" Bapak dan ibu meninggal dunia Aluna! " jawab Abdi sedih dan tangis Anissa kembali pecah
" ya Allah ibu bapak! " ucap Aluna dan Wati bersama lalu tangis mereka pun juga ikut pecah
" ibu bapak kenapa pergi secepat ini? " ucap Aluna yang tubuhnya kembali luruh ke lantai
" Aluna! " panggil Wati yang ikut berjongkok bersama Aluna lalu memeluknya
" kenapa semua ini harus terjadi mbak? kenapa bapak dan ibu harus pergi! " racau Aluna di pelukan Wati
" sabar Aluna ini cobaan untuk kita! " ucap Wati menasehati
" mbak, Aluna ingin melihat jenazah ibu dan bapak! " ucap Aluna lalu melerai pelukannya
" jenazah ibu dan bapak ada di kamar jenazah, kamu pergi berdua saja dengan Wati ya? Anissa masih sangat lemah karena dia terlalu syok! "
" iya mas gak apa apa! mbak Nissa Aluna turut berduka cita ya? " ucap Aluna yang duduk bersimpuh di hadapan Anissa
" Aluna! " panggil Anissa lalu memeluk Aluna dengan erat
" mbak udah gak punya siapa siapa lagi Aluna, mbak udah jadi yatim piatu! " ucap Anissa dengan suara paraunya karena kebanyakan menangis
" mbak masih punya Aluna, Kiara, mbak Wati dan mas Abdi mbak gak sendiri banyak yang sayang sama mbak!
" maafin ibu sama bapak ya Aluna kalau semasa mereka hidup mereka punya salah sama kamu! "
" ibu sama bapak orang baik mbak bahkan sangat sangat baik, Aluna yakin ibu sama bapak pasti akan di tempatkan di antara orang orang yang beriman mbak! "
" Aamiin semoga saja Aluna! " sahut Anissa dan melerai pelukan mereka
" Anissa aku turut berduka cita ya! " ucap Wati yang langsung memeluk Anissa
" terimakasih Wati, maafin ibu sama bapak ya jika mereka punya salah? "
" ibu sama bapak orang baik Anissa, aku dan Aluna sangat berhutang budi sama kamu sam ibu dan juga bapak! " sahut Wati lalu melepaskan pelukannya
" mbak Nissa, mas Abdi Aluna lihat ibu sama bapak dulu ya? " pamit Aluna
Aluna dan Wati segera bangkit berdiri lalu berjalan menuju kamar Jenazah di ujung lorong tersebut, sampai di sana kebetulan ada petugas penjaga kamar jenazah yang akan masuk ke dalam
" permisi mas! " panggil Wati
" ada yang bisa saya bantu mbak? " tanya petugas itu ramah
" saya ingin melihat jenazah kedua orang tua saya korban kecelakaan sore tadi! "
" ayo mbak berdua ikut saya biar saya tunjukkan! " ucap si penjaga
Aluna dan Wati segera mengikuti petugas tersebut masuk ke dalam lalu petugas tersebut berhenti di depan sebuah ranjang berisikan jenazah yang di tutup dengan kain putih
" ini kedua jenazah korban kecelakaan tadi sore atas nama pak Joko dan bu Asih! kalau begitu saya tinggal dulu ya! " pamit petugas tersebut
" terimakasih mas? " ucap Aluna
Aluna dan Wati berjalan perlahan mendekati ranjang tersebut, pelan tapi pasti Aluna dan Wati sama sama membuka kain penutupnya
saat kain penutup terbuka terlihatlah wajah pucat bu Asih dan pak Joko yang masih terdapat beberapa noda darah yang mengering
" ya allah ibu bapak! " ucap Wati dan Aluna terkejut lalu menutup mulut mereka dengan tangan
Air mata pun kembali mengalir deras membasahi pipi mereka, kedua orang tua pengganti mereka sudah pergi menghadap ke sang pencipta.
tidak kuat berada berlama lama di sana mereka segera menutupkan kembali kain penutupnya lalu keluar dari kamar mayat tersebut
mereka berjalan kembali ke depan ruang UGD baru saja mereka sampai seorang suster menghampiri Aluna
" maaf Bu semuanya sudah selesai dan pasien Kiara sudah bisa di bawa ke rumah sakit mutiara Jakarta sekarang!
" baik Sus terimakasih! " balas Aluna
sister tersebut pun langsung masuk ke ruang UGD
" mbak Nissa, Aluna minta maaf ya Aluna gak bisa ikut mengantar ibu dan bapak ke peristirahatan mereka yang terakhir? "
" iya gak apa apa Aluna, mbak juga minta maaf gak bisa menemani kamu untuk jaga Kiara di sana! "
" Nissa Abdi aku juga minta maaf gak bisa ikut mengantar ibu dan bapak karena aku harus menemani Aluna di sana! " sambung Wati
" iya gak apa apa kalian hati hati ya di jalan! dan jangan lupa selalu kabarin aku tentang kondisi si cantik ya! " pinta Anissa
" kamu tenang saja aku pasti akan selalu kabarin kamu! " jawab Wati
Aluna dan Wati secara bergantian memeluk Anissa dengan erat, setelah itu muncul dua orang suster yang mendorong ranjang Kiara
" mbak, mas kita pamit ya, assalamu'alaikum! "
" wa'alaikumsalam! " jawab Abdi dan Anissa bersama
Aluna dan Wati pun mengikuti suster yang mendorong ranjang Kiara sampai ke depan rumah sakit dan sudah ada seorang dokter, suster yang standby di dekat ambulans
ranjang Kiara langsung saja di masukkan ke dalam mobil ambulans diikuti dokter dan seorang suster
" Ayo Aluna kamu masuk ke dalam! nanti mbak akan menyusul tapi sebelumnya mbak pulang dulu ambil pakaian!
" terimakasih ya mbak Wati Aluna naik dulu! " setelah mengucapkan itu Aluna segera naik ke dalam dan mobil ambulansnya mulai melaju membelah jalanan di malam hari
setelah mobil ambulan berangkat Wati segera menuju ke parkiran mengambil motor bebek kesayangannya, segera saja Wati mengendarainya dan kembali pulang ke rumahnya
sampai di rumah Wati langsung menyusun pakaian miliknya, milik Aluna dan milik Kiara ke dalam dua koper besar tak lupa Wati juga membawa semua uang simpanan mereka ke dalam sebuah tas ransel
selesai semuanya Wati segera keluar dari rumah, mengunci pintunya dan meletakkan kuncinya di bawah keset. Setelah itu Wati meletakkan kopernya di belakang lalu mengikatnya dengan kencang
walaupun keadaan sudah hampir tengah malam tapi Wati tetap berangkat menuju ke Jakarta, sunyi nya jalanan, dinginnya udara sudah tidak Wati hiraukan lagi yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya agar dia bisa cepat sampai
Beberapa jam kemudian Wati sudah tiba di jakarta saat hari sudah hampir subuh, sebelum ke rumah sakit Wati membeli dua botol air mineral dan dua bungkus nasi uduk untuk mereka sarapan karena Wati yakin Aluna tidak akan kepikiran untuk membeli sarapan
Wati melanjutkan perjalanannya kembali dan beberapa menit kemudian Wati sudah tiba di rumah sakit, Wati langsung memarkirkan motornya dan masuk ke dalam rumah sakit menemui Aluna yang berada di depan ruang UGD
" Aluna! "
" mbak Wati kapan sampai di Jakarta?
" mbak baru saja sampai, gimana keadaan Kiara?"
" Aluna juga gak tau mbak dari tadi belum ada yang keluar! " jawab Aluna dan terlihat banyak ke khawatiran dan kesedihan yang tersirat dari kedua netranya
" oh iya ini mbak bawa makanan kita makan dulu ya? " ajak Wati
" Aluna gak laper mbak! " tolak Aluna
" kamu harus makan, kalau kamu gak makan nanti kamu bisa sakit dan siapa yang akan nemenin Kiara kalau kamu sakit coba? "
" tapi Aluna benar benar gak laper mbak! "
" ingat kamu harus tetap sehat demi Kiara, mbak gak mau tau sekarang juga kamu harus makan! " paksa Wati
akhirnya Aluna pun mau memakan makanannya walaupun masih tersisa setengahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
ArRaf
kan gtu 😭😭😭 orang orang baik selalu dipanggil duluan 😭😭
wati bener tuh , kamu kalo sakit nanti malah bikin ribet Lun , jaga kondisi jg , kasian wati pontang panting sendiri
2023-07-16
1