MPS. 12

Kembali ke Hari setelah persidangan...

Bara dijemput oleh sopir untuk pulang ke mension sebab Papanya sudah menunggu.

Bara sendiri masih sedikit-sedikit melamun, setalah pembebasan dirinya ia berpikir bagaimana nasib Ridhi sekarang. Apakah ia baik-baik saja. Bara yakin jika pembebasan ini papanya yang melakukan.

" Mari den, tuan Surya sudah menunggu anda di mension" Kata Supir, Bara yang hatinya sangat kacau ingin sekali menemui Ridhi

"Mang, Bara mau pinjem duit boleh. Nanti kalau sudah di mension Bara akan ganti" Sopir Bara terkejut sejak kapan Bos kecilnya ini memanggil dengan sebutan Mang dan baru kali ini Bara meminjam uang. Tapi dia sedikit senang sebab bos nya sudah bisa sedikit halus sepertinya penjara sudah sedikit merubahnya. Biasanya Bara jika dengan para pelayan hanya memanggil mereka dengan hei kamu hei tanpa menyebutkan nama mereka.

"Boleh den, ini aden bisa bawa tidak usah diganti, Memangnya aden ingin apa barangkali saya yang akan belikan" Tanya sopir

"Mang, Bara mau ke suatu tempat terlebih dahulu, Bara akan berangkat sendiri jadi mamang bisa kembali ke mension"

"Tapi den Bara, Mamang takut dengan tuan besar. Memang diminta oleh tuan besar agar den Bara sampai dengan selamat. Kalau ada apa-apa dengan Aden, mamang bisa dicincang oleh tuan Surya"

"Mamang tenang aja, Bara hanya ke suatu tempat dan Bara janji tidak akan melakukan hal yang aneh aneh. Bilang sama papa, Bara segera pulang. Tolong mang" Bara memohon

Akhirnya Sopir Bara mengiyakan dan segera kembali ke mension sedangkan Bara langsung membuka ponsel yang baru ia dapatkan setelah di sista oleh pihak kepolisian. Bara meminta alamat seseorang kepada Radit, bahkan Radit tidak langsung memberikan alamat tersebut sebab Radit takut Bara berbuat macam-macam. Dengan berbagai alasan pula akhirnya Radit memberikan alamat tersebut kepada Bara.

Dengan uang yang di berikan oleh sopirnya bara menaiki sebuah angkutan umum. Keadaan Bara saat ini sudah seperti preman jadi banyak yang tidak mengenalinya. Bara yang biasanya berpenampilan rapi dan modis kini sangat tidak terawat jambang yang terlihat memanjang wajahnya tidak segar, garis mata yang menghitam sebab kurang tidur. Sungguh sangat mengenaskan

Kini Bara berada di rumah yang sangat asri dan sederhana. Bara terdiam sejenak dengan melihat rumah tersebut hatinya berkecamuk dan sangat takut bertemu dengan keluarga Ridhi. Yup benar Bara mengunjungi rumah Ridhi.

Bara mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Bara mulai panik, Bara takut jika Ridhi sudah pergi jauh

Ternyata di dalam rumah ada Ivi adik dari Ridhi sedang bersembunyi di balik jendela.

"Waduh mau apa tuh si guguk kesini. Mana semua nggak ada di rumah" Ivi berpikir jika Bara ingin berbuat jahat. Ivi segera menelepon ayahnya

"Hallo Yah.."

"Hallo Vi, ada apa? "

"Yah di depan ada si guguk, eh maksudnya si Bara. Ivi harus gimana Yah, Ivi takut kalau dia mau berbuat jahat"

"maksud kamu Bara Morgan, Ngapain anak itu ke rumah. Masih belum puas pembebasan atas dirinya"

"Mana Ivi tau yah, trus ini gimana yah. Masa Ivi harus panggil warga biar dia pergi yah. Jujur Ivi takut Yah, dia serem Yah kayak preman. Bukannya Ivi tidak berani, tapi ivi takut dicabuli yah"Ivi heboh

"Ivi tenang kamu telepon Mita suruh dia ke rumah nemenin kamu lewat pintu belakang" Mita adalah tetangga Plus teman Ivi satu sekolah dan ia jago bela diri.

"Oke juga tuh yah, Ivi matikan dulu teleponnya yah" Ivi segera menelepon Mita dan tak berapa lama Mita masuk lewat pintu belakang.

"Oke mit perlu bawa apa nih kita" Kata Ivi sambil mencari benda tumpul

"kagak usah Vi, lu remehin kemampuan bela diri gua dan lu juga jago kempo masak iya lu takut" Kata Mita sedikit kesal. "Kalau masalah itu kagak takut gua mit, tapi yang gua takut bagaiman kalau di malah cabulin gua. Kalau ada elu kan aman" Ivi mengikuti Mita di belakangnya.

Bara yang melamun sebab pikirannya tidak karuan takut Ridhi sudah pergi jauh di kagetkan dengan suara pintu yang di buka dengan sedikit keras.

Bara melihat ada dua gadis yang mukanya sangat tidak bersahabat. Bara melihat menelisik penampilan mereka berdua dari atas sampai bawah jauh dari kata feminim. Hal itu malah membuat Mita dan Ivi salah paham. Ivi segera berlindung kebelakang Mita dan dibarengi dengan tonjokan di perut Bara, sebab Ivi hanya memaki celana pendek di atas lutut. Sedangkan Mita memakai celana olahraga.

"Eh mesum, emang dasar ya pantes di jeblosin ke penjara biar gadis gadis aman. Matanya jelalatan banget" Ivi kesal, sedangkan Bara masih memegang perutnya tanpa membalas sebab bagaimanapun mereka perempuan

Bara yang dituduh seperti itu hanya diam sebab ucapan gadis itu benar. Benar bahwa Bara sudah melakukan kesalahan dan pantas mendekam di penjara

"ehm maaf kamu salah paham. Saya tidak bermaksud apapun. Saya datang hanya ingin mencari Ridhi. Saya hanya ingin meminta maaf dan saya ingin mengatakan bahwa saya siap menjalani hukuman. Jika saya di bebaskan, saya sangat merasa bersalah. Jadi tolong izin kan saya bertemu dengan Ridhi atau tolong beritahu di mana dia berada" Bara memelas Bara berusaha berbicara selembut mungkin. Bara yakin mereka berdua ini adalah saudara Ridhi. Tapi Bara tak bisa membedakan siapa adik Ridhi sebab mereka sangat berbeda jauh dengan Ridhi yang lemah lembut dan feminim.

"Lebih baik anda pergi dari sini sebab yang anda cari tidak ada. Walaupun kami tahu keberadaan Kak Ridhi kami tidak akan memberitahukan kepada bajingan seperti anda" Usir Mita dengan Serius

Bara yang mendengar hal itu terkejut apa mungkin Ridhi sudah pergi jauh. Kemanakah dia berada?

Bara memutuskan untuk pulang dan memikirkan bagaimana cara nya supaya bisa bertemu dengan Ridhi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!