Bab 19 - Koma

selesai sarapan Aluna dan Wati kembali menunggu pintu ruang UGD terbuka dengan perasaan yang sudah bercampur aduk, sekian lama menunggu 30 menit kemudian pintu ruang UGD pun terbuka dan keluarlah seorang dokter dari dalam

Aluna dan Wati langsung bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah dokter yang baru keluar tadi

" bagaimana kondisi anak saya dokter? " Tanya Aluna yang sangat mengkhawatirkan kondisi putri kecilnya

" mohon maaf putri anda saat ini dalam keadaan koma dan kami harus memindahkannya ke ruang ICU agar kondisinya dapat terpantau dengan intensif! "

jedeeerrrr

seperti tersambar petir di siang bolong, Aluna kaget tubuhnya hampir limbung terjatuh mendengar penjelasan dari dokter, untung Wati dengan sigap menangkap tubuh Aluna agar tidak terjatuh ke lantai

" Kiaraaa... " Aluna kembali menangis histeris

" dokter tolong lakukan yang terbaik untuk keponakan saya! " pinta Wati yang ikut mengeluarkan air matanya

" kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk keluarga di harap segera membayar biaya administrasinya! kalau begitu saya permisi dulu, mari! " pamit sang dokter yang segera meninggalkan ruang UGD

setelah dokter pergi Wati langsung memeluk Aluna dengan sangat erat

" Kiara mbak kenapa semua ini harus terjadi sama Kiara, andai saat itu Aluna gak mengizinkan Kiara pergi mungkin Kiara tidak akan kecelakaan dan sampai koma seperti ini mbak! " ucap Aluna sambil menangis tersedu sedu

" Aluna menyesal mbak andai Aluna lebih tegas melarang Kiara mungkin Kiara sekarang masih sehat dan masih ada di sini bersama kita mbak! "

" ini semua salah Aluna mbak ini semua salah Aluna! " ucap Aluna uang terus menyalahkan dirinya sendiri

" sudahlah Aluna, tidak ada gunanya menyalahkan diri sendiri ini semua sudah menjadi ketentuan dari Allah Aluna. " ucap Wati menasehati

" sekarang apa yang harus Aluna lakukan mbak Aluna bingung, jika bisa Aluna rela menggantikan posisi Kiara mbak, gak apa apa Aluna yang sakit tapi yang terpenting Kiara selalu sehat! "

" istighfar Aluna kamu harus kuat, Kiara di dalam sedang berjuang untuk sembuh kalau kamu saja tidak kuat bagaimana dengan Kiara? "

" yang Kiara butuhkan adalah semangat dan doa dari kita terutama dari kamu ibunya! sekarang kamu tunggu disini mbak mau bayar biaya administrasinya dulu! " ucap Wati lalu meninggalkan Aluna sendirian di depan ruang UGD

setelah membayar biaya administrasinya Wati segera kembali ke depan ruang UGD

" gimana mbak apa uangnya cukup? tanya Aluna

" untuk sementara ini sih masih cukup Aluna tapi kalau untuk kedepannya mbak gak bisa menebaknya! "

" gimana kalau Aluna cari kerja mbak? " usul Aluna

" emangnya kamu mau kerja apa Aluna?

" kerja apa saja Aluna mau mbak yang penting punya penghasilan untuk tambahan biaya pengobatan Kiara!

" ya sudah nanti mbak akan cari info lowongan pekerjaan dan nanti mbak juga akan bantu kamu kerja! " sahut Wati

" biar Aluna saja yang kerja mbak, mbak gak usah kerja tapi Aluna titip Kiara ya mbak? "

" kamu yakin mau kerja sendiri Aluna? tanya Wati memastikan

" yakin mbak kalau kita berdua kerja nanti siapa yang akan jaga Kiara?

" ya sudah jika itu mau kamu, nanti mbak akan bantu cari informasi kerja! "

Tidak lama dua orang suster keluar mendorong ranjang Kiara

" Kiara! " ucap Aluna dan Wati bersama

mereka pun mengikuti dua orang suster yang akan membawa ranjang kiara menuju ke ruang ICU, sampai di ruang ICU mereka hanya bisa melihat dari balik dinding kaca, setelah suster keluar barulah Aluna di izinkan masuk ke dalam untuk melihat Kiara

saat berada di dalam hati Aluna kembali hancur berkeping keping saat melihat kondisi putri kecilnya yang saat ini sedang koma, Aluna berjalan perlahan lahan menguatkan kaki agar tidak tidak luruh ke lantai, menguatkan tekad agar tidak menangis di hadapan putrinya

" assalamu'alaikum putri cantiknya mama! " ucap Aluna saat berada di sebelah ranjang anaknya

" Kiara kenapa jadi seperti ini nak! Kiara ngambek ya sama mama, makanya Kiara boboknya lama? mama minta maaf ya sayang kalau mama salah? "

" tapi Kiara boboknya jangan lama lama ya! mama rindu sekali sama Kiara, rindu bobok bareng Kiara, rindu main bareng Kiara, rindu menjawab semua pertanyaan dari Kiara yang masyaallah tidak pernah ada habisnya! " ucap Aluna lagi sambil berusaha menahan lajunya air matanya

" Kiara cepat bangun ya, kalau Kiara bangun nanti mama akan masakin sup ayam kesukaan Kiara! "

" maaf Bu waktu jenguknya sudah habis! " ucap salah satu suster penjaga ICU

" sayang mama keluar dulu ya nanti mama akan kesini lagi buat jengukin Kiara, mama sayang sekali sama Kiara. " ucap Aluna lalu mengecup kening putri kecilnya

" Sus tolong jagain anak saya! segera hubungi saya kalau ada kabar apa pun tentang putri saya! " pinta Aluna dengan mata yang berkaca kaca

" ibu tenang saja saya pasti akan melakukan yang terbaik! " jawab suster tersebut

sementara di luar ruangan Wati sudah menangis sedih melihat interaksi antara Aluna dan Kiara, Wati dapat melihat dengan jelas kasih sayang yang sangat luar biasa dari seorang ibu muda seperti Aluna

" sudah jenguknya? " tanya Wati dan Aluna hanya mengangguk

" sekarang kita cari kontrakan dulu yuk yang dekat dekat sini saja. " ajak Wati

" Kiara gimana mbak? "

" InsyaAllah Kiara aman disini kita harus pulang, kita butuh istirahat supaya tetap sehat dan kamu juga katanya mau kerja!

" ya sudah mbak ayo! " ucap Aluna menyetujui

Wati dan Aluna mulai berjalan meninggalkan ruang ICU tapi Aluna masih saja terus melihat ke arah belakang karena tidak tega meninggalkan putri kecilnya di sana sendirian

" ayo Aluna nanti selesai istirahat kita bisa ke sini lagi buta jengukin Kiara! "

akhirnya dengan berat hati Aluna pergi meninggalkan rumah sakit menuju ke parkiran

" ini gimana cara bawanya mbak? gimana kalau Aluna jalan kaki aja mbak yang bawa motornya! "

" emangnya gak apa apa kamu jalan kaki? "

" gak apa apa mbak duluan saja nanti mbak kabari Aluna aja kontrakannya dimana! "

" ya sudah kalau gitu mbak duluan ya kamu hati hati! " sambung Wati yang langsung pergi dengan mengendarai motornya

Wati keluar dari lingkungan rumah sakit menuju jalan besar tidak terlalu jauh dari rumah sakit Wati melihat tulisan rumah di kontrakan langsung saja Wati menghubungi nomer ponsel hang tertera di situ

" Halo selamat sore! ini saya bicara dengan siapa ya? " tanya seorang wanita paruh baya di sebrang sana

" maaf ibu nama saya Wati saya berminat untuk menyewa rumah kontrakan ibu yang berada di dekat rumah sakit Mutiara Jakarta saat ini saya sudah berada di depan kontrakannya kalau ibu tidak keberatan saya ingin menempatinya hari ini juga! "

" ya sudah mbak tunggu sebentar ya saya akan segera ke sana?

" iya bu saya tunggu! " sahut Wati yang langsung memutuskan sambungan telfonnya

tidak lama dari itu datang ibu ibu dengan bergaya nyentrik datang menghampiri Wati

" dengan mbak Wati ya! " sapa ibu ibu tersebut

" iya bu saya Wati! "

" perkenalkan saya Ira pemilik kontrakan ini, mari mbak kita liat liat dulu kontrakannya! " aja bu Ira

Wati pun mengikuti bu Ira masuk ke dalam kontrakannya dan melihat lihat isi dalam kontrakan tersebut yang ternyata sudah lengkap beserta furniturnya

" gimana mbak apa mbak jadi mau kontrak rumah ini? " tanya bu Ira

" jadi bu saya ambil 3 bulan dulu dan ini uangnya! " sahut Wati sambil menyerahkan uang kontrakannya

" ini kuncinya mbak, semoga betah ya! "

" terimakasih bu! " ucap Wati dan bu Ira pun segera pergi dari kontrakan tersebut dengan senyum yang mengembang lebar

Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!