4 tahun kemudian...
saat ini Kiara sadah berusia 4 tahun, Kiara tumbuh menjadi anak yang sangat cantik, pintar serta sopan dan santun. Walaupun masih berusia 4 tahun tapi kepintaran Kiara mengalahkan anak anak sesusianya
jiwa keingintahunnya juga sangat tinggi, Kiara tidak akan berhenti bertanya sebelum dia mendapatkan jawabannya dan karena hal itu pula yang terkadang membuat Aluna serta Wati pusing, dan terkadang juga Kiara mempertanyakan hal yang belum seharusnya dia pertanyakan
saat ini masih pukul 10 pagi tapi Kiara sudah di jemput oleh salah satu temannya yang bernama Ani, anak tetangga sebelah rumah bu bidan,
" mama Kiara main ke rumah Anii ya? " pinta Kiara dengan wajah imut dan menggemaskan nya
" boleh tapi ingat tidak boleh nakal dan tidak boleh mengganggu temannya ya! " jawab Aluna mengingatkan
" horeee terimakasih mama! " ucap Kiara bahagia sampai melompat lompat
" muach. " Kiara mencium kedua pipi mamanya dan gak lupa mencium tangan mamanya dengan takzim lalu keluar dari rumah bersama temannya yang bernama Ani tadi
" Kiara mau kemana Aluna? " tanya wati yang baru datang dari dalam rumah
" biasa mbak ke rumahnya Ani! " jawab Aluna
Aluna dan Wati melanjutkan memasak menu untuk mereka berjualan hari ini. tidak lama Kiara kembali pulang sambil menangis
" mamaaaa.... " panggil Kiara yang menangis sambil berlari memeluk kaki mamanya
Aluna mematikan kompornya lalu menyamakan tingginya dengan tinggi Kiara
" Anak mama kenapa pulang pulang kok menangis? " tanya Aluna lembut sambil menghapus air mata di pipi chubby putrinya
" Ani bilang katanya Kiara gak punya papa, Ani bilang juga katanya papa sengaja buang Kiara dan mama! " papar Kiara sambil menangis sesegukan
hati Aluna serasa teriris pilu mendengar ucapan yang keluar dari bibir mungil Kiara, Wati yang mendengar ucapan Kiara juga merasakan sakit yang sama seperti Aluna
" Ani tau dari mana kalau papa buang Kiara sama mama? "
" kata Ani ibunya yang bilang dan ibunya Ani juga kasih tau Ani, kalau Ani gak boleh main sama Kiara karena Kiara anak yang gak punya papa! " ucap Kiara lagi yang semakin menangis tersedu sedu
hati Aluna semakin bertambah sakit mendengar anaknya di hina seperti itu, sebisa mungkin Aluna mengatur emosinya agar tidak menangis di depan Kiara
" Kiara lebih percaya mama atau Ani? "
" mama! " jawab Kiara pelan
" Kiara dengarkan mama, papa tidak pernah membuang mama ataupun Kiara , tapi papa sedang pergi bekerja ke luar negri makanya papa gak bisa pulang dalam waktu dekat! " papar Aluna berbohong
" maafkan mama Kiara mama terpaksa harus berbohong mama gak mungkin menceritakan hal yang sebenarnya sama kamu nak! " batin Aluna
" jadi kiara masih punya papa ma? " tanya Kiara dengan mata bulat indah yang berbinar bahagia
Aluna hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan dari Kiara
" horee Kiara masih punya papa! " teriak Kiara senang
" nenek! " ucap Kiara sambil berlari ke arah bu Asih yang kebetulan sedang melintas lalu Bu Asih langsung menangkap tubuh mungil Kiara dan menghendongnya sperti koala
" Nenek tau gak kata mama Kiara masih punya papa loh! " ungkap Kiara dengan riangnya
bu Asih mengarahkan pandangannya ke Aluna dan Aluna memberi isyarat dengan sebuah anggukan
" tentu saja Kiara masih punya papa! kenapa Kiara bisa bicara seperti itu? tanya bu Asih
" tadi waktu Kiara mau main ke rumah Ani ibunya bilang kalau Ani gak boleh main sama Kiara, karena Kiara anak yang gak punya papa dan Ani juga bilang kalau papa sengaja buang mama dan juga Kiara! " adu Kiara pada bu Asih
sebagai seorang ibu, dan seorang nenek yang menjaga Kiara sejak bayi tentu bu Asih merasa sedih dan terluka mendengar cucu cantiknya di hina seperti itu
" Kiara jangan mendengarkan omongan orang orang yang tidak tidak tentang Kiara dan mama ya? "
" iya nek, Kiara juga gak mau main sama Ani lagi, oh iya nek kakek mana? "
" kakek ada di belakang rumah, Kiara mau kesana? " tawar bu Asih
" mau nek Kiara ke tempat kekek dulu ya? pamit Kiara lalu turun dari gendongan bu Asih
" mama bude Kiara ke tempat kakek ya? " pamit Kiara juga
" iya ingat jangan mengganggu kakek bekerja ya? "
" iya mama! " jawab Kiara lalu berlari menuju halaman belakang rumah bu Ani
" jangan lari lari Kiara nanti jatuh! " teriak Aluna tapi Kiara tetap saja berlari semakin menjauh
" Aluna! " panggil Wati
" iya mbak, ada apa? "
" kenapa kamu harus berbohong sama Kiara? " tanya Wati
Aluna menghela nafas sebentar baru menjawab pertanyaan Wati
" jadi Aluna harus jawab apa mbak, mbak kan tau bagaimana sifatnya Kiara kalau Aluna bicara jujur Kiara pasti akan terus bertanya dan dia gak akan berhenti sebelum dia puas! " papar Aluna
" lagi pula Aluna gak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Kiara kalau dia tau yang sebenarnya mbak! " ucap Aluna lagi sambil menitikkan air matanya
" kamu harus sabar Aluna dan kamu juga harus kuat demi Kiara! " ucap bu Asih lalu memeluk Aluna dengan sayang
" Aluna menyesal bu, semua ini salah Aluna andai Aluna gak melakukan kesalahan itu pasti Kiara gak akan di hina oleh temannya! "
" jangan manyalahkan diri sendiri Aluna, semua ini sudah menjadi takdir jalan hidupmu, jika kamu sanggup menjalaninya insyaallah kebahagiaan akan kau dan Kiara dapatkan di kemudian hari! " nasehat bu Asih
" ibarat kata pepatah selalu ada pelangi setelah hujan! " sambung Wati
" terimakasih ya ibu dan mbak Wati selalu ada untuk Aluna! "
" sekarang mending kamu hapus air mata kamu, kita lanjut masak karena sebentar lagi jam makan siang tiba pasti bakal rame yang datang! " sahut Wati
Aluna Wati dan bu Asih melanjutkan pekerjaannya sedangkan di belakang rumah Kiara sedang membantu pak Joko mencabut rumput
" sudah Kiara kamu lebih baik duduk saja di sana ini panas loh! " ucap pak Joko
" gak mau kakek Kiara mau bantu kakek di sini, kasian kakek kerja sendirian! " tolak Kiara
" tapi nanti kamu kotor Kiara, kalau di marahi mama gimana? "
" mama gak mungkin marah kakek paling bude yang marah.. Hi.. Hi.. Hi...! " Kiara tertawa di akhir kalimat
" apa yang kamu tertawakan Kiara? "
" Kiara inget kalau bude marah lucu.. Hi.. Hi.. Hi...! " Kiara tertawa lagi
" lucu bagaimana maksud kamu Kiara? "
" bude kalau marah lucu kakek lubang hidungnya gerak gerak, coba deh kalau bude marah kakek lihat pasti lubang hidungnya gerak gerak! " ucap Kiara
" kamu ini Kiara ada ada saja, nanti kalau bude dengar kamu membicarakannya bisa marah loh bude nya! " ucap pak Joko mengingatkan
" siapa yang marah? " tanya Anissa yang baru datang dari luar
setahun yang lalu Anissa menikah dengan pemuda kampung sebelah bernama Abdi dan setelah menikah Anissa ikut tinggal di rumah suaminya dan tidak lagi membantu di warung
" Tante Nissaaa! " panggil Kiara sambil berlari ke arah Anissa. Anissa langsung menangkap tubuh Kiara dan menghadiahi nya dengan ciuman bertubi tubi
" ih geli tante jangan ciumin Kiara terus dong! "
" tante kangen banget tau sama keponakan tante yang cantik ini! " jawab Anissa
" tante baru tau kalau Kiara cantik, tante aja kalah cantiknya sama Kiara! "
" nah kalau yang ini kakek setuju sama Kiara! " sahut pak Joko dari belakang
" bapak ini suka sekali sih bully anak sendiri, gak kangen apa bapak sama aku! "
" ya gak lah kan sekarang sudah ada Kiara yang selalu nemenin kakek ya gak Kiara! "
" betul ! " jawab Kiara sambil mengangguk lucu dan Anissa pun pura pura cemberut
" mmuuccah " Kiara mencium pipi kanan dan kiri milik Anissa
" tante Nissa jangan cemberut dong Kiara kan sayang sama tante Nissa! " ucap Kiara dengan polosnya
Anissa dan pak Joko pun tertawa melihat tingkah polosnya Kiara, kehadiran Kiara di keluarga mereka membawa kebahagiaan tersendiri,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Kiara pintar lucu
2023-10-26
0
ArRaf
tp bener loo Aluna ngomong gtu , dr pd aluna bilang kalo bapaknya kiara dah mati , kan pusing tuh besok kalo mereka ketemu , tp emang biar mati aja sekalian , laki laki laknat 😤
2023-07-16
1