"Wangfei, anda menerima undangan perayaan hari Kasih Sayang dari Istana." Gu Sinjie menyerahkan kertas undangan mewah tersebut ke arah Huang Mingxiang. Baili Ruyi turut mengekor di belakang pria itu, namun kali ini kondisinya jauh lebih tenang karena takut diusir Xiao Muqing.
Huang Mingxiang menatap kertas undangan mewah tersebut, hari kasih sayang, ya? Kemudian matanya diam-diam melirik Xiao Muqing yang tengah sibuk membaca buku, setelah itu kembali menatap kertas undangan dan menghela napas tipis.
Para tamu undangan bangsawan yang sudah menikah atau bertunangan biasanya wajib untuk membawa pasangan mereka ke Istana, jika belum ... biasanya mereka didampingi orang tua/saudara lainnya. Huang Mingxiang bertaruh, tidak mungkin Xiao Muqing tidak tahu mengenai hal ini. Jika dirinya tidak ke Istana membawa pasangan, tentu akan menjadi bahan pembicaraan.
Tetapi jika tidak datang, Huang Mingxiang tidak ingin membuat Huangtaihou kecewa karena dia menolak undangannya, serta kebetulan memang ada yang mau Huang Mingxiang urus di Istana. Penting.
"Wangfei, pasti anda kebingungan ingin mengajak siapa, ya?" tanya Baili Ruyi, nada bicaranya agak sedikit rendah, khawatir Xiao Muqing mendengar. Tetapi tentu saja Xiao Muqing mendengar ucapan Baili Ruyi, namun pria itu tidak peduli dan tetap fokus dengan bukunya.
Gu Sinjie yang mendengar pertanyaan Baili Ruyi segera menyikut lengan wanita itu dan melotot tajam. Sedangkan Baili Ruyi hanya mendengus dan memasang raut wajah bingung, tidak mengerti mengapa Gu Sinjie melotot ke arahnya.
Huang Mingxiang tersenyum tipis dan menggeleng. "Tidak. Aku sudah terbiasa mengunjungi perayaan hari Kasih Sayang di Istana."
Baili Ruyi mengangguk. "Lalu ... dengan siapa anda akan pergi, Wangfei?" tanya Baili Ruyi, kemudian menoleh ke arah Xiao Muqing dan bertanya,"Gege, apa anda akan menemani Wangfei?"
Xiao Muqing berhenti dari aktivitas membacanya, lalu beralih menatap Baili Ruyi. "Tidak."
"Jahat!" balas Baili Ruyi cepat, kemudian kembali menatap Huang Mingxiang dan menggenggam kedua tangan wanita itu. "Wangfei, saya akan menemani anda!"
Huang Mingxiang terkekeh. "Tidak perlu, Nona Baili. Tidak masalah jika Wangye tidak bisa menemani, Wangfei ini sudah terbiasa keluar dan masuk Istana. Lagi pula, memang benar Wangye tidak bisa menemani saya mengunjungi Istana. Kesehatan kaki Wangye harus diperhatikan, saya pun khawatir jika kesehatan Wangye menurun hanya karena menemani saya bermain-main di Istana."
Baili Ruyi menghela napas. "Wangfei, anda benar-benar istri yang perhatian! Tetapi, jika tidak dengan Wangye, bersama siapa anda akan mengunjungi Istana? Tidak mungkin anda datang seorang diri, bukan?"
Huang Mingxiang mengangguk. "Tentu. Saya berencana mengajak ayah saya, itu ide yang paling bagus."
Baili Ruyi tersenyum senang. "Benar! Wangfei, saya akan mengawal perjalanan anda menuju Istana sampai kembali ke Xiao Wangfu!" Setelah itu matanya kembali menatap Xiao Muqing. "Wangye, anda tentu mengizinkan, bukan?"
"Tidak bisa! Tugas mengawal dan menjaga Wangfei adalah milikku, Ruyi. Jangan mengacaukan pekerjaanku," selak Gu Sinjie kesal.
Melihat perdebatan mereka tentang 'mengawal', Huang Mingxiang kembali teringat dengan Yui. Astaga! Benar, Yui! Bagaimana kondisi wanita itu setelah jatuh pingsan melawan tiga pembunuh kemarin?!
"Wangye." Huang Mingxiang beralih menatap Xiao Muqing, mendekat ke arah pria itu. Nada bicara dan tatapannya yang khawatir membuat dahi Xiao Muqing terlipat.
"Bagaimana kondisi Yui?" tanya Huang Mingxiang langsung.
"Yui baik-baik saja, Wangfei. Saat ini dia sudah siuman, namun luka tusuk panah di lengan kanannya masih sangat basah." Gu Sinjie menjawab pertanyaan Huang Mingxiang, menggantikan Xiao Muqing.
Huang Mingxiang menoleh ke arah Gu Sinjie. "Sungguh? Di mana wanita itu sekarang?" tanya Huang Mingxiang cemas.
"Tidak perlu khawatir, Wangfei. Saat ini Yui tengah beristirahat di rumahnya. Wangye memberikan hari libur tak terbatas sampai seluruh luka di tubuhnya sembuh. Setelah itu, dia akan kembali bekerja seperti biasa," jawab Gu Sinjie lagi.
Huang Mingxiang menghela napas lega, syukurlah. Dia takut Yui kenapa-kenapa karenanya.
"Wangfei." Baili Ruyi memanggil Huang Mingxiang, membuat wanita itu menoleh lagi ke arahnya.
"Ada apa, Nona Baili?" tanya Huang Mingxiang ramah sambil menuangkan teh hangat ke cangkir Xiao Muqing yang telah kosong.
"Saat sedang bermain-main di Xiao Wangfu, saya tidak sengaja melihat Tuan Muda Rong kemari memberikan--" Belum selesai Baili Ruyi bicara, Huang Mingxiang dengan cepat memotong. Takut jika mereka semua salah paham.
"Oh, kemarin aku sempat dikejar para pembunuh ganas. Kebetulan Tuan Muda Rong ada di sana dan membantuku, dia kemari karena ingin mengembalikan tusuk rambut emas milikku yang hilang karena kejadian kemarin. Soal gambar kain bungkusannya, Su Mama berkata bahwa dia tidak mempunyai pilihan lain karena stok kain di toko-toko telah habis, hanya tersisa gambar itu yang paling banyak. Mengingat besok adalah hari kasih sayang."
Baili Ruyi mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, seperti itu. Tetapi Wangfei, apakah anda tahu Tuan Muda Rong sudah memiliki seorang kekasih atau belum?" Nada bicara Baili Ruyi berubah genit, Gu Sinjie yang mendengar ini segera menatap jijik ke arah Baili Ruyi.
"Sadar diri. Pria itu adalah Tuan Muda Rong, pewaris tunggal keluarga Rong, merupakan adik laki-laki sematawayangnya Huanghou. Dia sangat cerdas, wawasannya pun luar biasa luas karena sering bolak-balik keluar ibu kota menuju negara Barat. Sedangkan kamu? Hanya wanita kasar yang tidak tahu sopan santun!" Semprot Gu Sinjie, dia puas memaki Baili Ruyi.
Baili Ruyi mendengus kesal, menunjuk wajah Gu Sinjie menggunakan jari telunjuknya. "Kamu benar-benar pria bermulut wanita! Tch! Setidaknya aku adalah putri dari pemilik perguruan bela diri terbesar di Kekaisaran. Menikah dengannya akan menguntungkan dirinya sendiri karena mendapatkan bantuan dari perguruan milik ayahku!"
Melihat mereka berdua berdebat, Huang Mingxiang mulai khawatir jika Xiao Muqing kembali marah. Oleh karena itu, dia berusaha melerai perdebatan mereka berdua.
"Tidak ada, Nona Baili. Saya tidak pernah mendengar dia dekat dengan wanita karena kepulangannya yang hanya dua tahun sekali. Ah ... tidakkah sebaiknya kalian menarik kursi baru? Agar lebih nyaman mengobrol bersama."
Baili Ruyi mengangguk, sedangkan Gu Sinjie dengan cepat mencari dua kursi baru. Walaupun mereka baru saja berdebat, tetapi tidak lepas dari tetap perhatian satu sama lain.
"Tetapi ... saya pernah mendengar Tuan Muda Rong sempat melakukan rencana pertunangan dengan wanita bangsawan di Kekaisaran ini. Saya tidak tahu siapa nona bangsawan itu, sudah lama sekali mendengar gosip ini," ujar Baili Ruyi.
Huang Mingxiang terdiam, sedangkan Gu Sinjie hampir tersedak dengan udara kosong, lalu Xiao Muqing? Pria itu tetap fokus membaca bukunya.
Ah ... Baili Ruyi membuatnya mengingat rencana pertunangannya dengan Rong Wangxia dua tahun lalu. Walaupun sempat membuat rencana pertunangan seperti ini, dirinya hanya pernah bertemu dengan Rong Wangxia sekali, setelah itu tidak pernah melihat pria itu muncul lagi. Maka dari itu kemarin dia tidak mengenali Rong Wangxia, begitu juga sebaliknya.
Huang Mingxiang sudah sangat melupakan rencana perjanjian itu, bahkan sudah menganggap rencana itu tidak pernah ada. Ayahnya tidak pernah mengungkit rencana pertunangan itu padanya setelah Rong Wangxia pergi ke negara Barat, sehingga saat Huangtaihou menariknya ke acara pemilihan Guifei, Huang Mingxiang tidak mundur. Sepertinya kemarin pria itu juga tidak tahu jika wanita yang dia selamatkan adalah Huang Mingxiang.
"Saya hanya tahu marga nona bangsawan itu sama seperti anda, marga keluarga Huang," sambung Baili Ruyi. Bertepatan dengan ini, kedua mata Xiao Muqing segera menatap Baili Ruyi, tidak lagi membaca buku.
"Apa itu adalah Jiejie anda, Wangfei?" tanya Baili Ruyi polos, dia masih tidak menyadari tatapan Xiao Muqing dan kode keras untuk berhenti bicara dari Gu Sinjie.
Huang Mingxiang menggeleng, bibirnya masih tersenyum. "Bukan."
Baili Ruyi mengerutkan keningnya dalam. "Bukan? Bukankah nona bangsawan keluarga Huang hanya ada dua orang? Bukankah itu berarti ...." Mata Baili Ruyi terbelalak di akhir kalimat, mulutnya terbuka dan menatap Huang Mingxiang.
"Anda?" tanya Baili Ruyi, untuk mengeluarkan satu kata dari tenggorokannya saat ini terasa susah. Tenggorokannya terasa tercekat, ditambah saat dia menyadari tatapan mata Xiao Muqing.
Xiao Muqing menutup bukunya, lalu menatap Huang Mingxiang. Raut wajahnya datar. "Kamu berkata belum pernah bertemu dengannya, namun ternyata kamu adalah mantan tunangannya?"
Kedua mata Huang Mingxiang terbelalak, lalu menggeleng cepat. "Tidak-tidak, kami belum resmi bertunangan. Hanya rencana kecil, tidak berarti apa-apa."
Xiao Muqing diam, tidak mengatakan apa pun. Kemudian dia kembali membuka bukunya dan fokus membaca, raut wajahnya terlihat seperti tidak peduli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
zylla
kayaknya Ruyi sama Gu Sinji ini jodoh
2024-11-30
0
Ida Blado
sebenernya ayahnya mingxiang jg salah sih ya,ada janji dgn org lain knp hrs menerima undangan pemilihan selir.kn selir lho bkn permeisuri,,,, untuk apa coba
2023-04-09
1
Shai'er
yakin nih, gak perduli, banyak lho yang ngincer janda Huang Mingxiang🤭🤭🤭
2023-04-06
0