Bagian 12

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Aiihh... Rajin benar olahraganya abang calon tentara kita ini." Goda salah seorang ibu - ibu kampung Bima.

Tak menjawab kata - kata, Bima lebih memilih memberi senyuman khasnya. Terpaksa Bima menjeda lari paginya demi menyapa tetangganya lebih dahulu.

"Nanti kalau udah lulus, Bulek lamar untuk si Ika ya? Si Ika tahun ini masuk kuliah, insha Allah bakal jadi guru." Gurau wanita seusia ibunya yang bernama Yeti.

"Hahaha... Bulek bisa aja. Bima lanjut lagi lari paginya ya?" Pamitnya tak ingin lebih lama lagi dan membahas hal - hal yang mungkin bisa membuatnya pusing sendiri.

"Oh iya, Bim. Yang rajin ya. Biar nanti tambah kekar badannya." Yeti masih berusaha menggodanya.

Bima mengangguk kaku mendengar ucapan nyeleneh ibu - ibu itu. Ia jadi ngeri sendiri mendengarnya, terkesan gimana gitu?

"Eh tunggu, itu si Ika." Ucapan Yeti sontak menghentikan langkah Bima.

Bima menoleh kearah yang ditunjuk Yeti, seorang gadis berjalan kearah mereka dengan menenteng kresek hitam ditangannya.

"Mamak ngapain disini?" Ica memicingkan matanya. Biasanya ibunya ini sibuk mencari teman gibah di tempat tukang sayur berhenti. Tapi kali ini, ia melihat ibunya sedang mengobrol dengan Bima.

"Ck. Memang Mamak gak boleh ngobrol sama Bima?" Sewot Yeti.

"Ya boleh. Tapi tumben belum kumpul tempat Mang Tono? Udah nyampai tuh di lapangan. Tar kehabisan sayurannya baru nyaho." Sahut Ika.

"Tar dululah. Mau ngobrol sama Bima dulu buat masa depan kamu."

Ika menoleh kearah Bima. Ika menerbitkan senyum manisnya. Ia akui, setahun tak melihat pemuda ini dikampung, Bima semakin tampan dengan kulit gelapnya. Tak hanya itu, tubuhnya juga semakin waoouuw, sexy.

Yeti tersenyum senang melihat anaknya tak berkedip saat menatap Bima. Sepertinya sang putri juga tertarik pada pemuda ini.

"Ekheemm." Yeti berdehem dan memutuskan tatapan kagum putrinya pada Bima.

"Bang Bima kapan pulkam?" Sapa Ika.

"Kemarin, Ka." Sahut Bima dan tak lupa memberi senyumnya.

"Ya Allah.... Tampannya." Batin Ika, ia mulai terpesona.

Sungguh, Bima betambat tampan berkali - kali lipat saat terlalu gadis ini melihatnya sebelum berangkat ke Magelang.

"Ya udah, Bima balik dulu Bulek , Ka." Pamitnya untuk yang kedua kalinya.

"O iya, Bim. Jangan lupa mampir ke rumah Bulek ya, buat ngobrol - ngobrol sama Ika." Ucap Yeti mengeraskan suaranya, karena Bima mulai menjauh.

"Insha Allah, Bulek." Sahut Bima tanpa menoleh.

Dua wanita beda generasi itu masih memandangi punggung lebar Bima yang kian makin menjauh.

"Mamak suka sama Bima. Anaknya baik, nurut sama orang tua dan sayang keluarga lagi. Mamak mau kamu sama dia. Pasti keren punya mantu tentara."

Ika menoleh kearah sang ibu. Kenapa yang ngebet ibunya?

"Ika mau tapi belum tentu Bang Bima mau, Mak." Ika berjalan pulang meninggalkan ibunya.

"Eeehhh...." Yeti mencoba mengejar langkah anaknya. "Ya usahalah buat dekatin si Bima."

"Mau usaha gimana Mak? Bang Bima nya aja gak ada dikampung. Dia 'kan jauh. Mau pdkt juga susah. Ika harus chat duluan gitu?" Bagaimanapun, marwahnya wanita itu dikejar, bukan mengejar fikirnya.

"Ya kenapa enggak? Kalau enggak kamu dekati dulu keluarganya, baru Bima nya." Usul Yeti.

"Ngebet banget sih aku harus sama Bang Bima?" Sewot Ika.

"Mamak pingin punya mantu tentara."

"Terus Mamak suka aku ditinggal tugas bertahun - tahun?"

"Ya kamu harus maklum sama kerjaan dia nanti." Yeti kekeh pada pendiriannya.

"Kog pembahasannya seakan - akan Bang Bima beneran mau sama Ika?"

"Seumpama Ka, seumpamanya Bima mau sama kamu." Yeti mulai geram dengan sang anak.

"Au ah. Ika masih piyik. Mau bebas dulu." Kemudian ia meninggalkan ibunya masuk kamar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Siang kita lanjut lagi bestie....

...Jangan lupa untuk like dan komen ya....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!