Suasana cerah dan hangat terasa dimeja makan, canda dan tawa tercipta oleh sebuah keluarga yang sedang melakukan sarapan pagi sebelum menjalankan aktivitas mereka yang sangat padat.
Rara Wiratmadja seorang gadis berusia 22 tahun yang sedang menjalankan pendidikannya di Universitas terkenal di Jakarta. Bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter bukanlah hal yang mudah untuk digapai oleh Rara. Karena Rara lahir dari keluarga yang sederhana. Ibunya seorang ibu rumah tangga dan ayahnya seorang Dosen di sebuah Universitas swasta. Bukan tanpa alasan jika kelurga mereka tampak hidup sederhana, ayahnya yang terkenal sangat rendah hati dan loyal membuat hidup mereka terlihat sederhana dan damai. Wiratmaja sendiri menganut paham bahwa harta bukanlah segalanya.
Hal itu menjadikan Rara harus giat dalam belajar agar mendapat kan beasiswa dan tidak membebani kedua orangtuanya. Walaupun sebenarnya ayah dari Rara sudah mempersiapkan kebutuhan untuk pendidikan anak-anaknya.
"Kak bagaimana kuliah kamu apa semua lancar?" Wira selalu menanyakan bagaimana hari-hari yang sudah dijalani oleh putri-putrinya. Di zaman sekarang banyak sekali hal-hal yang terjadi di dalam pergaulan anak muda. Oleh sebab itu Wira selalu berusaha mengontrol pergaulan putri-putrinya.
"Semua baik baik saja yah percaya sama Rara deh, Rara kan anak yang rajin, habis ini Rara sudah mau magang Yah. Seharusnya Ayah bertanya ke Via sudah sampek mana sekolahnya" Rara suka sekali menjahili adiknya yang berbanding terbalik dengan dirinya. Jika Rara unggul di bidang akademik, tapi tidak dengan via, karena sang adik lebih unggul di bidang olahraga dan seni.
Via lebih baik bertengkar dengan preman dari pada bergelut dengan pelajaran. Tetapi untungnya Via memanfaat kan kelebihannya kejalan yang benar dengan mengikuti ekskul Kempo di sekolahnya. Jadi menurut Via tidak akan sia-sia dengan bakatnya.
"Ih paan sih kak, Via juga dah sampek sekolah kok Yah. Tiap hari Via sekolah terus, emang kakak pinginnya sekolah Via kemana? kan dari dulu sekolah Via tetep disitu" Sahut via kesal dengan kakaknya yang terus meledek otak cantiknya. Sedangkan sang kakak hanya tergelak dengan jawaban absurd adiknya
"Sudah kalian ini pintar dalam bidangnya masing-masing. Kalian ini sama-sama pintar tapi beda bidang, jadi Ibu sama Ayah bangga dengan kalian berdua" Ucap Mira ibu Rara menengahi sedangkan Wira hanya tersenyum menanggapi perdebatan kedua putrinya
"Ayo cepet lanjutkan sarapannya sudah siang lo ini"
Mira menyemangati putri dan suaminya. Setelahnya semua diam memakan sarapan dengan tenang.
*Di Kampus*
Rara berkumpul dengan kedua temannya di kantin untuk sekedar mengobrol bersama, Tia dan Salsa adalah teman masa SMA Rara. Mereka tidak satu fakultas dengan Rara tapi tetap saja mereka selalu menyempatkan untuk bertemu walaupun hanya sekedar mengobrol dan bercanda.
" Oh iya besok jangan lupa ke rumah ya guys!" Seru Salsa dengan keras, sontak saja membuat kedua temannya terkejut
"Emang besok ultahnya jadi?" tanya Tia dengan tidak percaya
"Jadilah Woy, kan tau sendiri Papaku gimana, terakhir rayain ultah kan pas awal SMA jadi papa pingin ngerayain ultah anaknya lagi, secara aku ini kan anak tunggal" Jelas Salsa dengan serius
"Ra kamu juga harus dateng pokoknya please jangan mengecewakan Salsa yang cantik ini" lanjut Salsa dengan wajah dibuat seimut mungkin karena ia tau Rara paling sulit diajak ke acara pesta-pesta.
"Ehm pinginnya sih gak dateng aja lah Sa, kamu tau kan kalau aku tidak terlalu suka dengan pesta-pesta seperti itu. Apalagi kamu mengundang banyak temen-temen kamu juga dan pasti nanti pada rusuh, secara ultah kamu temanya bebas dan kamu tau kan aku juga mau magang jadi agak sibuk sih " Rara sedikit beralasan dan dibalas Salsa dengan wajah manyun nya
"Janji deh Ra acaranya nggak bakalan aneh-aneh nanti ada Papa yang ngontrol. Kamu gimana Ti? Please lah woy kalian kan sahabatku masak iya kalian nggak dateng sih"
Rara dan Tia hanya saling pandang setelah itu mengiyakan ajakan Salsa.
"Thanks ya guys! " Seru Salsa dengan senang Rara dan Tia hanya geleng kepala melihat kelakukan Salsa yang begitu apa adanya.
*
USA adalah negara yang memiliki tingkat sex bebas cukup tinggi. Sex adalah hal yang wajar bagi mereka yang senang dengan kebebasan.
"Bangun Nic..! sampek kapan mau kayak gini ha! Tobat bother! orangtua kita minta kita kuliah disini supaya kita pinter bukan malah jadi breng*ek begini! cepetan tobat deh sebelum Penyakit yang membuatmu tobat"
Nico sudah menganggap suara itu seperti angin lalu saja. Apapun yang sepupunya itu ucapakan tidak pernah ia dengar sama sekali.
"Apaan sih Dit pagi pagi sudah ngomel kayak ibu-ibu kompleks" Nico semakin mempererat selimutnya
"Nicolas Alberto Morgan..! kalau kamu masih seperti ini jangan salahkan kalau aku adukan ke orangtuamu dan aku tidak bercanda!" kesabaran Radit sudah habis
"Nanti aku akan menceritakan bagaimana kelakuanmu disini nic!" Ancam Radit sembari menarik selimut Nico
Akhirnya Nico bangun dari tidurnya karena ia merasa jika ancaman Radit kali ini tidak main-main
"iya... !! berisik banget sih! lagipula kau tau dari mana kalau aku habis bercocok tanam?" Sahut Nico dengan kurang ajar
"Astaga nic! Bahkan tanpa melihat pun aku tau kau habis ngapain" Radit sedari tadi mencium bau parfum wanita yang begitu menyengat jadi ia tau jika sepupunya ini pasti habis berbuat maksiat.
"Jangan lupa minta wanita mu untuk membawa benda sialan ini pergi!" Ucap Radit sembari mengacungkan benda berbentuk kaca mata.
"Mengotori saja..!" tak lama Radit membuang benda menjijikan itu
Sedangkan Nico hanya menoleh sekilas dan menyapu kamar hotel yang ia pesan semalam, yang membuat Nico kesal adalah Bagiamana bisa sepupunya tau jika dirinya ada di hotel ini.
"Dit, ini adalah USA bukan indo jadi tolong jangan berlebihan. Lagi pula kau jangan sok suci, bahkan kau lebih handal dari pada aku" Ucap Nico dengan tenang
Radit merasa tersindir dengan ucapan Nico
"Ya aku tau, setidaknya aku sudah mengurangi kebiasaan buruk itu. Siapa tau setelah ini aku bisa kembali kejalan yang benar lagi"
Radit sedikit merasa bersalah, karena ia yang selama ini membawa pengaruh buruk itu kepada sepupunya. Demi apapun Radit hanya ingin Nico bersenang-senang sedikit saja, tapi apa yang terjadi sekarang sepupunya itu menjadi maniak dan kecanduan.
"Oh iya dari mana kau tau aku ada disini?" Tanya Nico sembari memungut benda berbentuk kaca mata tadi
"Untuk apa kau mengambil benda itu nic!" bukannya menjawab pertanyaan Nico, Radit malah salah fokus dengan Nico yang memunguti benda menjijikan itu
"Buat kenang kenangan lah " dengan santai Nico duduk di sofa sebelah ranjang dan Radit tetap berdiri seolah tempat itu adalah tempat yang sangat menjijikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
zhoedjie liem
oh jebakan badman.....
2024-05-28
0