7. Foto Mesra

Yudha kembali ke kamar dan merebahkan dirinya diatas kasur sambil menatap langit-langit kamar.

Fiona mengikutinya dari belakang dan duduk di sisinya.

"Mas udah lah jangan pikirin mereka lagi, dia sendiri yang memilih pergi dari rumah ini. Sudah dikasih hidup enak malah pergi. Gak bersyukur banget." Gerutu Fiona.

Sementara Yudha diam membisu. Ia masih memikirkan anak dan istrinya.

"Mas, aku buatin kopi ya supaya muka kamu gak kusut gitu." Ujar Fiona sambil melangkah keluar kamar untuk membuatkan kopi.

Yudha bangkit dan meraih ponselnya di atas meja. Lalu menghubungi Ajeng tapi tidak tersambung. Ia pun melempar ponselnya begitu saja hingga jatuh membentur lantai.

Fiona masuk dan melihat Yudha berdiri lalu pada ponsel yang tergeletak di atas lantai.

Ia menaruh kopi itu dan mendekat.

"Ponselmu jatuh, kenapa tidak kamu ambil?" Fiona mengambilnya dan menyerahkannya pada Yudha.

"Apa aku salah membiarkan mereka keluar dari sini. Sementara diluar sedang hujan." Tanya Yudha menoleh.

"Keputusanmu sudah benar. Toh dia sendiri kan yang meminta pergi."

"Kamu benar, tapi kenapa hatiku belum ikhlas dengan kepergian mereka."

"Itu karena belum terbiasa saja. Udah lah move on, ada aku disini. Kamu ingin anak? Aku juga bisa memberikan kamu keturunan." Fiona tersenyum dan melangkah semakin dekat. Lalu tangannya meraih bulu-bulu halus di pipinya kemudian mengecup area sensitifnya.

"Kamu memang selalu mengerti akan kebutuhanku." Puji Yudha sambil meraih tengkuk lehernya dan detik kemudian mereka kembali mereguk manisnya cinta ditengah guyuran hujan.

Sementara itu didalam mobil. Ajeng, Qeera beserta pengasuhnya memilih untuk berhenti dulu sebelum melanjutkan perjalanannya. Ia menepi disebuah toko pakaian. Ia membeli selimut untuk putrinya karena lupa membawanya dari rumah. Lalu membeli beberapa makanan ringan juga air mineral.

Setelah usai mereka kembali menaiki mobil untuk melanjutkan perjalanannya.

Setelah memakan waktu yang hampir dua jam, akhirnya mereka sampai di kediaman rumah Almarhum kedua orangtua Ajeng, lalu  mobil pun memasuki pekarangan rumah. Dan ketiganya turun.

Mereka masuk dan Ajeng melangkah lebih dulu kemudian Qeera dibelakangnya dan di susul sang pengasuh.

Rumah yang hanya berlantai satu, begitu sederhana dan juga rapi, tapi sedikit kotor karena Ajeng mengunjunginya hanya sebulan sekali itu pun kalau sempat ia bersihkan, kalau tidak ia biarkan saja.

Kemudian Ajeng menyuruh Qeera untuk istirahat dulu di sofa setelah sofa itu ia bersihkan. Ia menuju kamar untuk dibersihkan terlebih dahulu sebelum mereka tempati.

Lalu pengasuh mengambil barang di mobil yang majikannya tadi beli. Dan menaruhnya diatas meja.

Setelah dirasa bersih, Ajeng kembali dan melihat Qeera sudah tertidur. Lalu ia menggendongnya masuk kedalam kamar yang sudah dibersihkan itu, dan merebahkannya diatas kasur. Tak lupa selimut yang tadi ia beli dipakaikan untuk putrinya.

Lalu ia keluar dari kamar itu.

"Sus, kamu tidur dikamar situ ya, tapi dibersihkan dulu." Ujar Ajeng menunjuk kamar yang akan ditempati pengasuh putrinya.

"Iya bu, tapi saya mau bereskan ini dulu."

"Itu mah gampang besok saja. Ini sudah malam. Ayo tidur."

"Baik bu."

Lalu Ajeng mengunci pintu depan dan kembali ke kamar lalu tiduran di samping Qeera sambil memainkan ponsel berniat memposting barang jualannya.

Ya, Ajeng menjual barang apa saja yang diambil dari teman-temannya yang menyetok barang. Ia hanya mempromosikannya dan keuntungan dibagi dua. Jadi jika ada yang pesan ia pun mengambil lebih dulu barang yang dipesan itu atau temannya yang membungkusnya kemudian dipaketkan ke alamat tujuan. Sebisanya saja.

Ketika sudah selesai memposting. Ia pun memilih scrol-scrol terlebih dahulu. Lalu beberapa menit muncul postingan Yudha bersama Fiona sedang duduk berduaan dengan caption ...

'aku rasa, aku akan berlarut-larut sedih dengan kepergian mereka. Nyatanya yang di sisiku selalu membuatku bahagia.'

Begitulah isi captionnya. Sementara Ajeng menarik napas dalam.

"Begitu cepat kamu melupakan aku Mas, tapi tak mengapa asal kamu tidak lupa dengan anakmu." Gumamnya lalu memilih kaluar dari sosial medianya dan menaruh ponselnya di atas meja.

Mencoba memejamkan mata tapi tak bisa. Lalu ponselnya terlihat menyala dan tidak mengeluarkan suara. Karena ia biasa mensilent ponselnya jika waktunya tidur.

Nomor baru yang menghubunginya namun ia sudah menebaknya dan tanpa pikir panjang ia langsung mengangkatnya.

"Hallo. Kamu sudah lihat postingan suami kamu?" Tanya Fiona dari seberang telepon.

"Sudah aku duga pemilik nomor ini." Jawab Ajeng. Karena sudah hafal pemilik suara itu.

"Lalu bagaimana perasaanmu setelah melihat foto tadi beserta captionnya. Itu suami kamu sendiri lho yang buat." Ujar Fiona tersenyum merasa bahagia dan menang dari Ajeng.

"Itu sudah bukan urusanku. Lagian untuk apa membicarakan perasaan. Apa itu penting?" Tanya Ajeng.

"Penting lah. Aku ingin tau. Pastinya kamu cemburu iya kan? Ajeeeng Ajeng. Kasihan banget sih nasib kamu. Suami sendiri malah lebih memilih aku yang hanya istri siri di banding kamu istri sah nya. Lagian aku ajak berdamai kamu nya gak mau. Begini kan jadinya. Kamu sendiri yang malang. Tapi aku bahagia hahaha." Fiona tertawa di akhir kalimatnya.

"Dengar ya! kalian mau berfoto seperti apa pun dan ngasih tau kemesraan kalian seperti apa pun. Aku sudah tidak peduli lagi dengan kalian. Cam kan itu."

"Dasar perempuan sombong, dikira enak kali ya hidup miskin. Ihh aku sih ogah." Ketus Fiona.

"Sebenarnya untuk apa kamu menelponku hah? Kalau cuma untuk mengejek dan bicara yang tidak ada manfaatnya, sebaiknya kamu jangan pernah hubungi aku lagi. Dasar pelakor." Umpat Ajeng dan langsung mematikan teleponnya.

Fiona sangat kesal dengan sebutan itu. Ia pun kembali kedalam kamarnya dan duduk diatas sofa dalam keadaan cemberut.

"Muka mu kenapa sih kok cemberut gitu?" Tanya Yudha yang keluar dari kamar mandi.

"Kenapa sih kamu harus nikah dulu sama dia. Perempuan miskin tak tau malu." Gerutu Fiona.

"Maksudmu Ajeng?"

"Ihh gak usah disebutkan. Males aku denger namanya aja."

"Kalian ini. Padahal aku mikirnya kalian bisa akur makanya aku bawa kamu kesini juga."

"Aku sudah katakan ingin kenal lebih dekat. Tapi sikapnya sangat menyebalkan. Terang-terangan menolak. Bahkan selalu merendahkan aku. Pokoknya awas saja kalau kamu ingin balikan lagi sama dia. Aku tidak akan tinggal diam."

Yudha tak ingin bicara lagi. Ia pun memilih tiduran diranjang.

"Mas, besok temani aku shoping dong. Aku ingin beli tas keluaran terbaru." Ucap Fiona yang sudah pindah dan tiduran disamping Yudha.

"Gak bisa, besok ada kerjaan yang gak bisa ditinggal." Jawabnya.

"Ya sebisanya kamu aja lah."

"Kapan-kapan ya! Pergi sendiri aja. Nanti uangnya aku transfer."

"Tadinya mau sama kamu sayang. Tapi gak papa deh yang penting uangnya beneran di transfer ya. Soalnya ini tuh tas nya limited edition." Ujar Fiona dengan rona bahagianya.

Lalu keduanya mengobrol sebelum tidur, curhat apa saja yang dirasa mau dibicarakan. Sehingga Yudha pun menguap dan meminta ijin untuk tidur lebih dulu.

Tapi Fiona justru belum ngantuk. Ia pun meraih ponsel dan membuka sosial media miliknya.

Ada nama Ajeng Shafanina muncul di beranda miliknya. Ia klik nama itu dan melihat isi profilnya. Banyak postingan jualan dari mulai tas. Pakaian. Kue. Hingga kosmetik. Dan banyak komentar disana memesan apa saja yang Ajeng posting.

"Jadi dia berjualan online." Gumam Fiona jarinya terus menelusuri profil milik Ajeng.

"Pantes keluar dari sini kayak tenang banget. Tapi masa iya cuma jualan begitu untungnya gede, palingan cuma cukup untuk makan."

Lalu ia memilih klik kembali, tapi tak sengaja jarinya memencet tombol tambahkan teman.

Ia pun kaget. Kenapa harus tulisan itu yang kepencet. Ingin dibatalkan. Tapi takut Ajeng sudah tau dan jika dibatalkan artinya dia takut. Fiona pun memilih biarkan saja. Ingin tau Ajeng menerimanya atau tidak.

Terpopuler

Comments

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

pelakorrrr GK tw diri

2023-10-09

0

Sekar arum

Sekar arum

grgeetttt

2023-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Minta Cerai
2 2. Memilih Untuk Pergi. Namun ...
3 3. Ajeng dan Fiona
4 4. Kemarahan Ajeng
5 5. Perdebatan
6 6. Pergi
7 7. Foto Mesra
8 8. Bertemu Seseorang
9 9. Ingin Rujuk
10 10. Kebencian Qeera
11 11. Masih Cemburu.
12 12. Urus Surat Cerai
13 Sosok Luthfan Aqmar
14 Waktu Berjalan Begitu Cepat
15 Belum Sembuh Dari Luka
16 Sidang Pertama
17 Mengambil Barang
18 Ajeng dan Abian.
19 Salah Sangka
20 Resmi Berpisah.
21 Kegelisahan Sang Anak
22 Abian Qadafi
23 Kebenaran Terungkap
24 Ujian Hidup Yang Tak Sama
25 Belum Move On
26 Bertemunya Abian dengan Luthfan
27 Kepanikan Yudha
28 Mengungkapkan Isi Hati
29 Masalah Hati Siapa Yang Tahu
30 Abian Kerumah Ajeng
31 Lagi Fiona Berulah
32 Kedatangan Ibu Mertua
33 Gelisah
34 Mertua Dan Menantu
35 Cincin Berlian
36 Cemburu
37 Membuat Rancangan Baju
38 Sekolah Baru
39 Penyesalan Yudha
40 Will You Marry Me
41 Perdebatan Antara Retno dan Fiona
42 Rebutan Sertifikat
43 Qeera Menjenguk Yudha
44 Qeera Dilarikan Kerumah Sakit
45 Cincin Itu...
46 Luthfan Akhirnya Tahu Siapa Ajeng
47 Saat Hasna Melihat Cincin Itu
48 Kepasrahan Ajeng, Kebahagiaan Abian.
49 Cemburu Berat
50 Menahan Malu
51 Tawaran Kerjasama Baru
52 Retno Ke Kantor Abian
53 Rekreasi
54 Mengetahui Fakta.
55 Rumit
56 Sebuah Permintaan.
57 Ijab Qabul
58 Canda Tawa Sang Pengantin Baru
59 Rencana Penjebakan.
60 Sebuah Intrik
61 Aksi Penjebakan
62 Kemarahan Abian.
63 Disebuah Rumah Sakit
64 Kembalinya Ajeng
65 Melepas Rindu
66 Sebuah Keputusan
67 Bermuara Dititik Kerinduan
68 Sisa Pengantin Baru
69 Hasna dan Alvino
70 Perdebatan Dua Sahabat
71 Merajuk
72 Kebebasan Yudha
73 Amarah yang Memuncak
74 Kecelakaan
75 Luthfan Sadar Akan Kesalahannya
76 Konflik
77 Fakta yang Baru Diketahui Yudha
78 Hamil
79 Waktu Tak Mungkin Bisa Diputar Kembali
80 Mengalah Bukan Berarti Kalah
81 Kesabaran Luthfan Menghadapi Hasna
82 Bunuh Diri
83 Prasangka Alvino
84 Kotak Kecil
85 Introgasi
86 Ide Gila Hasna
87 Berfikir Lebih Dewasa
88 Jujur Itu Kadang Menyakitkan
89 Jatuh Talak
90 Kelicikan Dibalas Kelicikan
91 Pura-puranya Suami Istri
92 Rencana Berikutnya
93 Persiapan Pesta Pernikahan
94 Hasna Terkejut
95 Saat Bukti-bukti Diperlihatkan
96 Siapa yang Menanam. Maka Ia Sendiri yang Menuai
97 Keguguran
98 Kritis
99 Merajuknya Ibu Hamil
100 Kecemasan Kembali Melanda
101 Ferdy Masih Belum Terima
102 Proses Transfusi Darah Berjalan Lancar
103 Mood Ibu Hamil
104 Pikiran Buruk Kembali Hadir
105 Membaiknya Dua Sahabat
106 Drama Ngidam
107 Tak Mau Egois
108 Kedatangan Sang Ibu
109 Masih Mengedapankan Ego
110 Retaknya Hubungan Antar Teman
111 111. Debat Mantan Suami Istri
112 112. Alur Kehidupan yang Berbeda
113 113. Kecewa yang Teramat Dalam
114 114. Rindu yang Menggunung
115 115. Hanya Masalah Hati
116 116. Salah Paham
117 117. Apa Karma Itu Memang Ada?
118 118 Pilihan yang Sulit.
119 119. Semangat Kembali Hadir
120 120. Keadaan yang Sama Persis
121 121. Pengakuan Cinta dan Luluhnya Hati
122 122. Kembali Ditangkap Polisi
123 123. Ending
Episodes

Updated 123 Episodes

1
1. Minta Cerai
2
2. Memilih Untuk Pergi. Namun ...
3
3. Ajeng dan Fiona
4
4. Kemarahan Ajeng
5
5. Perdebatan
6
6. Pergi
7
7. Foto Mesra
8
8. Bertemu Seseorang
9
9. Ingin Rujuk
10
10. Kebencian Qeera
11
11. Masih Cemburu.
12
12. Urus Surat Cerai
13
Sosok Luthfan Aqmar
14
Waktu Berjalan Begitu Cepat
15
Belum Sembuh Dari Luka
16
Sidang Pertama
17
Mengambil Barang
18
Ajeng dan Abian.
19
Salah Sangka
20
Resmi Berpisah.
21
Kegelisahan Sang Anak
22
Abian Qadafi
23
Kebenaran Terungkap
24
Ujian Hidup Yang Tak Sama
25
Belum Move On
26
Bertemunya Abian dengan Luthfan
27
Kepanikan Yudha
28
Mengungkapkan Isi Hati
29
Masalah Hati Siapa Yang Tahu
30
Abian Kerumah Ajeng
31
Lagi Fiona Berulah
32
Kedatangan Ibu Mertua
33
Gelisah
34
Mertua Dan Menantu
35
Cincin Berlian
36
Cemburu
37
Membuat Rancangan Baju
38
Sekolah Baru
39
Penyesalan Yudha
40
Will You Marry Me
41
Perdebatan Antara Retno dan Fiona
42
Rebutan Sertifikat
43
Qeera Menjenguk Yudha
44
Qeera Dilarikan Kerumah Sakit
45
Cincin Itu...
46
Luthfan Akhirnya Tahu Siapa Ajeng
47
Saat Hasna Melihat Cincin Itu
48
Kepasrahan Ajeng, Kebahagiaan Abian.
49
Cemburu Berat
50
Menahan Malu
51
Tawaran Kerjasama Baru
52
Retno Ke Kantor Abian
53
Rekreasi
54
Mengetahui Fakta.
55
Rumit
56
Sebuah Permintaan.
57
Ijab Qabul
58
Canda Tawa Sang Pengantin Baru
59
Rencana Penjebakan.
60
Sebuah Intrik
61
Aksi Penjebakan
62
Kemarahan Abian.
63
Disebuah Rumah Sakit
64
Kembalinya Ajeng
65
Melepas Rindu
66
Sebuah Keputusan
67
Bermuara Dititik Kerinduan
68
Sisa Pengantin Baru
69
Hasna dan Alvino
70
Perdebatan Dua Sahabat
71
Merajuk
72
Kebebasan Yudha
73
Amarah yang Memuncak
74
Kecelakaan
75
Luthfan Sadar Akan Kesalahannya
76
Konflik
77
Fakta yang Baru Diketahui Yudha
78
Hamil
79
Waktu Tak Mungkin Bisa Diputar Kembali
80
Mengalah Bukan Berarti Kalah
81
Kesabaran Luthfan Menghadapi Hasna
82
Bunuh Diri
83
Prasangka Alvino
84
Kotak Kecil
85
Introgasi
86
Ide Gila Hasna
87
Berfikir Lebih Dewasa
88
Jujur Itu Kadang Menyakitkan
89
Jatuh Talak
90
Kelicikan Dibalas Kelicikan
91
Pura-puranya Suami Istri
92
Rencana Berikutnya
93
Persiapan Pesta Pernikahan
94
Hasna Terkejut
95
Saat Bukti-bukti Diperlihatkan
96
Siapa yang Menanam. Maka Ia Sendiri yang Menuai
97
Keguguran
98
Kritis
99
Merajuknya Ibu Hamil
100
Kecemasan Kembali Melanda
101
Ferdy Masih Belum Terima
102
Proses Transfusi Darah Berjalan Lancar
103
Mood Ibu Hamil
104
Pikiran Buruk Kembali Hadir
105
Membaiknya Dua Sahabat
106
Drama Ngidam
107
Tak Mau Egois
108
Kedatangan Sang Ibu
109
Masih Mengedapankan Ego
110
Retaknya Hubungan Antar Teman
111
111. Debat Mantan Suami Istri
112
112. Alur Kehidupan yang Berbeda
113
113. Kecewa yang Teramat Dalam
114
114. Rindu yang Menggunung
115
115. Hanya Masalah Hati
116
116. Salah Paham
117
117. Apa Karma Itu Memang Ada?
118
118 Pilihan yang Sulit.
119
119. Semangat Kembali Hadir
120
120. Keadaan yang Sama Persis
121
121. Pengakuan Cinta dan Luluhnya Hati
122
122. Kembali Ditangkap Polisi
123
123. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!