Bagian 14

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Meninggalkan masa lalu, Bima terus melaju melanjutkan pendidikan dan latihan fisiknya di akademik kemiliteran.

Begitu banyak tantangan yang ia dan tekan sejawatnya lalui. Sungguh menguras tenaga dan fikiran.

"Aaahhhh... Udah tingkat empat. Sebentar lagi selesai. Gue pingin tiduran di kasur empuk gue lagi." Ucap Arya sambil membaringkan tubuhnya di ranjang asrama.

"Menuju akhir dan awal perjuangan." Bima ikut menimpali perkataan Arya.

"Semoga nanti orang tuaku bangga atas pencapaianku nanti." Dengan posisi sama seperti Arya, Arman menyampaikan pengharapannya

"Hemm, betul. Biar mereka gak ngerasa sia - sia buat lahirin, ngurus dan biayai hidup kita." Kini giliran Yudha yang bicara.

Roman - romannya pembicaraan ini terselip sebuah curhatan terselubung.

Hari ini adalah hari dimana kenaikan tingkat mereka, yang tadinya tingkat tiga sekarang menjadi tingkat empat dengan pangkat Sematutar.

****

Waktu terus berjalan begitu cepat bagi siapa yang menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Dan kini tiba saatnya acara wisuda para taruna.

Wajah - wajah bangga para orang tua kepada putra putri mereka terpancar begitu indahnya.

Disebuah kursi yang disediakan untuk para orang tua taruna, ada senyum yang tak pernah luntur dari sosok wanita yang rela jauh - jauh menyambangi sang anak. "Ibu bangga sama kamu, Bang."

Setelah menjalankannya beberapa rangkaian acara, Bima langsung menghampiri sang ibu yang kini tengah mematung ditempatnya.

"Ibu!" Bima meraih tangan Yanti dan langsung membawa wanita yang telah melahirkannya itu kedalam pelukannya.

"Selamat, Nak. Ini adalah adalah awal perjuanganmu yang sesungguhnya."

"Iya Bu." Bima melepaskan pelukan itu dan menghadiahkan kecupan di kening sang ibu. "Bapak sama Kiara dimana?" Ia tak melihat kehadiran bapak dan adiknya.

"Bapak sama adikmu nunggu diluar. Kalau ikut masuk, takut nanti Kiara bosan." Bima mengangguk mengerti.

Keduanya langsung menuju dimana Cipto dan kiara berada.

"Abaaangggg..." Kiara berlari dengan riangnya dan langsung memeluk Bima.

"Hei! Udah makin tinggi ya?" Ucap Bima pada sang adik yang ada dalam gendongannya. "Makin berat." Toelnya pada hidung Kiara.

"Iya dong. 'Kan dikasih makan sama ibu."

"Makin cerewet juga nih kayaknya?" Goda Bima. Ia tertawa saat wajah sang adik memberengaut.

Ini adalah salah satu hal terindah baginya. Bisa berkumpul kembali sebelum ia ditempatkan pada tugas pertamanya sebagai perwira remaja.

"Selamat, Bang. Udah punya gelar Sarjana Terapan Pertahanan." Cipto memeluk putranya.

"Terima kasih, Pak. Semua karena dukungan Bapak sama Ibu." Bima membalas pelukan itu tak kalah hangatnya.

Setelah pelaksanaan wisuda, para taruna akan melaksanakan pelantikan yang akan dilaksanakan oleh akademik kemiliteran.

Para perwira remaja akan dilantik langsung oleh presiden di istana negara dalam Upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI dan Polri.

Para Perwira Remaja yang dilantik tersebut adalah para Taruna Tingkat IV Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Akpol yang telah dinyatakan lulus pendidikan di akademinya.

Tampak wajah - wajah lega para taruna karena telah dinyatakan lulus, tak terkecuali Bima dan teman sekamar.

"Akhirnya bakal jadi Leda juga." Tampak kelegaan dari Arya.

"Dan kita bakal pisah." Berbeda dengan Arya, wajah Arman lebih terlihat lebih murung.

Bima menepuk pundak rekannya. "Masih bisa komunikasi jarak jauh 'kan?" Ucapannya diangguki ketiga temannya yang lain.

Hingga akhirnya mereka harus beranjak ketengah lapangan untuk melaksanakan pelantikan yang sudah mereka nanti selama empat tahun pendidikan.

...****************...

...Selalu beri dukungan untuk author biar semangat buat hasilkan karya yang baik....

...Beri like dan komentar kamu....

...Kritik dan saran yang membangun author terima ya guys....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***