Malam itu Ali sengaja tak pulang dan meminta Regina untuk menjaga Beni dengan alasan ia. mendapatkan pekerjaan shift malam.
Ali mendatangi seorang temannya untuk menyembuhkan lukanya. Ia sengaja bersembunyi agar istri dan anaknya tidak mengetahui kondisinya yang terluka parah.
"Apa kau masih menjadi seorang pembunuh bayaran?" tanya seorang pria sambil membalut luka di lengan Ali
"Apa aku terlihat seperti itu,"
"Ingat, usiamu sudah semakin tua, dan masa otot-otot mu mulai menurun. Meskipun skill beladiri mu masih sama tapi tetap saja gerakkan mu tak selincah dulu lagi. Aku dengar sekarang banyak agent baru dan mereka kebanyakan adalah psikopat, kau harus hati-hati!"
"Terimakasih atas nasihatnya Kris, Aku kadang iri denganmu, kau bisa menghabiskan masa tuamu dengan hidup damai," jawab Ali
Selesai mengobati lengan Ali, Krisna mengeluarkan sebungkus rokok dan membaginya dengan Ali.
"Hidup itu sawang sinawang Lex, kadang yang kita lihat indah belum tentu indah atau sebaliknya. Nikmati saja karena aku yakin apapun yang kita dapatkan, itulah yang terbaik yang Tuhan berikan."
Keesokan harinya, Aldi yang sudah menerima pesan dari Ali mendekati siswa yang dimaksud oleh Ali.
Aldi menawarkan sebungkus roti kepadanya dan pria itu menerimanya.
"Terimakasih," ucap siswa itu kemudian membuka bungkus roti dan memakannya
"Kenapa mereka menahan mu kemarin, apa kau di pukuli oleh mereka?" telisik Aldi
Siswa itu mengangguk.
Aldi mengamati wajah Deni yang tampak memar.
"Siapa yang memukulmu, apa ayah Darren atau bodyguardnya?"
"Pak Ridwan," jawab Deni singkat
Aldi tak percaya mendengar jawaban Deni.
"Bagaimana mungkin Pak Ridwan bisa memukul siswa yang tak bersalah sepertimu?"
Deni mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan ke ponsel Aldi.
"Apa ini?" tanya Aldi saat melihat video yang dikirim Deni kepadanya
"Mereka memukuli ku karena aku mengirimkan video itu kepada polisi. Aku pikir dengan memberitahukan polisi mereka akan menangkap para Perundung yang ada di video itu agar kita bisa bersekolah dengan nyaman di sini. Tapi sepertinya hukum memang selalu runcing kepada rakyat jelata seperti kita dan tumpul kepada para penguasa dan mereka yang punya banyak uang," jawab Deni
"Sebaiknya kau jangan mengirimkan video seperti ini lagi kepada polisi karena itu justru membahayakan dirimu."
"Benar Den, sebaiknya kau juga harus segera menghapus video itu. Jangan sampai kau juga bernasib sama sepertiku," jawab Deni
Keduanya kemudian berpisah setelah Bel masuk berbunyi.
Aldi segera mengirimkan video itu kepada Ali.
**************
*Bengkel Las Listrik Maju Jaya
Ali perlahan membuka matanya saat mendengar suara ponselnya terus berdering.
Ia segera membuka video kiriman Aldi.
Seketika matanya membulat sempurna saat melihat adegan Darren dan teman-temannya membuat Beni jatuh dan koma.
Namun dalam video itu ia melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat pada video yang Aldi kirim sebelumnya.
Di sana Ali melihat dengan jelas jika Darren, Justin, dan teman-temannya tampak menikmati rokok lintingan sebelum membully Beni.
Dari jenis rokok itu Ali ingat ganja yang di bawa oleh Justin. Untuk memastikannya ia membuka tasnya dan mengambil satu pak ganja milik Justin yang ia sita saat menjadi sekuriti.
"Tak salah lagi, mereka sedang menikmati ganja bukan rokok biasa,"
Melihat adanya ganja, Ali mulai mencari korelasi antara ketakutan Justin terhadap Ilham.
Ia juga mulai mencari tahu siapa Ilham ini dan mengapa ia ada ganja di sekolah.
Ali mendatangi seorang temannya yang merupakan seorang hacker untuk mencari tahu tentang Ilham.
"Dia adalah seorang petarung di sebuah pusat kebugaran Hades, satu lagi... dia memiliki tato unik di tangannya yaitu gambar gasing," ucap Ali
"Ok," pria itu segera membuka laptopnya dan mulai menggerakkan jari-jarinya di keyboard.
Hanya dalam waktu tak ada sepuluh menit ia sudah berhasil menemukan informasi tentang Ilham.
"Ilham Santoso atau yang dikenal dengan Sanders dia adalah seorang pembunuh bayaran termuda di perusahaan penyedia jasa pembunuh bayaran LORD BLADE. Mereka adalah para pembunuh bayaran tersadis di Indonesia. Selain sebagai agen Lord Blade Sanders juga seorang mantan residivis pengedar ganja,"
"Kalai dia seorang residivis kenapa ia bisa menjadi seorang guru??"
"Tentu saja menggunakan identitas palsu dan itu sudah biasa dilakukan oleh agen seperti kita bukan?"
Ali tampak mengangguk mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Apa kau tahu dimana dia biasa mendapatkan pasokan ganja?"
Pria itu kemudian menunjuk sebuah pusat kebugaran.
Setelah mendapatkan informasi yang cukup kali ini berpikir untuk memberikan kejutan kepada Max yang sudah membuatnya hampir kehilangan tangan kanannya.
Ali memasuki sebuah kamar yang dipenuhi dengan berbagai macam senjata Api. Ia mengambil sepucuk senjata laras panjang terbaik dan mencobanya.
"Apa aku boleh memakainya?" tanya Ali
"Tentu saja. Kau memang selalu tahu mana yang terbaik,"
"Thanks Bro!" sahut Ali kemudian mengisi senapan itu dengan amunisinya.
"Hati-hati dan jangan pernah terluka," ucap Baron.
"Tentu, aku harap lain kali kita bisa berkolaborasi membasmi para mafia sialan itu!," jawab Ali
Setelah menyembunyikan senjatanya dan membekali dengan banyak amunisi. Ali bergegas meninggalkan tempat itu menuju ke MW Finance.
Bila biasanya Ali selalu memakai sepeda motornya, kali ini ia sengaja memakai mobil Jip keren menuju ke MW Finance.
Ia menghentikan mobilnya di depan MW Tower.
Semua penjaga langsung bersiaga saat melihat kedatangannya.
Ali tetap melangkah maju meskipun para langsung menjegalnya.
Ia melumpuhkan satu persatu penjaga dengan cepat.
Sesekali ia menggunakan senapannya untuk meminimalisir tenaganya.
Setibanya di Lobby ia sengaja memborbardir semua benda-benda yang ada di sana membuat semua orang berlarian keluar menyelamatkan diri.
Ali sengaja menuju ke tempat penyimpanan uang.
Ia memborbardir brangkas penyimpanan uang perusahaan dan menghancurkan semua dokumen dan Arsip di sana.
Melihat Asetnya dihancurkan oleh Ali membuat Max benar-benar kalap dan menyerangnya dengan membabi buta. Namun sayangnya ia tak bisa berkutik saat Ali menodongkan senapan ke kepalanya.
Ansel segera mengangkat tangannya dan melemparkan senjatanya.
"Sekarang kau tahu kan bagaimana hukumnya jika kau berani mengusik Black Kaiser?" tanya Ali
*Dreet, dreet!!
Ali mengambil ponsel Max yang terus berdering.
Ia memerintahkan kepadanya untuk mengangkat ponselnya dan berbicara dengan loudspeaker.
"Iya dok, ada apa?"
"Darren sudah siuman, sebaiknya anda segera ke rumah sakit. Sepertinya ada yang ingin ia bicarakan,"
"Baik dok,"
"Sebaiknya kau cepat temui dia, agar kau tahu siapa yang sudah membuatnya seperti itu?" jawab Ali kemudian melepaskannya
Max segera bergegas menuju ke rumah sakit.
Ali juga segera masuk kedalam mobilnya, untuk mencari keberadaan Ilham. Namun ia segera membelokkan mobilnya saat Baron memberitahu jika ia mendeteksi keberadaan Ilham di rumah sakit.
Ia mempercepat mobilnya, menuju rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit Ali melihat Max memeluk tubuh Darren yang tergeletak di lantai.
Ali segera berlari mengejar Ilham. Ia yakin pria itu belum jauh.
Max begitu frustasi saat kondisi Darren semakin memburuk, pasca seseorang berusaha membunuhnya di rumah sakit.
Ia pergi ke perusahaan jasa penyedia pembunuh bayaran tempat Ali bekerja untuk mencari bodyguard terbaik untuk menjaga putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ
simax mah bodoh mau ajdi boongin😏
2023-05-21
0
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
Malah Ilham seorang guru yang ternyata residivis seorang pembunuh bayaran.. Darren hampir dibunuh lagi
2023-05-14
0
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya max terbuka matanya karena pelaku sebenarnya Ilham yang sudah mencelakai Darren anaknya
2023-05-03
0