MPS. 14

Surya duduk dimeja kerjanya sedangkan Bara duduk di depannya. Pemandangan yang sangat langka sebab Bara jarang mau memasuki ruangan kerja papanya sebab Bara akan merasa diadili jika sudah di ruangan ini.

"Apa yang akan papa dapatkan jika papa bisa membantu kamu" Surya memulai pembicaraan

"Apapun yang papa minta Bara akan lakukan"

"Baiklah kamu yakin mau menuruti permintaan papa Bar?" Bara mengangguk yakin

"Jadilah anak yang baik. Selesaikan kuliah kamu dan bantu papa mengurus perusahaan"

"Hanya itu pa, Bara pasti bisa melakukannya" Jawab Bara yakin

"Baiklah papa butuh bukti dari kamu, jika menurut kamu mudah kenapa selama ini kamu tidak melakukan itu dan berkelakuan baik" Sindir Surya, Bara hanya diam

"kamu pikir papa tidak tau kelakuan kamu di USA. Suka bermain wanita, suka clubing, suka bolos kuliah. Papa hanya diam supaya kamu bisa berfikir sendiri. Coba kamu lihat diluar sana banyak yang tidak bisa kuliah, setiap hari harus banting tulang untuk hidup mereka. Sedangkan kamu sudah diberi kenikmatan dan kemudahan malah kamu bersikap seenaknya sendiri" Jelas Surya

"Iya Bara meminta maaf pa" Bara menyesal setelah kejadian ini ia merasa bahwa Tuhan sudah baik kepadanya. Padahal dirinya sudah melakukan banyak kesalahan dan dosa tapi Tuhan masih memberikan dirinya kemudahan dengan cara mendapatkan kebebasan. Bara akan memperbaiki dirinya dan meminta maaf kepada Ridhi secepat mungkin.

****************

Di daerah Kalimantan Ridhi menenangkan diri di tempat saudara ibunya. Selama seminggu Ridhi betah tinggal di sana. Pemandangan yang asri membuat Ridhi sedikit lebih tenang dan melupakan kejadian itu Sedangkan Wira membebaskan Ridhi untuk tinggal di sana sampai berapa lama yang ia mau.

"Hallo ayah" Ridhi menelepon ayah nya

"Iya sayang, bagaimana kabar kamu nak?"

"Kabar Ridhi baik yah, ayah sama yang lain bagaimana kabarnya?"

"Semuanya baik nak, apa ada yang Ridhi ingin sampaikan ke Ayah"

"ehm Ridhi ingin pulang, Ridhi sudah lebih baik. Jadi Ridhi ingin kembali ke rumah dan memulai semua dari awal yah. Ridhi tak mau terus terpuruk sebab hidup harus terus berjalan Yah. Jadi Ridhi ingin menghadapi semuanya tanpa melarikan diri" jelas Ridhi

"Kamu baik baik saja kan nak, Tante kamu memperlakukan kamu dengan baik kan" Tanya Wira khawatir

"Ya Ampun kak, maksudnya bagaimana nih, Ridhi sudah aku anggap seperti anak sendiri tidak mungkin aku mengusir atau mengancam dia supaya pulang. Lagian jika boleh aku ingin Ridhi tetap disini supaya rumah tidak terlalu sepi" Adik Mira yang menjawab ia tak terima kakak iparnya itu menuduhnya. Wira tak tahu jika Ridhi menelepon bersama dengan adik iparnya. Sedangkan Ridhi terkekeh dibuatnya

"Ya maaf kakak pikir kamu mengusir Ridhi jadi Ridhi tidak betah lagi tinggal disana" Jelas Wira

"Tidak Yah, Tante yang sudah membuat Ridhi lebih tenang dan tante juga yang memberi semangat ke Ridhi supaya Ridhi lebih kuat dalam mengahadapi ini semua" jelas Ridhi

"Baiklah jika seperti itu ayah akan jemput kamu ke kalimantan nak"

"Tidak perlu yah, ayah jemput Ridhi di bandara saja"

"Apa perlu ayah menghubungi Tia dan Salsa supaya mereka datang ke rumah ketika kamu pulang"

"Tidak perlu Yah, Ridhi ingin memberikan kejutan untuk mereka" Ridhi membayangkan bagaimana hebohnya mereka ketika tau ia akan pulang. Waktu Ridhi akan berangkat ke Kalimantan mereka menangis dan berpelukan di Bandara takut jika Ridhi tidak akan kembali ke Jakarta dalam waktu dekat. Padahal Ridhi sudah menjelaskan bahwa dirinya hanya menenangkan diri.

Meraka mengakhiri panggilan dan Wira segera memesankan tiket untuk putrinya

"Kamu harus janji sama tante apapun yang terjadi jangan sampai kamu menyerah sayang. Apapun yang terjadi kepada kamu, yakinlah itu yang terbaik untuk kamu dan Tuhan sudah menyiapkan kebahagiaan yang sempurna untuk kamu. Entah itu dalam bentuk rezeki ataupun dalam kelancaran setiap urusan kamu" Jelas adik Mira, yang ia takutkan jika Ridhi mengalami hal yang,,, Ah sudahlah Adik Mira tak ingin berfikir terlalu jauh kesana. Tapi ia takut jika hal itu terjadi, Ridhi sudah mengalami banyak hal yang tidak mengenakkan.

Akhirnya Wira mendapatkan tiket dan Ridhi akan terbang ke jakarta lusa siang

********

"Bagaimana apa sudah ada kabar dari pencarian yang anak buah papa lakukan, kenapa lama sekali pah?" Tanya Bara di kantor Morgan. Sekarang Bara sudah mulai membantu dan belajar tentang kantor kepada Radit. Tapi entah kuliahnya di USA akan seperti apa. Bara masih fokus ingin bertemu dengan Ridhi dan menyelesaikan masalah yang ia perbuat.

"Bar kamu pikir mereka itu malaikat yang bisa memantau orang itu dimana sedangkan Anak buah papa juga manusia biasa dan mereka masih berusaha mencari. Tapi yang pasti mereka mengatakan jika Ridhi sudah tidak ada di Jakarta" jelas Surya kesal

"Iya papa cari detektif yang handal dong..! Supaya Ridhi cepat ketemu" Kata Bara memaksa

"Bar yang papa kerahkan itu detektif paling handal dan berpengalaman. Kamu pikir papa selama dua hari hanya diam tidak memantau. Tapi mereka mengatakan jika Ridhi memang ada yang melindungi keberadaannya" jelas Surya

"Tapi pah, jika seperti yang dikatakan oleh anak buah papa jika Ridhi sudah tak di jakarta kenapa mereka tak mengecek perjalan tiket selama seminggu terakhir. Supaya kita tau Ridhi pergi kemana"

"Kamu pikir papa sama anak buah papa bo*oh apa, tanpa kamu minta kita sudah melakukan itu. Tapi di perjalan tiket di Bandara, stasiun dan pelabuhan semua tidak ada nama Ridhi sama sekali. Jika kamu tak sabaran kamu cari sendiri sajalah!!" Surya kesal siapa yang berulah siapa juga yang kerepotan

"Tapi dimana dia pahh Bara pingin ketemu sama Ridhi pa, apa dia baik baik saja dan dia lagi ngapain ya sekarang apa dia masih menangis seperti waktu itu" Bara menyandarkan kepalanya ke sofa dan memandangi langit kantor papahnya.

"Iya Hallo bagaimana..?" Surya menerima telepon dari anak buahnya

"Kamu yakin, jam berapa penerbangannya." Bara mendengar papanya sangat antusias ia juga ikut antusias dan mengira bahwa itu adalah anak buah papanya yang menelepon. Bara langsung duduk di kursi depan meja kerja papanya

"Bagaimana pah ?" Tanya Bara ketika papanya sudah mengakhiri sambungan teleponnya

"Ridhi akan melakukan penerbangan dari kalimantan siang ini..." Sudah itu saja Bara langsung keluar dari ruangan papanya setalah mengucapkan terima kasih. Surya hanya bisa menghela nafas dengan kelakuan putra tunggalnya

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!