Bab 9 - kemarahan Aluna

keesokan harinya Aluna dan Wati kembali bekerja seperti biasanya tapi saat jam makan siang tiba warung tempat Aluna dan Wati mencari nafkah kedatangan pelanggan tak terduga.

" mau pesan apa mbak? " tanya Aluna yang belum menyadari siapa pelanggan yang sedang di layaninya itu.

" eh ada wanita yang hamil di luar nikah kerja di sini toh! " ucap Asih setengah berteriak mengundang atensi pelanggan lain yang sedang makan.

" mbak Asih mau pesan apa? tanya Aluna yang masih berkata sopan

" mana nih yang punya warung. " ucap Asih lantang

Bu Ayu yang kebetulan baru kembali dari pasar langsung masuk begitu mendengar ada yang mencarinya

" saya pemilik warung ini ada apa ya mbak? " tanya bu Ayu

" ibu yakin mau mempekerjakan wanita yang hamil di luar nikah? " ucap Asih

" hamil di luar nikah? siapa yang hamil di luar nikah mbak? " tanya bu Ayu bingung

" ya siapa lagi kalau bukan Aluna! " jawab Asih lantang membuat semua orang yang ada di warung tersebut memandang tak percaya pada Aluna, karena yang mereka tau selama ini Aluna merupakan wanita baik baik yang tidak pernah berbuat macam macam

" benar begitu Aluna? " tanya bu Ayu

" iya bu itu benar? " jawab Aluna tegas

" astagfirullah. " ucap semua orang yang ada di warung termasuk bu Ayu

Asih menyunggingkan sebelah bibirnya, tanda merasa puas sudah berhasil mempermalukan Aluna untuk kedua kalinya

" gak nyangka ya padahal wajahnya seperti anak baik baik tapi kelakuannya berbanding terbalik dengan wajahnya. " ucap salah satu pelanggan warung yang merupakan seorang ibu ibu

" iya ya diam diam menghanyutkan. " sahut yang lainnya

Aluna sudah bertekad bahwa dia harus kuat secara fisik dan juga mental dan sekarang saatnya Aluna membuktikan bahwa dia bukan lagi Aluna yang lemah.

" Anda masih mau mempekerjakan Aluna di sini? gak takut warungnya kena sial karena anak haram yang ada di perut Aluna itu. " ucap Asih lagi membuat suasana semakin bertambah panas.

Wati yang mendengar ucapan Asih yang sangat keterlaluan itu ingin menjawab tapi Aluna menghalanginya dengan memberi isyrat berupa gelengan kepala

" maaf Aluna saya gak mau warung saya kena sial gara gara kamu, jadi kamu saya pecat. " ucap bu Ayu langsung

mendengar Aluna di pecat Asih semakin menyunggingkan senyum kemenangannya.

" baik Aluna terima ke putusan bu Ayu, "

" tapi sebelumnya Aluna mau tanya sama mbak Asih, apa salah Aluna sama kamu mbak? sampai kamu selalu menganggu hidupku? Aluna gak pernah membuat masalah sama kamu, Aluna juga gak pernah merebut pacar kamu, dan Aluna hamil pun gak ada sangkut pautnya sama kamu? tapi kenapa kamu terlalu ikut campur dalam urusanku! " tanya Aluna

Asih hanya diam tidak bisa menjawab semua pertanyaan Aluna.

" kenapa diam mbak bingung mau jawab apa? gak tau mau alasan apa? " tanya Aluna lagi

" jangan sok tau kamu Aluna, gak penting bagiku untuk jawab pertanyaan kamu? " jawab Asih beralasan

" oh gak penting ya, tapi kenapa kamu ikut campur dalam urusan pribadiku, bahkan kamu sampai rela datang jauh jauh dari kontrakan sana ke sini untuk membuat Aluna di pecat! " sahut Aluna yang berjalan semakin dekat ke arah Asih

" jangan dekat dekat kamu Aluna. " hardik Asih yang semakin mundur kebelakang.

" kenapa mundur mbak Asihku sayang, takut atau jijik sama wanita yang hamil di luar nikah seperti Aluna ini. "

mendengar ejekan dari Aluna emosi Asih menjadi tersulut, Asih langsung membusungkan dadanya lalu berjalan maju mendekati Aluna.

" kurang ajar kamu Aluna. " ucap Asih yang akan menarik rambut Aluna tapi Aluna lebih dahulu memegang tangan Asih lalu memutarnya ke belakang.

" jangan mbak kira orang diam akan selamanya tetap diam, binatang saja jika terus menerus di ganggu dia akan melawan apa lagi Aluna. jika hanya Aluna yang mbak hina Aluna tarima tapi mbak sudah berani menghina anak Aluna yang tidak berdosa ini. " ucap Aluna yang semakin kuat memegang tangan Asih

" lepasin sakit Aluna. " bentak Asih

" rasa sakit yang mbak rasakan saat ini tidak sebanding dengan rasa sakitnya hati Aluna, seorang ibu yang anaknya sudah di hina oleh wanita yang belum tentu lebih suci dan lebih baik dari Aluna. " ucap Aluna lagi mendorong tubuh Asih sambil melepaskan pegangan tangannya.

Wati sampai terpaku dengan mulut menganga melihat perubahan drastis pada Aluna, Aluna yang biasanya lemah dan hanya menangis, sekarang berubah menjadi lebih berani bahkan melawan tanpa rasa takut sedikit pun.

" kurang ajar kamu Aluna. " maki Asih sambil memegang pergelangan tangannya yang sakit.

" maaf Bu Ayu sudah buat keributan di warung ibu, Aluna permisi. " pamit Aluna lalu pergi meninggalkan warung

Wati yang melihat Aluna pergi juga ikut pergi meninggalkan warung.

" maaf Bu Ayu kalau Aluna di pecat saya juga akan berhenti bekerja di sini. " ucap Wati

" tunggu kenapa kamu harus berhenti Wati yang saya pecat Aluna bukan kamu. " cegah bu Ayu

" maaf bu Ayu tapi Aluna itu adik saya, sebagai kakak saya harus selalu ada bersama adik saya, terimakasih bu Ayu sudah mau menerima kami kerja di sini tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya permisi bu Ayu. "

" Assalamu'alaikum. "

" Wa'alaikumsalam jawab semua orang yang ada di warung kecuali Asih yang hanya diam sambil terus memegang pergelangan tangannya yang semakin terasa sakit.

setelah Wati pergi Asih pun ikut pergi meninggalkan warung tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Wati setengah berlari menuju tempat kos mereka guna menyusul Aluna.

" Aluna. " panggil Wati saat melihat Aluna hanya diam duduk di bawah pohon depan kamar kos mereka

" eh mbak Wati, kok ikut pulang? tanya Aluna yang sudah kembali ke mode lembutnya.

Wati pun mendekat lalu memegang kening Aluna.

" gak panas. " ucap Wati

" mbak kira Aluna sakit apa! " ucap Aluna cemberut

" bukan begitu Aluna mbak hanya syok melihat kamu seperti tadi, mulut mbak sampai menganga tau Aluna untung air liur mbak gak menetes. " canda Wati mencairkan suasana.

" mbak Wati ini bisa aja, kalau sampai netes nanti Aluna bantu lap pake kain pel! " balas Aluna balik bercanda

" kamu kira mbak lantai apa," sahut Wati dan Aluna pun tertawa terkekeh.

" nah gini kan lebih cantik dari pada marah marah kayak tadi serem tau! "

" mbak Wati ini, tadi Aluna hanya refleks mbak dengar mbak Asih menghina anak Aluna, emosi Aluna langsung memuncak ke level yang tertinggi. "

" ternyata bener ya kalau marahnya orang diam itu nyeremin. " sahut Wati.

" mbak ini dari tadi bilangin Aluna serem emangnya Aluna setan apa? " ucap Aluna cemberut

" ya gak lah, mana ada sih setan yang cantiknya kayak adik mbak ini. " sahut Wati sambil mengacak acak rambut Aluna

" tapi mbak belum jawab pertanyaan Aluna mbak kenapa ikut pulang? "

" mbak berhenti bekerja di warung! " jawab Wati

" maafin Aluna ya mbak? " ucap Aluna tiba tiba

" kenapa kamu minta maaf Aluna? "

" semenjak mbak dekat dengan Aluna mbak jadi kena sial terus, " jawab Aluna tertunduk sedih

" siapa bilang mbak kena sial! justru semenjak mbak kenal kamu, mbak jadi merasa jauh lebih bahagia, mbak jadi tau rasanya punya keluarga dan mbak juga jadi tau bagaimana rasanya punya seorang adik. " sahut Wati dengan tersenyum memandang Aluna.

" terimakasih ya mbak, mbak selalu ada buat Aluna dan mbak juga selalu membela Aluna, Aluna merasa sangat beruntung bisa kenal mbak Wati. " ucap Aluna dengan mata yang berkaca kaca

" sama sama, udah jangan sedih sedih bumil kasian babynya. " sahut Wati mengingatkan

" mbak Aluna punya satu permintaan deh! " ucap Aluna tiba tiba

" permintaan apa Aluna? " tanya Wati penasaran.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-10-26

0

ArRaf

ArRaf

sejauh ini aku puas banget baca cerita kakak , bener2 teliti , jarang typo , ini yg utama kalo aku baca cerita , bikin nyaman , karene beberapa kali baca cerita tuh banyak typo nya , padahal ceritanya bagus
semoga ini happy ending yaa , meskipun dah tamar , tp aku belum baca endingnya kok 😬

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!