MPS.15

Bara segera melajukan mobilnya ke rumah Ridhi tapi ia melihat Rumah itu tampak sepi. Selama dua jam Bara hanya duduk di teras rumah Ridhi

Angin yang lembut membuat Bara di terpa oleh rasa kantuk dan membuat ia tertidur di teras.

Tak lama kemudian ada mobil avanza hitam yang berhenti di depan rumah. Dan itu adalah mobil Wira

"Itu siapa yah?" Tanya Ridhi yang penasaran

"Ayah juga tidak tau, apa itu orang tidak waras ya bu, kamu tadi sudah kunci pintu kan bu?" Wira bertanya kepada Istrinya

"Sudah kok yah"

Ridhi turun dan segera melihat siapa orang itu sedangkan wira masih menurunkan koper Ridhi

Tubuh Ridhi sedikit gemetar setelah tau siapa pria itu. Mira ingin melihat siapa orang yang sudah membuat putrinya gemetar dan ia juga terkejut, dia adalah Bara. Mira segera memanggil suaminya, karena suara Mira Akhirnya Bara terbangun dan terkejut ada Ridhi di depannya. Tanpa basa basi ia segera bersujud di kaki Ridhi dan Ridhi segera menghindar.

"Maafkan aku Ridhi aku minta maaf aku minta ampun, tolong maafkan aku" kata Bara

"Tidak...! tidak...! kamu pergi pergi kamu.!!" Ridhi ia menangis sejadi jadinya

Wira melihat susana tak kondusif segara meminta Mira untuk membawa putrinya ke dalam.

Bara segera berdiri ingin mengejar tapi langkahnya sudah di hadang oleh Wira. Wira memberikan satu pukulan ke arah wajah Bara

"Itu untuk kesedihan dan kesusahan yang kamu berikan ke keluarga saya terutama kepada Ridhi" Bara tak melawan, rasa sakit yang ia rasakan di wajahnya tak seberapa jika dibandingkan dengan apa yang sudah ia lakukan ke keluarga Wira terutama Ridhi.

"Saya menerimanya om, jika om mau memukul saya silahkan tapi beri saya waktu untuk berbicara dengan Ridhi om. Saya ingin meminta maaf.." Bara mengatupkan tangannya di dada

"Apa kamu tidak melihat jika yang kamu lakukan tadi membuat Ridhi ketakutan. Saya tidak akan mengijinkan, jika kamu memaksa itu akan berakibat buruk kepada mental Ridhi dan saya tidak mau itu terjadi" jelas Wira

"Lalu saya harus bagaimana Om. Saya tidak akan bisa hidup dengan tenang dan saya tidak bisa melanjutkan kehidupan saya, jika saya tidak mendapat maaf dari Ridhi dan keluarga om" Bara memohon

"Duduk dan diam di situ!" Lama lama Wira merasa kasihan juga dengan Bara. Wira masuk untuk melihat kondisi putrinya. Sedangkan Bara dengan sabar menunggu dan menuruti perkataan Wira

******

Di dalam kamar Ridhi..

Ridhi menangis ia ingat dengan perbuatan Bara kepadanya. Mira mencoba memberi pengertian kepada Ridhi tapi itu juga tidak berhasil

Wira yang melihat putrinya terpuruk lagi juga merasa sangat sedih tapi bagaimana lagi semua harus diselesaikan supaya bisa berjalan normal. Jadi mau tak mau Ridhi harus bisa berdamai dengan semua dan Memaafkan Bara. Jika tidak seperti itu Bara akan terus datang sampai ia mendapatkan maaf dari Ridhi. Semisal Ridhi bisa memaafkan Bara maka dengan begitu Ridhi tidak akan di usik lagi oleh Bara.

" Dia kemari hanya ingin meminta maaf Sayang" Kata Wira. Sedangkan Ridhi masih saja gelisah dan menangis

"Ayo coba ikuti ayah tarik nafas keluarkan. Tenangkan Hati kamu nak kamu wanita kuat, kamu sudah berjanji kepada diri kamu akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegar. Jadi Tuhan menguji kamu dengan mendatangkan Bara.." Kata Wira pelan

"Tapi Ridhi juga manusia biasa yah" jawab Ridhi pelan dan sudah mulai tenang. Wira juga mengerti jika putrinya hanya manusia biasa.

"baiklah ayah akan meminta dia untuk pergi, jadi kamu harus tenang ya" kata Wira sembari keluar dari kamar

*****

Diluar Bara sedang menunggu dengan gelisah ingatan tentang wajah Ridhi yang ketakutan melihat dirinya terus saja berputar di kepala Bara. Ia merasa apakah dirinya memang seburuk itu?

Wira keluar dari dalam rumah dan melihat Bara masih mondar mandir.

"Sepertinya lebih baik kamu pulang terlebih dahulu Ridhi tidak mau bertemu dengan kamu dan saya tidak mau memaksa sebab itu akan berpengaruh buruk terhadap Ridhi" Jelas Wira

"Tapi om" Bara masih berusaha

"Saya akan izinkan kamu jika kamu ingin kembali kesini" Jelas Wira, Bara sedikit memiliki harapan dengan Wira memberi izin kepada Bara itu tandanya Wira sudah mulai memaafkannya

"Baik om saya akan pegang ucapan om, jika saya kesini om akan mengizinkan dan tidak mengusir akan saya" Bara meyakinkan

"iya pegang ucapan saya. Saya tidak akan melanggar janji yang sudah saya ucapkan. Dengan syarat kondisi Ridhi sudah baik baik saja" Kata Wira

" Baik om saya mengerti, Jika seperti itu saya akan pamit. Tolong sampaikan salam dan permohonan maaf saya kepada tante juga" Kata Bara, Wira mengangguk dan segera masuk ke dalam rumah ketika Bara sudah pergi dari halaman rumah

*****

Bara kembali ke rumah, dia akan mencari cara supaya bisa mendapatkan maaf dari Ridhi. Bara berfikir jika ia akan di hajar habis habisan dan di usir oleh Wira ternyata ia salah. Wira adalah orang yang sangat bijaksana dan tidak mementingkan ego nya tidak seperti mama dan papa nya.

"Dari mana? Tadi mama ke kantor papa kamu, kok kamu tidak ada di sana?" Suara mama nya mengejutkan Bara yang hendak masuk

"Bara ada urusan" Jawab Bara singkat, ia masih marah dan kesal kepada mama nya

"Kamu masih marah sama mama, mama melakukan ini semua demi kamu Bar, supaya kamu tidak mendekam di penjara" jelas Sandra dan mendekati putranya

"Bara tidak marah kepada mama,," Jawab Bara singkat

"Jika tidak marah kenapa kamu tidak mengajak mama bicara, dan selalu saja jawaban tak mengenakkan yang kamu ucapkan. Apa yang harus mama lakukan untuk kamu supaya kamu mau memaafkan Mama." Kata Sandra sembari memegang wajah Bara

"Apa mama ingin Bara maafkan??" Kata Bara mencoba mencari peruntungan

"Iya katakan mama pasti akan lakukan.." Jawab Sandra antusias

"Mama harus datang dan meminta maaf kepada keluarga Ridhi" Wajah Sandra langsung berubah tak semangat

"yang lain saja, mama tidak bisa melakukan itu. Lebih baik kamu minta liburan atau apalah yang terpenting tidak berhubungan dengan wanita itu. Lagi pula mama kan sudah katakan ke kamu, mama tidak mau kamu berhubungan dengan wanita itu." Jelas Sandra

"Tidak bisa...!! Mamah harus mau, Mamah harus meminta maaf kepada keluarga Ridhi. Bahkan hanya untuk bertemu dengan Bara saja Ridhi tak mau dan tak sudi. Mungkin dengan mama mau meminta maaf, Ridhi juga bisa memaafkan Bara.." Jelas Bara

"Tapi mama tidak mau Bar, Bagaimana jika mereka mau memaafkan kita tapi mereka meminta imbalan kepada kita dan imbalan itu adalah kamu harus di jebloskan ke dalam penjara lagi. Mama tidak mau itu terjadi Bar" Jelas Sandra ketakutan

"Mereka bukan kita ma, mereka berasal dari keluarga yang sangat bijaksana dan tak mungkin mereka meminta hal itu. Keluarga Ridhi tidak seperti mama dan papa yang harus mendapatkan kemauan kalian dengan cara apapun. Om Wira hanya ingin ketenangan untuk keluarganya" Jelas Bara dan Bara berjalan meninggalkan mamanya yang masih bingung memikirkan semua ini. Bara sangat lelah jika bicara dengan mamanya yang sangat keras kepala. Bara masuk ke dalam kamarnya dan berusaha menenangkan dirinya dan berfikir bagaimana ia bisa mendapatkan maaf dari Ridhi.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!