Bagian 15

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bima berdiri tegak memandangi sebuah gapura dari suatu kesatuan TNI AD daerah Yogyakarta, dimana ia ditugaskan menjadi salah satu Komandan Plton didalamnya. Perwira remaja itu melangkah dengan hati yang berdebar. Inilah awal dari karirnya.

Setelah melakukan serangkaian laporan kepada atasan, Bima yang diantar salah satu prajurit menuju rumah dinasnya. Rumah yang sering mereka sebut sebagai rumah hijau.

"Lapor. Izin membantu, Letnan. Sepertinya Anda kesulitan membawa barang." Ucap seorang Prada bernama Heri yang ditugaskan mengantarkan Bima.

"Tidak usah, terima kasih." Tolak Bima halus. Bima sedikit tak enak membebankan barang bawaannya pada bawahannya, walaupun melihat pangkat, ia lebih tinggi dari prajurit didepannya, tapi bila melihat segi umur, jelas prajurit itu lebih senior.

Ternyata jarak rumah dinasnya dan kantor cukup jauh. Dan beruntungnya Prada Heri adalah tipe orang yang tidak kaku. Banyak hal yang ia sampaikan pada bisa selama perjalanan menuju rumah dinasnya.

"Nah, ini dia rumah mungil khas tentara." Ucap Heri ketika mereka sampai didepan salah satu rumah gandeng berwarna hijau itu.

"Terima kasih sudah mengantar."

"Siap. Tidak masalah Letnan." Ucap Heri.

"Ck. Sudah saya bilang sama Abang, jangan terlalu bersikap formal bila tidak didepan Komandan." Gerutu Bima sambil membuka pintu rumah barunya. Bima merasa risih dengan hal itu. Padahal itu adalah hal wajar bagi para tentara.

"Baiklah baiklah. Mari aku bantu bersih - bersih." Heri menawarkan bantuan kecil pada Bima.

"Tidak usah. Terima kasih untuk niat baiknya. Biar aku aja yang berberes. Abang bisa kembali." Tolak Bima.

"Yakin?"

"Sejak kapan tentara jadi manja?" Bima menaikan alisnya sebelah.

"Siap, Letnan. Saya permisi."

Bima mengangguk mengizinkan bawahannya pergi.

Kini tinggallah dia seorang dirumah yang tergolong kecil ini. Namun rumah ini cukup luas untuk ditempatinya seorang diri.

Sepertinya akan ada beberapa barang yang akan ia beli untuk melengkapi kebutuhannya selama menempati rumah ini.

"Huuffft.... Untung uang saku di tabungan ngumpul. Jadi gak perlu repot minta bantuan kiriman lagi dari bapak." Monolog Bima.

Bima akan mempergunakan waktu luang hari ini untuk memenuhi kebutuhannya beberapa hari ke depan sebelum ia benar - benar aktif di kesatuan.

****

Dengan kaus dan celana lorengnya, Bima menuju pasar yang letaknya tak jauh dari asramanya tinggal.

Dengan berbekal kendaraan yang ia pinjam pada rekan yang mengantarkannya kerumah dinas tadi pagi, ia pergi ditemani rekanan yang tidak memiliki shift tugas pagi. Tempat pertama yang mereka datangi adalah menghampiri sebuah showroom untuk membeli sebuah motor sebagai penunjang mobilitasnya kelak, ya walaupun ia harus membeli secara kredit. Dan itu tak menjadi masalah baginya selagi ia mampu mencicilnya. Karena segala sesuatu yang akan dia lakukan sekarang akan berawal dari titik nol. "Haaahhh... Udah ada tanggung jawab nih." Bima menggelengkan kepalanya.

"Hahaha... Pelan - pelan nyicil motor dan nabung, Bim. Tar bisa beli yang lebih gede lagi. Hal ini udah biasa buat kita - kita diawal karir. Apalagi bagi yang berasal dari kalangan menengah kebawah. Perwira remaja dan tamtama seperti kita harus tetap semangat. Apalagi banyak para wanita menantimu untuk diperistri" Heri mencoba menguatkannya sambil berkelakar.

Mendengar candaan dikalimat terakhir rekannya itu, Bima hanya menggeleng. Ada - ada saja, padahal ia belum berfikiran untuk mencari seorang Persit untuk dirinya.

Usai dengan urusan motornya, Bima dan Heri menuju pasar yang tak jauh dari showroom tadi. Ia membeli beberapa kebutuhan pangan dan prabot yang akan berguna baginya kelak.

"Kenapa senyum - senyum, Bang?" Tanya Bima.

"Udah seperti emak - emak aja kamu." Ejek Heri yang melihat begitu banyak belanjaan Bima.

Bima meringis melihat barang belanjaannya. "Mau gimana lagi, Bang. Dirumah cuma dapat warisan dipan tanpa kasur dari penghuni sebelumnya." Sahutnya sambil menyusun belanjaannya pada becak barang yang ia sewa di pasar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Kasi jempol guys.......

...Beri komentar dan masukan ke daftar favorit mu ya....

...Makasih buat yang udah bersedia mampir ke SANG KESATRIA....

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2023-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!