Bab 8 - Wati Andari

Wati terus melajukan motor bebek kesayangannya semakin jauh dari kontrakan mereka.

" sekarang kita harus kemana mbak? " tanya Aluna bingung

" kamu tenang aja kita cari tempat tinggal baru, kalau mbak gak salah di dekat warung ada kos kosan tapi tempatnya lebih kecil dari kontrakan kita yang semalam kamu mau Aluna? "

" mau mbak yang penting kita gak tidur di jalan. "

" ok kita kesana sekarang. "

Wati kemudiah menambah laju kecepatan motor bebek kesayangannya, saat tiba dikos kosan yang di maksud Wati ternyata hanya ada satu kamar yang kosong.

" gimana Aluna hanya satu kamar yang kosong? " tanya Wati

" yaudah mbak gak apa apa kita berbagi kamar saja. " jawab Aluna

" ya sudah kita ambil bu kamarnya dan ini uang sewanya. " ucapWati pada pemilik kos kosan tersebut

" ini kunci kamarnya semoga betah ya? " sahut ibu kos

" iya bu terimakasih " jawab Aluna dan Wati bersama

setelah ibu pemilik kos pergi, Aluna dan Wati masuk ke dalam tempat tinggal baru mereka.

" semoga gak ada yang usil lagi di sini ya mbak? "

" iya semoga saja Aluna, " jawab Wati

mereka memasukkan semua pakaian mereka ke dalam lemari yang sudah tersedia di kamar kos tersebut.

" mbak Aluna mandi dulu ya gerah banget. " pamit Aluna

" ibu hamil gak boleh mandi malam malam Aluna. " ucap Wati mengingatkan

"yah masak Aluna gak boleh mandi sih mbak kan gerah. "

" jangan membantah bumil cantik. " sahut Wati sambil mengusap perut buncit Aluna

" lebih baik kamu cuci muka dan ganti baju, ingat jangan mandi. " ucap Wati lagi mengingatkan

" siap mbakku sayang. " jawab Aluna lalu pergi ke dalam kamar mandi

" semenjak ada Aluna aku jadi merasa punya keluarga dan merasa punya tanggung jawab sebagai kakak, ternyata begini ya rasanya memiliki adik. " ucapWati pelan

Wati Andari atau yang biasa di sapa mbak Wati adalah seorang wanita cantik berusia 21 tahun yang tumbuh dan di besarkan di sebuah panti asuhanasuhan yang berada di desa yang lumayan terpencil.

Wati tidak pernah tau siapa kedua orangtuanya dan siapa keluarganya, menurut cerita ibu panti Wati yang saat itu masih baru saja di lahirkan di tinggalkan begitu saja di depan panti asuhan tanpa pakaian dan hanya di bungkus oleh selembar selendang tipis.

sejak saat itu Wati di asuh dan di besarkan di panti asuhan tapi sayang tidak ada satu keluarga pun yang ingin mengadopsi Wati hingga Wati lulus sekolah menengah atas Wati tidak pernah tau bagaimana rasanya memiliki sebuah keluarga.

setelah lulus sekolah menengah atas Wati merantau ke Jakarta dan bekerja di sebuah kafe, sejak bekerja di kafe Wati yang dulunya tampil sederhana berubah menjadi sosok yang cantik dan modern.

hingga Bara anak pemilik kafe tempatWati bekerja jatuh cinta padanya. mereka pun resmi berpacaran tanpa sepengetahuan siapa pun hingga akhirnya mereka melakukan sebuah kesalahan yang mengakibatkan Wati hamil.

Wati yang bingung mengatakan prihal ke hamilannya pada kekasihnya, Bara yang mengetahui kekasihnya hamil senang bukan kepalang dan berniat untuk menikahi Wati tapi saat Bara mengungkapkan keinginannya untuk menikahi Wati pada kedua orangtuanya tapi kedua orangtua Bara menentang dan menolak dengan tegas bahkan melarang Bara untuk bertemu Wati lagi.

kedua orangtua Bara langsung meminta Bara untuk kembali ke Amerika saat itu juga. dengan hati yang berat Bara pergi meninggalkan kekasihnya orang yang sangat dia cintai. dan kedua orangtua Bara langsung memecat Wati saat itu juga.

dengan hati yang sedih Wati pergi membawa kenang kenangan yang sangat berharga dari kekasihnya Bara sejak saat itu Wati terus berjuang hidup sendiri di tengah kejamnya ibu kota Jakarta.

tapi sayang saat Wati melahirkan buah cintanya dengan Bara, anak mereka meninggal sesaat setelah di lahirkan.

dengan perasaan sedih dan hancur, Wati mengikhlaskan kepergian anaknya. setelah banyak lika liku hidup yang Wati jalani sejak saat itu juga Wati memutuskan untuk menutup rapat pintu hatinya dan tidak akan pernah membukanya lagi untuk siapa pun.

hingga kehadiran Aluna yang tinggal di sebelah kontrakannya membawa warna baru dan semangat baru dalam hidupWati, sejak mengenal Aluna rasa sayang sebagai seorang kakak dalam diri Wati tiba tiba muncul begitu saja, melalui Aluna juga Wati jadi tau rasanya punya keluarga dan tau rasanya punya adik itu seperti apa.

apalagi saat Wati mengetahui Aluna mengalami nasib yang sama seperti dirinya dahulu, Wati semakin menyayangi Aluna dan bertekad untuk selalu melindungi dan menjaga Aluna.

" mbak Wati... mbak Wati... " panggil Aluna dengan menggoyang goyangkan tangannya di depan wajah Wati.

" mbak Wati. " panggil Aluna dengan suara yang sedikit meninggi

" eh ada apa Aluna? " kaget Wati

" mbak Wati kenapa dari tadi bengong terus Aluna panggil diem aja gak ada respon! "

" maaf Aluna mbak ngelamun tadi. " jawab Wati sambil cengengesan

" mbak Wati gak mandi? " tanya Aluna

" oh iya sampai lupa, mbak mandi dulu ya? " sahut Wati lalu masuk ke dalam kamar mandi dan memulai ritual mandinya.

selesai mandi mbak Wati menemui Aluna yang sedang rebahan di atas ranjang.

" Aluna kamu mau makan apa? "

" hmmm Aluna pengen nasi goreng kambing mbak Wati. "

" kamu mau makan di sini atau makan di tempatnya? tanya Wati lagi

" pengen makan di tempatnya langsung mbak. " jawab Aluna

" ya sudah kita ke bawah yuk kebetulan di pertigaan sana ada penjual nasi goreng kambing yang enak. "

" ya sudah mbak ayuk. " sahut Aluna antusias langsung bangun dari ranjangnya

" pelan pelan aluna jangan terburu buru gitu lah. " ucap Wati khawatir

" ayo dong mbak wati kita pergi sekarang aluna udah gak sabar nih. " ajak aluna memaksa

" iya ayo ayo, kalau udah tentang makanan aja gak bisa ditunda dasar bumil untung sayang." sahut wati sambil mengacak acak rambut Aluna

" ih mbak wati jangan di acak acak dong ntar rusak rambut Aluna. " ucap Aluna ngambek

" uluh uluh bumilnya ngambek nih ceritanya, ya sudah deh gak jadi makan nasi goreng kambing. " sahut Wati sambil melirik ke arah Aluna yang sedang ngambek sambil memanyunkan bibirnya.

" yah jangan dong mbak nanti kalau anak Aluna ileran gimana? "

" makanya jangan ngambek ngambek, ayok kita pergi sekarang nanti ke buru kemalaman. "

Aluna dan Wati keluar dari kamar kos mereka dan berjalan menuju ke pertigaan karena letaknya yang tidak terlalu jauh mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja.

seperti biasa Aluna memakai pakaian yang kebesaran untuk menutupi perutnya yang sudah sedikit mwmbuncit itu.

" masih jauh mbak tempatnya? " tanya Aluna

" gak kok itu di depan sana? " tunjuk Wati pada sebuah gerobak nasi goreng yang ramai pembeli

" yang ramai sekali itu mbak? " tanya Aluna lagi dan Wati pun mengangguk.

sampai di tempatnya mereka harus mengantri untuk bisa memesan nasi goreng tersebut.

" kamu duduk saja di sini mbak yang akan ngantri. " titah Wati

Aluna mengangguk, cukup lama mereka menunggu sekitar 45 menit menunggu akhirnya pesanan mereka sampai dan dalam sekejab dua piring nasi goreng kambing habis,

" alhamdulillah Aluna kenyang mbak untung rasanya enak jadi worth it lah nunggu lama. " ucap Aluna.

" alhamdulillah kalau kamu suka, sekarang kita pulang ya sudah malam. " ajak Wati

" ayo mbak Aluna pun udah ngantuk. " jawab Aluna yang kemudian mwnguap.

" dasar bumil kalau udah makan pasti ujung ujungnya tidur. " sahut Wati sambil geleng geleng kepala dan Aluna hanya tertawa sambil menunjukkan deretan giginya yang berjajar rapi.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

mungkin si Wati kakak kandung si Aluna

2023-10-26

0

ArRaf

ArRaf

kasian wati 🥺
semoga wati dan aluna bisa menemukan bahagianya 🫶🏻🌹

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Positif hamil
2 Bab 2 - Pergi dari rumah
3 Bab 3 - Mulai bekerja
4 Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5 Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6 Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7 Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8 Bab 8 - Wati Andari
9 Bab 9 - kemarahan Aluna
10 Bab 10 - Permintaan Aluna
11 Bab 11 - Melahirkan
12 Bab 12 - Kiara Luvita
13 Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14 Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15 Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16 Bab 16 - Firasat seorang ibu
17 Bab 17 - Kecelakaan
18 Bab 18 - Berita duka cita
19 Bab 19 - Koma
20 Bab 20 - Kabar Abizar
21 Bab 21 - Diterima kerja
22 Bab 22 - Bertemu lagi
23 Bab 23 - Mengikuti Aluna
24 Bab 24 - Mengetahui
25 Bab 25 - Kotak bekal
26 Bab 26 - Mulai sadar
27 Bab 27 - Sadar
28 Bab 28 - Minta tolong
29 Bab 29 - Kejadian di Halte
30 Bab 30 - Memaafkan
31 Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32 Bab 32 - Rumah sakit
33 Bab 33 - Curhat
34 Bab 34 - Aluna vs Sintia
35 Bab 34 - Di pecat
36 Bab 36 - Ingin berkata jujur
37 Bab 37 - Murkanya papa Anton
38 Bab 38 -
39 Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40 Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41 Bab 41 - Teringat masa lalu
42 Bab 42 - Mendapat restu
43 Bab 43 - Rencana
44 Bab 44 - Makan siang bersama
45 Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46 Bab 46 - Makan di cafe
47 Bab 47 - Susuk
48 Bab 48 - Curhat
49 Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50 Bab 50 - Gaun pengantin
51 Bab 51 - Cincin nikah
52 Bab 52 - Tanggung jawab
53 Bab 53 - Sandiwara Mona
54 Bab 54 - Ditangkap Polisi
55 Bab 55 - Ke kantor polisi
56 Bab 56 - CCTV
57 Bab 57 - Dibebaskan
58 Bab 58 - Bukan Abizar
59 Bab 59 - Di usir
60 Bab 60 - Pernikahan
61 Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62 Bab 62 - Gagal
63 Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64 Bab 64 - Ke pemakaman
65 Bab 65 - Berkunjung
66 Bab 66 - Mama Diana
67 Bab 67 - Ending
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Positif hamil
2
Bab 2 - Pergi dari rumah
3
Bab 3 - Mulai bekerja
4
Bab 4 - Memberitahu mbak Wati
5
Bab 5 - Cek kandungan pertama kali
6
Bab 6 - bertemu Mona dan Abizar
7
Bab 7 - Diusir dari kontrakan
8
Bab 8 - Wati Andari
9
Bab 9 - kemarahan Aluna
10
Bab 10 - Permintaan Aluna
11
Bab 11 - Melahirkan
12
Bab 12 - Kiara Luvita
13
Bab 13 - Syukuran dan Akikah
14
Bab 14 - Kesedihan dan tingkah polos Kiara
15
Bab 15 - Jalan jalan ke taman
16
Bab 16 - Firasat seorang ibu
17
Bab 17 - Kecelakaan
18
Bab 18 - Berita duka cita
19
Bab 19 - Koma
20
Bab 20 - Kabar Abizar
21
Bab 21 - Diterima kerja
22
Bab 22 - Bertemu lagi
23
Bab 23 - Mengikuti Aluna
24
Bab 24 - Mengetahui
25
Bab 25 - Kotak bekal
26
Bab 26 - Mulai sadar
27
Bab 27 - Sadar
28
Bab 28 - Minta tolong
29
Bab 29 - Kejadian di Halte
30
Bab 30 - Memaafkan
31
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
32
Bab 32 - Rumah sakit
33
Bab 33 - Curhat
34
Bab 34 - Aluna vs Sintia
35
Bab 34 - Di pecat
36
Bab 36 - Ingin berkata jujur
37
Bab 37 - Murkanya papa Anton
38
Bab 38 -
39
Bab 39 - Pertemuan tidak disengaja
40
Bab 40 - Pertemuan tidak disengaja 2
41
Bab 41 - Teringat masa lalu
42
Bab 42 - Mendapat restu
43
Bab 43 - Rencana
44
Bab 44 - Makan siang bersama
45
Bab 45 - Papa Alex dan mama Diana
46
Bab 46 - Makan di cafe
47
Bab 47 - Susuk
48
Bab 48 - Curhat
49
Bab 49 - Bertemu Mona lagi
50
Bab 50 - Gaun pengantin
51
Bab 51 - Cincin nikah
52
Bab 52 - Tanggung jawab
53
Bab 53 - Sandiwara Mona
54
Bab 54 - Ditangkap Polisi
55
Bab 55 - Ke kantor polisi
56
Bab 56 - CCTV
57
Bab 57 - Dibebaskan
58
Bab 58 - Bukan Abizar
59
Bab 59 - Di usir
60
Bab 60 - Pernikahan
61
Bab 61 - Pertemuan Bara dan Andari
62
Bab 62 - Gagal
63
Bab 63 - Taman Bermain untuk Kiara
64
Bab 64 - Ke pemakaman
65
Bab 65 - Berkunjung
66
Bab 66 - Mama Diana
67
Bab 67 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!