Istri Kesayangan Xiao Wangye
"Masih belum puas kah kakak menjatuhkanku?" Huang Mingxiang menatap dingin kakak perempuannya Huang Liyue setelah berikutnya dia merasa jantungnya jutaan kali berdegup kencang sampai terasa ingin meledak.
Huang Liyue menatap dingin cangkir yang ada di meja. Cangkir itu berisi teh hijau yang telah dicampur rata oleh racun untuk membunuh adiknya sendiri, Huang Mingxiang.
"Aku sudah keluar dari pemilihan itu, lalu ... aku juga sudah--" Saat Huang Mingxiang sedang berbicara dengan kondisi tubuh lemas, Huang Liyue dengan cepat memotong,"Sejatuh apa pun dirimu, itu akan tetap menjadi batu penghalang diriku."
Huang Mingxiang menggertakkan giginya, lalu berusaha meraih cangkir yang ada di atas meja, lalu menatap Huang Liyue dengan mata berkaca-kaca. Dengan penuh tekad dan amarah dendam, Huang Mingxiang berkata,"Aku akan mempercepat kematianku, lalu membuat kau membayar ini semu. Ini sumpahku!"
Gluk!
Huang Mingxiang meminum teh hijau yang tersisa, kemudian perlahan tubuh dan napasnya terasa berat. Sebelum menutup mata, pemandangan terakhir yang dia lihat adalah Huang Liyue yang tengah tersenyum puas.
****
Petir besar tiba-tiba muncul di tengah-tengah ibu kota Kekaisaran, ada jiwa penuh dendam yang tanpa disadari kini masuk ke wilayah mereka.
Saat membuka matanya, Huang Mingxiang tiba-tiba mendapati dirinya tengah berlutut menghadap Kasim Kaisar. Baju yang dia pakai bukan lagi baju pengantin, tetapi baju yang ia kenakan saat menerima dekrit pernikahan dengan Xiao Wangye.
"Dengan ini, Huang Junzhu yang merupakan Nona kedua keluarga Huang, diberikan anugerah menjadi menantu kekaisaran dengan gelar Xiao Wangfei dan akan menjadi istri dari Xiao Wangye yang terhormat."
Kasim Kaisar membacakan dekrit Huanghou yang telah disetujui Kaisar di hadapan seluruh peserta pemilihan Selir dan para keluarga bangsawan lainnya yang berada di sana untuk menyaksikan.
Huang Mingxiang masih mematung di posisi berlututnya saat mendengar dekrit kekaisaran. Bisik-bisik mengenai dirinya pun mulai terdengar jelas, membuat tatapan hangat dan cerita Huang Mingxiang mendingin.
Huang Mingxiang menegakkan kepalanya, kemudian menoleh dan menatap kakaknya yang tersenyum ke arahnya. Huang Mingxiang tersenyum pahit, rasa sakit dan kecewa itu kembali muncul. Saat ini dia sudah paham kondisinya, dirinya telah mengalami transmigrasi ke waktu sebelum dia mati diracun oleh kakaknya sebelum berangkat ke Xiao Wangfu.
"Huang Junzhu, ulurkan tangan dan ambil dekrit ini." Kasim Kaisar mengingatkannya, membuat Huang Mingxiang beralih menatap sang Kasim dan mulai beranjak mengulurkan tangan dengan kepala tertunduk.
Begitu dekrit telah sampai di genggamannya, dengan resmi Huang Mingxiang akan menikah besok. Impiannya, usahanya, kerja kerasnya, segalanya telah hancur. Huang Mingxiang hanya merasa kesepian dan dingin saat ini, hatinya mendadak mati. Kakak perempuan yang dia anggap sebagai saudara sehidup semati walaupun mereka adalah saudara tiri, tetapi malah rela mendepaknya dari pemilihan Selir kekaisaran dengan cara keji seperti ini.
"Selamat, Huang Junzhu. Anda akan menjadi menantu Kekaisaran Timur yang hebat ini." Salah satu nona keluarga bangsawan yang mengikuti pemilihan Selir memberikan pujian duri di dalam daging.
"Mingxiang ...." Kepala keluarga Huang, Huang Dajie, ayah dari Huang Mingxiang dan kakaknya Huang Liyue, pingsan begitu mendengar dekrit yang diberikan kepada putrinya.
"Astaga! Tuan besar Huang pingsan! Panggil tabib!"
"Tabib di mana?!"
"Segera bawa Tuan besar Huang ke dalam ruangan!"
Huang Mingxiang menatap ayahnya yang pingsan, dia tidak bisa melakukan apa pun. Huang Mingxiang berdiri begitu Kasim Kaisar telah pergi, setelah itu dia berjalan melewati Huang Liyue dan berdiri tepat di sampingnya.
"Kenapa Jiejie melakukan ini padaku?" Mata Huang Mingxiang masih dingin, dia berbicara dengan terus menatap lurus ke depan, tidak menatap Huang Liyue. Ini adalah hal yang ia lakukan dulu, kali ini dia ingin melakukannya lagi, berharap kakaknya menjawab dengan jawaban yang berbeda.
"Apa yang Meimei maksud? Bukankah kejahatan harus dipertanggungjawabkan?" balas Huang Liyue, bibirnya tersenyum tenang.
Huang Mingxiang mengeratkan cengkeramannya di dekrit kekaisaran yang dia terima barusan. Menjijikan. Bagaimana mungkin kakaknya masih bisa berakting sesantai ini setelah memfitnah dan menjatuhkan nama adiknya sendiri?! Ternyata tidak ada yang berubah dari Huang Liyue, kalau begitu ... Huang Mingxiang tidak akan segan.
Huang Mingxiang menarik napas dalam, kemudian melirik tajam Huang Liyue. "Benar. Hukuman menjadi Wangfei kekaisaran, sepertinya tidak buruk juga. Aku akan menjadi istri sah, menantu sah kekaisaran ini. Terima kasih, Jiejie. Karenamu aku jadi tidak perlu susah payah menjadi menantu Kekaisaran." Setelah itu Huang Mingxiang berlalu pergi meninggalkan Huang Liyue tanpa melihat reaksi wanita itu lebih dulu atas kata-katanya.
Sementara itu di kediaman mewah kedua setelah Istana Kekaisaran, pria berwajah dingin tak tersentuh itu menatap tajam ke arah perkarangan halaman belakangnya.
"Wangye, apa perlu kita mengambil tindakan?" Gu Sinjie, pengawal sekaligus tangan kanan Xiao Muqing, berdiri di belakang Xiao Muqing sambil membisikkan sesuatu.
Xiao Muqing, melirik Gu Sinji dingin dengan singkat dan menggeleng. "Tidak perlu. Wanita itu akan membunuh dirinya sendiri. Lagi pula, orang-orang Istana memang benar-benar suka seenaknya."
Gu Sinji mengangguk setuju, kemudian menjawab,"Baik, Wangye."
****
Keesokan harinya pernikahan Huang Mingxiang dan Xiao Muqing pun segera dilaksanakan. Huang Mingxiang kini menolak kedatangan kakaknya terang-terangan, hal ini tentu membuat ayah dan para pelayan bingung. Tetapi, demi nyawanya, Huang Mingxiang tidak akan membiarkan Huang Liyue muncul di hadapannya. Kali ini Huang Mingxiang ingin pernikahannya berjalan lancar.
Sedangkan itu Huangtaihou, tidak bisa berhenti menangis lemas saat mutiara di telapak tangan, keponakan yang paling dia sayangi akan menikah dengan seorang Wangye cacat yang lumpuh. Hati Huangtaihou sama sekali tidak rela membiarkannya, tetapi dirinya sendiri pun tidak bisa berbuat apa pun karena Kaisar, anaknya sendiri telah membuat keputusan tanpa membicarakannya lebih dulu dengan dirinya.
"Dengar, Xiang'er. Kamu sampai kapanpun adalah keponakan Aija, jadi jangan ragu dan sungkan jika kamu menginginkan sesuatu dari Aija. Maafkan Aija ...."
Huangtaihou sampai datang sendiri ke Huang Fu untuk melepas kepergiannya. Hal ini pun membuat hati Huang Mingxiang melembut setelah semalaman dingin.
Huang Mingxiang menghapus lembut air mata yang membasahi kedua pipi bibi-nya. "Bibi, anda tidak boleh menangis. Bukankah hari ini adalah hari pernikahan Mingxiang? Anda harus percaya, bahwa Mingxiang akan bahagia."
"Tetapi, dia ... Muqing ...." Huangtaihou masih sangat mengkhawatirkan Xiao Mingxiang.
Xiao Mingxiang menggelengkan kepalanya. "Mingxiang yakin, Xiao Wangye adalah orang yang baik. Terlepas dari fisiknya, Mingxiang akan berusaha berbakti menjadi istri yang baik dan berusaha berbahagia dengan hal-hal kecil yang patut disyukuri."
Setelah mengatakan itu, Huang Mingxiang segera naik ke atas kereta tandu pengantinnya yang berwarna merah. Tangisan Huangtaihou semakin pecah, hatinya benar-benar tidak rela dan menyayangi putri dari mendiang adiknya.
Ibu Huang Mingxiang adalah adik kandung dari Huangtaihou, namun sayang adiknya memiliki nasib yang kurang beruntung karena cinta. Ibu Huang Mingxiang saat itu lebih memilih menjadi selir Huang Dajie dari pada menjadi istri utama dari pria keluarga bangsawan lain.
Saat berusaha melahirkan Huang Mingxiang, nyawanya gagal diselamatkan karena pendarahan yang sangat besar. Hal ini membuat Huangtaihou terpukul, bahkan Huangtaihou rela ikut masa hari berkabung, puasa dari makan-makanan dengan kaya rasa. Hanya memakan roti tawar dan air putih hangat setiap harinya selama dua Minggu.
Sayang sekali ... padahal jika adiknya memilih pria lain selain Huang Dajie, adiknya mungkin sudah menjadi menantu kekaisaran sama sepertinya. Dia akan menikahi pangeran kekaisaran lainnya, karena memang saat itu banyak sekali lamaran dari beberapa adik suaminya yang mengirim lamaran pada adiknya. Tetapi, semua itu ditolak mentah-mentah dan lebih memilih menjadi selir biasa dari seorang bangsawan, bukan keluarga kekaisaran.
Walaupun keluarga Huang juga merupakan keluarga yang terpandang dan tersohor di kekaisaran, tetapi selir bangsawan tetaplah selir. Bahkan adiknya masih harus tetap membungkuk jika bertemu dengan pelayan pribadi para anggota keluarga kekaisaran. Menyedihkan.
Kembali ke Huang Mingxiang. Dia diam di kereta, memikirkan banyak hal di kepalanya. Ada sekitar hampir satu jam Huang Mingxiang berada di dalam tandu pengantin. Letak Xiao Wangfu memang tidak terlalu jauh dari Istana Kekaisaran, tetapi juga tidak bisa dibilang sangat dekat. Jadi, Huang Mingxiang masih bisa melihat kesibukan orang-orang yang keluar masuk Istana Kekaisaran.
Tandu dan arak-arakan tiba-tiba berhenti, Huang Mingxiang bertaruh bahwa dia telah sampai di depan Xiao Wangfu. Dia tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya, menunggu tandunya dibuka oleh calon suaminya sendiri.
Lima belas menit dia menunggu, tak ada satu pun yang membukakan pintu tandu untuknya, membuat Huang Mingxiang menggerutu di dalam hati.
Tetapi, tak lama pintu tandunya diketuk oleh seseorang dari luar.
"Selamat datang, Huang Jun-- maaf, maksud saya Xiao Wangfei. Perkenalkan, saya Gu Sinjie, selalu tangan kanan Xiao Wangye. Wangfei, kaki Wangye saat ini sedang tidak sehat dan sedikit bertambah parah, karena hal itulah yang mulia tidak bisa kemari dan membukakan pintu tandu pengantin secara langsung."
Huang Mingxiang yang mendengar ini menaikkan alis kirinya. Lalu? Dia harus membuka pintu tandunya sendiri? Itu gila.
Huang Mingxiang menghela napas untuk melepaskan seluruh rasa penatnya, kemudian menjawab,"Saya mengerti, Tuan Gu. Lalu apa yang harus saya lakukan? Membuka pintu tandu pernikahan saya sendiri? Katakan pada Wangye, bahwa aku tidak akan keluar sebelum yang mulia membukakan pintu tandu ini dengan tangannya sendiri."
Gu Sinjie tertegun mendengar ini, dia tidak menyangka Huang Mingxiang berani menjawab dengan kalimat berani seperti itu. Gu Sinjie terbatuk kecil, kemudian membalas,"Wangfei, mohon pengertiannya. Wangye saat ini benar-benar tidak dapat beranjak dari tempat tidur karena kakinya. Sekedar pindah ke kursi roda pun sulit."
Huang Mingxiang tersenyum tipis, baiklah ... sepertinya suaminya benar-benar tidak dapat membukakan pintu tandu untuknya. Awalnya dia pikir itu hanya alasan yang dibuat-buat. Walaupun Xiao Muqing saat ini terkenal dengan kaki lumpuhnya sehingga mendapat empati dari banyak orang, tetapi sebelumnya dia adalah seorang Wangye yang memimpin ratusan ribu tentara di Medan perang dengan watak keras yang dingin. Siapa tahu pria itu juga tidak menyetujui. Keputusan pernikahan ini, jadi dia membuat alasan agar tidak menemuinya.
Gu Sinjie mundur selangkah saat melihat pintu tandu pengantin terbuka. Huang Mingxiang keluar dari tandu, masih dengan penutup wajah pengantin merah miliknya. Matanya menatap Gu Sinjie dari balik kain tersebut dan berkata,"Bawa aku untuk menemui Wangye."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Dea M P 💞⚘🌷🌷⚘💞
hooh jd cwe oon kurang sekilo😒😒
jd selingan doyan, huhhh
2023-05-25
1
Dea M P 💞⚘🌷🌷⚘💞
salah sendiri tuh mati, jd selir yg di mau, yg istri sah malah ga mau😒
payah, bego, lolo, buyan cungg😎
jd selingan doyan🙄
2023-05-25
0
Dea M P 💞⚘🌷🌷⚘💞
jadi calon selir aja lu bangga nenk..
payah😂😂
ya jelas lu didepak, siapa jg yg ada mau saingan, huhhh
2023-05-25
1