Bab 16 - Firasat seorang ibu

pagi itu pak Joko dan bu Asih sedang bersiap siap untuk pergi menjenguk saudaranya yang sedang sakit, seperti biasanya setiap pagi Kiara pasti akan selalu datang ke rumah pak Joko dan bu Asih

" kakek sama nenek mau kemana? " tanya Kiara saat melihat kakek dan neneknya sudah rapi

" kakek sama nenek mau menjenguk saudara kakek yang sedang sakit sayang! " jawab bu Asih lembut

" Kiara boleh ikut gak nek kek? " pinta Kiara dengan wajah puppy eyesnya

" minta izin dulu sama mama ya? kalau diizinkan Kiara boleh ikut! " sambung bu Asih lagi

" oke nek tapi tungguin Kiara ya! jangan di tinggal! " ucap Kiara lagi lalu berlari kembali ke rumahnya

" mama. "

" mama. " teriak Kiara memanggil sambil berlari

" iya sayang mama ada di dapur! " sahut Aluna

tak berlama lama Kiara segera melangkahkan kaki kecilnya menghampiri mamanya yang ternyata sedang memasak makanan di bantu dengan bude wati

" mamaaaa. " panggil Kiara dengan suara mendayu dayu khas anak kecil

" iya anak mama ada apa? " jawab Aluna lembut dan mematikan kompornya sebentar

Aluna yang melihat ada sesuatu yang ingin di sampaikan oleh putrinya, tapi putrinya seperti takut untuk mengatakannya

" Kiara mau apa hmm? " tanya Aluna lembut sambil menggendong putri kecilnya lalu menghadiahinua dengan ciuman yang bertubi tubi

" Hi.. Hi.. Hi... geli mama sudah dong ciumnya! " pinta Kiara dan Aluna pun berhenti mencium putri cantiknya

" sekarang kasih tau mama Kiara mau apa? " tanya Aluna sekali lagi

" hmmm Kiara boleh ikut kakek sama nenek gak ma? " tanya Kiara hati hati

" memangnya kakek sama nenek mau kemana? jawab Aluna sambil bertanya

" kakek sama nenek mau jenguk saudara kakek yang sedang sakit, Kiara boleh ikut ya ma plis? pinta Kiara dengan wajah sangat memohon

" memangnya Kiara gak bisa di rumah saja nemenin mama dan bude? " tolak Aluna secara halus

wajah Kiara langsung berubah mendung mendengar penolakan secara halus dari mamanya

" Kiara mohon ma izinin ya? Kiara pengen ikut kakek sama nenek! " pinta Kiara sekali lagi

ntah kenapa berat rasanya hati Aluna mengizinkan Kiara pergi bersama pak Joko dan bu Asih, biasanya Aluna tidak pernah merasakan hal seperti ini tapi hari ini terasa berbeda berat sekali untuk mengizinkannya

" sudah Aluna izinkan saja toh Kiara pergi sama ibu dan bapak, biasanya jugakan Kiara sering ikut ibu dan bapak! " sambung wati yang tidak tega melihat keponakan cantiknya bersedih

" mama boleh ya? " pinta Kiara lagi dengan mata yang berkaca kaca hampir menangis

Aluna yang tidak tega melihat wajah sedih putrinya, akhirnya dengan berat hati Aluna mengizinkannya pergi

" ya sudah Kiara boleh ikut kakek sama nenek tapi Kiara gak boleh pergi kemana mana sendiri tetap berada di samping kakek ataupun nenek, mengeri! " ucap Aluna memberikan peringatan

" oke mama siap! " jawab Kiara senang

akhirnya Aluna membantu putri cantiknya untuk bersiap siap, sebelum pergi Aluna meminta Kiara untuk sarapan terlebih dahulu dan tidak seperti biasanya pagi ini Kiara minta di suapin oleh mamanya

" ma suapin Kiara dong? " pinta Kiara

" tumben biasanya Kiara paling gak suka di suapin maunya makan sendiri! "

" Kiara pengen aja makannya di suapin mama! "

" mau ya ma plis! " pinta Kiara dengan mata yang mengerjab lucu

" iya sini Kiara duduk di hadapan mama! " jawab Aluna

Kiara pun segera naik ke atas kursi panjang dan duduk berhadapan dengan mamanya dan segera saja Aluna menyuapi Kiara hingga nasi berserta kawan kawannya habis tak bersisa

" alhamdulillah makannya habis, kok hebat banget ya, anak cantiknya siapa sih? " puji aluna sekaligus bertanya

" anak cantiknya mama Aluna dong! " jawab Kiara dengan semangat

" ih pinter banget sih, jadi gemes mama! " sahut Aluna yang langsung mencium pipi kanan dan kiri putrinya

" Kiara, kamu jadi ikut gak sayang? " ucap bu Asih dari luar

" jadi nek! " balas Kiara berteriak dari dalam

" ayo ma kakek sama nenek udah nungguin! " ucap Kiara yang turun dari kursi panjang lalu menarik tangan mamanya

" iya ayo sayang! " jawab Aluna

Aluna dan Kiara pergi keluar rumah menemui pak Joko dan bu Asih yang sudah menunggu di atas motor jadulnya

" ibu bapak Aluna titip Kiara ya? "

" kamu tenang saja Aluna ibu dan bapak pasti akan menjaga Kiara dengan baik! " jawab bu Asih menenangkan

" Kiara ingat jangan pergi sendiri, selalu berada disamping kakek atau nenek dan ingat jangan merepotkan kakek nenek ya? "

" oke mama! Kiara pergi dulu ya? " pamit Kiara sambil mencium punggung tangan mamanya dengan takzim dan Aluna membalasnya dengan mencium kening dan kedua pipi putrinya lama sekali

" mama udah dong ciumnya Kiara mau pergi loh! " protes Kiara

" iya iya sayang maafin mama ya? " ucap Aluna dan Kiara pun mengangguk

" Aluna ibu dan bapak pergi dulu ya? kamu jangan khawatir Kiara aman bersama ibu dan bapak. "

" iya bu terimakasih banyak dan hati hati di jalan? "

Kiara dan bu Asih segera naik ke atas motor dan pak Joko mulai melajukan motor judulnya

" dada mama! " ucap Kiara melambaikan tangan ke arah mamanya

" dada sayang hati hati! " balas Aluna dengan mata yang berkaca kaca

Aluna terus memperhatikan motor pak Joko sampai memghilang di tikungan

" kamu terlalu khawatir Aluna! " ucap Wati yang baru keluar dari dalam rumah

" Aluna juga gak tau mbak, ntah kenapa perasaan Aluna sangat tidak enak dan berat sekali rasanya mengizinkan Kiara pergi tapi melihat wajahnya yang bersedih Aluna juga tidak tega! " papar Aluna

" kamu berdoa saja semoga mereka selamat sampai tujuan lagi pula sore juga mereka sudah kembali! " sahut Wati menenangkan

tapi tetap saja Aluna masih gelisah dan tidak kunjung merasa tenang

" ayo kita masuk saja. " ucap Wati sambil menarik tangan Aluna ke dalam rumah

Sore harinya Aluna kembali di buat gelisah pasalnya waktu sudah menunjukkan pukul lima sore tapi bu Asih, pak Joko dan Kiara belum juga kembali

Aluna sudah mencoba menelfon ponsel milik bu Asih tapi ponselnya mati dan tidak dapat dihubungi, berkali kali Aluna mencoba tapi hasilnya tetap sama

Aluna terus berjalan mondar mandir di teras depan rumahnya, Aluna hanya bisa menunggu dan terus menunggu tapi sampai pukul enam sore mereka belum juga kembali, perasaan Aluna semakin tidak menentu, dia takut terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan tapi sebisa mungkin Aluna menepis fikiran buruk itu

" Aluna ayo masuk sudah mau magrib! " panggil Wati

" mereka kok belum pulang juga mbak? katany sore sudah kembali tapi kenapa sampai sekarang belum kembali juga? " jawab Aluna

" mungkin ibu sama bapak memutuskan untuk menginap kali! "

" kalau memang mau menginap kenapa gak ngabarin mbak biasanya juga ibu selalu bilang kalau pulangnya telat tapi ini ponsel ibu saja tidak bisa di hubungi mbak! "

" masak sih ponsel ibu tidak bisa di hubungi? " sahut Wati tidak percaya

" iya mbak coba aja pasti gak bisa dihubungi! " balas Aluna

Wati mengambil ponselnya yang berada di saku baju dasternya dan saat menelfon ponsel bu Asih benar saja ponselnya mati dan tidak dapat di hubungi! "

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

semoga selamat tidak terjadi apapa

2023-10-26

0

ArRaf

ArRaf

jangan kenapa2 ya kiara , bu asih , pak joko 🥺

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!