Ibu Tunggal

Ibu Tunggal

Bab 1 - Positif hamil

Aluna Syabira gadis cantik bertubuh mungil yang masih berusia 17 tahun itu sedang menangis tersedu sedu di dalam kamarnya. Aluna tak menyangka jika perbuatannya dan kekasihnya Abizar akan membuahkan janin yang sekarang sedang tumbuh di rahimnya.

Dalam seminggu terakhir Aluna mengalami pusing, mual bahkan beberapa kali muntah dalam sehari dan Aluna pun menyadari bahwa dia sudah terlambat datang bulan, Aluna pun iseng membuka sebuah link diinternet seputar kehamilan tanpa diduga tanda tanda kehamilan yang ditulis diinternet itu pun sama persis dengan yang Aluna alami saat ini.

Tanpa membuang buang waktu Aluna segera memesan sebuah alat tes kehamilan melalui aplikasi online, dalam 30 menit pesanan Aluna pun sampai. Aluna langsung membawa alat tes kehamilan itu ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, sebelum membukanya Aluna terlebih dahulu membaca cara pakai Alat tersebut setelah mengerti Aluna pun langsung memakai alat tes kehamilannya.

Saat menunggu hasilnya muncul Aluna terus berdoa dan berharap semoga hasilnya negatif tapi semesta sedang tidak berpihak padanya, hasil yang muncul justru tidak sesuai dengan yang Aluna harapkan. Dalam tes tersebut muncul dua garis merah terang yang menyatakan bahwa Aluna positif hamil.

Dengan tangan yang begetar Aluna memegang alat tes kehamilan itu Aluna terus menggoyang goyangkan alat tes kehamilannya berharap garis yang muncul hanya satu tapi sekuat apa pun Aluna menggoyangkannya tanda yang muncul tetap dua garis merah terang.

Tangis Aluna pun pecah tubuhnya luruh ke lantai, dia buang alat tes kehamilan itu ke sembarang arah. Aluna mencoba bangkit untuk berdiri tapi kedua kakinya lemah seperti jelly, dengan susah payah akhirnya Aluna sampai ke ranjangnya, di atas ranjang Aluna terus menangis tersedu sedu.

Seketika Aluna teringat dengan kekasihnya Abizar, Aluna pun mengambil ponselnya yang dia simpan di atas nakas. lalu Aluna pun langsung menghubungi kekasihnya tak membutuhkan waktu yang lama Abizar menjawab telfon Aluna.

"Halo sayang, tumben kamu nelfon pagi pagi begini? " Tanya Abizar disebrang sana.

" Ha.. halo bi, kamu ada dimana? "

" Kamu kenapa sayang? kamu seperti habis menangis? " Tanya Abizar lagi.

" Abi kita bisa ketemu di taman dekat rumahku gak? ada hal penting yang ingin aku katakan! "

" Memangnya hal penting apa sayang? memangnya gak bisa di katakan lewat telfon? "

" Gak bisa Abi, ini sangat penting kita harus bertemu langsung! " pinta Aluna.

" Baiklah setengah jam lagi aku sampai di sana sayang! "

" Terimakasih Abi sampai ketemu nanti, " ucap Aluna lalu mematikan sambungan telfonnya.

Aluna pun langsung mencuci wajahnya dan bersiap siap untuk bertemu kekasihnya.

Selesai bersiap siap Aluna keluar dari dalam kamarnya dan bertemu dengan mamanya.

" Kamu mau kemana pagi pagi begini Aluna? "

" Aluna cuma ingin jalan jalan pagi saja di taman ma! " jawab Aluna.

" Tumben biasanya kamu paling males kalau di suruh keluar rumah pagi pagi begini? "

" Lagi pengen aja ma, ya sudah Aluna pergi dulu ya ma takut kesiangan! " pamit Aluna dan mencium punggung tangan mamanya.

Aluna pun bergegas pergi ke taman dengan berjalan kaki karena jarak antara rumah dan taman sangat dekat. Aluna menunggu di sebuah bangku dekat jalan masuk menuju taman. Di minggu pagi seperti ini biasanya taman sangat ramai tapi entah kenapa pagi ini taman sangat sepi hanya ada beberapa orang saja yang sedang lari pagi.

20 menit menunggu akhirnya Abizar pun sampai.

" Hai sayang, udah nunggu dari tadi? " tanya Abizar lalu duduk di samping Aluna.

" Belum terlalu lama baru sekitar 20 menit! " jawab Aluna.

" Lalu hal penting apa yang ingin kamu katakan sayang? " tanya Abizar penasaran.

Sebelum menjawab pertanyaan Abizar Aluna menarik nafas dan membuang nafasnya beberapa kali.

" Abi. " panggil Aluna.

" iya sayang. " jawab Abi dengan tersenyum.

" Aluna hamil. " ucap Aluna.

" Jangan bercanda sayang ini gak lucu tahu. " sahut Abizar terkekeh kecil.

" Aluna gak bercanda Abi Aluna serius tadi Aluna udah tes dan hasilnya positif! " papar Aluna.

Degh...

Jantung Abizar serasa berhenti berdetak mendengar pengakuan Aluna.

" Gak kamu gak mungkin hamil Aluna. " Bantah Abizar.

" Apanya yang gak mungkin Abi, kita sering melakukannya dan kita juga gak pernah pakai pengaman. "

" Abi harus bertanggung jawab! " Tuntut Aluna.

" Gak aku gak mau, aku belum siap jadi Ayah! " Tolak Abizar.

" Abi gak bisa lari dari tanggung jawab dong, Aluna hamil dan janin yang ada di dalam rahim Aluna ini anak Abi! " Teriak Aluna.

" Gak, aku gak mau tanggung jawab! " Tolak Abizar lagi.

" Gak bisa gitu dong Abi, kita melakukannya bersama sama dan kita juga harus tanggung akibatnya sama sama juga. "

" Sampai kapan pun aku gak akan pernah mau bertanggung jawab Aluna! "

Plaaakk..

Aluna menampar pipi Abizar hingga memerah.

" Brengsek kamu Abizar! " Teriak Aluna marah dan air mata pun kembali jatuh membasahi pipi cantiknya.

" Terserah kamu mau bilang apa Aluna aku gak peduli intinya aku gak mau tanggung jawab! " sahut Abizar lalu bangkit dan berdiri.

" Kalau kamu malu gugurkan saja bayi sialan itu. " sahut Abizar lagi lalu pergi meninggalkan Aluna menaiki motor sportnya.

" Abizar brwngsek, laki laki sialan! " Teriak Aluna sambil menangis sesegukan.

Beruntung taman itu dalam keadaan sepi jadi tidak ada satu pun orang yang mendengar pembicaraan Aluna dan Abizar tadi.

Aluna terus menangis meratapi nasib buruknya. Aluna menyesal sangat menyesal sudah percaya dengan laki laki brengsek seperti Abizar.

Tapi nasi sudah menjadi bubur menyesal pun percuma apa yang sudah terjadi tidak akan bisa dikembalikan lagi.

Aluna terus menumpahkan tangisnya di taman sendirian setelah puas menangis Aluna pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

Aluna berjalan dengan sangat pelan hatinya hancur pikirannya kalut, Aluna bingung harus berbuat apa dan bagaimana.

Aluna pun tiba di depan rumahnya, saat Aluna masuk ke dalam rumah.

Plaaaakkkk...

Satu tamparan mendarat mulus dipipi Aluna.

" Dasar anak gak tau diri, di besarkan, di didik, dan di sekolahkan bukan buat orangtua bangga malah buat orangtua malu. " Murka Handoko ayah Aluna

Sedangkan ibu Aluna hanya duduk di lantai sambil menangis.

" Kenapa papa tampar Aluna pa, apa salah Aluna? "

" Anak kurang ajar ini apa ha! " teriak papa Aluna sambil melemparkan sebuah alat tes kehamilan milik Aluna.

" Ini punya kamukan Aluna, kamu hamilkan? " bentak pap Aluna.

" Maafin Aluna pa maafin Aluna. " ucap Aluna sambil bersimpuh di kaki papanya.

" Papa sangat kecewa sama kamu Aluna, kamu anak papa satu satunya kamu harapan papa untuk mengangkat derajat keluarga kita, tapi sekarang apa yang kamu lakukan kamu malah melempar kotoran di muka papa.! "

" Sekarang kemasi seluruh pakaian kamu dan keluar dari rumah ini! " usir papa Aluna.

" jangan usir Aluna pa, please Aluna mohon Aluna harus tinggal di mana kalau papa usir Aluna. " mohon Aluna tetap bersimpuh dikaki papanya.

" Itu bukan urusan papa, suruh laki laki brengsek yang menghamili kamu itu untuk bertanggung jawab. "

" Mama kemasi semua pakaian Aluna sekarang! " titah papa Aluna.

Mama Aluna pun langsung bangkit dan mengemasi seluruh pakaian anaknya kedalam sebuah koper lalu membawanya keluar.

" Ma tolong Aluna ma, maafin Aluna. " ucap Aluna bersimpuh di kaki mamanya tapi mama Aluna cepat menghindar dan pergi masuk ke dalam kamarnya.

" Ini koper kamu dan pergi dari sini sekarang! " teriak papa Aluna.

Dengan berat hati Aluna mengambil kopernya lalu keluar dari rumah kedua orangtuanya.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Aluna sabar harus kuat

2023-10-26

0

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

kapok kamu Aluna dasar cewek goblok yang murahan. .

2023-10-21

0

ArRaf

ArRaf

kurang ajar abizar , bisa bisanya bilang gak akan pernah mau tanggung jawab , ngatain anak sialan lagi , pengen ku potong tuh perkututnya 😭
ma'af baru mampir kak , pas cari cari judul novel , nemu novel ini , dr chap 1 aku suka , bahasa penulisannya bagus , enak dibaca , tanda bacanya jg pas , jarang typo , semangat terus berkarya kak 🫶🏻 aku kasih gift buat kakak 🌹

2023-07-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!