Bab 3 - Mulai bekerja

Pukul 5 pagi Aluna sudah terbangun dari tidurnya. Beruntung pagi ini Aluna tidak mengalami pusing, mual, ataupun muntah.

Aluna memutuskan untuk segera mandi lalu melaksanakan kewajibannya pada sang Pencipta, setelah itu barulah Aluna membersihkan seluruh kontrakannya, beruntung Aluna sering membantu mamanya beberes rumah dan memasak jadi dalam situasi dan kondisi seperti ini Aluna tidak mengalami kesulitan sama sekali.

Setelah mendengar cerita pengalaman ibu khadijah semalam Aluna sudah bisa lebih ikhlas menerima takdir yang menimpa dirinya saat ini, karena ini semua bisa terjadi karena kebodohannya sendiri, jadi tidak ada lagi yang bisa Aluna lakukan selain menjalani takdir hidupnya sekarang.

Aluna merasa malu kepada Allah SWT karena semalam sempat berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Selesai beberes Aluna kembali mandi dan bersiap siap untuk pergi bekerja bersama mbak Wati.

" tiin.. " Aluna mendengar suara klakson motor di halaman kontrakannya

Aluna pun mengambil tas kecil miliknya lalu memasukkan dompetnya yang hanya tersisa satu lembar uang merah terakhir, setelah itu Aluna keluar dari kontrakannya dan melihat mbak Wati sudah duduk di atas motor bebeknya

" maaf ya mbak Wati Aluna lama. " ucap Aluna segan karena sudah membuat mbak Wati menunggu.

" tidak apa apa Aluna mbak juga baru keluar, oh iya kamu sudah sarapan belum Aluna? " tanya mbak Wati.

" belum mbak, semalam Aluna gak sempat belanja bahan masakan. " papar Aluna.

" nah kebetulan mbak juga belum sarapan kita cari sarapan dulu ya mau gak? " tawar mbak Wati

" mau mbak Wati. " jawab Aluna mengangguk

" yaudah buruan naik. " ajak mbak Wati

Aluna pun naik ke atas motor mbak Wati dan mbak Wati mulai melajukan motornya membelah jalanan pagi yang sudah mulai sedikit macet.

" kamu mau sarapan apa Aluna? " tanya mbak Wati

" nasi uduk saja mbak Wati kebetulan Aluna belum makan dari semalam." jawab Aluna

" ya sudah kita makan di tempat langganan mbak Wati saja harganya murah dan rasanya juga enak. " Ajak mbak Wati

" oke mbak Wati gas kan lah. " jawab Aluna

mbak Wati pun tetap melajukan motor bebeknya dan berhenti di sebuah warung tenda yang sangat sederhana.

" ini dia Aluna, emang sih tempatnya sederhana tapi rasa masakannya top banget pokoknya! " papar mbak Wati sambil menunjukkan jari jempolnya

mereka pun masuk dan memesan dua piring nasi uduk dan dua gelas teh tawar.

" hmmm bener yang mbak Wati bilang nasi uduk ini enak sekali mbak! " ucap Aluna dengan mata yang berbinar saat satu sendok nasi uduk beserta lauknya masuk ke dalam mulut Aluna.

" benerkan apa yang mbak bilang kalau kamu mau cari makanan yang enak dan murah kamu bisa tanya sama mbak wati, mbak pasti tau. " sahut mbak Wati bangga.

selesai sarapan mbak Wati pun membayar makanan mereka.

" ini mbak Wati untuk bayar nasi uduk dan teh tawar Aluna. " ucap Aluna lagi yang menyerahkan satu lembar uang merah terakhir miliknya pada mbak Wati.

" gak usah Aluna uang ini kamu simpen saja! " tolak mbak Wati

" tapi Aluna jadi gak enak sama mbak Wati masak mbak Wati yang bayarin makanan Aluna. " sahut Aluna yang merasa segan.

" kalau gak enak kasih kucing saja Aluna. " canda mbak Wati.

" Aluna serius mbak Wati. "

" mbak pun juga serius Aluna, walaupun kita baru kenal tapi mbak udah anggap kamu seperti adik mbak sendiri jadi kamu jangan sungkan kalau butuh bantuan mbak. " ucap mbak Wati tulus.

" terimakasih ya mbak akhirnya Aluna punya keluarga lagi. " balas Aluna dengan mata yang berkaca kaca

" sudah ah jangan nangis sekarang lebih baik kita langsung berangkat. " ajak mbak Wati dan motor bebek milik mbak Wati pun kembali melaju menuju warung makan sederhana yang letaknya di dekat terminal bus.

sampai di warung makan, mbak Wati mengenalkan Aluna pada bu Ayu pemilik warung makan tempat mbak Wati dan Aluna bekerja.

" bu Ayu ini Aluna tetangga kontrakanku yang mau kerja disini. " ucap mbak Wati dan wanita yang bernama bu Ayu itu memperhatikan Aluna dari atas hingga ke bawah sampai beberapa kali.

" kamu yakin mau kerja disini? " tanya bu Ayu pada Aluna

" benar bu Ayu saya lagi butuh pekerjaan untuk menyambung hidup saya bu Ayu. " jawab Aluna.

" tapi kamu bisa kerjakan? " tanya bu Ayu lagi.

" InsyaAllah Aluna bisa bu Ayu. " jawab Aluna mantap.

" ya sudah kamu saya Terima,Wati kamu tolong ajari Aluna ya. " titah bu Ayu.

" ok bu Ayu sip! " sahut mbak Wati mengacungkan jari jempolnya.

Dengan telaten dan sabar mbak Wati terus mwngajari Aluna tentang pekerjaanya apa saja yang harus di lakukan.

sementara itu di sebuah sekolah menengah atas

abizar dan dua orang temannya sedang berkumpul di kantin sekolahnya.

" Abizar " panggil Dio

" apaan " jawab Abizar

" kok perasaan dari pagi gue gak liat Aluna deh? "

" eh iya bener bener biasanya kan loe sama dia bareng terus kayak truk gandeng. " sahut Rizal teman Abizar yang satu lagi.

" kalian gak tau kalau Aluna udah gak sekolah lagi. " celetuk Mona teman satu kelas Aluna yang sangat membencinya karena Aluna menjalin hubungan dengan Abizar laki laki yang Mona cintai juga.

" tau dari mana loe mon? " tanya Dio

" tadi pagi bokapnya Aluna dateng ke sekolah ngurus surat pindah karena katanya Aluna pindah ke Medan. "

degh...

" apa dia pergi karena masalah itu ya? " Batin Abizar berbicara sendiri

" maafin aku Aluna aku memang lelaki brengsek dan pengecut! " Batin Abizar berbicara lagi.

" woy Abizar! " panggil Rizal sambil menepuk bahu sebelah kirinya

" sakit tau, apaan sih? " ucap Abizar sedikit marah

" wess santai bro santai, jadi ini alasannya kenapa dari pagi loe ngalamun terus. " celetuk Rizal lagi

" jangan sok tau, awas minggir loe Dio! " jawab Abizar

" loe mau kemana Abizar. " sahut Mona

" bukan urusan loe. " jawab Abizar lalu pergi meninggalkan teman temannya

Abizar pergi ke taman belakang sekolahnya lalu duduk di sebuah bangku panjang di bawah pohon

" biasanya setiap istirahat kita selalu duduk berdua disini Aluna! " kenang Abizar

" maafin aku Aluna! " ucap Abizar lagi yang merasa bersalah

jika di sekolah Abizar sedang mengenang kisah mereka berdua berbeda halnya dengan Aluna yang saat ini sedang sibuk melayani pelanggan di warung milik bu Ayu

" mbak mau pesen dong! " ucap seorang pelanggan laki laki

" iya mau pesan apa mas? " tanya Aluna tersenyum ramah

" saya pesan mbaknya jadi istri saya saja mau gak? "

" Panjul Panjul gaya gayaan mau jadiin Aluna istri, si Lastri mau loe kemanain? " celetuk mbak Wati dari belakang

" ah elah loe Wat ganggu orang aja! " sahut laki laki yang namanya di panggil Panjul oleh mbak Wati

" loe kesini mau makan atau mau modus? kalau loe mau modus mending loe cabut dari sini sebelum gue congkel biji mata loe pake ni garpu. " ucap mba Wati marah

" galak banget sih loe Wati. " sahut Panjul

" mending kamu kebelakang aja Aluna biar ni orang jadi urusan mbak! " titah mbak Wati

Aluna pun menuruti ucapan mbak Wati untuk kembali kebelakang

" udah deh pan loe jangan gangguin Aluna kasian dia masih kecil " ucap mbak Wati yang nada bicaranya sudah sedikit lebih rendah

" ya karna masih kecil itu lah harus di dapetin! " jawab panjul

" loe gak mikir udah berapa banyak cewek yang babak belur di hajar sama Lastri padahal yang salah itu loe, yang godain juga loe tapi tu cewek yang harus menerima Akibatnya. " ucap mbak Wati lagi dan pria yang memiliki nama Asli ifan itu pun diam membenarkan ucapan mbak Wati

" kalau loe mau ganggu cewek mana pun terserah gue gak peduli tapi plis jangan Aluna, kasian dia gak punya siapa siapa di sini. " ucap mbak Wati lagi

" oke deh gue gak gangguin Aluna lagi. " jawab Panjul

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-10-26

0

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

semoga aja yg punya warung ndak mecat si Aluna klau ketahuan hamil diluar nikah, kasihan Aluna thor 😭😭😭😭

2023-10-12

1

ArRaf

ArRaf

emang 😤 dasar cowok laknat 😤 kalo aku jadi aluna , aku potong habis perkututmu , masuk penjara jg aku rela , yg penting aku dah puas musnahin masa depan mu 😌

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!