Bab 11 - Melahirkan

Setelah mendapatkan izin dari Pak Joko dan bu Asih. Aluna dan Wati langsung belanja ke pasar di temani oleh Anissa. mereka membangun usaha warung makan tersebut bersama sama dengan modal berdua.

Dalam waktu 2 minggu di bantu Pak Joko dan warga sekitar warung makan mereka sudah jadi dan siap untuk digunakan.

sebelum mulai berjualan mereka mengadakan acara syukuran kecil kecilan dan acara itu di hadiri oleh seluruh warga desa dan banyak di antara mereka yang menyukai masakan Aluna dan juga Wati.

dengan di bantu Anissa Dan bu Asih mereka mulai berjualan dan alhamdulillahnya di hari pertama mereka berjualan semuanya habis tak bersisa

" alhamdulillah ya mbak jualan kita hari ini habis tak bersisa. "

" iya Aluna mbak gak nyangka mereka semua menyukai masakan kita! "

" alhamdulillah lumayan hasilnya mbak! " ucap Aluna sambil menunjukkan hasil pendapatan mereka hari ini.

" iya Aluna ini untuk modal besok, yang ini untuk Anissa dan bu Asih dan yang ini untuk kita simpan! " ucap Wati membagi uang hasil berjualan hari ini

Saat mereka kembali ke warung ternyata semua sudah selesai di bersihkan dan di rapikan oleh Anissa dan bu Asih.

" wah sudah selesai ternyata baru saja kita mau bantu! " ucap Wati

" kalian kan udah capek masak jadi biar aku sama ibu yang beres beres. " jawab Anissa

" terimakasih ya bu Asih, Anissa udah bantu kita dan ini sebagai upah hari ini karena udah bantu kita! " ucap Wati sambil menyerahkan beberapa lembar uang merah

" ya Ampun ini banyak sekali! " ucap bu Asih

" gak apa apa bu, ibu dan Anissa kan udah capek bantuin kita! " jawab Aluna

" terimakasih ya Wati, Aluna kalau begitu ibu dan Anissa masuk dulu, Assalamu'alaikum! "

" Wa'alaikumsalam. " jawab Aluna dan Wati bersama

Wati pun langsung menutup pintu dan jendela warungnya setelah di pastikan aman mereka juga masuk ke dalam rumahnya.

tidak terasa waktu terus berlalu warung milik mereka semakin ramai pembeli dan kandungan Aluna sudah memasuki bulan ke sembilan tinggal menghitung hari saja Aluna akan melahirkan.

" aduh Aluna kamu duduk di kasir situ saja jangan kesini! " ucap Wati

" Biar Aluna bantu ya mbak? lagi pula kasir masih sepi mbak! " pinta Aluna

" tidak Aluna kamu lagi hamil besar jangan macam macam! " jawab Wati melarang Aluna untuk membantu.

" kamu ngapain di sini Aluna, kamu di kasir saja biar Wati ibu yang bantu! " sahut bu Asih

" tapi bu Aluna kan cuma mau bantu! bosen bu duduk di kasir saja! "

" lebih baik Aluna balik ke kasir saja, lihat itu ada yang mau bayar! " ucap bu Asih

dengan terpaksa Aluna kembali ke kasir karena ada orang yang mau bayar

" berapa semuanya neng? " tanya pembeli yang mau bayar

" 20 ribu saja pak! " jawab Aluna sopan

" ini neng uangnya! " ucap pembeli menyerahkan uang pas ke Aluna

" terimakasih banyak pak! " jawab Aluna lagi sambil tersenyum

" Aduh kenapa perut Aluna dari tadi rasanya sakit sekali ya! " ucap Aluna dan keringat mulai mengucur deras dari dahinya

Aluna menarik nafas lewat hidung dan membuangnya lewat mulut, berkali kali Aluna melakukan itu untuk mengurangi rasa sakitnya.

Anissa yang akan ke belakang untuk mengantar piring kotor heran melihat keringat Aluna yang mengucur deras dan Aluna juga duduk dengan gelisah seperti sedang menahan sakit.

" kamu kenapa Aluna? " tanya Anissa khawatir

" perut Aluna sakit sekali mbak Nissa, tadi sih masih bisa di tahan tapi sekarang sakitnya makin bertambah mbak. " papar Aluna

" Astaghfirullah mbak sakit! " ucap Aluna berteriak saat merasakan sakit yang teramat sangat

wati dan bu Asih yang sedang berada di dapur langsung keluar begitu mendengar suara Aluna, dan begitu juga dengan para pembeli yang penasaran kenapa Aluna berteriak

" Astaghfirullah Aluna kamu kenapa? " ucap Wati panik

" perut Aluna sakit sekali mbak Wati! " ucap Aluna pelan sambil menahan sakit

" cepat bawa ke bidan Wati sepertinya Alhna akan segera melahirkan! " ucap bu Asih

" bu Asih saya titip warung ya! " ucap Wati

" Nissa tolong bantu saya merapat Aluna! " pinta Wati

Wati dan Anissa langsung merapat Aluna menuju ke rumah ibu bidan yang kebetulan rumahnya berasa di depan warung makan mereka

" assalamu'alaikum bu bidan! " teriak Wati

" wa'alaikumsalam! " jawab bu bidan dari dalam

" tolong adik saya bu bidan sepertinya dia akan melahirkan! " ucap Wati yang masih terus memapah Aluna

" aaaakkkh mbak sakit sekali! " teriak Aluna

" Ayo tidurkan di sini, biar saya periksa! " titah bu bidan

" tolong tunggu di luar ya hanya satu orang saja yang boleh menemani! " ucap bu bidan

tanpa di perintah Anissa langsung keluar dan Wati lah yang menemani Aluna melahirkan.

" sudah pembukaan sembilan tinggal menunggu satu lagi, Aluna sudah siap melahirkan! "

bu bidan segera menyiapkan segala sesuatunya untuk Aluna melahirkan setelah semuanya siap Aluna berteriak sangat keras!

" aaaaakkhh bu bidan rasanya mulas sekali! "

" Ayo Aluna saya hitung satu sampai tiga dan pada hitungan ketiga kamu mengejan sekuat tenaga kamu ya! " titah bu bidan

" ayo Aluna kamu pasti bisa! " ucap Wati memberi semangat sambil menggenggam tangan Aluna.

" ya allah mudahkanlah proses persalinan Aluna! " doa Wati dalam hati

sedangkan di luar ruangan Anissa berdoa yang sama untuk kelancaran proses persalinan Aluna

" satu dua tiga mengejan mbak Aluna" titah ibu bidan

Aluna mencoba mengejan tapi gagal, Aluna mengatur nafasnya sebentar dan saat rasa mulas itu datang lagi Aluna mengerahkan seluruh sisa tenaga yang dia punya akhirnya lahirlah bayi Aluna yang berjenis kelamin perempuan

" ooeekk "

" ooeekk "

" ooeekk "

tangis bayi Aluna menggema di seluruh penjuru ruangan, Wati sampai menitikan air mata terharu saat melihat bayi Aluna terlahir.

begitu juga dengan Anissa yang menunggu di luar dia sangat bersyukur begitu mendengar tangis bayi Aluna terdengar hingga keluar

" alhamdulillah bayinya susah lahir, sehat dan sempurna jenis kelaminnya perempuan! " ucap bu bidan memberitahu

Aluna menangis haru begitu mendengar suara tangis bayinya menggema. Dia tidak menyangka di usia yang baru 18 tahun dia sudah memiliki seorang anak

" selamat ya Aluna kamu udah jadi seorang ibu. " ucap Wati

" terimakasih mbak Wati, " jawab Aluna pelan yang masih mengatur nafasnya karena kelelahan.

bu bidan segera membersihkan bayi Aluna lalu memberikannya pada Aluna untuk segera di beri Asi

" ini bayi kamu Aluna di sangat cantik sekali, oh iya jangan lupa langsung di beri Asi ya? Asi kamu sudah keluarkan? . " tanya bu bidan

" alhamdulillah sudah keluar bu bidan. " jawab Aluna

Aluna menerima bayinya dengan penuh haru dan Aluna terus memperhatikan wajah putrinya sambil memberikan Asi eksklusif pertama kali untuk putrinya. Ada perasaan yang tidak bisa di ungkapkan saat Aluna menyusui putrinya secara langsung.

" kamu mirip sekali dengan papamu nak! " Batin Aluna yang tiba tiba teringat dengan Abizar, padahal semenjak pertemuan tidak sengaja antara dirinya dengan Abizar di taman waktu itu Aluna sudah tidak pernah lagi teringat dengan Abizar

" anak kamu cantik sekali Aluna! " puji Wati

" iya mbak Wati, dia mirip sekali mbak dengan papanya! jawab Aluna sendu.

" sudah jangan di ingat lagi, kamu baru saja selesai melahirkan sekarang sudah waktunya untuk kamu berbahagia dengan anak kamu! " ucap Wati lagi

setelah bu bidan selesai menangani Aluna serta bayinya bu bidan keluar dari dalam ruangan dan Anissa langsung masuk ke dalam melihat Aluna dan bayinya

" ya ampun Aluna anak kamu cantik sekali! " puji Anissa yang kagum melihat bayi Aluna yang sangat cantik

" terimakasih mbak Nissa. " jawab Aluna tersenyum manis

saat melihat Aluna dan bayinya Wati jadi teringat akan putranya yang sudah berpulang terlebih dahulu

" andai dulu kamu bertahan mungkin mama akan sama bahagianya dengan tante Aluna! " batin Wati berbicara sendiri.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

selamat Aluna sudah melahir kan baby perempuan semoga membawa kebahagian buat mu lupa kan masa lalu

2023-10-26

0

LENY

LENY

alhamdulillah bu Asih Anisa baik ya

2023-09-20

1

ArRaf

ArRaf

kasian babynya , lahir tanpa nasab 😭😭

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!