Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar

sepanjang jalan yang dilakukan Aluna hanya menangis, setiap hinaan yang di lontarkan oleh ibu ibu tadi terus terngiang ngiang di telinga Aluna.

mendengar Aluna yang terus menangis mbak Wati menghentikan motornya di pinggir jalan.

" sudah Aluna jangan menangis kasian anak kamu nanti ikutan sedih kalau mamanya juga sedih? " ucap mbak Wati

" kenapa mereka tega berkata seperti itu sama Aluna mbak? kata kata yang mereka ucapkan sangat menyakitkan sekali! " lirih Aluna

" Aluna itu adalah salah satu konsekuensi yang harus kita terima jika kita hamil sebelum menikah, hinaan, cacian bahkan dijauhi oleh masyarakat itu semua adalah hal yang harus kita terima! " papar mbak Wati

" tapi rasanya sakit sekali mbak! " lirih Aluna lagi

" mbak tau dan mbak sangat sangat mengerti, maka dari itu kamu harus kuat Aluna karena untuk kedepannya hal yang seperti tadi pasti akan selalu kamu temui dimana pun kamu berada, sebentar lagi kamu akan jadi mama Aluna, jika kamu sendiri saja tidak kuat menghadapi itu semua bagaimana caranya kamu akan menjaga dan melindungi anak kamu! " papar mbak Wati

" saat mbak Wati hamil dulu apa mbak mengalami hal seperti ini juga? "

" itu sudah pasti Aluna menjadi bahan gunjingan masyarakat baik di depan kita ataupun di belakang kita itu udah jadi salah satu akibat yang harus kita terima, karena hamil di luar nikah merupakan sesuatu yang sangat tabu di Indonesia ini Aluna. jadi apapun yang terjadi kamu harus jadi wanita kuat, bukan hanya kuat fisik tapi harus kuat mental juga. " ucap mbak Wati

" tapi bagaimana caranya mbak? " tanya Aluna

" caranya kamu harus ikhlas Aluna, ikhlas menerima semuanya, jangan pernah kamu masukkan ke dalam hati ucapan ucapan yang seperti tadi anggap saja angin lalu. " jawab mbak Wati menjelaskan

" InsyaAllah akan Aluna coba mbak, Aluna harus kuat demi anak Aluna. " sahut Aluna dan mbak Wati pun tersenyum mendengarnya

" nah gitu dong sekarang hapus air mata kamu, kamu gak mau kan nanti jadi bahan pertanyaan di warung karena mata kamu yang bengkak abis menangis. " ucap mbak Wati lagi dan Aluna pun langsung menghapus sisa air mata yang masih mengalir di pipinya.

" sekarang tinggal senyumnya aja yang belum nih. " ucap mbak Wati lagi dan Aluna pun langsung tersenyum manis

" ya sudah sekarang kita lanjut jalan ya ntar terlambat bisa ngamuk nyai ronggeng. "

" nyai ronggeng siapa mbak Wati? " tanya Aluna bingung

" nyai ronggeng itu ya bu ayu lah Aluna jadi siapa lagi, kamu lihat saja make up nya udah kayak penari ronggeng gitu. " jawab mbak Wati

" mbak Wati ini bisa saja, gitu gitu dia bos kita mbak Wati. " sahut Aluna.

mereka pun melanjutkan perjalanannya hingga sampai ke warung milik bu ayu tempat Aluna dan mbak Wati mencari nafkah.

" mbak Wati tau gak di mana penjual bakso yang enak? "

" kamu pengen bakso Aluna? " tanya mbak Wati

" iya mbak kok kayaknya enak gitu makan bakso panas plus pedas. "

"oke manti sepulang kerja mbak antar kamu ke penjual bakso yang di jamin top dan enak. "

" bener ya mbak Wati? " ucap Aluna bahagia

" iya bener lah, yuk lanjut kerja sebelum kena tegur sama bu ayu. " ajak mbak Wati

Aluna dan mbak Wati pun melanjutkan pekerjaannya seperti biasa pukul 5 sore mereka pulang.

saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju penjual bakso yang diinginkan Aluna

" kok kita ke taman mbak? " tanya Aluna heran

" iya penjual bakso yang mbak bilang, dia emang biasanya mangkal di taman sini, ayo buruan ntar keburu habis. " ajak mbak Wati sambil menggandeng tangan Aluna.

5 menit berjalan mereka pun tiba di tempat penjual bakso yang mbak Wati maksud.

" bang baksonya 2 ya yang pedes. " pinta mbak Wati

" siap neng Wati laksanakan. "

Aluna dan mbak Wati pun duduk di bangku tepat di belakang gerobak penjual bakso.

" abang penjual baksonya kenal sama mbak Wati? " tanya Aluna

" iya kenal karena mbak dulu sering banget makan bakso disini. " jawab mbak Wati

saat pesanan mereka sampai, Aluna yang baru melihat dan mencium aromanya saja sudah membuat air liurnya ingin menetes

" ini neng baksonya selamat menikmati. " ucap abang tukang bakso.

" terimakasih bang. " ucap Aluna dan mbak Wati bersama

Aluna pun mulai memcicipi baksonya dan saat satu sendok pertama masuk ke dalam mulut, mata Aluna langsung berbinar karena saking enaknya

tak membutuhkan waktu yang lama satu mangkok bakso sudah habis tak bersisa Aluna habiskan beserta kuahnya.

" berapa bang? " tanya Aluna

" murah neng hanya 30 ribu saja. " jawab si penjual bakso dan Aluna pun memberikan uang 30 ribu pada abang penjual bakso

" Terimakasih neng. "

" sama sama bang. " jawab Aluna

" kok kamu yang bayar sih Aluna? " protes mbak Wati

" gak apa apa lah mbak sekali sekali Aluna yang traktir masak mbak terus yang teraktir Aluna! "

" kamu itu adiknya mbak jadi udah seharusnya mbak bayarin kamu, uang yang kamu punya sekarang lebih baik di tabung untuk biaya persalinan kamu. " ucap mbak Wati menasehati

" mbak tenang aja kalau untuk biaya lahiran Aluna udah ngumpulin kok mbak. " sahut Aluna

Aluna dan mbak Wati pun pergi dari tempat abang penjual bakso, sebelum pulang mereka memutuskan untuk jalan jalan sebentar di taman

tapi saat sedang asik tertawa bersama mbak Wati ada seseorang yang memanggil Aluna.

" Aluna" panggil seseorang

Aluna yang merasa namanya di panggil itu pun berbalik badan dan

degh..

Aluna diam mematung melihat Abizar sedang jalan berdua bersama Mona teman sekelasnya yang tidak pernah menyukainya

" Aluna loe kok ada disini bukannya loe udah gak tinggal di Jakarta lagi? tanya Mona

" ayolah Mon kita pergi dari sini, gak penting juga nanyain dia. " sahut Abizar yang mengajak Mona pergi

" bener juga apa kata kamu abi ayo kita pergi. " jawab Mona berlalu meninggalkan Aluna

" tapi tunggu ada yang mau aku sampaikan sama Aluna sebentar ya Abi! " ucap Mona dengan nada manja dan Abizar pun mengangguk

Mona kembali berjalan mendekati Aluna dan berhenti tepat hadapannya, lalu Mona memajukan kepala sedikit hingga bibirnya tepat berada di telinga Aluna.

" loe tau gue dan Abizar udah jadian loh malah Abizar bucin banget sama gue dan satu lagi Abizar bilang ke gue kalau dia itu cuma mau mainin loe dong. " ucap Mona berbisik di telinga Aluna.

aluna yang mendengar ucapan Mona pun merasa sakit hati tapi Aluna sudah bertekad tidak akan ada lagi satu tetes air mata yang keluar untuk laki laki brengsek seperti Abizar

setelah Mona kembali ke posisi semula sekarang gantian Aluna yang memajukan kepalanya sedikit hingga bibirnya tepat di telinga Mona

" silahkan loe ambil bekas gue, laki laki sampah memang seharusnya di buang ke tempat sampah. " ucap Aluna berbisik

setelah mengucapkan itu Aluna dan mbak Wati pun berlalu meninggalkan Mona yang sedang marah.

" kurang ajar loe Aluna, brengsek! " maki Mona

tapi Aluna tidak peduli dan tetap terus berjalan bahkan Aluna melewati Abizar begitu saja tanpa menoleh apa lagi menyapa.

" tadi siapa Aluna? " tanya mbak Wati penasaran

" yang cewek namanya Mona dan yang laki laki namanya Abizar mbak. " papar Aluna

" Abizar orang yang udah hamilin kamu Aluna? " kaget mbak Wati dan Aluna pun mengangguk

" wah gak nyangka ganteng ganteng begitu ternyata brengsek. " ucap mbak Wati

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-10-26

0

ArRaf

ArRaf

bogem sekalian tuh mulut mona 😤 ayo kuat aluna , km gak sendiri , ada si kecil yg bergantung hidup padamu

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!