TERCIDUK

Ridhi menangisi nasibnya yang begitu malang, kehilangan kegadisannya dengan cara yang tragis tidak pernah terbesit sama sekali dalam pemikirannya. Apalagi pria yang sudah menodainya adalah pria yang sudah merendahkan dirinya. Ridhi pikir dengan memberikan sedikit pelajaran kepada Bara akan membuat Bara tidak berani mendekatinya. Tapi apa yang terjadi, Bara ternyata nekat tetap melakukannya. Ridhi tau Bara yang sudah memberikan ia obat pera*gsa*g lewat teh yang diberikan oleh pelayan.

Ridhi segera memunguti baju serta semua barangnya. Waktu menunjukkan pukul 5 pagi. Suasana rumah Salsa sudah tidak ramai hanya saja banyak pelayan yang sedang bersih bersih. Ridhi segera keluar dari kamar tersebut serta membawa kunci kamar tersebut dari luar. Di dalam kamar tersebut Bara masih tertidur dengan lelapnya setelah aksi bejad nya tercapai.

Ridhi berjalan ke arah kamar mandi yang bersebrangan dengan kamar tersebut. Ridhi segera menghidupkan ponselnya. Ternyata ponselnya dalam keadaan mati, ketika ponsel dinyalakan banyak panggilan dari ibunya dan juga ada pesan dari Tia

"Ridh... tadi ibu kamu telepon, beliau bilang ponsel kamu dihubungi ndak bisa... Trus dari pada tante khawatir aku jawab kalau kita nginep di rumah Salsa udah malem banget soal nya" isi chat di ponsel Ridhi

"oke Ti maaf ya tadi aku ketiduran nanti ibu aku telepon balik.Ya sudah kita menginap gak papa. Lagian udah malem juga. Kamu lanjut aja temenin Salsa Ti aku istirahat aja dikamar aman kok.." balasan pesan Tia

Anehnya pesan itu dibalas oleh Ridhi tapi Ridhi tidak merasa membalas pesan Tia.

"Ya Tuhan si brengsek itu yang membalas pesan Tia dan mematikan ponsel ku" Ridhi benar benar tidak habis pikir sebab ia merasa kenapa temannya tidak mencari dirinya.

"Hallo Rid...?" Suara Tia telepon

"Ti....hiks hikss..."

"Ya Tuhan kamu kenapa, kamu sekarang dimana? Kamu gak papa kan?" Tanya Tia mulai panik

"Aku ada di kamar mandi atas Ti sebelah kamar yang aku tempati kemarin hikss.." Ridhi tidak bisa menahan air matanya. Bayangan bagaimana hancurnya orangtunya jika mengetahui hal ini. Sedangkan Tia segara mencari Salsa dan menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh Ridhi

Ridhi menangis sejadi jadinya ketika Tia menghampirinya di dalam kamar mandi.

"apa yang terjadi Ridh kamu baik baik saja kan? Ok kalau kamu belum siap bercerita kita keluar dari sini ya ayo ke kamar aja" Kata Salsa ikutan bingung sedang kan Tia hanya memeluk Ridhi. Tia berusaha untuk berpikir positif semoga yang dia bayangkan tidak benar

"enggak aku nggak mau ke kamar itu lagi!!" Ridhi mencegah Salsa untuk membuka pintu kamar itu

"Siapa pelakunya?!!" Tia melepaskan pelukannya, sedangkan Ridhi yang ditanya seperti itu malah menangis sejadi jadinya

"pelaku apa ti aku gk paham. Kamu kenapa sih Ridh, ayo dong jelasin kenapa kamu seberantakan ini. Ini bukan kamu yang biasa selalu kuat. Ada apa ti..??" Tanya Salsa dia merasa ada yang tidak beres dengan Ridhi. Sebab Ridhi adalah tipe anak yang tegar dan tidak gampang menangis.

"kamu lihat ini Sal, ini kelakuan siapa ayo jelasin Ridh biar orang itu kita tangkap dan kita lapor ke polisi" Tia menunjukan tanda merah merah di dada atas dan leher. Sedangkan Salsa sangat syok dengan yang ditunjukkan oleh Tia. Salsa segera menghubungi kakak sepupunya.

"Dia ada didalam kamar Ti hikss.. Aku menguncinya dari luar hiks aku tidak tau apa salah ku ?"

"kamu tau siapa dia Ridh? kamu kenal siapa dia?" Tanya Tia dengan geram

" Iya aku tau. Dia adalah Bara, orang yang mengajak ku dansa semalam, dia memberikan Obat pera*g*ang kedalam Teh dan dia juga yang sudah membalas chat yang kamu kirim semalam hikss.."

Aldo datang dengan tergesa setelah dihubungi oleh Salsa. Padahal dia sedang berada dalam alam mimpinya tapi ketika Salsa menelepon dirinya dan mengatakan ada orang brengsek yang menyakiti temannya dan kejadian itu terjadi dirumahnya. Hal itu membuat Aldo terkejut sebab Om nya sudah memberikan tugas untuk mengamankan acara party Salsa.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya Aldo dan yang hanya bisa menjelaskan hanya Tia sebab Ridha tidak sanggup untuk menjelaskan apa yang terjadi

Rasa bersalahnya kian bertambah setelah tau apa yang sedang terjadi dan siapa yang melakukannya. Aldo segera menelepon orang tua Salsa

"Bang gimana apa kata papa" Tanya Salsa

"Om bilang segera mencari bukti dan masalah ini harus kita laporkan ke polisi.." Jelas Aldo

"Tapi yang harus kita pikirkan bagaimana perasaan Ridhi, kita menyelesaikan masalah ini sendiri tanpa pihak berwajib atau kita tetap melibatkan polisi dan itu artinya Ridhi harus siap secara mental untuk melakukan pemeriksaan dan persidangan" Jelas Aldo, Aldo sebenarnya merasa kasian dengan dua belah pihak. Aldo mengenal Bara dan Ridhi teman dekat Salsa, tetapi bagaimanapun Aldo akan tetap membela Ridhi karena Bara yang bersalah.

"Apa sebaiknya jika masalah ini tidak perlu kita bawa ke polisi Kak" Usul Tia

"Tidakk... ! aku mau menjalaninya Ti, aku mau dia dihukum kak dan dia mendapatkan balasan yang setimpal" Cegah Ridhi

"kami yakin Ridh? Baik jika seperti itu aku akan menelepon kenalan om Jaya" Bara pergi menelepon seseorang

"Kamu yang sabar ya Ridh papa akan bantu sampai kasus ini selesai..."

*

*

Di kamar..

"Ceklekk" suara pintu terbuka dan lampu kamera menyala dengan terang mengganggu tidur Bara. Bara tidak pernah merasakan tidur senyenyak ini sebelumnya.

"Shitt..!! beraninya kalian masuk ke kamar tanpa izin dan menggangu ku ha!!" Bara geram dengan mata yang belum terbuka sempurna. Dia tidak tau jika tenyata didalam kamar sudah banyak orang dari tim polisi

"Ayo bangun jagoan jangan hanya jago memainkan Obat p*rang*ang. Sekarang bangun dan lanjutkan mimpimu itu di kantor polisi. Perjalanan mu sudah berakhir jagoan. Ayo cepat bangun!!!" kata salah satu polisi mereka tau jika Bara ini bukan dari kalangan orang biasa. Tapi mereka lebih tau jika keluarga Jaya adalah orang yang juga memiliki kedudukan.

"Maksud kalian apa !" Bara terkejut dia baru mengingat tentang obat perangsang

"cepat bangun dan kamu sudah tidak bisa kabur lagi" Polisi itu segera membawa Bara ke luar memasuki mobil polisi

"bagaimana pak apakah semua bukti sudah lengkap" Tanya Om jaya, setelah mendengar kejadian ini beliau langsung menuju ke rumah

" sudah pak bahkan semua sudah jelas. Tinggal kita melakukan pemeriksaan terhadap korban. Saya pastikan anak manja ini tidak bisa lari dari hukuman"

"Baik pak tolong tangani kasus ini dengan benar pak. Korban adalah teman anak saya dan dia sudah saya anggap seperti anak saya sendiri" Om Jaya menjabat tangan polisi dan polisi segera bergegas pergi ke kantor dengan membawa Bara yang masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang terjadi kepada dirinya

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!