Bab 7 - Diusir dari kontrakan

setelah dari taman Aluna dan mbak Wati pulang ke kontrakan mereka, saat mereka tiba di kontrakan masih banyak ibu ibu penghuni kontrakan disana yang menggunjing tentang Aluna, baik yang berbisik bisik ataupun bicara secara langsung.

Aluna sudah bertekad menguatkan hati dan mentalnya agar tidak terpengaruh dengan ucapan para ibu ibu di sana yang tajamnya mengalahkan pisau belati.

bahkan semakin hari ucapan ibu ibu di sana semakin tajam dan menyakitkan. Banyak ibu ibu yang mulai protes merasa tidak nyaman karena adanya Aluna, mereka menanggap Aluna bisa membawa dampak negatif untuk anak anak mereka.

dan profokatornya siapa lagi kalau bukan Asih.

" udah ibu ibu kita bilang aja sama ibu Romlah pemilik kontrakan ini untuk usir Aluna dari sini, emangnya ibu ibu mau anak kalian disini ngikuti jejaknya si Aluna " ucap Asih memperkeruh suasana

" iya setuju setuju kita usir aja Aluna dari sini dari pada bawa dampak negatif untuk anak anak kita. " sahut salah satu ibu ibu disana. "

" bagaimana yang lain pada setuju gak? " tanya Asih

" ya setuju lah! " jawab mereka bersama

" ya sudah kita ke rumah ibu Romlah aja sekarang. " ucap Asih lagi

Asih dan semua ibu ibu bersama sama pergi menuju rumah bu Romlah sang pemilik kontrakan yang letaknya tepat disamping kontrakan tempat mereka tinggal.

" assalamu'alaikum bu romlah. " teriak Asih

" ibu romlah assalamu'alaikum. " teriak Asih lagi

" iya wa'alaikumsalam! " jawab ibu Romlah dari dalam rumahnya dan membuka pintunya.

ceklek...

"loh ibu ibu ada apa kok ramai ramai ke rumah saya? " tanya bu romlah penasaran

" begini bu Romlah kita dateng kesini mau minta sama ibu romlah buat usir Aluna dari kontrakan sini? " ucap Asih mewakili semuanya

" loh kenapa saya harus usir Aluna ibu ibu? " tanya bu Romlah bingung

" memangnya bu romlah gak tau kalau Aluna itu hamil di luar nikah! " sahut salah satu ibu ibu yang kontrakannya tepat berhadapan dengan kontrakan milik Aluna

"astaghfirullah ibu ibu gak boleh fitnah. " ucap bu Romlah

" siapa yang fitnah sih bu Romlah, malahan ya saya sendiri ngeliat pake mata kepala saya kalau Aluna itu pergi ke poly kandungan di rumah sakit tempat saya kerja bahkan saya udah tanya sama suster yang memeriksa Aluna dan hasilnya Aluna memang positif hamil. " sambung Asih menjelaskan.

" astaghfirullah. " ucap bu Romlah sambil mengelus dadanya.

" maka dari itu bu kita ibu ibu di sini minta Aluna untuk di usir saja dari kontrakan sini karena kami takut Aluna akan membawa dampak negatif untuk anak anak kami. " sambut ibu ibu lainnya

" kalau ibu gak mau usir Aluna kita semua yang akan pindah dari kontrakan sini. " ancam Asih

" nah bener tu bener. " sabut ibu ibu yang lainnya.

bu Romlah pun bingung harus usir Aluna tau tidak. kalau di usir bu Romlah kasihan tapi kalau mempertahakan Aluna disini takut semua penghuni kontrakannya akan pindah.

" oke oke nanti saya akan minta Aluna untuk pindah dari kontrakan ini. " jawab bu Romlah yang akhirnya menyetujui permintaan para ibu ibu.

sore harinya saat pulang ke kontrakannya Aluna dikagetkan oleh para ibu ibu yang berkumpul di depan kontrakannya dan bahkan ada ibu Romlah juga.

" mbak kenapa di depan kontrakan Aluna banyak ibu ibu ya mbak? dan ada bu Romlah juga! " tanya Aluna

" mbak juga gak tau Aluna. " jawab mbak Wati

" assalamu'alaikum ibu ibu ada apa ya kok pada ngumpul disini? " tanya Aluna, mbak Wati pun ikut turun dan berdiri di samping Aluna

" begini Aluna bisa kita bicara di dalam. " sahut bu Romlah

" bisa bisa bu Romlah ayo silahkan masuk! " ucap Aluna sambil membuka pintu kontrakannya

Aluna. mbak Wati dan bu Romlah masuk ke dalam kontrakan Aluna

" silahkan duduk bu Romlah. "

" terimakasih Aluna. " jawab bu Romlah

" ibu mau minum apa? " tawar Aluna

" gak usah repot repot Aluna ibu gak lama kok disini! "

" jadi ada keperluan apa ya ibu? " tanya Aluna sopan

" begini Aluna saya dapat aduan dari ibu ibu disini katanya kamu hamil di luar nikah apa itu benar? " tanya bu Romlah memastikan kabar yang diterimanya.

" iii... iya bu Romlah! " jawab Aluna terbata, sedangkan mbak Wati hanya diam mendengarkan

" sebelumnya saya minta maaf sama kamu Aluna, saya minta sama kamu untuk segera pindah dari kontrakan saya. " usir bu Romlah

" loh kenpa Aluna harus pindah bu Romlah? " tanya Aluna

" sekali lagi saya minta maaf sama kamu Aluna, tapi para ibu ibu di sini pada komplain ke saya, mereka merasa gak nyaman tinggal satu lingkungan kontrakan sama kamu, mereka khawatir kehadiran kamu disini bisa membawa dampak negatif untuk anak anak mereka. " papar bu Romlah

" gak bisa gitu dong bu itu gak adil namanya! " protes mbak Wati

" kecuali kalau Aluna mengajak anak mereka untuk mengikuti jejaknya itu baru merasa terancam, tapi ini kan Aluna gak ngelakuin apa apa. " ucap mbak Wati lagi

" saya tau Wati tapi mereka mengancam kalau saya gak suruh Aluna pergi, mereka yang akan pergi dari sini. Kamu tau kan ini sumber mata pencaharian saya satu satunya setelah saya di tinggal suami saya, kalau mereka semua pindah bagaimana nasib kelangsungan hidup saya dan anak anak saya. " papar bu Romlah menjelaskan

" terus ibu gak mikir bagaimana nasib Aluna kalau dia pergi dari sini. " sahut mbak Wati

" Aluna kan bisa cari kontrakan lain, sebagai tanda permintaan maaf saya uang sewanya bulan ini akan saya kembalikan sepenuhnya. "

" tidak perlu bu Romlah terimakasih, Aluna akan pergi dari kontrakan ini sekarang juga. " ucap Aluna.

" tapi Aluna? " protes mbak Wati

" gak ada gunanya Aluna bertahan di sini mbak Wati karena mereka semua menginginkan Aluna pergi! " jawab Aluna

" kalau kamu pergi mbak juga akan pergi Aluna. " putus mbak Wati

" kenapa kamu ikut pergi Wati? kan yang diminta pindah hanya Aluna bukan kamu! " tanya bu Romlah

" Aluna sudah saya anggap seperti adik kandung saya sendiri bu Romlah jadi saya gak akan pernah membiarkan adik saya pergi seorang diri. " jawab mbak Wati.

" mbak Wati. " ucap Aluna dengan mata yang berkaca kaca

" kamu tenang aja mbak akan selalu ada buat kamu, sekarang kita beresin semua pakaian kita dan kita pergi dari sini. " titah mbak Wati

Aluna masuk ke dalam kamarnya lalu memasukkan seluruh pakaian dan barang barang miliknya ke dalam koper, selesai semuanya Aluna menyeret kopernya kembali ke ruang tamu.

ternyata mbak Wati sudah siap dia membawa sebuah tas yang ukurannya tidak terlalu besar.

" udah selesai semua Aluna? " tanya mbak Wati

" sudah mbak. " jawab Aluna

" kalau begitu kami pamit bu Romlah terimakasih udah pernah mengizinkan kami untuk tinggal disini. " ucap mbak Wati

" sama sama Wati, Aluna saya bener bener minta maaf sama kalian berdua. " ucap bu Romlah dan mbak Wati menggangguk sebagai jawabannya.

Aluna dan mbak Wati keluar dari dalam kontrakan Aluna menuju motor bebek kesayangan mbak Wati.

" pergi yang jauh keluar kota sekalian gak usah balik lagi. " ucap Asih

" udah buruan pergi lelet amat. " ucap Asih lagi yang tidak sabar melihat Aluna sedang menyusun koper miliknya di atas motor mbak Wati.

" udah pergi pergi. " ucap ibu ibu disana

mbak Wati mulai menghidupkan mesin motornya, lalu pergi meninggalkan kontrakan yang sudah beberapa bulan mereka tempati

" akhirnya mereka pergi juga, jadi aku satu satunya cewek yang paling cantik disini. " ucap Asih dalam hati

Ternyata Asih tidak menyukai Aluna karena Aluna jauh lebih cantik dari dirinya, dan Asih tidak mau ada orang lain yang bisa menyaingi kecantikannya di lingkungan kontrakan itu.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

asih kamu perempuan punya hati ntar kamu dapat karma

2023-10-26

0

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

Dsr Asih gendeng biasanya org yg julid spt itu kehidupannya lbh parah dan lbh murahan....

2023-10-12

1

LENY

LENY

ASIH WANITA IBLIS KAMU TUNGGULAH BALASANNYA UNT KAMU WANITA JAHAT JULID

2023-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!