Bab 18 - Berita duka cita

" Bapak dan ibu meninggal dunia Aluna! " jawab Abdi sedih dan tangis Anissa kembali pecah

" ya Allah ibu bapak! " ucap Aluna dan Wati bersama lalu tangis mereka pun juga ikut pecah

" ibu bapak kenapa pergi secepat ini? " ucap Aluna yang tubuhnya kembali luruh ke lantai

" Aluna! " panggil Wati yang ikut berjongkok bersama Aluna lalu memeluknya

" kenapa semua ini harus terjadi mbak? kenapa bapak dan ibu harus pergi! " racau Aluna di pelukan Wati

" sabar Aluna ini cobaan untuk kita! " ucap Wati menasehati

" mbak, Aluna ingin melihat jenazah ibu dan bapak! " ucap Aluna lalu melerai pelukannya

" jenazah ibu dan bapak ada di kamar jenazah, kamu pergi berdua saja dengan Wati ya? Anissa masih sangat lemah karena dia terlalu syok! "

" iya mas gak apa apa! mbak Nissa Aluna turut berduka cita ya? " ucap Aluna yang duduk bersimpuh di hadapan Anissa

" Aluna! " panggil Anissa lalu memeluk Aluna dengan erat

" mbak udah gak punya siapa siapa lagi Aluna, mbak udah jadi yatim piatu! " ucap Anissa dengan suara paraunya karena kebanyakan menangis

" mbak masih punya Aluna, Kiara, mbak Wati dan mas Abdi mbak gak sendiri banyak yang sayang sama mbak!

" maafin ibu sama bapak ya Aluna kalau semasa mereka hidup mereka punya salah sama kamu! "

" ibu sama bapak orang baik mbak bahkan sangat sangat baik, Aluna yakin ibu sama bapak pasti akan di tempatkan di antara orang orang yang beriman mbak! "

" Aamiin semoga saja Aluna! " sahut Anissa dan melerai pelukan mereka

" Anissa aku turut berduka cita ya! " ucap Wati yang langsung memeluk Anissa

" terimakasih Wati, maafin ibu sama bapak ya jika mereka punya salah? "

" ibu sama bapak orang baik Anissa, aku dan Aluna sangat berhutang budi sama kamu sam ibu dan juga bapak! " sahut Wati lalu melepaskan pelukannya

" mbak Nissa, mas Abdi Aluna lihat ibu sama bapak dulu ya? " pamit Aluna

Aluna dan Wati segera bangkit berdiri lalu berjalan menuju kamar Jenazah di ujung lorong tersebut, sampai di sana kebetulan ada petugas penjaga kamar jenazah yang akan masuk ke dalam

" permisi mas! " panggil Wati

" ada yang bisa saya bantu mbak? " tanya petugas itu ramah

" saya ingin melihat jenazah kedua orang tua saya korban kecelakaan sore tadi! "

" ayo mbak berdua ikut saya biar saya tunjukkan! " ucap si penjaga

Aluna dan Wati segera mengikuti petugas tersebut masuk ke dalam lalu petugas tersebut berhenti di depan sebuah ranjang berisikan jenazah yang di tutup dengan kain putih

" ini kedua jenazah korban kecelakaan tadi sore atas nama pak Joko dan bu Asih! kalau begitu saya tinggal dulu ya! " pamit petugas tersebut

" terimakasih mas? " ucap Aluna

Aluna dan Wati berjalan perlahan mendekati ranjang tersebut, pelan tapi pasti Aluna dan Wati sama sama membuka kain penutupnya

saat kain penutup terbuka terlihatlah wajah pucat bu Asih dan pak Joko yang masih terdapat beberapa noda darah yang mengering

" ya allah ibu bapak! " ucap Wati dan Aluna terkejut lalu menutup mulut mereka dengan tangan

Air mata pun kembali mengalir deras membasahi pipi mereka, kedua orang tua pengganti mereka sudah pergi menghadap ke sang pencipta.

tidak kuat berada berlama lama di sana mereka segera menutupkan kembali kain penutupnya lalu keluar dari kamar mayat tersebut

mereka berjalan kembali ke depan ruang UGD baru saja mereka sampai seorang suster menghampiri Aluna

" maaf Bu semuanya sudah selesai dan pasien Kiara sudah bisa di bawa ke rumah sakit mutiara Jakarta sekarang!

" baik Sus terimakasih! " balas Aluna

sister tersebut pun langsung masuk ke ruang UGD

" mbak Nissa, Aluna minta maaf ya Aluna gak bisa ikut mengantar ibu dan bapak ke peristirahatan mereka yang terakhir? "

" iya gak apa apa Aluna, mbak juga minta maaf gak bisa menemani kamu untuk jaga Kiara di sana! "

" Nissa Abdi aku juga minta maaf gak bisa ikut mengantar ibu dan bapak karena aku harus menemani Aluna di sana! " sambung Wati

" iya gak apa apa kalian hati hati ya di jalan! dan jangan lupa selalu kabarin aku tentang kondisi si cantik ya! " pinta Anissa

" kamu tenang saja aku pasti akan selalu kabarin kamu! " jawab Wati

Aluna dan Wati secara bergantian memeluk Anissa dengan erat, setelah itu muncul dua orang suster yang mendorong ranjang Kiara

" mbak, mas kita pamit ya, assalamu'alaikum! "

" wa'alaikumsalam! " jawab Abdi dan Anissa bersama

Aluna dan Wati pun mengikuti suster yang mendorong ranjang Kiara sampai ke depan rumah sakit dan sudah ada seorang dokter, suster yang standby di dekat ambulans

ranjang Kiara langsung saja di masukkan ke dalam mobil ambulans diikuti dokter dan seorang suster

" Ayo Aluna kamu masuk ke dalam! nanti mbak akan menyusul tapi sebelumnya mbak pulang dulu ambil pakaian!

" terimakasih ya mbak Wati Aluna naik dulu! " setelah mengucapkan itu Aluna segera naik ke dalam dan mobil ambulansnya mulai melaju membelah jalanan di malam hari

setelah mobil ambulan berangkat Wati segera menuju ke parkiran mengambil motor bebek kesayangannya, segera saja Wati mengendarainya dan kembali pulang ke rumahnya

sampai di rumah Wati langsung menyusun pakaian miliknya, milik Aluna dan milik Kiara ke dalam dua koper besar tak lupa Wati juga membawa semua uang simpanan mereka ke dalam sebuah tas ransel

selesai semuanya Wati segera keluar dari rumah, mengunci pintunya dan meletakkan kuncinya di bawah keset. Setelah itu Wati meletakkan kopernya di belakang lalu mengikatnya dengan kencang

walaupun keadaan sudah hampir tengah malam tapi Wati tetap berangkat menuju ke Jakarta, sunyi nya jalanan, dinginnya udara sudah tidak Wati hiraukan lagi yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya agar dia bisa cepat sampai

Beberapa jam kemudian Wati sudah tiba di jakarta saat hari sudah hampir subuh, sebelum ke rumah sakit Wati membeli dua botol air mineral dan dua bungkus nasi uduk untuk mereka sarapan karena Wati yakin Aluna tidak akan kepikiran untuk membeli sarapan

Wati melanjutkan perjalanannya kembali dan beberapa menit kemudian Wati sudah tiba di rumah sakit, Wati langsung memarkirkan motornya dan masuk ke dalam rumah sakit menemui Aluna yang berada di depan ruang UGD

" Aluna! "

" mbak Wati kapan sampai di Jakarta?

" mbak baru saja sampai, gimana keadaan Kiara?"

" Aluna juga gak tau mbak dari tadi belum ada yang keluar! " jawab Aluna dan terlihat banyak ke khawatiran dan kesedihan yang tersirat dari kedua netranya

" oh iya ini mbak bawa makanan kita makan dulu ya? " ajak Wati

" Aluna gak laper mbak! " tolak Aluna

" kamu harus makan, kalau kamu gak makan nanti kamu bisa sakit dan siapa yang akan nemenin Kiara kalau kamu sakit coba? "

" tapi Aluna benar benar gak laper mbak! "

" ingat kamu harus tetap sehat demi Kiara, mbak gak mau tau sekarang juga kamu harus makan! " paksa Wati

akhirnya Aluna pun mau memakan makanannya walaupun masih tersisa setengahnya

Terpopuler

Comments

ArRaf

ArRaf

kan gtu 😭😭😭 orang orang baik selalu dipanggil duluan 😭😭
wati bener tuh , kamu kalo sakit nanti malah bikin ribet Lun , jaga kondisi jg , kasian wati pontang panting sendiri

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!