Bab 13 - Syukuran dan Akikah

setelah dari kamar Aluna Wati keluar menuju rumah pak Joko dan bu Asih

" assalamu'alaikum. " ucap Wati

" Wa'alaikumsalam! " jawab bu Asih

" apa Aluna dan Kiara sudah tidur Wati? "

" sudah bu, oh iya tadi Aluna bilang kalau dia setuju acara syukuran dan Akikahnya Kiara di adakan besok! "

" ya sudah kalau begitu kamu sama ibu kita kepasar soal kambing biar bapak yang beli dan Anissa biar jaga Aluna serta Kiara! " ucap bu Asih

" ya sudah bu aku siap siap dulu sekalinya ambil uangnya! " pamit Wati dan bu Asih mengangguk

setelah Wati pulang bu Asih menemui Anissa dan pak Joko yang sedang berada di halaman belakang rumahnya

" bapak, Anissa! " panggi bu Asih sambil berjalan mendekati suami dan anaknya

" iya bu ada apa? " tanya pak Joko

" begini pak Aluna setuju acara syukuran dan Akikahnya di adakan besok jadi ibu minta tolong sama bapak untuk beli kambing, sedangkan kamu Anissa tolong jagain Aluna dan Kiara ya? ibu sama Wati mau belanja ke pasar! " papar bu Asih

" ya sudah bu bapak siap siap dulu! " jawab pak Joko

" Nissa langsung ke rumah Aluna ya bu, ibu hati hati di jalan! " ucap Anissa lalu pergi ke rumah Aluna

selesai bersiap siap bu Asih dan pak Joko langsung keluar dan terlihat Wati yang sudah menunggu di atas motornya

" maaf ya Wati lama? " ucap bu Asih

" gak apa apa bu, oh iya pak ini uang untuk beli kambingnya! ucap Wati memberikan amplop berwarna coklat

" ya sudah bapak pergi dulu ya, ibu sama Wati nanti hati hati di jalan! "pamit pak Joko lalu pergi mengendarai motor judulnya.

Wati dan bu Asih juga pergi menuju pasar untuk berbelanja.

keesokan harinya

pagi pagi sekali para warga sudah berdatangan untuk membantu acara syukuran dan akikah baby Kiara

banyak warga yang kagum melihat kecantikan dan keimutan baby Kiara bahkan banyak ibu ibu yang ingin menjodohkan anaknya dengan Kiara walaupun hanya sebatas bercanda.

" anak kamu gedenya bakal jadi kembang desa ini Aluna! " ucap ibu Rt sumber tani

" bu Rt bisa saja! " jawab Aluna tersenyum

" aduh Aluna pengen tak gigit rasanya anak kamu! " ucap bu Endang yang merasa gemas melihat Kiara

" ya jangan dong bu Endang emangnya Kiara rendang apa! " jawab Aluna bercanda

" kalau udah gede anak kamu jodohin sama anak saya saja Aluna " sahut bu Endang lagi

" kalau nunggu Kiara dewasa anak kamu udah keburu tua Endang! " sanggah bu Rt tertawa pasalnya anak bu Endang sekarang sudah duduk di bangku SMA

Aluna hanya bisa tersenyum tanpa bisa menjawab permintaan dari bu Endang.

ba'da Zuhur acaranya pun di mulai, semua warga datang turut mendoakan baby Kiara dan sebelum Ashar semua rangkaian acara syukuran dan akikah nya sudah selesai.

alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar tanpa kendala apa pun, sore harinya para warga sudah kembali pulang ke rumah mereka masing masing hanya ada beberapa warga saja yang turut membantu membersihkan sisa acara

" alhamdulillah ya acarnya berjalan lancar ya! " ucap Wati yang baru saja duduk bergabung dengan yang lainnya

saat ini mereka sedang berkumpul di ruang tamu ada Aluna, baby Kiara, bu Asih, pak Joko dan Anissa

" iya Alhamdulillah banget mbak banyak yang datang ikut mendoakan Kiara dan banyak juga yang kasi Kiara bingkisan! " ucap Aluna melihat setumpuk bingkisan kado dari para warga untuk baby Kiara

" beruntung banget kamu Kiara masih bayi sudah jadi idola! " ucap Anissa

" jangan iri sama anak bayi Nissa! " sahut bu Asih

" siapa yang iri loh bu, aku kan cuma bilang kalau Kiara itu beruntung. " jawab Anissa menjelaskan

" oh ibu kirain kamu iri sama Kiara? " balas bu Asih bercanda

Anissa pun memanyunkan bibirnya

" liat tuh Kiara tante kamu merajuk sama nenek mulutnya di maju majuin persis seperti bebek! " ucap bu Asih lagi

" bapak liat itu ibu masak bully anak sendiri! " adu Anissa ke bapaknya

" ibu jangan begitu dong masak anak sendiri di bully, anak kita ini cantik loh bu dan dia tidak mirip seperti bebek tapi lebih mirip ke berang berang sih! " ucap pak Joko yang ikut membully anaknya

Anissa yang tadinya tersenyum senang karena merasa di bela oleh bapaknya sekarang berubah menjadi manyun kembali, semua orang yang ada di ruangan itu pun tertawa melihat Anissa yang di bully oleh kedua orangtuanya.

" kasihan sekali sih kamu Anissa. " sambung Wati

" diam kamu Wati senang kamu kan aku di bully ibu bapakku! "

" ya tentu saja tidak dong Anissa masak sebagai temen aku bahagia sih liat temen aku di bully. "

Anissa yang tadinya sedang manyun sekarang tersenyum lagi mndapatkan pembelaan dari Wati

" iya aku memang gak senang kamu di bully tapi aku bahagia, ha ha ha.! Wati tertawa di akhir kalimatnya. "

" ah kamu sama saja Wati sama ibu sama bapak! Kiara kamu belain tante kamu yang cantik ini donk. " sahut Anissa mengusap lembut pipi baby Kiara yang sangat halus sepeti kapas

sore hari itu mereka habiskan dengan saling bercanda dan tertawa bersama sedangkan baby Kiara tetap tertidur pulas tanpa terganggu oleh suara tawa mereka

Malam harinya Aluna dan Wati di buat tidak tidur dan begadang oleh baby Kiara yang tidak memejamkan matanya karena tadi siang sepanjang acara Kiara tetap saja tidur tidak terganggu oleh ramainya suara hingga pukul sebelas malam.

Baby Kiara terbangun hanya sekedar untuk minum Asi setelah kenyang dia akan tidur kembali

" Ayo dong sayang kamu tidur mama udah ngantuk banget loh, hhoaamm! "ucap Aluna sambil menguap lebar

saat ini jam menunjukkan pukul dua dini hari dan sudah dari tadi Aluna maupun Wati bergantian menidurkan baby Kiara tapi belum ada yang berjasil

" kalau nguap di tutup mulutnya Aluna bau naga ih Aluna! " sahut Wati bercanda

" ih mbak Wati ini Aluna udah sikat gigi ya mana ada bau naga! " jawab Aluna dengan mata yang hanya tersisa daya lima watt saja

Aluna beberapa kali terkantuk kantuk sambil menggendong baby Kiara

" sini Kiara biar sama mbak kamu tidur nanti kalau Kiara belum tidur juga kita gantian! gimana?

" ah mbak Wati kamu emang yang terbaik! " Jawab Aluna sambil menyerahkan baby Kiara ke mbak Wati dan Aluna langsung teratur pulas

" kasihan ngantuk sekali dia! " ucap Wati sambil melihat ke arah Aluna yang sudah tertidur pulas

Wati bangkit dari duduknya lalu mengayun ayunkan baby Kiara sambil nyanyikan lagu nina bobo

Wati terus bernyanyi sambil mengayun ayunkan lembut baby Kiara dan akhirnya mata Kiara mulai terasa berat dan perlahan lahan matanya tertutup dan tertidur

Wati tetap mengayun ayunkan Kiara sampai Kiara benar benar tertidur dengan pulas, setelah itu Wati meletakkan Kiara di atas kasur bayi empuknya. Setelah meletakkan Kiara dengan aman Wati kembali berdiri dan melihat wajah Aluna serta Kiara secara bergantian

" kalian berdua sangat cantik sekali dalam keadaan tidur sekali pun masih tetap cantik. "

Wati menarik garis bibirnya membentuk sebuah senyuman

" mbak beruntung bisa kenal kamu Aluna, kamu anak yang baik suatu saat nanti segela yang baik akan berpihak sama kamu! " doa Wati dengan tulus

setelah itu Wati ikut berbaring dan tertidur di samping baby kiara

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut.

2023-10-26

0

ArRaf

ArRaf

semoga kebahagiaan selalu menyertai tumbuh kembangmu kiara 🫶🏻

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!