Bab 5 - Cek kandungan pertama kali

sudah satu jam Aluna dan mbak Wati menunggu tapi nama mereka belum juga di panggil.

" kok lama sekali ya mbak? "

" sabar dong Aluna kan kamu lihat sendiri tadi yang antri banyak! " sahut mbak Wati

tanpa Aluna dan mbak Wati sadari ada seorang wanita salah satu penghuni kontrakan yang sama dengan mereka bekerja sebagai cleaning service di rumah sakit tersebut

sedari tadi si wanita yang bernama Asih itu terus memperhatikan Aluna dan mbak Wati. Wanita itu heran karena yang dia tau Aluna dan mbak Wati sama sama wanita single yang belum memiliki suami tapi kenapa mereka ada di depan poly kandungan.

tanda tanya besar ada di atas kepala Asih ngapain mereka di sana dan siapa yang hamil, jiwa keingintahuan Asih semakin meronta ronta dia sampai meninggalkan pekerjaannya demi mencari tahu siapa yang hamil.

Tak lama seorang suster pun keluar dan memanggil nama pasien terakhir.

" Aluna Syabira. " panggil suster tersebut

" iya saya Sus! " jawab Aluna

Aluna dan mbak Wati pun masuk ke dalam poly kandungan tersebut

mendengar nama Aluna yang di panggil membuat Asih kaget

" haa.. jadi Aluna hamil? "

" masa gadis sekecil itu sudah hamil? apa jangan jangan dia hamil di luar nikah! "

" sebaiknya aku tunggu di sini saja, nanti aku akan tanya sama suster! " ucap Asih berbicara sendiri

sedangkan di dalam poly kandungan

" selamat malam, ada yang bisa saya bantu? " sapa seorang dokter wanita

" malam dokter saya mau memeriksakan kandungan adik saya! " jawab mbak Wati

" ok mbak silahkan berbaring di ranjang! " titah dokter wanita tersebut

segera Aluna naik ke atas ranjang dibantu oleh seorang suster

" mau sekalian USG gak? "

" iya dok sekalian USG saja! " sahut Aluna

" suster tolong di bantu ya? " pinta dokter

" baik dok. "

suster pun membantu menyingkap hoodie yang Aluna kenakan lalu mengoleskan sedikit gel yang di ratakan di atas perut Aluna

dokter pun mulai meletakkan alat USG tersebut lalu menggerakkannya kesana kemari mencari letak bayi yang ada di rahim Aluna.

" nah ini dia bayinya, waduh aktif sekali ya! " ucap dokter memberitahu sambil memperhatikan layar monitor

Aluna juga terus memperhatikan layar monitor yang menampilkan anaknya sedang bergerak aktif disana, air mata Aluna jatuh tanpa disadarinya.Apa lagi saat mendengar detak jantung anaknya air mata Aluna jatuh semakin deras.

rasa bersalah Aluna pun kembali muncul karena sempat ingin mengakhiri hidupnya dan juga anaknya

" maafin mama ya nak! " batin Aluna

mbak Wati yang melihat Aluna menangis itu pun membantu menghapus air matanya

" alhamdulillah kondisi bayi yang ada di dalam kandungan mbak Aluna sehat, beratnya juga normal, usia kandungannya sekitar 12 minggu. " papar dokter

" alhamdulillah. " ucap syukur Aluna dan mbak Wati bersama

selesai melakukan USG suster kembali membantu menghapus sisa gel di atas perut Aluna lalu Aluna pun turun dari ranjang tersebut dan kembali duduk di kursi yang berhadapan dengan dokter.

" semuanya sehat normal tidak ada yang perlu di khawatirkan, ini resep obat dan vitamin yang harus di tebus dan jangan lupa mbak Aluna gak boleh banyak pikiran, harus rileks dan happy, jangan lupa minum obat dan vitamin yang saya berikan dan satu lagi yang penting jangan lupa minum susu khusus untuk ibu hamil ya. " papar dokter menjelaskan

" terimakasih banyak dokter kalau begitu kami permisi, selamat malam dokter. " pamit mbak Asih

" selamat malam. " jawab sang dokter

Aluna dan mbak Wati pun segera keluar dari poly kandungan menuju sebuah apotek yang letaknya tidak terlalu jauh dari parkiran

setelah Aluna dan mbak Wati keluar suster yang tadi membantu Aluna juga keluar.

Asih yang melihat itu langsung segera menemui suster tadi.

" suster tunggu. "

" iya ada bisa saya bantu? " tanya suster

" begini sus apa pasien yang baru saja keluar tadi yang bernama Aluna sedang hamil? "

" oh mbak yang tadi, iya mbak Aluna memang sedang hamil emangnya ada apa ya?" tanya sang suster

" tidak apa apa suster, terimakasih banyak suster atas informasinya? " ucap Asih dan suster itu pun mengangguk lalu pergi meninggalkan Asih

" wah bakal jadi berita heboh ni! " ucap Asih dengan senyum menyeringai

setelah menebus obat dan membeli susu Aluna dan mbak Wati pulangn kembali ke kontrakan mereka.

" terimakasih banyak ya mbak Wati? "

" sama sama, sekarang kamu masuk kedalam terus minum obat dan minum susunya jangan lupa, mbak masuk ke dalam dulu. " ucap mbak Wati

" iya mbak Wati. " jawab Aluna dan masuk ke dalam kontrakannya

keesokan harinya seperti biasa Aluna akan bangun ketika adzan subuh berkumandang dan melakukan aktivitas yang biasanya dia lakukan setiap hari tapi saat Aluna keluar dari kontrakannya ingin membuang sampah para tetangga tengga kontrakannya memandang Aluna dengan pandangan jijik dan merendahkan

" aduh nak nanti kamu kalau udah besar jangan kayak si ono ya masih kecil udah hamil di luar nikah" ucap seorang ibu ibu yang solah olah sedang berbicara pada anaknya padahal dia sedang menyindir Aluna.

" iya bu bilangin anaknya harus bisa jaga diri jangan murahan jadi wanita, " timpal ibu ibu yang kontrakannya berasa di depan kontrakan Aluna.

Aluna yang merasa tersindir cepat cepat membuang sampahnya lalu masuk ke dalam

" kenapa ibu ibu tadi seperti sedang menyindir aku ya? " tanya Aluna pada diri sendiri sambil bersandar di balik pintu kontrakannya

" ah mungkin itu hanya perasaan aku saja, akunya saja yang terlalu baper. " ucap Aluna lagi

Aluna langsung segera mandi dan bersiap siap untuk pergi bekerja

pagi ini Aluna memakai celana panjang yang elastis juga nyaman di gunakan untuk kandungannya serta memakai sweeter oversize berwarna hitam untuk menutupi perutnya yang mulai membuncit, rambut panjangnya Aluna kuncir kuda tak lupa memakai sedikit bedak tabur juga lip tint untuk menyempurnakan penampilannya hari ini

" tiiin. " Aluna mendengar suara klakson dari motor bebeknya mbak Wati

Aluna pun segera mengambil tas kecilnya lalu keluar dari kontrakan.

" maaf mbak Wati nunggu lama? "

" gak apa apa aluna mbak juga baru keluar kok! " sahut mbak Wati

" eh Wati gak takut kena sial deket deket sama wanita murahan! " ucap Asih yang baru keluar dari dalam kontrakannya

" jaga bicaramu Asih! " ucap mbak Wati marah

" aku bener kok kalau bukan wanita murahan jadi apa donk? julukan yang pas untuk seorang wanita yang hamil di luar nikah! " balas Asih lagi.

degh..

jantung Aluna serasa berhenti berdetak dari mana mbak Asih tau kalau dirinya sedang hamil.

" kalau punya mulut itu di jaga jangan suka fitnah! " balas mbak Wati lagi

" saya gak fitnah kok saya tau kamu hamil kan Aluna? " tanya Asih to the point

Aluna diam mematung mendengar ucapan Asih air matanya kembali turun membasahi pipi mulusnya.

" kenapa takut, atau malu udah ketahuan hamil duluan? " ucap Asih semakin menjadi jadi.

" gak nyangka ya padahal masih kecil loh, mukanya aja kelihatan seperti anak baik baik. " timpal seorang wanita paruh baya.

" aduh bude jaman sekarang ya muka baik baik gak menjamin kelakuannya baik baik juga. " jawab Asih

" ih amit amit deh jangan sampai nanti anakku jadi seperti dia. " ucap Ibu ibu lainnya.

" iya bu di jaga anaknya jangan sampai hamil tapi gak tau siapa bapaknya. " timpal Asih lagi.

" keterlaluan kamu Asih. " murka mbak Wati

sedangkan Aluna hanya bisa semakin menangis mendengar cacian dan hinaan dari para tetangga kontrakannya.

" ayo Aluna kita pergi saja gak penting melayani ucapan ibu ibu bermulut sampah seperti mereka. " ajak mbak Wati

Aluna langsung naik ke atas motor lalu menyembunyikan wajahnya di punggung mbak Wati

" eh kurang ajar kamu Wati ya bilangin kita kita mulut sampah. " ucap Asih marah

tapi mbak Wati gak peduli dia tetap melajukan motornya meninggalkan kontrakannya.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

si asih di kasih cabe ke mulut ember nya baru tahu rasa

2023-10-26

0

LENY

LENY

ASIH MULUTMU JAHAT SE X TERANGGA YG LAIN JG TUNGGU AJA NNT KARMA KALIAN.

2023-09-20

1

ArRaf

ArRaf

tetangganya pada julid amat 🥺 di kampungku gak sampek sejulid itu pas ada yg senasib sama aluna , jadi bahan gibah tuh pasti , tp gak sampek dijulidin kek gtu tuh

2023-07-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!