Kelas Transformasi

13.00 PM Forecaster Academy

Flo POV

Setelah kelas sejarah, ada jeda 30 menit untuk istirahat dan kelas selanjutnya adalah kelas transformasi.

Dan disinilah aku, Florence Jhon Austin di kelas dimana dia yang dulu adalah temanku sebagai gurunya.

"Jadi transformasi itu sendiri sebenarnya adalah ilmu yang sangat dasar di sekolah sihir, elemennya adalah oksigen dengan kata lain jika di ruangan atau di tempat dimana subjek berada ada oksigen maka subjek akan dengan mudah bisa bertransformasi."

Jadi selama ini lily memakai transformasi saat bersamaku? Pikir flo sambil mengamati sosok yang ia kira adalah sahabatnya. Saat ini lily memang terlihat jauh berbeda dengan lily yang ia kenal. Tidak ada sedikitpun sesuatu pada dirinya yang bisa di katakan dimiliki oleh seorang anak kelas X SMA. Dia begitu dewasa dengan tubuh tinggi semampai dan rambut coklat panjang yang di kepang satu itu, membuat wibawanya begitu di hormati di kelas ini.

"Shh..baby girl?" Itu lagi lagi adalah suara Demico yang duduk di sampingku, lagi.

"Bisakah kamu diam!" Sahutku juga dengan berbisik.

"Apakah kamu merindukannya? Sahabatmu?" Tanya Demico dengan raut wajah jailnya.

Aku memandang wajah Demico dengan kesal, entah bagaimana aku bisa berakhir dengannya seperti ini. Apakah semesta sedang bercanda? Jika memang iya, ini sama sekali tidak lucu!

Rindu? Harus ku akui aku memang merindukannya. Aku merindukan lily yang selalu duduk bersamaku saat pelajaran berlangsung, tepat seperti Demico sekarang. Dia akan menanyaiku apakah aku bosan, saat aku menguap karena ngantuk.

"Namun ilmu ini sangat berguna jika kita merasa dalam keadaan terancam" Sambung lily dengan hikmat.

"For example, jika seandainya ada keadaan dimana kita dikejar oleh seseorang di suatu tempat maka yang harus kita lakukan adalah mencari tempat kerumunan atau setidaknya ada orang lain. Untuk apa? Agar kita bisa dengan mudah bertransformasi di tengah kerumunan, dengan mengganti pakaian atau warna bahkan model rambut kita dalam waktu yang singkat."

"Contohnya?" Dengan refleks aku bertanya tanpa bepikir.

Semua mata kini lagi lagi tertuju padaku.

"Come on, apa ia tidak muak terus mencari perhatian? Karena aku sudah muak melihatnya!" Seru cewek blonde yang flo tau ternyata bernama Nicole.

"Kemari ms Austin!" Seru lily mempersilahkan.

Dengan enggan aku maju ke depan kelas karena kebodohanku sendiri.

"Berdiri lebih dekat" Tambah lily dengan serius.

Mau tak mau aku berdiri lebih dekat dan mencoba fokus memperhatikan apa pun yang ia lakukan, kali ini aku tidak ingin terlihat memalukan lagi! Tekadku.

"Niatkan di dalam hati mu untuk mengubah warna pakaianmu menjadi merah atau warna apapun yang kamu suka, ayunkan tangan kanan mu dari kanan kedepan, arahkan telapak tanganmu kedepan, lalu lipat semua jari mu satu persatu di mulai dari ibu jari sampai kelingking, kemudian balik telapak tanganmu arahkan ke tubuhmu, ucapkan "Changes" Perintah lily.

Aku melakukan persis seperti yang ia contohkan. Dan seketika ku arahkan telapak tanganku tepat ke wajah Nicole. Seketika wajah Nicole berubah merah seperti kena chat merah. Dan, Well....memang itu yang ku inginkan.

"Upsss...sorry! Aku benar benar tidak sengaja!" Seruku yang di ikuti teriakan histeris Nicole and the genk.

Ruangan di penuhi dengan keriuhan dan tawa.

"Kauuuu!" Teriaknya sembari berlari kedepan ingin menerjangku namun seketika mematung tepat selangkah di depanku.

Fiuh! Ternyata lily memantrainya. Hampir saja.

"Keruangan saya sekarang, Ms Austin!" Ucap Lily penuh penekanan, dengan pandangan yang menusuk.

"Dan kamu Nicole, pergi temui Mrs.Markeva ia akan menyembuhkanmu!"

"Dan kalian pelajari bab I sampai jam pasir itu berdering, setelah itu baru boleh keluar!" Tambahnya sembari melangkah lebar keluar kelas. Dengan enggan aku mengikutinya dalam diam.

Sesampainya di ruangannya ia duduk di sofa dan mengisyaratkanku agar duduk. Dengan takut takut aku duduk perlahan. Ia masih diam, membuatku semakin takut. Oh my, tidak bisakah lebih menakutkan lagi?

"Ms.Austin!" Serunya.

"Yes madam!" Jawabku pelan sambil menunduk.

Ia mendekat duduk disampingku, dan mengangkat wajahku yang masih menunduk.

"Thats good job flo!" Serunya dengan keriangan lily seperti biasa sambil memelukku tiba-tiba.

Aku tertegun heran, apa dia sedang memuji kejahilanku sekarang? Apa artinya dia tidak marah?

"Anda tidak marah padaku?" Tanyaku bingung.

"Come on flo, buat apa aku marah? Aku bangga padamu sudah membuat Nicole seperti itu!" hahahaha." Akhirnya Lily tertawa bebas.

"Eumhh...my litle girl!" Serunya sembari mengeratkan pelukannya.

Aku tersenyum bahagia, ternyata dia masih sahabatku. Pikirku senang.

"Dan satu lagi, kau boleh berbicara seperti biasa padaku jika kita sedang berdua saja!"

"Iya aku mengerti!" Sahutku lagi.

"Ngomong-ngomong, ada apa dengan kau dan Demico? kulihat kau begitu akrab padanya?" Tanya Lily sembari mengerlingkan matanya.

"Ada apa apanya? Tidak ada apa apa kok!" Balas ku sebal.

" Kalau tidak ada apa apa, kenapa dia selalu mengikutimu kemana mana menempel seperti permen karet!" Selidik Lily.

"Ohh..ayolah lily, kau tau perasaanku padanya mana mungkin kami punya hubungan? Mungkin dia hanya terlalu senang mengenal aku di tempat seperti ini, dan jujur aku juga senang melihatnya karena aku merasa terlihat normal saat bersamanya." Ungkapku jujur.

"Eumhhh...benarkah?"

" Benar!"

"Baiklah kalau begitu, aku akan diam." Tambah lily.

"Hey, hey...apa maksudmu kau akan diam? Apa itu artinya kau bisa saja mengadukanku ke Gerald?" Tanyaku kali ini benar benar khawatir.

"Eumh...sejauh ini belum!" Jawab lily dengan tampang kurang meyakinkannya.

"Lily!!!" Seruku sembari menggelitiknya sebal. Ia tertawa lepas di depanku, kali ini aku melihat lily ku yang dulu. Lily sahabatku.

Setelah puas bercengkrama dengan lily, aku pamit ke kamarku. Aku harus mandi dlu sebelum melanjutkan makan siang.

" See you,bye...Ucapku sembari keluar menutup pintu.

Dengan perasaan ringan aku berjalan di koridor menuju kamarku. Setibanya di kamar aku mulai membersihkan diri dan mengganti pakaian ku dengan pakaian santai. Di tengah percakapan kami tadi lily memberi tahuku bahwa kelas ketiga untuk hari ini di tiadakan sebab mentornya sedang berada di luar sekolah, dan itu artinya aku free.

Baru saja aku ingin terlelap, jam pasir di atas mejaku berbunyi lagi menunjukkan pukul 15.00 waktunya makan siang, yang menurutku jam makan siang disini agak telat daripada makan siang pada umumnya.

Dengan enggan aku keluar kamar, bolehkah aku melewatkan jam makan siang? Tentu saja tidak, karena jam pasir itu akan terus berbunyi jika aku melewatkan 1 jadwal saja. Itu yang di jelaskan lily.

Sesampainya di ruang makan, aku duduk lagi dimeja yang sama di depan orang yang sama Demico. Sepertinya formasi tempat duduk untuk makan sudah permanen seperti ini. Pikirku. Dan itu artinya, aku akan terus duduk di depan Demico.

"Kenapa lesu baby? Tanya Demico menatap wajahku dengan penasaran. Aku sudah terlalu lelah untuk meladeninya. Kutatap wajah Demico dengan malas, sebenar wajah Demico bukannya tidak tampan, terlalu tampan malah. Dengan wajah bule yang runcing bak aktor Holywood kupikir memang banyak cewek yang menyukainya. Tapi aku sama sekali tidak menyukainya, dia terlalu pecicilan, terlalu agresif kurasa.

"Entahlah!" Jawabku seadanya.

Ia diam begitu mendengar jawabanku. Kami makan dalam diam setelah bunyi denting gelas Mrs. Markeva.

Saat makan siang ku selesai aku ingin beranjak pergi kembali ke kamar, tapi langkah ku terhenti saat seorang pengawal datang dan berbicara padaku.

"Selamat siang Ms Austin, anda di Panggil Mr Gerald keruangannya." Ujarnya sembari mempersilahkan jalan untuk ku.

Kakakku? Apa ada masalah? Apa Nicole mengadukanku? Oh my, jika itu yang terjadi aku menyesal hanya mengubah warna wajahnya. Seharusnya ku ubah aja sekalian jadi kepiting rebus. Pikirku kesal.

Dengan langkah gontai aku mengikuti pengawal itu. Semoga saja ini hari keberuntunganku. Pikirku lagi.

...****...

Terpopuler

Comments

Bakulgeblek

Bakulgeblek

ngeri jg klo gk kekontrol...
salah bersikap dikit, tau2 jadi kepiting... hadehhh 🤦‍♂️

2024-03-12

0

bagusss

2023-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!