Bab 12 - Kiara Luvita

setelah melihat anak Aluna, Anissa kembali ke warung untuk membantu ibunya.

" Wati, Aluna aku balik ke warung dulu ya kasihan ibu sendirian. " ucap Anissa

" iya Nissa, aku minta tolong kamu sama ibu untuk handle warung untuk sementara waktu ini ya? " pinta Wati

" iya Wati kamu fokus aja jaga Aluna biar soal warung aku sama ibu yang handle! ya sudah aku balik dulu ya! Aluna mbak balik ke warung dulu ya nanti mbak kesini lagi sama ibu dan bapak! " pamit Anissa

" iya mbak Nissa terimakasih banyak ya! "

" sama sama, Assalamu'alaikum! " ucap Anissa

" Wa'alaikumsalam! " jawab Aluna dan Wati bersama

semenjak pindah ke desa Sumber tani hidup Aluna jauh lebih tenang karena tidak ada yang usil tentang kehamilannya, para warga desa sempat bertanya kemana suami Aluna kenapa tidak pernah kelihatan. Aluna dan Wati sepakat untuk memberi alasan bahwa Aluna dan suaminya sudah bercerai dan untungnya warga percaya dan tidak ada lagi yang bertanya tentang suami Aluna.

sedangkan pada keluarga Anissa mereka memutuskan untuk berkata jujur dan menceritakan semuanya karena bagaimanapun juga keluarga Anissa sudah berjasa pada Aluna dan juga Wati

tapi sekali lagi Aluna sangat bersyukur keluarga Anissa menerimanya dengan tangan terbuka, bahkan mereka sangat menyayangi Aluna dan calon anaknya.

" aduh Aluna rasanya anak kamu pengen mbak remes tau gak, iiiih! " ucap Wati yang gemas melihat putri Aluna

" ya jangan dong mbak emangnya anak Aluna cucian mau di remes segala! " larang Aluna

" abisnya mbak gemes banget Aluna, liat anak kamu itu udah matanya bulat, bulu matanya lentik panjang, hidungnya mancung, pipinya tembem, bibirnya kecil mana merah banget lagi kayak pake lipstik dan kulitnya itu loh bening banget. " papar Wati penuh kagum

" mbak insecure sama anak kamu Aluna ! " ucap Wati lagi

" mbak ini ada ada saja masak insecure sama anak. bayi! " jawab Aluna terkekeh

" mbak Aluna tidur dulu ya? Aluna ngantuk banget mbak! "

" ya sudah kamu tidur biar mbak yang jaga si baby gemes ini! " jawab Wati

tidak membutuhkan waktu lama Aluna sudah tertidur pulas begitu juga dengan bayinya yang ikut tertidur ketika mamanya juga tertidur

" kompak banget sih mama dan anak ini sama sama langsung tidur! " ucap Wati lalu duduk di kursi panjang sambil ikut memejamkan matanya.

Sore harinya selesai tutup warung Anissa, bu Asih dan pak Joko datang menjenguk Aluna.

" Assalamu'alaikum! " ucap mereka bersama

" Wa'alaikumsalam! " jawab Aluna dan Wati

keluarga Anissa masuk ke dalam ruangan melihat Aluna dan bayinya

" bagaimana keadaan kamu Aluna? tanya bu Asih lembut

" alhamdulillah Aluna baik baik saja bu besok pagi juga sudah di perbolehkan pulang! " jawab Aluna

" syukurlah nak, selamat ya Aluna kamu sudah resmi jadi mama muda sekarang! " ucap bu Asih memberi selamat

" iya yakan bu mama muda yang imutnya kaya marmut! " sahut Anissa bercanda

" kamu ini masak Aluna kamu samakan sama hewan! " sanggah bu Asih

" bercanda kali bu serius amat biar gak kaku banget kayak kanebo kering! " canda Anissa lagi

" dasar anak semprul! " ucap bu Asih

Aluna, Wati dan pak Joko tertawa melihat tingkah konyol Anissa

" oh iya Aluna si cantik ini mau kamu beri nama siapa? " tanya pak Joko

" namanya Kiara Luvita pak. " jawab Aluna

" wah nama yang bagus Aluna cantik seperti orengnya! " puji semua orang yang ada di sana

" harapan Aluna semoga kelak Kiara akan selalu di kelilingi oleh orang orang yang menyayangi dan juga mencintai dia! " doa Aluna

" Aamiin, doa seorang ibu pasti akan mudah diijabah oleh Allah! " sahut pak Joko

" Oh iya Aluna apa anak kamu sudah di Adzani? " tanya pak Joko

" belum pak! " jawab Aluna sendu

" apakah boleh bapak yang mengadzani anak kamu Aluna? " pinta pak Joko

" boleh, boleh banget pak! " jawab Aluna senang

pak Joko langsung menggendong baby Kiara dan mengumandangkan adzan tepat di telinga baby Kiara

Aluna menangis haru melihat berapa tulusnya keluarga pak Joko menyayangi dirinya dan juga Kiara. walaupun dia di usir oleh orangtua kandungnya tapi Aluna menemukan orangtua serta dua orang kakak yang sangat menyayangi dirinya dan yang paling penting bisa menerima kehadiran anaknya.

" kamu kenapa menangis nak? " tanya bu Asih lembut

" Aluna sedih di saat Aluna di usir oleh orangtua kandung Aluna sendiri, di sini Aluna malah menemukan keluarga baru yang bukan hanya menyayangi Aluna tapi juga bisa menerima kehadiran Kiara. " papar Aluna

" Aluna yakin dan percayalah suatu saat nanti kedua orangtua kamu juga pasti akan menerima kamu dan juga Kiara nak, karena tidak ada orangtua yang benar benar membenci anaknya! " sahut bu Asih sambil tersenyum

" semoga saja bu tapi Aluna tidak berani berharap lebih! " jawab Aluna

beberapa tetangga yang mengetahui Aluna sudah melahirkan silih berganti menjenguk Aluna pada malam itu.

keesokan paginya Aluna dan baby Kiara sudah di perbolehkan pulang, walaupun masih terasa sakit tapi Aluna sudah bisa jalan sendiri walaupun harus pelan dan hati hati.

sampai di dalam rumahnya, Aluna dan baby Kiara langsung di bawa ke kemar untuk beristirahat.

" nah sekarang kamu istirahat ya Aluna? " ucap Wati

" yah mbak udah dari semalam Aluna istirahat mbak! " tolak Aluna

" ya sudah kalau kamu gak mau istirahat tapi kamu di dalam kamar saja jangan kemana mana ya! "

" oke siap mbakku yang cantik. " jawab Aluna

" Aluna acara syukuran dan Akikahnya Kiara kapan mau kamu adakan? " tanya Wati

" kalau menurut mbak baiknya kapan?

" gimana kalau besok! soalnya ibu sama bapak ngusulin begitu, kalau kamu setuju biar mbak bilang sama bapak sama ibu sekarang! "

" Aluna setuju saja mbak, Oh iya untuk biayanya pakai uang yang ada di ATM Aluna aja mbak nanti pinnya Aluna kasi tau mbak, InsyaAllah uangnya cukup! " jawab Aluna

" kamu tenang aja kalau soal itu biar jadi urusan mbak uang yang ada di ATM kamu simpan saja untuk kebutuhan Kiara nantinya! " tolak Wati

" Aluna jadi gak enak mbak, masak mbak terus sih yang bayarin! " sahut Aluna

" mbak sudah anggap Kiara seperti anak kandung mbak sendiri, emangnya salah kalau mbak mau ngadain acara untuk anak mbak sendiri! "

" mbak Wati.. " ucap Aluna lalu memeluk Wati dengan erat dan Wati juga membalas pelukan Aluna.

" Aluna ucapin banyak ribuan terimakasih sama mbak Wati, karna mbak selalu ada untuk Aluna dari awal Aluna mengandung sampai Aluna melahirkan Kiara seperti sekarang mbak selalu jadi orang pertama yang membantu Aluna, "

" sama sama Aluna, kan sudah berkali kali mbak bilang kamu ini adiknya mbak jadi sudah sewajarnya sebagai seorang kakak mbak selalu ada untuk kamu juga untuk Kiara dan sampai kapan pun mbak akan selalu ada untuk kamu dan juga Kiara baik di saat kalian susah atau senang! " jawab Wati sambil menghapus Air mata yang mengalir di pipi Aluna.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-10-26

0

LENY

LENY

ADUH MBAK WATI BAIK SE X BERHATI MALAIKAT JG PAK JOKO DAN BU ASIH SEKELUARGA

2023-09-20

1

ArRaf

ArRaf

baiknya mbk wati 😭
alhamdulillah aluna semua menerima kehadiran baby tanpa banyak tanya

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!