NovelToon NovelToon

Ibu Tunggal

Bab 1 - Positif hamil

Aluna Syabira gadis cantik bertubuh mungil yang masih berusia 17 tahun itu sedang menangis tersedu sedu di dalam kamarnya. Aluna tak menyangka jika perbuatannya dan kekasihnya Abizar akan membuahkan janin yang sekarang sedang tumbuh di rahimnya.

Dalam seminggu terakhir Aluna mengalami pusing, mual bahkan beberapa kali muntah dalam sehari dan Aluna pun menyadari bahwa dia sudah terlambat datang bulan, Aluna pun iseng membuka sebuah link diinternet seputar kehamilan tanpa diduga tanda tanda kehamilan yang ditulis diinternet itu pun sama persis dengan yang Aluna alami saat ini.

Tanpa membuang buang waktu Aluna segera memesan sebuah alat tes kehamilan melalui aplikasi online, dalam 30 menit pesanan Aluna pun sampai. Aluna langsung membawa alat tes kehamilan itu ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, sebelum membukanya Aluna terlebih dahulu membaca cara pakai Alat tersebut setelah mengerti Aluna pun langsung memakai alat tes kehamilannya.

Saat menunggu hasilnya muncul Aluna terus berdoa dan berharap semoga hasilnya negatif tapi semesta sedang tidak berpihak padanya, hasil yang muncul justru tidak sesuai dengan yang Aluna harapkan. Dalam tes tersebut muncul dua garis merah terang yang menyatakan bahwa Aluna positif hamil.

Dengan tangan yang begetar Aluna memegang alat tes kehamilan itu Aluna terus menggoyang goyangkan alat tes kehamilannya berharap garis yang muncul hanya satu tapi sekuat apa pun Aluna menggoyangkannya tanda yang muncul tetap dua garis merah terang.

Tangis Aluna pun pecah tubuhnya luruh ke lantai, dia buang alat tes kehamilan itu ke sembarang arah. Aluna mencoba bangkit untuk berdiri tapi kedua kakinya lemah seperti jelly, dengan susah payah akhirnya Aluna sampai ke ranjangnya, di atas ranjang Aluna terus menangis tersedu sedu.

Seketika Aluna teringat dengan kekasihnya Abizar, Aluna pun mengambil ponselnya yang dia simpan di atas nakas. lalu Aluna pun langsung menghubungi kekasihnya tak membutuhkan waktu yang lama Abizar menjawab telfon Aluna.

"Halo sayang, tumben kamu nelfon pagi pagi begini? " Tanya Abizar disebrang sana.

" Ha.. halo bi, kamu ada dimana? "

" Kamu kenapa sayang? kamu seperti habis menangis? " Tanya Abizar lagi.

" Abi kita bisa ketemu di taman dekat rumahku gak? ada hal penting yang ingin aku katakan! "

" Memangnya hal penting apa sayang? memangnya gak bisa di katakan lewat telfon? "

" Gak bisa Abi, ini sangat penting kita harus bertemu langsung! " pinta Aluna.

" Baiklah setengah jam lagi aku sampai di sana sayang! "

" Terimakasih Abi sampai ketemu nanti, " ucap Aluna lalu mematikan sambungan telfonnya.

Aluna pun langsung mencuci wajahnya dan bersiap siap untuk bertemu kekasihnya.

Selesai bersiap siap Aluna keluar dari dalam kamarnya dan bertemu dengan mamanya.

" Kamu mau kemana pagi pagi begini Aluna? "

" Aluna cuma ingin jalan jalan pagi saja di taman ma! " jawab Aluna.

" Tumben biasanya kamu paling males kalau di suruh keluar rumah pagi pagi begini? "

" Lagi pengen aja ma, ya sudah Aluna pergi dulu ya ma takut kesiangan! " pamit Aluna dan mencium punggung tangan mamanya.

Aluna pun bergegas pergi ke taman dengan berjalan kaki karena jarak antara rumah dan taman sangat dekat. Aluna menunggu di sebuah bangku dekat jalan masuk menuju taman. Di minggu pagi seperti ini biasanya taman sangat ramai tapi entah kenapa pagi ini taman sangat sepi hanya ada beberapa orang saja yang sedang lari pagi.

20 menit menunggu akhirnya Abizar pun sampai.

" Hai sayang, udah nunggu dari tadi? " tanya Abizar lalu duduk di samping Aluna.

" Belum terlalu lama baru sekitar 20 menit! " jawab Aluna.

" Lalu hal penting apa yang ingin kamu katakan sayang? " tanya Abizar penasaran.

Sebelum menjawab pertanyaan Abizar Aluna menarik nafas dan membuang nafasnya beberapa kali.

" Abi. " panggil Aluna.

" iya sayang. " jawab Abi dengan tersenyum.

" Aluna hamil. " ucap Aluna.

" Jangan bercanda sayang ini gak lucu tahu. " sahut Abizar terkekeh kecil.

" Aluna gak bercanda Abi Aluna serius tadi Aluna udah tes dan hasilnya positif! " papar Aluna.

Degh...

Jantung Abizar serasa berhenti berdetak mendengar pengakuan Aluna.

" Gak kamu gak mungkin hamil Aluna. " Bantah Abizar.

" Apanya yang gak mungkin Abi, kita sering melakukannya dan kita juga gak pernah pakai pengaman. "

" Abi harus bertanggung jawab! " Tuntut Aluna.

" Gak aku gak mau, aku belum siap jadi Ayah! " Tolak Abizar.

" Abi gak bisa lari dari tanggung jawab dong, Aluna hamil dan janin yang ada di dalam rahim Aluna ini anak Abi! " Teriak Aluna.

" Gak, aku gak mau tanggung jawab! " Tolak Abizar lagi.

" Gak bisa gitu dong Abi, kita melakukannya bersama sama dan kita juga harus tanggung akibatnya sama sama juga. "

" Sampai kapan pun aku gak akan pernah mau bertanggung jawab Aluna! "

Plaaakk..

Aluna menampar pipi Abizar hingga memerah.

" Brengsek kamu Abizar! " Teriak Aluna marah dan air mata pun kembali jatuh membasahi pipi cantiknya.

" Terserah kamu mau bilang apa Aluna aku gak peduli intinya aku gak mau tanggung jawab! " sahut Abizar lalu bangkit dan berdiri.

" Kalau kamu malu gugurkan saja bayi sialan itu. " sahut Abizar lagi lalu pergi meninggalkan Aluna menaiki motor sportnya.

" Abizar brwngsek, laki laki sialan! " Teriak Aluna sambil menangis sesegukan.

Beruntung taman itu dalam keadaan sepi jadi tidak ada satu pun orang yang mendengar pembicaraan Aluna dan Abizar tadi.

Aluna terus menangis meratapi nasib buruknya. Aluna menyesal sangat menyesal sudah percaya dengan laki laki brengsek seperti Abizar.

Tapi nasi sudah menjadi bubur menyesal pun percuma apa yang sudah terjadi tidak akan bisa dikembalikan lagi.

Aluna terus menumpahkan tangisnya di taman sendirian setelah puas menangis Aluna pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

Aluna berjalan dengan sangat pelan hatinya hancur pikirannya kalut, Aluna bingung harus berbuat apa dan bagaimana.

Aluna pun tiba di depan rumahnya, saat Aluna masuk ke dalam rumah.

Plaaaakkkk...

Satu tamparan mendarat mulus dipipi Aluna.

" Dasar anak gak tau diri, di besarkan, di didik, dan di sekolahkan bukan buat orangtua bangga malah buat orangtua malu. " Murka Handoko ayah Aluna

Sedangkan ibu Aluna hanya duduk di lantai sambil menangis.

" Kenapa papa tampar Aluna pa, apa salah Aluna? "

" Anak kurang ajar ini apa ha! " teriak papa Aluna sambil melemparkan sebuah alat tes kehamilan milik Aluna.

" Ini punya kamukan Aluna, kamu hamilkan? " bentak pap Aluna.

" Maafin Aluna pa maafin Aluna. " ucap Aluna sambil bersimpuh di kaki papanya.

" Papa sangat kecewa sama kamu Aluna, kamu anak papa satu satunya kamu harapan papa untuk mengangkat derajat keluarga kita, tapi sekarang apa yang kamu lakukan kamu malah melempar kotoran di muka papa.! "

" Sekarang kemasi seluruh pakaian kamu dan keluar dari rumah ini! " usir papa Aluna.

" jangan usir Aluna pa, please Aluna mohon Aluna harus tinggal di mana kalau papa usir Aluna. " mohon Aluna tetap bersimpuh dikaki papanya.

" Itu bukan urusan papa, suruh laki laki brengsek yang menghamili kamu itu untuk bertanggung jawab. "

" Mama kemasi semua pakaian Aluna sekarang! " titah papa Aluna.

Mama Aluna pun langsung bangkit dan mengemasi seluruh pakaian anaknya kedalam sebuah koper lalu membawanya keluar.

" Ma tolong Aluna ma, maafin Aluna. " ucap Aluna bersimpuh di kaki mamanya tapi mama Aluna cepat menghindar dan pergi masuk ke dalam kamarnya.

" Ini koper kamu dan pergi dari sini sekarang! " teriak papa Aluna.

Dengan berat hati Aluna mengambil kopernya lalu keluar dari rumah kedua orangtuanya.

Bab 2 - Pergi dari rumah

Aluna menyeret kopernya dan keluar dari rumah kedua orangtuanya dengan hati yang sangat hancur, air mata Aluna terus mengalir membasahi pipi mulusnya.

Hamil di luar nikah, laki laki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab, diusir oleh kedua orangtuanya memikirkan itu semua membuat kepala Aluna serasa mau pecah.

Aluna terus berjalan tak tentu arah, Aluna bingung harus kemana dia tidak punya sahabat, dan dia juga tidak punya keluarga selain kedua orangtuanya. Aluna tidak tahu dia harus kemana, dia sama sekali tidak punya tujuan. Bahkan uang yang Aluna miliki hanya tersisa sedikit.

Aluna menghentikan sebuah taksi yang sedang melintas di hadapannya.

" Mau kemana mbak? " tanya sang supir taksi

" Jalan saja pak! " jawab Aluna

Taksi pun terus berjalan membelah jalanan pagi yang lumayan lengang saat taksi melewati sebuah jembatan Aluna meminta sang supir taksi untuk berhenti.

" Berhenti pak! " pinta Aluna

supir taksi pun langsung memelankan laju mobilnya dan berhenti di pinggir jalan, lalu Aluna membayar tagihan ongkos taksi tersebut. Aluna kembali berjalan menyeret kopernya terbersit difikiran Aluna untuk bunuh diri dengan melompat dari jembatan.

Hamil di luar nikah, dan di usir orangtua menjadi dorongan kuat bagi Aluna untuk mengakhiri hidupnya. Dalam keputusasaan bunuh diri adalah solusi terbaik menurut Aluna.

" Hikksss.. hikkss.. hikksss.. lebih baik aku mati saja dari pada hidup seperti ini. " ucap Aluna

Secara perlahan Aluna mulai menaiki besi pembatas jembatan tapi ada sebuah tangan yang memegang tangan Aluna.

" Apa yang kamu lakukan nak? " tanya seorang wanita paruh baya.

" A.. Aluna... " ucap Aluna terbata

" Apa kamu fikir masalah yang kamu alami saat ini akan selesai dengan cara bunuh diri, sekarang kamu turun semua masalah bisa kita cari solusinya. " ucap lembut sang wanita paruh baya.

Setelah turun dari besi pembatas jembatan tubuh Aluna luruh dan dia kembali menangis sesegukan.

" Menangislah supaya hatimu lebih tenang. "

Si wanita paruh baya pun dengan setia duduk di samping Aluna hingga dia berhenti menangis.

" Sudah lebih tenang? " tanya si wanita paruh baya dan Aluna pun mengangguk

" Perkenalkan saya khadijah, kamu Aluna kan? " ucap sang wanita memperkenalkan diri dan Aluna pun kembali mengangguk.

" kalau saya boleh tau kamu ada masalah apa kenapa sampai nekat mau bunuh diri? "

" Aluna.. Aluna... " ucap Aluna terbata karena ragu ingin bercerita jujur atau tidak

" mau mendengar cerita saya. " tanya bu khadijah dan Aluna kembali mengangguk lagi.

" Dulu sewaktu masih muda saya pernah melakukan kesalahan besar yang membuat saya harus mengandung diusia muda, setelah melakukan kesalahan itu bukannya berubah saya malah membuat kesalahan yang jauh lebih besar lagi. " bu khadijah menghentikan ucapannya sesaat lalu melanjutkan lagi.

" Saya mengakhiri hidup saya dengan cara lompat dari jembatan, saya kira setelah itu masalah hidup saya selesai tapi ternyata saya salah justru masalah yang jauh lebih besar datang. Saya selamat tapi bayi yang saya kandung meninggal. saat saya melihat jenazah anak saya rasa bersalah terus menghantui saya dari dulu hingga saat ini, setiap hari hidup saya tidak pernah tenang. Andai saya tidak mengakhiri hidup saya waktu itu mungkin saat ini saya sedang bahagia bersama anak saya. " cerita bu khadijah seraya menitikkan air mata.

" saya tau kamu mengalami nasib yang sama seperti saya tapi kamu jangan sampai melakukan hal bodoh seperti yang saya lakukan dulu, karena penyesalannya akan terus menghantui kamu sampai kapan pun, jaga dan besarkan janin yang sedang kau kandung saat ini karena dia sama sekali tidak bersalah. " nasehat ibu khadijah

" hikks...hikkss... hikkss.. " Aluna kembali memangis mendengar cerita bu khadijah.

" Terimakasih bu sudah mengingatkan Aluna hampir saja Aluna melakukan kesalahan besar. "

" Sama sama nak, ya sudah ibu pamit dulu ya. " pamit bu khadijah dan Aluna pun mengangguk.

setelah bu khadijah pergi Aluna mengusap perutnya yng masih rata itu

" Maafin mama ya nak, mama janji apa pun yang terjadi mama akan selalu menjaga dan melindungi kamu. " janji Aluna.

Aluna pun bangkit dari duduknya dan kembali menyeret koper miliknya lalu meninggalkan jembatan tersebut tapi Aluna kembali bingung kemana harus pergi.

Disaat Aluna bingung harus kemana ada sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya, Aluna membuka ponselnya dan melihat ada yang mengirim uang sebesar 10 juta ke rekeningnya. Tak lama papanya Aluna Handoko mengirim sebuah pesan.

" Pergunakan uang itu sebaik mungkin untuk melanjutkan hidupmu, jika uang itu sudah habis cari sendiri! "

Setelah membaca pesan yang dikirim oleh papanya air mata Aluna jatuh semakin deras. Walaupun papanya marah dan kecewa tapi masih terselip rasa peduli buktinya papanya masih mau mengirimkan uang untuknya.

Berbekal uang terakhir yang dia miliki akhirnya Aluna pergi mencari sebuah kontrakan, cukup lama Aluna berputar putar mencari kontrakan yang kosong karena ternyata mencari kontrakan di kota besar seperti ini ternyata hal yang susah.

Pada sore hari Aluna baru menemukan sebuah kontrakan, walaupun kecil tapi sudah memiliki dapur dan kamar mandi sendiri.

" Bagaimana mbak apa mau di ambil? " tanya ibu pemilik kontrakan

" Iya bu saya ambil, ini uang sewanya . " ucap Aluna menyerahkan beberapa lembar uang merah.

" Ini mbak kunci kontrakannya semoga betah ya? "

" Iya bu terimakasih. " jawab Aluna dan ibu pemilik kontrakan pun pergi.

" Kita akan memulai hidup berdua disini sayang, " ucap Aluna mengusap perut datanya kembali.

Aluna pun masuk ke dalam kontrakannya dan beruntung kontrakan tersebut sudah memiliki barang barang walaupun hanya barang sederhana tapi Aluna tetap bersyukur yang terpenting dia tidak kepanasan dan kehujanan.

Aluna pun mulai membersihkan seluruh ruangan kontrakannya dari belakang hingga ke depan.

" Baru pindah ya mbak. " tegur seorang wanita muda penghuni kontrakan sebelah

" Iya mbak baru saja pindah. " jawab Aluna tersenyum ramah

" Kenalin saya Wati, kalau mbaknya siapa namanya? "

" Panggil Aluna saja gak usah pake mbak, emangnya saya kelihatan tua ya mbak? " tanya Aluna bercanda.

" Ha.. ha.. ha.. malah kamu kelihatan seperti masih sekolah menengah pertama Aluna. " balas mbak wati balik bercanda.

" Mbak wati bisa saja, masih anak anak dong saya. " sahut Aluna tertawa.

" Oh iya Aluna kamu masih sekolah gak? " tanya mbak wati

" udah gak mbak, rencananya Aluna mau cari kerjaan mbak! "

" mau kerja sama mbak gak? " tawar mbak Wati.

" kerja apa mbak? "

" Bantu bantu mbak di warung tapi upahnya gak besar sih Aluna. " jelas mbak wati

" Aluna mau mbak. " jawab Aluna senang.

"ya sudah kalau begitu besok pagi jam 6 mbak tunggu ya kita berangkat bersama. "

" siap mbak wati terimakasih banyak ya mbak udah bantu Aluna. "

" Sama sama Aluna, mbak masuk kedalam dulu ya mau mandi nih gerah. " sahut mbak Wati dan Aluna pun mengangguk

" Alhamdulillah ternyata Allah masih baik sama Aluna. " Ucap Aluna bersyukur.

Di balik musibah yang Aluna alami Allah masih mengirimkan orang orang baik seperti bu Khadijah dan mbak Wati yang masih mau membantu Aluna.

Bab 3 - Mulai bekerja

Pukul 5 pagi Aluna sudah terbangun dari tidurnya. Beruntung pagi ini Aluna tidak mengalami pusing, mual, ataupun muntah.

Aluna memutuskan untuk segera mandi lalu melaksanakan kewajibannya pada sang Pencipta, setelah itu barulah Aluna membersihkan seluruh kontrakannya, beruntung Aluna sering membantu mamanya beberes rumah dan memasak jadi dalam situasi dan kondisi seperti ini Aluna tidak mengalami kesulitan sama sekali.

Setelah mendengar cerita pengalaman ibu khadijah semalam Aluna sudah bisa lebih ikhlas menerima takdir yang menimpa dirinya saat ini, karena ini semua bisa terjadi karena kebodohannya sendiri, jadi tidak ada lagi yang bisa Aluna lakukan selain menjalani takdir hidupnya sekarang.

Aluna merasa malu kepada Allah SWT karena semalam sempat berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Selesai beberes Aluna kembali mandi dan bersiap siap untuk pergi bekerja bersama mbak Wati.

" tiin.. " Aluna mendengar suara klakson motor di halaman kontrakannya

Aluna pun mengambil tas kecil miliknya lalu memasukkan dompetnya yang hanya tersisa satu lembar uang merah terakhir, setelah itu Aluna keluar dari kontrakannya dan melihat mbak Wati sudah duduk di atas motor bebeknya

" maaf ya mbak Wati Aluna lama. " ucap Aluna segan karena sudah membuat mbak Wati menunggu.

" tidak apa apa Aluna mbak juga baru keluar, oh iya kamu sudah sarapan belum Aluna? " tanya mbak Wati.

" belum mbak, semalam Aluna gak sempat belanja bahan masakan. " papar Aluna.

" nah kebetulan mbak juga belum sarapan kita cari sarapan dulu ya mau gak? " tawar mbak Wati

" mau mbak Wati. " jawab Aluna mengangguk

" yaudah buruan naik. " ajak mbak Wati

Aluna pun naik ke atas motor mbak Wati dan mbak Wati mulai melajukan motornya membelah jalanan pagi yang sudah mulai sedikit macet.

" kamu mau sarapan apa Aluna? " tanya mbak Wati

" nasi uduk saja mbak Wati kebetulan Aluna belum makan dari semalam." jawab Aluna

" ya sudah kita makan di tempat langganan mbak Wati saja harganya murah dan rasanya juga enak. " Ajak mbak Wati

" oke mbak Wati gas kan lah. " jawab Aluna

mbak Wati pun tetap melajukan motor bebeknya dan berhenti di sebuah warung tenda yang sangat sederhana.

" ini dia Aluna, emang sih tempatnya sederhana tapi rasa masakannya top banget pokoknya! " papar mbak Wati sambil menunjukkan jari jempolnya

mereka pun masuk dan memesan dua piring nasi uduk dan dua gelas teh tawar.

" hmmm bener yang mbak Wati bilang nasi uduk ini enak sekali mbak! " ucap Aluna dengan mata yang berbinar saat satu sendok nasi uduk beserta lauknya masuk ke dalam mulut Aluna.

" benerkan apa yang mbak bilang kalau kamu mau cari makanan yang enak dan murah kamu bisa tanya sama mbak wati, mbak pasti tau. " sahut mbak Wati bangga.

selesai sarapan mbak Wati pun membayar makanan mereka.

" ini mbak Wati untuk bayar nasi uduk dan teh tawar Aluna. " ucap Aluna lagi yang menyerahkan satu lembar uang merah terakhir miliknya pada mbak Wati.

" gak usah Aluna uang ini kamu simpen saja! " tolak mbak Wati

" tapi Aluna jadi gak enak sama mbak Wati masak mbak Wati yang bayarin makanan Aluna. " sahut Aluna yang merasa segan.

" kalau gak enak kasih kucing saja Aluna. " canda mbak Wati.

" Aluna serius mbak Wati. "

" mbak pun juga serius Aluna, walaupun kita baru kenal tapi mbak udah anggap kamu seperti adik mbak sendiri jadi kamu jangan sungkan kalau butuh bantuan mbak. " ucap mbak Wati tulus.

" terimakasih ya mbak akhirnya Aluna punya keluarga lagi. " balas Aluna dengan mata yang berkaca kaca

" sudah ah jangan nangis sekarang lebih baik kita langsung berangkat. " ajak mbak Wati dan motor bebek milik mbak Wati pun kembali melaju menuju warung makan sederhana yang letaknya di dekat terminal bus.

sampai di warung makan, mbak Wati mengenalkan Aluna pada bu Ayu pemilik warung makan tempat mbak Wati dan Aluna bekerja.

" bu Ayu ini Aluna tetangga kontrakanku yang mau kerja disini. " ucap mbak Wati dan wanita yang bernama bu Ayu itu memperhatikan Aluna dari atas hingga ke bawah sampai beberapa kali.

" kamu yakin mau kerja disini? " tanya bu Ayu pada Aluna

" benar bu Ayu saya lagi butuh pekerjaan untuk menyambung hidup saya bu Ayu. " jawab Aluna.

" tapi kamu bisa kerjakan? " tanya bu Ayu lagi.

" InsyaAllah Aluna bisa bu Ayu. " jawab Aluna mantap.

" ya sudah kamu saya Terima,Wati kamu tolong ajari Aluna ya. " titah bu Ayu.

" ok bu Ayu sip! " sahut mbak Wati mengacungkan jari jempolnya.

Dengan telaten dan sabar mbak Wati terus mwngajari Aluna tentang pekerjaanya apa saja yang harus di lakukan.

sementara itu di sebuah sekolah menengah atas

abizar dan dua orang temannya sedang berkumpul di kantin sekolahnya.

" Abizar " panggil Dio

" apaan " jawab Abizar

" kok perasaan dari pagi gue gak liat Aluna deh? "

" eh iya bener bener biasanya kan loe sama dia bareng terus kayak truk gandeng. " sahut Rizal teman Abizar yang satu lagi.

" kalian gak tau kalau Aluna udah gak sekolah lagi. " celetuk Mona teman satu kelas Aluna yang sangat membencinya karena Aluna menjalin hubungan dengan Abizar laki laki yang Mona cintai juga.

" tau dari mana loe mon? " tanya Dio

" tadi pagi bokapnya Aluna dateng ke sekolah ngurus surat pindah karena katanya Aluna pindah ke Medan. "

degh...

" apa dia pergi karena masalah itu ya? " Batin Abizar berbicara sendiri

" maafin aku Aluna aku memang lelaki brengsek dan pengecut! " Batin Abizar berbicara lagi.

" woy Abizar! " panggil Rizal sambil menepuk bahu sebelah kirinya

" sakit tau, apaan sih? " ucap Abizar sedikit marah

" wess santai bro santai, jadi ini alasannya kenapa dari pagi loe ngalamun terus. " celetuk Rizal lagi

" jangan sok tau, awas minggir loe Dio! " jawab Abizar

" loe mau kemana Abizar. " sahut Mona

" bukan urusan loe. " jawab Abizar lalu pergi meninggalkan teman temannya

Abizar pergi ke taman belakang sekolahnya lalu duduk di sebuah bangku panjang di bawah pohon

" biasanya setiap istirahat kita selalu duduk berdua disini Aluna! " kenang Abizar

" maafin aku Aluna! " ucap Abizar lagi yang merasa bersalah

jika di sekolah Abizar sedang mengenang kisah mereka berdua berbeda halnya dengan Aluna yang saat ini sedang sibuk melayani pelanggan di warung milik bu Ayu

" mbak mau pesen dong! " ucap seorang pelanggan laki laki

" iya mau pesan apa mas? " tanya Aluna tersenyum ramah

" saya pesan mbaknya jadi istri saya saja mau gak? "

" Panjul Panjul gaya gayaan mau jadiin Aluna istri, si Lastri mau loe kemanain? " celetuk mbak Wati dari belakang

" ah elah loe Wat ganggu orang aja! " sahut laki laki yang namanya di panggil Panjul oleh mbak Wati

" loe kesini mau makan atau mau modus? kalau loe mau modus mending loe cabut dari sini sebelum gue congkel biji mata loe pake ni garpu. " ucap mba Wati marah

" galak banget sih loe Wati. " sahut Panjul

" mending kamu kebelakang aja Aluna biar ni orang jadi urusan mbak! " titah mbak Wati

Aluna pun menuruti ucapan mbak Wati untuk kembali kebelakang

" udah deh pan loe jangan gangguin Aluna kasian dia masih kecil " ucap mbak Wati yang nada bicaranya sudah sedikit lebih rendah

" ya karna masih kecil itu lah harus di dapetin! " jawab panjul

" loe gak mikir udah berapa banyak cewek yang babak belur di hajar sama Lastri padahal yang salah itu loe, yang godain juga loe tapi tu cewek yang harus menerima Akibatnya. " ucap mbak Wati lagi dan pria yang memiliki nama Asli ifan itu pun diam membenarkan ucapan mbak Wati

" kalau loe mau ganggu cewek mana pun terserah gue gak peduli tapi plis jangan Aluna, kasian dia gak punya siapa siapa di sini. " ucap mbak Wati lagi

" oke deh gue gak gangguin Aluna lagi. " jawab Panjul

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!