Bab 4 - Memberitahu mbak Wati

pukul 5 sore Aluna dan mbak Wati pulang kembali ke kontrakannya tapi sebelum pulang Aluna minta untuk mampir ke minimarket sebentar untuk mengambil uang.

" mbak kita ke minimarket sebentar ya. " pinta Aluna.

" ok. " jawab mbak Wati

kebetulan tak jauh dari mereka mbak Wati melihat sebuah minimarket dan langsung saja mbak Wati menghentikan motor bebeknya di depan mini market tersebut.

Aluna langsung masuk dan mengambil uang tunai melalui mesin ATM yang berada di minimarket tersebut. setelah mendapatkan uangnya Aluna memasukkannya ke dalam dompet dan keluar dari minimarket tersebut.

Mereka pun melanjutkan kembali perjalanannya hingga sampai di depan kontrakan mereka.

" terimakasih ya mbak Wati? "

" sama sama mbak mandi dulu ya Aluna udah gerah. " pamit mbak Wati dan Aluna pun mengangguk

setelah mbak Wati masuk Aluna pergi menuju sebuah toko yang menjual sayur sayuran dan bahan masakan lainnya, setelah mendapatkan apa yang di cari Aluna kembali ke kontrakannya dan memasak menu sederhana untuk makan malam.

Aluna hanya memasak Ayam goreng dan tumis kangkung saja tak lupa Aluna juga memberikan hasil masakannya kepada mbak Wati

tok..

tok..

tok..

" iya sebentar! " sahut mbak Wati dari dalam dan membuka pintu kontrakannya.

" eh Aluna ada apa? " tanya mbak Wati.

" ini mbak tadi Aluna masak untuk makan malam jadi sekalian aja Aluna bagi sama mbak Wati. " jawab Aluna

" wah kebetulan mbak belum makan Aluna, terimakasih ya? "

" sama sama mbak, Aluna kembali ke kontrakan dulu ya mbak. " pamit Aluna dan mbak Wati pun mengangguk.

Aluna kembali ke dalam kontrakannya lalu mandi dan makan malam.

semenjak mengenal dan bekerja bareng mbak Wati hidup Aluna tidak terlalu kesepian walaupun sudah lost contact dengan kedua orangtuanya, sedangkan dengan Abizar Aluna sudah tidak mau tau kabarnya lagi bahkan Aluna sudah menganggap bahwa dia tidak pernah mengenal yang namanya Abizar.

hari terus berlalu tidak terasa kandungan Aluna memasuki usia 4 bulan selama ini Aluna masih bisa menyembunyikan kehamilannya, karena Aluna selalu memakai pakaian yang kebesaran bahkan mbak Wati pun tidak curiga sama sekali.

" kamu sudah tumbuh semakin besar ya sayang, sehat terus ya anak mama. " ucap Aluna yang memperhatikan perutnya yang mulai membuncit dari cermin.

tanpa Aluna sadari pintu kontrakannya tidak tertutup rapat, mbak Wati yang ingin meminjam setrikaan milik Aluna langsung masuk begitu saja.

" A.. Aluna kamu hamil? " ucap mbak Wati kaget saat melihat perut Aluna yang mulai membuncit.

" mbak Wati. " ucap Aluna yang ikut kaget, lalu memakai hoodie yang biasa dia gunakan.

mbak Wati pun menutup pintu kontrakan Aluna lalu menguncinya.

" jawab mbak dengan jujur Aluna apa kamu sedang hamil? " tanya mbak Wati serius

Aluna mengangguk lalu menundukkan kepalanya.

mbak Wati mengangkat dagu Aluna dengan tangan kanannya sehingga pandangan mata Aluna dan mbak Wati saling bertatapan.

" kenapa Aluna gak pernah cerita sama mbak? Aluna gak percaya mbak? " tanya mbak Wati beruntun.

" maafin Aluna mbak bukannya Aluna gak percaya sama mbak Wati tapi Aluna malu.

" kenapa kamu harus malu Aluna? mbak sudah anggap kamu seperti adik kandung mbak sendiri! kalau kamu ada masalah cerita sama mbak siapa tau mbak bisa bantu! "

" Aluna malu karna Aluna hamil di luar mbak! " aku Aluna sambil menunduk sedih

" jangan sedih mbak akan selalu ada untuk kamu Aluna! kamu tau Aluna mbak pernah mengalami nasib yang sama seperti kamu tapi sayang anak mbak meninggal sesaat setelah dilahirkan. " papar mbak Wati.

" jadi kamu jangan pernah berfikir kalau mbak akan menjauhi kamu, apa lagi menghina kamu karena tau kamu hamil di luar nikah. " ucap mbak Wati lembut.

mendengar ucapan mbak Wati tangis Aluna pecah dan Aluna pun berhambur memeluk mbak Wati.

" menangislah Aluna mbak tau dan sangat mengerti saat ini kamu butuh tempat untuk bersandar. " ucap mbak Wati lagi.

15 menit menangis Aluna pun melerai pelukannya.

" terimakasih mbak Wati sudah mau terima Aluna bahkan kedua orangtua Aluna saja tidak mau menerima Aluna mbak. "

" jangan sedih saat ini memang kedua orangtua kamu sedang kecewa tapi yakinlah gak ada orangtua yang benar benar bisa membenci anaknya. " sahut mbak Wati lembut.

" apa benar begitu mbak? " tanya Aluna

" benar Aluna suatu saat nanti kedua orangtua kamu pasti akan merindukan kamu dan mereka pasti akan mencari kamu Aluna. "

" semoga saja mbak Wati. " sahut Aluna.

" kalau mbak boleh tau siapa yang sudah menghamili kamu Aluna? " tanya mbak Wati penasaran.

" namanya Abizar mbak dia teman satu sekolah Aluna tapi dia gak mau bertanggung jawab malah dia suruh Aluna untuk gugurin kalau Aluna malu! " papar Aluna.

" astaghfirullah, kenapa cerita kamu sama persis seperti yang mbak alami Aluna. "

" tapi sebelum cari kontrakan Aluna sempat mau bunuh diri mba. "

" astaghfirullah Aluna, kenapa kamu sampai punya pikiran seperti itu. " kaget mbak Wati

" Aluna bingung mbak harus bagaimana udah hamil di luar nikah, Abizar gak mau bertanggung jawab, diusir orangtua semua Aluna tanggung sendiri, saat itu Aluna berfikir bunuh diri satu satunya jalan untuk menyelesaikan masalah mbak tapi untungnya ada ibu khadijah yang mencegah dan membuka mata hati Aluna sehingga Aluna gak jadi bunuh diri mbak. " papar Aluna menjelaskan.

" Alhamdulillah Allah masih sayang kamu Aluna. " sahut mbak Wati.

" iya mbak Aluna beruntung bisa ketemu bu khadijah sama mbak Wati Aluna jadi gak ngerasa sendiri mbak. " jawab Aluna.

" lalu kamu udah pernah cek kandungan belum Aluna? tanya mbak Wati

" belum mbak Aluna takut. " jawab Aluna jujur

" ayo kita periksakan kandungan kamu ya? emangnya kamu gak mau melihat calon anak kamu. "

" emangnya bisa mbak? " tanya Aluna antusias

" tentu saja bisa Aluna, kita ke rumah sakit aja periksa sekalian USG bagaimana? Ajak mbak Wati

" ayo mbak Aluna mau. "

" ya sudah kamu siap siap dulu mbak tunggu di depan. " ucap mbak Wati

setelah mbak Wati keluar Aluna pun segera bersiap siap. saat Aluna keluar ternyata mbak Wati sudah menunggu di atas motor bebek kesayangannya.

" maaf ya mbak Wati lama. " ucap Aluna

" gak papa Aluna, ayo kita berangkat sekarang. " ajak mbak Wati dan aluna mengangguk setuju.

mbak Wati pun mulai melakukan motor bebek kesayangannya membelah jalanan ibukota dimalam hari.

" rumah sakitnya masih jauh mbak? " tanya Aluna

" gak jauh Aluna sebentar lagi sampai kok. " jawab mbak Wati

dan benar saja 10 menit kemudian mereka sudah sampai di pelataran rumah sakit mbak Wati pun segera memarkirkan motornya lalu masuk ke dalam rumah sakit.

mereka pun segera mendaftar tapi karena pasien poly kandungan lumayan banyak jadi Aluna dan mbak Wati harus menunggu giliran sampai nama Aluna di panggil.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Wati baik sayang sama aluna

2023-10-26

0

ArRaf

ArRaf

iya Aluna , meski dia harus hadir diluar kemauanmu , harus selalu diperiksa biar tahu tumbuh kembangnya , ada kekurangan nggak , ada yg salah nggak , kasihan , baby gak salah, yg salah bapak ama emaknya yg udah ngehadirin dia 😭

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!