lebar sambil membayangkan hal menyenangkan yang akan ia lakukan pada kelompok pendekar kegelapan.

...***...

Nismara dan Patari telah menyusuri desa itu akan tetapi keduanya tidak bertemu dengan orang-orang yang mencurigakan sama sekali tentunya keduanya bertanya-tanya?.

"Apakah hanya kawasan itu saja yang berbahaya? Sehingga kita tidak melihat ada yang mencurigakan sama sekali di sini."

"Aku tidak bisa memberikan jawaban yang pasti mengenai, apa yang kau tanyakan kepadaku, tapi aku rasa memang seperti itulah yang telah terjadi."

Kedua pendekar wanita itu masih memantau daerah sekitar. Karena mereka tidak akan membiarkan pemuda kurang ajar membawa wanita malang. Namun keduanya telah menyusuri desa itu, tetap saja tidak bertemu dengan orang-orang yang mencurigakan?.

"Lantas apa yang akan kita lakukan setelah ini? Apakah kita akan menemui yang lainnya?."

"Kita pastikan sekali lagi, sebab aku tidak ingin melakukan kesalahan, aku belum puas menghajar mereka."

"Baiklah, kalau begitu kita lakukan sekali lagi."

Patari hanya menurut saja ya tidak ingin temannya semakin marah. Sebab, Nismara akan lebih menyeramkan jika marah.

"Akan aku patahkan semua tulang mereka jika bertemu nanti." Ucapnya sambil mangga retak jarinya dengan penuh kemarahan.

"Kau ini memang sangat menyeramkan sekali jika berhubungan dengan laki-laki." Dalam hatinya hanya bisa berkata seperti itu.

Setelah itu keduanya pergi meninggalkan tempat itu untuk memastikan sekali lagi apakah ada orang-orang yang hendak menculik wanita lemah yang tidak berdaya untuk dijadikan budak?. Simak terus ceritanya.

...***...

Bajra dan Darsana telah berhasil membawa kelima wanita tahanan itu dengan aman sampai ke desa. Tentunya mereka telah memberi tahu masalah itu pada penduduk desa, agar mereka tidak salah paham. Meskipun sebelumnya mereka memang dicurigai sebagai kawanan perampok?.

"Setidaknya kita telah melakukan hal yang benar, sehingga melakukan pembunuhan adalah hal yang biasa bagi kita saat ini."

"Apakah kau merasa kasihan pada mereka?."

"Heh! Jangan bercanda, mana mungkin aku kasihan pada orang-orang yang tidak memiliki hati nurani sama sekali."

"Kau benar, kita tidak perlu merasa kasihan pada orang jahat seperti mereka."

Dalam hati keduanya hanya diisi oleh perasaan dendam dan sakit hati yang sangat kuat dalam menghadapi hidup. Selama ini mereka juga mengalami tekanan hidup yang sangat berat, hidup dalam ketakutan karena kekejaman orang-orang yang berkuasa.

"Sangat disayangkan sekali, aku tidak bisa memiliki gadis cantik yang telah kita selamatkan itu." Darsana sedikit tampak kecewa.

"Hahaha! Kau ini ya? Apakah kau tidak ingat dengan sambutan mereka ketika kita mengantar para gadis itu? Rasanya aku jadi tidak bersemangat sama sekali."

"Oh? Tentu saja aku masih ingat."

Kembali ke masa tu.

Bajra dan Darsana baru saja sampai di desa, mereka hendak menuju rumah kepala desa?. Akan tetapi mereka malah menatap Bajra dan Darsana penuh dengan kebencian, tidak ramah sama sekali dalam menyambut orang telah menyelamatkan para gadis desa.

"Tunggu! Siapa kalian? Untuk apa kalian datang ke sini? Dan akan kalian apakan para gadis yang ada di desa kami?!."

"Sebaiknya kalian Jangan berbuat macam-macam di desa ini! Kembalikan anak gadis kami dengan aman! Jika kalian masih ingin selamat saat keluar dari desa ini!."

"Kembali kan anak kami!."

Mereka semua terlihat menyeramkan dengan senjata tajam yang ada di tangan mereka, apakah mereka sama sekali tidak melihat situasi yang sedang terjadi?.

"Tenanglah tuan-tuan." Bajra mencoba untuk menenangkan mereka. "Kami ini dari pendekar kegelapan yang ingin membantu desa ini menyelesaikan masalah, yang tidak bisa diselesaikan oleh senopati uperangga."

Mereka semua sangat terkejut ?. Tentu saja mereka semua sangat terkejut. Mereka yang telah menyewa para Pendekar kegelapan untuk menghadapi Kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan, dan uang untuk menekan orang biasa.

"Kalau begitu mari masuk."

Mereka dipersilahkan masuk setelah mengatakan jika mereka adalah pendekar kegelapan?. Apakah orang-orang desa itu kenal dengan mereka?. Simak dengan baik kisahnya.

...***...

Pertarungan Arya Susena masih berlanjut, masih bertarung dengan perasaan yang bergemuruh.

Arya Susena sesekali menyerang Senopati Uperangga dengan menggunakan senjata miliknya, hingga terlihat raut wajah kewalahan karena perbedaan kekuatan yang mereka miliki.

"Kegh! Siapa anak ini sebenarnya? Kenapa aku merasa dibawahnya?." Dalam hatinya merasa cemas.

Gerakannya yang lincah membuat Senopati Uperangga semakin kesal menghadapi musuh yang seperti itu. Serangan pukulan bertubi-tubi mereka kerahkan, namun belum juga membuat musuhnya menyerah begitu saja.

"Jika pukulan ku masih belum cukup untuk membuatmu tepar? Aku masih belum mau menyerah."

"Heh! Kau pikir? Pukulan lemah mu itu bisa membuat aku tewas seketika? Jangan bercanda kau bocah nakal."

Tendangan kali ini mereka gunakan untuk membuat serangan dadakan, tapi tetap saja masih bisa berdiri dan bahkan semakin gencar melakukan penyerangan.

"Kau jangan terlalu banyak bermimpi untuk mengalahkan aku! Kau pikir aku ini siapa? Sehingga kau berani meremehkan aku?!."

"Sudah aku katakan padamu, jika kau itu hanyalah Senopati yang tidak berguna, tidak punya perasaan, dan aku ingin segera membunuhmu."

"Bocah kurang ajar!."

Senopati Uperangga benar-benar terbawa amarah yang sangat luar biasa, hatinya sangat tidak terima dengan ucapan yang seperti itu.

"Kalau begitu aku akan serius berhadapan dengan kau! Karena tujuanku memang ingin menghabisi nyawa kau!."

"Akan aku balikkan kata-kata itu padamu, akan aku buat kau menyesal karena telah berani berniat ingin membunuhku!."

Senopati Uperangga semakin bersemangat menghadapi musuhnya, walaupun ia belum mengetahui alasan kenapa ia ditargetkan oleh seorang pemuda?.

"Kesalahan apa yang telah aku lakukan padamu? Sehingga kau ingin membunuhku? Atau kau disuruh seseorang untuk membunuhku?." Tangannya terus menyerang musuhnya, bahkan ia melompat salto untuk mengecoh musuhnya, namun setelah itu ia memberikan sepakan yang sangat kuat.

Duakh!.

Namun sayangnya sepakan itu masih bisa ditahan oleh Arya Susena dengan menggunakan kedua tangannya.

"Aku melakukannya karena ingin, dan tidak suka Senopati tidak berguna seperti kau tidak melindungi orang-orang sekitar." Jawabnya dengan perasaan yang sangat membuncah. "Kau tidak peduli dengan nyawa orang lain, bahkan kau hanya membisu ketika orang-orang kecil meminta bantuan padamu!." Arya Susena yang sedang dipenuhi dengan kemarahan membalikkan serangan itu dengan menggunakan tenaga dalamnya.

"Untuk apa kau peduli kan mereka! Kau tidak usah banyak tingkah! Kau itu hanyalah anak kemarin sore yang tidak mengerti apa-apa!."

"Itulah yang aku benci dari kau!." Hatinya semakin panas. "Berani sekali kau merendahkan aku dengan mengatakan aku ini adalah anak kemarin sore."

Pertarungan yang menegangkan kembali terjadi, keduanya mengadu kesaktian yang sangat dahsyat untuk membuktikan siapa terkuat di antara mereka.

...***...

Setelah semuanya berjalan dengan baik, Darsana dan Bajra telah mengantar para gadis desa dengan aman.

"Kalau begitu kami pamit dulu, masih ada hal yang harus kami kerjakan." Bajra dan Darsana langsung pergi dari sana.

"Terima kasih banyak tuan pendekar, maaf jika mereka telah mencurigai tuan sebelumnya."

"Tidak apa-apa ki, sudah sewajarnya berpikiran seperti itu."

"Kami pamit dulu, sampurasun."

"Rampes."

Mereka hanya dapat mengucapkan rasa terima kasih saja, karena Bajra dan Darsana langsung menghilang setelah semuanya aman. Keduanya tidak ingin berlama-lama di sana, atau terlibat masalah lain dengan penduduk desa.

"Memangnya mereka itu siapa aki?."

"Mereka menyebut diri mereka pendekar kegelapan? Apakah para pendekar yang membela rakyat itu?."

"Benar itu aki, apakah pendekar kegelapan yang sering dibicarakan itu ?."

"Dulu, ada seorang patih agung dan raja agung telah bersumpah, bahwa akan ada kelompok pendekar kegelapan yang akan membawa perubahan di dalam tatanan kerajaan ini." Ucapnya dengan perasaan sedih. "Mengubah kegelapan yang tersembunyi di dalam kerajaan ini, aku rasa memang mereka lah para pendekar yang telah dijanjikan mendiang Gusti Prabu, juga Gustu Patih."

"Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang aki katakan."

"Kau tidak usah memahami apa yang aku katakan, tapi kau juga harus bersiap-siap, karena suatu hari nanti mereka akan membutuhkan bantuanmu."

Lelaki tua itu sepertinya memahami sesuatu tentang pendekar kegelapan?. Apakah kelompok itu memang sengaja dibentuk?. Simak terus bagian dari ceritanya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!