Sesampainya di kamar, Gerald merebahkan adiknya dengan hati hati seolah flo adalah bunga yang rapuh.
"Tidur lah baby girl." Ucap Gerald sembari menarik kursi belajar flo dan duduk di samping ranjang.
"Kakak nggak keluar?" Tanya flo heran.
"Aku akan keluar setelah kamu tidur." Jawab Gerald santai.
"Kak, aku udah baik kan kok tinggalin aja nggak ppa!" Usir flo halus.
Bagaimana ia bisa tidur jika Gerald ada di sampingnya seperti ini? Ia tidak bisa mengabaikan keberadaan Gerald dan kemudian tidur dengan mudahnya bukan? Pikir flo. Bersyukur belum meruntuhkan perisainya.
Gerald sama sekali tidak bergeming dari tempatnya duduk. Ia takkan keluar kalau flo belum tidur!
"Maaf!" Seru Gerald tiba-tiba.
"Maaf untuk apa?" Tanya flo berusaha menebak kearah mana pembicaraan ini akan berjalan.
"Maaf karena aku memberikan beban yang besar untuk hidupmu!" Ucapnya dengan nada yang sarat akan rasa bersalah.
"Seandainya kita kakak beradik yang normal mungkin keadaanya tidak akan seperti ini." Tambahnya masam.
"Hey kak, sudahlah. Kau tau aku sangat berterimakasih padamu sampai saat ini. Terlepas bagaimanapun kehidupanku." Ucap flo sembari bangun dan memeluk kakaknya.
"Tapi harusnya saat ini kau menikmati masa masa SMA di sekolah normal, jatuh cinta dan main jambak-jambakkan dengan musuh mu kan!" Tambah Gerald yang membuat flo terbahak.
"Kak, kamu lupa yaa? Aku sudah bikin Nicole jadi kepiting rebus? Itu bahkan lebih menyenangkan dari sekedar menjambak." Balas flo mengungkit momen menyenangkan itu. Ck.
Sekita Gerald tertawa lepas. Bagaimana bisa ia melupakan hal seperti itu. Ia pikir adiknya adalah peri yang baik hati, tapi melihat kelakuannya akhir akhir ini sepertinya boleh juga. Pikir Gerald.
"Well, baiklah aku akan keluar. Tidurlah, agar besok badanmu lebih fresh. Dan ingat, jika kamu rasa masih sakit jangan memaksakan diri untuk masuk kelas." Tambahnya lagi.
"Iya...siap bos!" Jawabnya sembari merebahkan diri kembali.
Tentu saja ia tidak akan masuk kelas, besok hari jumat kakak. Besok hari libur. Pikirnya. Setelah dua hari yang melelahkan, mendapat hari libur yang sebenarnya akan sangat menyenangkan. Ia akan mencari lily besok! Pikirnya senang.
"Good night girl!" Serunya sembari memberikan kecupan di kening flo dan melenggang pergi keluar kamar.
Sepeninggal Gerald flo berusaha untuk tidur. Memejamkan mata perlahan. Ia harus kuat menyambut hari esok. Pikirnya.
...***...
Pukul 07.00 Flo sudah duduk rapi dengan blouse biru muda. Hari ini adalah hari jumat, tidak ada kelas. Semua murid memakai pakaian santai. Demico memakai kaos putih polos dan celana jins biru.
"Mau pulang kerumah baby girl?" Tanya Demico.
Hari ini jadwal Demico pulang kerumah menemui mammy nya, walaupun baru berselang dua hari namun ia sudah begitu rindu dengan sosok mamanya itu.
"Nggak." Jawab flo singkat. Mau pulang kemana kalau kakakku saja disini? Tambahnya di dalam hati.
"Okay, baiklah jika butuh bantuan ku bilang saja." Ucap Demico tulus.
"Heumhh." Jawab flo singkat
Setelah sarapan Demico berlalu dari hadapan flo dan bersiap pulang kerumahnya.
Murid yang ingin pulang kerumah masuk ke setiap limusin yang menghadang di lapangan dan menghilang setelah melewati gerbang.
Tak terhitung berapa ribu limusin sudah membawa para murid pulang. Flo hanya duduk di sudut bangku taman sekolah dan menatap kepergian mereka.
Ia merasa mereka sangat beruntung, setidaknya mereka masih punya kehidupan normal lainnya di luar sana. Sedangkan ia? Ia hanya punya satu orang kakak, dan hebatnya kakaknya kepala sekolah di sini jadi dia pulang untuk siapa? Ia juga tidak tau apakah rumah itu masih rumah mereka sekarang? Atau sudah di jual dan di tempati orang lain? Entahlah.
Lama ia duduk sendiri di sana, sampai Athur datang dan duduk di sampingnya.
"Ingin pulang?" Tanya Athur dengan intonasi tinggi menyadarkan flo dari lamunannya.
Flo refleks menggeser duduknya dengan cepat dan hampir terjungkal.
"Oh my Good, Mr. bikin kaget aja tau!" Seru flo lebih seperti geraman dan tersadar sudah bicara informal.
"Sorry mr, saya tidak bermaksud kurang ajar!" Tambahnya lagi sembari membenarkan duduknya. Ingin rasanya ia menghilang saja.
"Its okay...bicara santai aja klo lagi nggak di kelas!" Sahut Athur acuh.
Ishh...bagaimana orang bisa bicara santai jika tampangmu seperti itu. Pikir flo.
"Memang tampangku seperti apa?" Tanya Athur sembari mendelik.
"Entahlah, punya kaca kan? Cobalah sesekali ngaca." Balas Flo sewot tanpa susah payah membangun perisai, lebih baik sekalian aja. Pikirnya.
"Owhh....di suruh santai jadi kurang ajar ya." Sela Athur.
"Ehhh...ampun mr!" Seru flo sembari berlari dari sana.
Athur yang di tinggalkan begitu saja hanya bisa diam menatap flo yang sdh berlari ke ruangan Gerald.
Sebenar nya tujuan ia mendekati gadis itu adalah untuk minta maaf karena kesalahannya tadi malam. Tapi saat berada di depannya, entah kenapa Athur merasa kata kata di otaknya hilang entah kenapa. Dan terjadilah pembahasan absurd tadi. Ck.
...****...
"Tok..tok..tok! Kak!" Panggil flo.
"Masuk!" Jawab Gerald.
Flo masuk setelah mengintip kedalam sebentar. Ia melihat kakaknya sibuk dengan berkas berkas tebal di mejanya. Tanpa di suruh ia duduk di sofa.
"Kak!" Panggil flo lagi membuat Gerald menatap adiknya itu.
"Kamu nggak ada kelas? Masih sakit yaa?" Sergah Gerald sembari mendekati flo dan memeriksa suhu tubuhnya.
"Tidak panas, lalu kenapa kamu tidak masuk kelas?" Tanya Gerald lagi.
"Kakak lupa yaa? Hari ini hari jumat kak, semua murid libur dan bahkan sebagian besar ada yang pulang kerumah. Tambahnya.
Gerald tertegun dan kemudian tersadar.
"Ya ampun!" Serunya dengan intonasi tinggi sembari menepuk dahinya.
Hah. Ku pikir ia akan berubah. Tapi mau di dunia sihir kek, dunia nyata kek, sama saja. Gila kerja!Pikir Flo masam dan bersyukur sudah membangun perisai sebelum masuk ruangan.
"Maafkan aku flo!" Pintanya sembari bersedekap di depan flo.
"Jadi?" Tanya flo lagi.
"Jadi kamu mau apa? Katakanlah!" Serunya dengan riang, ia akan memenuhi permintaan adiknya apapun itu.
"Boleh minta apapun?" Tanya flo lagi.
"Apapun!" Beo Gerald, ia akan meninggalkan pekerjaannya hari ini saja.
"Eumhh...aku ingin jalan jalan!" Seru flo bersemangat.
"Baiklah!" Jawab Gerald pasti.
"Tapi...." Flo agak ragu melanjutkan kalimatnya.
"Tapi apa?" Tanya Gerald menunggu.
"Kita boleh ajak Lily? Maksudku abigail?" Tambah Flo lagi.
"Ohh..tentu saja!" Jawab Gerald antusias.
"Yeay!" Flo bersorak riang.
"Sana coba kamu tanya dulu abigail apakah ia punya waktu dan bisa ikut bersama kita?" Tambah Gerald lagi
"Baiklah..." Jawab Flo sembari melenggang dengan riang.
Akhirnya flo pikir bisa hidup seperti layaknya kakak beradik seperti pada umumnya.
Sedang sepeninggal Flo Gerald juga kepikiran untuk mengajak seseorang. Ia tak mau momen mereka jadi awkward jadilah ia berniat mengajak Athur! Ck.
Setelah membereskan berkas berkas yang belum ia pelajari, ia bergegas keruang ganti dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai seperti yang di pakai Flo.
Baiklah. Mari kita tinggal kan kesibukan ini sejenak! Pikirnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Bakulgeblek
semangat thor...
diselesaikan hlo ini novel... sampe chapter ini asik, kalem alurnya...
2024-03-12
0