Bab 15 - Jalan jalan ke taman

" Kiara kamu kok kotor sekali sih, tadi ngapain saja hmm? " tanya Anissa

" tadi Kiara bantu kakek cabuti rumput tante, ni lihat tangan Kiara kotor! " ucap Kiara sambil menunjukkan tangannya yang kotor penuh dengan tanah

" kita mandi yuk kalau bude tau bisa kena marah nanti Kiara! " ajak Anissa

" Ayuk tante tapi abis mandi ajak Kiara jalan jalan dong tante? " pinta Kiara yang menunjukkan puppy eyesnya

" aduh Kiara kalau kamu seperti ini tante mana bisa nolak Kiara! "

" horee jalan jalan! " ucap Kiara senang

" tapi sore nanti ya kita jalan jalannya dan kita ke taman aja ya? "

" yah kok sore sih tante? " ucap Kiara sedih

" Kiara kan harus tidur siang dulu, setelah tidur siang nanti tante janji pasti bawa Kiara ke taman!

" janji ya tante? " sahut Kiara yang menunjukkan jari kelingkingnya ke Anissa

" iya janji! " jawab Anissa yang menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Kiara

" sekarang kita mandi, mumpung mama dan bude lagi sibuk. di warung! "

Anissa tetap menggendong Kiara menuju rumahnya, sampai dirumah Anissa langsung memandikan Kiara dan memakaikn baju yang nyaman, saat ini mereka sedang berbaring di atas kasur

" tante tau gak masak tadi Ani bilang sama Kiara kalau katanya Kiara gak punya papa! " adu Kiara

" Ani anaknya wak saodah? "

" iya tante malah ya katanya Ani papa sengaja buang Kiara sama mama! "

" astaghfirullah! " kaget Anissa

" dan lagi ya tante ibunya Ani marah karena Ani main sama Kiara, katanya Ani gak boleh main sama anak yang gak punya papa! " adu Kiara lagi

" terus Kiara percaya sama ucapan Ani dan ibunya? "

" gak percaya tante tadi Kiara udah tanya sama mama kok, kata mama Kiara masih punya papa cuma papa Kiara kerja ke luar negri makanya papa gak bisa pulang! " jawab Kiara dengan wajah polosnya

Anissa ikut sedih dan terluka mendengar Kiara di hina seperti itu, bagaimana pun Anissa sangat menyayangi Kiara dan Anissa pulalah yang sering menjaga Kiara ketika Aluna sedang sibuk di warung

setelah itu Anissa terus menemani Kiara hingga Kiara tertidur dengan pulas

" semoga nanti tante bisa punya anak secantik dan sepintar kamu Kiara! " ucap Anissa pelan sambil membelai lembut pipi chubby nan halus milik Kiara.

walaupun usia pernikahannya sudah berjalan satu tahun tapi sampai saat ini Anissa belum juga di berikan kepercayaan untuk memiliki seorang anak

maka dari itu Anissa setiap hari pasti selalu menyempatkan waktu untuk datang selain untuk menjenguk orangtuanya Anissa juga ingin bermain dengan Kiara, setelah Kiara tertidur pulas Anissa jalan menuju ke warung

" kapan kamu datang nak? " sapa bu Asih yang melihat Anissa masuk ke dalam warung

" udah dari tadi bu tapi aku gak langsung kesini aku ke belakang menemui Kiara sama bapak! " jawab Anissa

" lah terus Kiaranya mana Nissa? " sambung Wati

" Kiara lagi tidur tadi kotor banget dia bantuin bapak cabut rumput udah di larang sama bapak tapi Kiaranya maksa tetap mau bantuin! "

" anak itu memang bener bener! " sahut Wati gemas

" biarin lah mbak Wati biar dia belajar, mbak kan tau kiara semakin dilarang semakin banyak pertanyaan yang akan terlontar dari bibir mungilnya itu! " ucap Aluna tersenyum membayangkan putri cantiknya

" oh iya Aluna nanti sore mbak izin ajak Kiara jalan jalan ke taman ya, sebelum tidur dia minta soalnya. "

" oh ya sudah mbak gak apa apa tapi apa gak ngerepotin mbak soalnya kan Kiara selalu saja minta yang macam macam sama mbak dan mas abdi" ucap Aluna segan

" gak apa apa Aluna, kamu kan tau mas abdi juga sayang banget sama Kiara, Kiara gak minta pun mas Abdi sendiri yang nawarin! "

" ya sudah mbak kalau begitu, Oh iya mbak Nissa kalau laper makan aja ya? " tawar Aluna

" gampang kalau itu mah! "

sore harinya setelah mandi, Kiara memakai dress berwarna putih, rambut panjangnya di kuncir dua dengan poni depan yang membuat Kiara semakin bertambah imut dengan pipinya yang semakin bertambah chubby

" ayo tante kita pergi sekarang! " ajak Kiara

" Kiara pamit dulu sama mama ya? "

" oke tante! " jawab Kiara lalu keluar menemui mamanya

" mamaaa.. " panggil Kiara saat melihat mamanya sedang sibuk di warungp

" aduh anak mama udah cantik wangi lagi! " puji Aluna yang mensejajarkan tingginya dengan tinggi anaknya

" mama Kiara izin ya mau jalan jalan sama tante Nissa dan om Abdi! " pamit Kiara

" ya sudah tapi nanti hati hati ya dan ingat jangan merepotkan tante Nissa sama om Abdi! "

" oke mama! " jawab Kiara mencium pipi kanan dan kiri mamanya lalu mencium tangan mamanya dengan takzim

" aduh keponakan bude udah cantik banget,cium dulu dong" sambung Wati yang ingin mencium Kiara

" gak mau akh Kiara udah cantik nanti Kiara jadi jelek lagi kalau di cium bude! "

" huuuh kamu ini Kiara bude unyel unyel nanti baru tau! " geram Wati yang ingin menggendong Kiara tapi Kiara keburu lari keluar dari warung

" mama bude Kiara pergi, assalamu'alaikum! " pamit Kiara sambil berlari

" jangan lari Kiara nanti jatuh! " peringat Anissa

" Hi.. Hi.. Hi.. " Kiara tertawa cekikan

" kamu pasti abis ngusilin bude kan? " tebak Anissa

" iya tante! "

" Kiara sudah siap? " tanya Abdi suami Anissa

" siap om, om Kiara duduk di depan boleh? " pinta Kiara

" boleh tapi harus pegangan yang kuat ya?

" oke om! "

Abdi pun mulai melajukan motor miliknya menuju taman yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah mereka

sampai di taman Abdi dan Anissa duduk di kursi taman sambil memperhatikan Kiara yang sedang asik bermain ayunan

" kapan kita bisa punya anak ya bang? " ucap Anissa yang menyandarkan kepalanya di bahu sang suami

" sabar dek Allah masih minta kita untuk jagain Kiara nanti kalau udah waktunya pasti Allah bakal kasih kepercayaannya kok " jawab Abdi lembut

" tante sini dong bantu dorongin Kiara! " pinta Kiara sambil berteriak

Anissa pun bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati Kiara dengan sangat hati hati Anissa terus mendorong Ayunan yang Kiara naiki

Kiara pun tertawa dengan sangat bahagia

" Kiara pengen makan sesuatu gak? " tawar Abdi

" mau gula gula om! " jawab Kiara dengan suara khas anak kecilnya

" oke kamu sama tante tunggu disini ya! " pinta Abdi dan Kiara pun mengangguk

Kiara kembali main ayunan dan tertawa riang tapi tiba tiba suara tawa Kiara menghilang, Anissa yang penasaran menghentikan ayunan Kiara dan melihat kemana arah pandang Kiara

" Kiara kenapa? "

" Kiara pengen seperti dia tante bisa jalan jalan ke taman sama mama dan papa! " ucap Kiara pelan

" untuk sekarang Kiara ke tamannya sama tante dan om nanti kalau papa Kiara sudah pulang Kiara bisa ajak papa dan mama ke taman! " sahut Anissa

" Kiara ini gula gulanya! " ucap Abdi yang baru kembali dari membeli gula gula untuk Kiara

" terimakaaih om! " ucap Kiara tidak bersemangat

" keponakan kesayangan om kenapa kok jadi murung? " tanya Abdi lembut

" Kiara ingin seperti dia om bisa jalan jalan sama papa dan mama! "

" Kiara kan tau kalau papa lagi kerja cari uang yang banyak buat Kiara dan mama, kalau Kiara sedih seperti ini kan kasihan papanya disana juga ikut sedih! "

" tapi papa kapan pulangnya om? "

" makanya Kiara rajin sholatnya dan berdoa minta sama allah semoga papa Kiara bisa secepatnya pulang! "

" emangnya kalau Kiara sering berdoa minta sama Allah papa bisa cepat pulang om? " tanya Kiara antusias

" Kiara gak akan tahu jawabannya kalau Kiara belum mencobanya! "

" nanti Kiara akan coba om! " jawab Kiara yang sudah bisa kembali ceria

" nih gula gulanya di makan dulu! "

" Kiara makannya mau sama om dan tante ya! " pinta Kiara

Dengan senang hati Anissa dan Abdi mengabulkan permintaan Kiara dan Kiara pun sudah kembali ceria seperti sedia kala

Terpopuler

Comments

ArRaf

ArRaf

berdoa terus kiara , semoga bapakmu cepet melek matane. mata hatine maksude 🥴

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!