"Tok..Tok..tok!" Flo mengetuk pintu ruangan Gerald dengan hati hati.
"Silahkan masuk!" Sahut suara bariton Gerald.
Flo masuk dengan hati-hati, di dalam ruangan ada kakaknya dan seorang pria lain yang duduk membelakanginya.
"Ada apa mr mencari saya?" Flo bertanya gugup.
Gerald dan pria yang duduk membelakangi flo berdiri dan menghadapinya.
Flo tertegun melihat wajah orang di depannya. Pasalnya pria itu sangat tampan dan maskulin. Memang kakaknya pria yang tampan tapi pria di depannya sekarang lebih maskulin dengan perawakan yang tinggi besar dengan warna kulit agak kecokelatan sepertinya karena sering kena matahari, kata evelyn cowo seperti itu macho. Ck. Bisa-bisanya ia ingat geng serintil itu disini. Pikirnya. Tapi tubuh ini memang terlalu seksi menurutnya.
Gerald terkikik pelan, dan pria didepannya agak kesal menatap flo.
Flo heran, kenapa dua orang di depannya seolah bisa mendengar pikirannya.
"Ehem...perkenalkan ini adalah Mr.Patterson flo, ia adalah mentor pelajaran ramalan yang akan memberimu pelajaran tambahan seperti yang telah aku jelaskan." Gerald memperkenalkan Arthur kepada flo.
"Senang berkenalan dengan anda mr, perkenalkan nama saya Florence Jhon Austin." Ucap flo sembari mengulurkan tangan yang di abaikan Arthur.
"Tidak usah terlalu banyak bicara, pastikan saja datang tepat waktu ke ruangan ku malam ini atau aku akan memberi kamu dan otak mesum mu itu hukuman!" Jawabnya sembari berlalu dari hadapan flo dengan kesal dan keluar ruangan.
Sepeninggal Arthur flo masih saja terheran heran.
"Bukannya pelajarannya di mulai besok lusa kak? Eh Mr?" Tanya flo pada Gerald.
"Nggak usah terlalu formal kalau hanya ada kita berdua, panggil saja kakak." Ujar Gerald. Sebenarnya ia masih sedih, ia tahu flo belum terbiasa dengannya wajar saja jika adiknya masih kaku.
"Iya kak, jadwalnya memang malam ini ya?" Tanya flo sedikit lebih santai.
"Iya baby girl,sebenarnya Mr Athur baru saja datang, saat ku beri tahu ia harus memberimu pelajaran tambahan, ia ingin dimulai malam ini juga." Sahut Gerald santai.
"Eumhh...bolehkah aku bertanya?" Tanya flo dengan sedikit keberanian yang mulai muncul.
"Tentu saja, silahkan duduk. Sepertinya otak kecilmu punya banyak pertanyaan." Ucap Gerald sembari mengerling lucu.
Flo heran, apakah pria ini adalah pria yang sama dengan kakaknya yang biasa ia temui di rumah?Entahlah. Pikirnya.
"Tenang saja baby girl, aku benar benar kakakmu dan masih akan seperti itu selamanya." Ucap Gerald sembari mendekat dan memeluk flo.
Flo masih saja tidak biasa dengan perlakuan Gerald.
"Yang pertama, apakah kakak mendengar isi pikiranku?" Tanya flo menyelidik. Bagaimana tidak, ia sudah sering kali mendapati Gerald menjawab pikirannya bukan perkataannya .
"Jawabannya iya." Gerald menjawab singkat.
"Oh my, berarti kakak tau semua isi pikiran ku selama ini? " Deg. Flo mulai panik.
"Eumhh...tidak semuanya juga, jika ada hal yang agak privasi aku akan membuat perisai dan tidak akan mendengarnya." Tambah Gerald.
"Fiuh!" Flo menghembuskan napas lega.
"Yang kedua, kenapa kakak selama ini menjaga jarak dariku? Terlebih saat aku ulang tahun, kakak pasti hilang untuk waktu yang lama, apakah kakak disini?" Cecar flo.
"Girl? Itu terdengar seperti dua pertanyaan?" Gerald mengerling jahil.
"Oh come on kak, jawab saja." Rengek flo.
"Okay, for that question. Jawabannya karena dulu sekali saat kamu baru lahir kemungkinan kamu hidup sangat kecil, jadi kakak berinisiatif untuk membagi jiwa kakak untukmu." Tutur Gerald.
Flo mengerutkan keningnya, pertanda ia sedang berpikir.
"Jadi hubungannya dengan kaka menjaga jarak denganku apa? Apa ada masalah denganku?" Flo bertanya mulai tidak sabaran.
"Thats, a good point. Sebenarnya memang ada yang salah lebih tepatnya untukku. Akibat kelancanganku membagi jiwa untukmu, sebelum kamu berumur 16 Tahun aku akan merasa sakit jika berdekatan denganmu terlebih di hari setiap kali umurmu bertambah." Tutur Gerald.
"Kenapa?" Flo bertanya heran.
"Itu namanya konsekuensi flo, hukum sebab akibat. Di saat aku membagi jiwa untukmu di saat itu pula jiwaku mengalami kelemahan. Jika orang atau benda yang ku bagi jiwa nya berdekatan denganku, maka jiwaku seakan tertarik dari tubuhku dan ingin bersatu dengan belahan jiwanya. Karenanya aku tidak bisa dekat denganmu tanpa ada jarak seperti sekarang." Tuturnya panjang sembari mengeratkan pelukannya.
"Jadi kakak selama ini kesakitan kalau dekat aku?" Tanya flo prihatin dengan mata berkaca kaca. Selama ini ia merasa dia lah yang paling tersakiti. Kenyataanya? Kakaknya jauh lebih sakit.
"Ohh...come on baby girl, itu sepadan dengan melihatmu bisa tumbuh sebesar ini." Tutur Gerald sembari mendongakkan wajah flo dengan gemas dan mengecup keningnya.
"Terimakasih kak." Ucap flo tulus sambil sengungukan dengan tubuh bergetar.
"Shh...Jangan nangis dong sayang." Gerald mengusap punggung flo dengan sayang.
"Lalu kakak selama ini kemana kalau aku ulang tahun? Apa kakak sangat kesakitan?" Flo beingsut mundur mencoba memperhatikan wajah kakaknya.
"Kakak disini di obati Mrs.Markeva." Jawab Gerald dengan tatapan menenangkan.
"Hiks..hiks...maafin aku yaa ka!" Tangis flo sembari memeluk Gerald sayang.
"Sayang, ini semua bukan salah kamu kok!" Ujar Gerald sembari memeluknya lebih erat. Tapi flo masih saja menangis sengungukan.
Lama Gerald menenangkan tangis adiknya. Dengan sabar ia menepuk nepuk punggung adiknya, hingga tangisnya mulai reda.
Sebenarnya ia masih tidak bisa percaya ia bisa sedekat ini dengan adiknya tanpa rasa sakit yang selalu ia rasakan dulu. Apa kini Tuhan sudah tidak marah lagi dengannya? Entahlah.
Setelah momen mewek itu berlangsung cukup lama, akhirnya mereka menyudahinya. Keduanya berjanji tidak akan saling menghindar lagi seperti dulu lagi.
Flo berdiri dari sofa dan pamit pada Gerald. Ia berjalan kearah pintu dan berniat melenggang pergi. Saat kata-kata Gerald menghentikannya.
"Oh yaa baby girl!" Sela Gerald seolah teringat sesuatu yang belum ia sampaikan.
"Heumh?" Jawab Flo sembari berbalik dan menunggu apa yang akan di katakan Gerald.
"Jangan mentang mentang adik kepala sekolah yaa kamu main mantra mantrai wajah teman sekelas mu!" Ujar Gerald sembari menampilkan wajah di buat marah.
"Hah? Kakak tau dari mana?!" Seru Flo panik.
Gerald terkikik pelan.
"Ckck..aku tau semuanya sayang, ingat di dirimu ada jiwaku." Tutur Gerald mengerling jail.
"Huh...baiklah!" Sungut flo sembari berbalik dan ingin keluar ruangan kakaknya dengan kesal.
" Hey satu lagi!" Sela Gerald lagi.
"Apalagi?!" Seru flo mulai kesal.
" Uhh galaknya adikku!" Seloroh Gerald sembari tergelak.
"Apa?" Flo bertanya lagi.
"Jangan sampai terlambat keruangan Athur dia pria yang pemarah walaupun kau bilang dia "Seksi". " Tambah Gerald sembari mengangkat kedua tangannya membentuk tanda kutip.
"Kakkk!" Teriak flo sembari berlari keluar ruangan. Ia malu mengingat kejadian itu. Jadi kedua orang itu mendengar apa yang kupikirkan? Memalukan!Bagaimana aku harus menghadapi arthur nanti? Pikir Flo sembari memukul kepalanya.
"Bodoh, bodoh, bodoh!" Gumamnya sambil berjalan cepat ke kamarnya. Lebih baik ia mandi dan tidur dulu. Untuk menenangkan pikiran sebelum jam pertemuannya dengan Arthur. Pikirnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Bakulgeblek
wah, pelanggaran privasi klo sampe pikiran bs dibaca...
memalukan 🤦♂️
2024-03-12
0
2 mawar sdh kuberikan
2023-04-13
0